Share

Jangan Gegabah

“Pak Johan tenang dulu, akan saya ceritakan apa yang terjadi.” Pak Kades membantuku untuk menyampaikan berita ini.

Bang Jo menarik nafas panjang dan ia pun duduk di sofa.

“Pak Johan, Angga kabur dari pesantren karena sudah tidak betah disana. Ia sering di-bully teman-temannya. Tadi Mbak Nova menelpon saya untuk menemani ke kantor polisi kemudian ke puskesmas. Saya pergi bersama dengan Pak Azis supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.” Pak Kades menjelaskan.

“Angga dibully? Kenapa? Kamu melakukan kesalahan apa?” Nafas Bang Jo tampak tersengal-sengal mungkin karena syok.

“Ada apa ini? Angga kok kamu pulang?” Tiba-tiba terdengar suara Bapak yang masuk ke ruang tamu. Kami semua menoleh ke arah Bapak. Bapak mendekati Angga dan mengelus kepala Angga.

“Aww.” Angga spontan merintih ketika Bapak tanpa sengaja menyenggolnya.

“Kenapa, Ngga?” Bapak mengernyitkan dahi.

Pak kades menjelaskan apa yang terjadi. Angga menunduk dan sesekali kulihat menyeka air matanya. Mata Bapak tampak berkaca-kaca.

บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

Related chapter

Latest chapter

DMCA.com Protection Status