Ari menyodorkan jaketnya, meminta Jennie memakainya, dan menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke rumah.
“Ini sudah senja, sebentar lagi malam, tidak baik jika kau pulang sendirian!” tutur Ari.
Di perjalanan, Jennie terus mendekap tubuh Ari erat-erat, membenamkan wajahnya di punggung gadis itu.
Bagi Ari itu hanya biasa saja, lagi pula, dilihat dari segi umur Jennie lebih muda darinya, lebih tepatnya seperti adik bagi Ari.
“Ini rumahmu?”
“Heem,” jawab Jennie dengan anggukan.
“Ya sudah, aku pergi dulu,” pamit Ari.
Sampai tangan Jennie menghentikan pergerakan Ari untuk pergi.
Dengan cepat Jennie mencium pipi kiri Ari singkat, kemudian tersenyum dan berterima kasih.
“Setelah ini kau akan pergi ke mana?”
“kurasa aku tidak perlu menjelaskannya,” tukas Ari singkat.
Dengan cepat Ari mengencangkan helm nya dan melaju ke jalan besar.
Murid pertukaran pelajar itu termasuk beruntung, mendapatkan fasilitas terbaik dari perguruan tinggi selama mereka tinggal di sini.
Semoga apa yang terjadi kepada Jennie tidak sampai terdengar di telinga para guru.
*****
“Ari! Dipanggil menghadap ke ruangan, sekarang!”
Tanpa satu kata pun, Ari berjalan mengikuti langkah seorang dosen di hadapannya. Tidak lupa dengan tatapan para murid satu kelas yang terkejut atas apa yang terjadi dengan Ari. Tidak biasanya gadis itu dipanggil ke ruangan.
Brakk!!
Dekan marah besar dan membanting beberapa laporan di atas meja, jelas tertera di sana jika Ari sudah membuat murid SMA Taruna babak belur.
Itu diperkuat atas laporan yang diberikan salah satu mahasiswa yang kebetulan saat itu melewati daerah itu dan merekayasa kejadian juga membuat isi video seolah Ari yang salah di dalam perkara ini.
Ari hanya bisa menarik napas, sesuai dugaannya, untungnya percakapan dirinya mengenai identitas K tidak tertera di dalam video itu. Tapi ulah siapa ini?
Anehnya sejak tadi dua dosen yang juga berada di ruangan itu bersama dekan, sama sekali tidak mengatakan apa pun siapa yang memberikan video itu.
Pasti ini salah satu cara baru yang telah dipersiapkan untuk menjatuhkan nama baik Ari dan akan membuat dirinya di coreng dalam kandidat murid dengan predikat tertinggi.
Jika ayah sampai mengetahui semua ini, tamat sudah. Rencana untuk memindahkan Ari melanjutkan pendidikan di Inggris bisa saja terjadi.
Terlihat para murid banyak yang mengintip di depan pintu kaca saat dekan berteriak kencang meminta penjelasan dari Ari.
“Lalu aku harus apa, Pak?”
“Kamu tahu kan kesalahan kamu apa?!”
“Saya bahkan tidak tahu di mana letak kesalahannya,” keluh Ari.
“Dasar payah! Bukankah sudah jelas dari semua bukti yang mengarah padamu! Lihatlah video itu, kamu bukan!?”
Ari hanya bisa merasakan kepalanya yang semakin sakit, setelah semua kerja kerasnya mengangkat nama baik Universitas, satu kesalahan menghilangkan seluruh rasa percaya dari seluruh dosen.
Manusia benar-benar munafik, satu kain putih lebar yang ditetesi setetes tinta, tapi pandangan mereka semua mengarah pada noda tinta.
Sampai satu murid yang suaranya sudah tidak asing bagi Ari datang dan membentak dekan tepat di hadapannya. Kemudian berdiri di samping Ari yang saat itu sudah kesal, lagi pula berjuang untuk terlihat benar pun percuma. Apalagi semua bukti sudah menuduh dirinya.
“Maaf, Pak! Saya memang baru saja datang kemari, akan tetapi saya tahu benar seperti apa Ari, dan seharusnya para dosen di sini juga sudah tahu bagaimana Ari. Lalu, apakah semua ini, akan membuat kalian semua membencinya!?”
“Dengar, Nak! Ini urusan saya dengan Ari, akan lebih baik jika kamu keluar dulu!”
“Tidak, Pak! Karena sayalah orang yang saat kejadian itu menjadi korban! Dan Ari adalah seseorang yang membantu saya, kalau bukan karena Ari, saya akan Kehilangan bagian penting dari tubuh saya, itu yang perlu Bapak tahu!”
“Maksudnya apa?”
Jennie segera menjelaskan seluruh kejadian secara detail, sempat di tentang, akan tetapi dirinya mengorbankan nama baiknya sebagai murid pertukaran pelajar, nama sekolahnya bisa dikorbankan.
Mendengar penuturan itu, pihak sekolah segera mencari kebenaran dari isi dalam video itu, hingga mengundang tiga murid yang hampir bertindak tidak senonoh terhadap Jennie.
Setelah ini SMA itu akan mendapatkan teguran atas tindakan murid yang dimilikinya.
Dengan cepat Ari diizinkan keluar dari ruangan, meninggalkan para murid yang menatapnya penuh tanya.
Ari segera menuju mejanya di dalam kelas, masih setia diikuti oleh Jennie, dan itu menyita perhatian semua laki-laki, berpikir jika bisa mendekati Ari itu mungkin bisa membantu mereka mendekati Jennie.
“Untuk apa kau mengikuti diriku?”
Dengan cepat Jennie memeluk pinggang Ari, seperti seorang adik atau memang seseorang yang bersikap manja.
“Maaf, ya! Karena aku_”
“Tidak masalah! Mungkin sekarang kau bisa kembali ke kelasmu, kelasku untuk hari ini sudah selesai, aku harus pulang,” jelas Ari.
“Aku ikut!” seri Jennie.
Membuat pandangan Ari mengarah kepada Jennie tiba-tiba. Berpikir kenapa gadis di hadapannya tiba-tiba ingin selalu mengandalkan Ari, ingin selalu mengikuti Ari ke mana pun.
Mereka berdua turun dari ruang kelas di gedung jurusan komputer, ya! Ari murid dari jurusan komputer. Jangan lupakan juga jurusan bahasa, begitu pula jurusan sastra. Ketiganya langsung digeluti oleh Ari dalam kurun waktu hampir bersamaan.
“Untuk apa kau ingin mengikuti diriku?”
“Tidak masalah kan jika aku datang berkunjung ke rumahmu?”
“Haha ... Kamu, ingin berkunjung?”
Tanpa disadari mereka berdua, tatapan hangat, khawatir juga lega karena tuduhan terhadap Ari tidak benar, sudah mengawasi keduanya dari jarak agak jauh. Dan benar! Itu, Biruni Abimahya.
Bersambung ...
Duarrr!!Petir menyambar, dengan hebat di detik berikutnya terdengar tangisan bayi, dari ruangan di salah satu rumah megah bak istana di kawasan perumahan elite paling utama.“Dia sudah lahir?”“Sudah, Tuan!” ucap salah satu suster yang ikut menangani proses tersebut.Di sisi lain ...“Di keluarga mana reinkarnasi pangeran Aji Saka Dewandaru dilahirkan?”“Di sana, di keluarga itu!” tunjuk salah satu pengawas langit.Sesuai kutukan yang telah di jatuhkan kepada pangeran, maka reinkarnasi itu, akan memiliki takdir menjadi pelindung dari reinkarnasi putri Liudra. Itu pun dengan jenis kelamin perempuan.“Pastikan jika kehidupan kali ini, gadis itu tidak akan mudah berbahagia, selagi masih ada abdi untuk melindungi, maka dirinya akan selamat. Pastikan juga tercatat dengan jelas gadis itu tidak bisa memiliki takdir mencintai seseorang hingga ke persatuan terindah!” ucap Ruth
Dewa penguasa waktu tiba-tiba muncul, dengan sebuah kilat dan cahaya yang bahkan bisa merusak penglihatan jika sedikit saja menatap dalam waktu beberapa detik dengan mata kosong.“Salam, dewa!”“Terima hormatku, dewa!”“Kalian sedang memperdebatkan apa?”Cerita dan kejadian yang terjadi di masa pemerintahan raja Bayu Dewandaru di jelaskan satu-persatu.Begitu pula kutukan yang harus di terima oleh reinkarnasi berikutnya dari tubuh pangeran Aji Saka Dewandaru, yang dikenal selalu bersikap angkuh dan enggan untuk menjaga hati ibunya sendiri. Suatu ketika Dewi Api turun ke bumi dan menjelma menjadi putri Liudra, berusaha merubah kepribadian buruk pangeran Aji Saka, karena Dewi itu tahu, Aji Saka tidak seburuk yang orang-orang tahu. Atau lebih tepatnya, Dewi sudah jatuh cinta kepada manusia biasa, yakni Aji saka.Itu bertentangan dengan hukum langit, Dewi dihukum dan harus menjalani kehidupan sebagai manusia,
Arya, lelaki itu sudah lama di kirim untuk tugas di luar kota, anggaplah pelatihan dan tidak pernah sekalipun mencoba menghubungi Ari, entah untuk alasan apa. Akan tetapi hari ini, bertepatan pula dengan acara liburan ke villa, juga Arya yang baru saja kembali dari urusannya datang. Dan dengan akses yang Arya miliki di universitas membuatnya yang adalah mahasiswa jurusan hukum bisa ikut bergabung dengan para murid di jurusan teknologi _kelas Ari_Lelaki itu mencari keberadaan Ari, dipanggilnya dari jauh saat mengetahui gadis itu berada tidak jauh dari posisinya.“Ari, sayang!”Ari sadar suara memuakkan siapa yang baru saja menyebutkan namanya, dan dengan gerakan yang tidak di sadari, Jennie berdiri tepat di hadapan Ari sesaat ketika Arya ingin menarik lengan Ari.Plakkk“Jangan berani-berani kamu menyentuh, Ari!” seru Jennie yang entah datang dari mana, dan langsung melancarkan sebuah tamparan keras kepada Arya.&ldqu
“Ari!” sapa Jennie dari belakang.“Dari mana kamu tahu tentang Arya dan apa yang telah dia lakukan?” desak Ari tiba-tiba.Aneh jika murid baru bisa mengetahui sesuatu yang bahkan belum pernah sekalipun Ari ceritakan kepada orang lain.“I-itu, dari ...”Mampus Jennie terpojok, bagaimana caranya menjelaskan semua ini kepada Ari, apalagi dirinya sudah berjanji kepada lelaki itu untuk tidak memberi tahu Ari apa pun yang terjadi.“Sudahlah, lupakan! Apa pun itu, aku hanya ingin kamu merahasiakan semuanya, sekarang pergilah!”“Kau mengusirku?” keluh Jennie.“Mungkin,”‘Ish, dingin sekali dia!’ batin Jennie kesal.Jennie merajuk dan melangkah perlahan, tentu dengan raut wajah kesal, berharap tiba-tiba Ari akan memanggil dan menghentikan dirinya, sungguh Jennie ingin sekali mendapatkan perhatian lebih dari sosok itu.Perlahan menolehkan wa
“Hai! Nama kamu, Ari, ya?” tanya seorang lelaki muda yang Ari tahu adalah salah satu mahasiswa jurusan hukum.Lelaki itu bertanya sambil mengikuti langkah Ari dengan menaiki motornya tanpa menyalakan mesin. Menunjukkan senyum, seolah memang keduanya sudah saling mengenal.Ari hanya tersenyum, mempercepat langkah yang terus-menerus diikuti lagi dan lagi oleh Arya.Sebelum akhirnya Ari menyerah dan menghentikan langkah kaki lalu bertanya apa tujuan Arya.“Jika boleh tahu, adakah yang bisa saya bantu?”“Emm ... tentu saja ada, tapi tidak sekarang. Tunggu sampai jam makan siang nanti, aku akan melakukan sesuatu sesuai dengan feeling ku,” ujarnya berkata dengan senyuman manis.Tidak butuh waktu lama, jam makan siang tiba, di tengah-tengah lapangan olahraga, Arya berdiri. Membuat kerumunan banyak mahasiswa dan mahasiswi di sana, entah apa yang laki-laki itu coba katakan.Sampai Ari mencoba melihat sedikit
“Hei, kau! Yang disana!” bentak seseorang di belakang Ari.Salah, bukan Ari yang saat itu dimaksud.Terlihat seorang lelaki datang menghampiri Biru yang saat itu berada di belakangnya agak jauh.“Bagaimana kabarmu, kawan?”“Jangan membentak ...!” jawab Biru sambil menepuk pundak temannya itu.Terdengar mereka berdua yang saling bercanda juga berbicara, mungkin itu dikarenakan lamanya waktu sampai akhirnya dapat bertemu kembali.Ari tersadar, untuk apa dirinya tetap berdiri terpaku di sana, ada hal yang lebih penting dari ini untuk segera ia lakukan.Sama seperti hari-hari biasanya, Ari melakukan setiap jadwal padatnya di kampus, lalu pulang kembali ke rumahnya dengan damai.Hari ini Ari memiliki jadwal untuk pulang lebih awal karena harus mengirim beberapa paket yang akan ia kirimkan kepada Kira. Sahabat baiknya dari negeri kincir angin.Tidak seperti para remaja pada umumnya, Ari lebi
“Ari!” sapa Jennie dari belakang.“Dari mana kamu tahu tentang Arya dan apa yang telah dia lakukan?” desak Ari tiba-tiba.Aneh jika murid baru bisa mengetahui sesuatu yang bahkan belum pernah sekalipun Ari ceritakan kepada orang lain.“I-itu, dari ...”Mampus Jennie terpojok, bagaimana caranya menjelaskan semua ini kepada Ari, apalagi dirinya sudah berjanji kepada lelaki itu untuk tidak memberi tahu Ari apa pun yang terjadi.“Sudahlah, lupakan! Apa pun itu, aku hanya ingin kamu merahasiakan semuanya, sekarang pergilah!”“Kau mengusirku?” keluh Jennie.“Mungkin,”‘Ish, dingin sekali dia!’ batin Jennie kesal.Jennie merajuk dan melangkah perlahan, tentu dengan raut wajah kesal, berharap tiba-tiba Ari akan memanggil dan menghentikan dirinya, sungguh Jennie ingin sekali mendapatkan perhatian lebih dari sosok itu.Perlahan menolehkan wa
Arya, lelaki itu sudah lama di kirim untuk tugas di luar kota, anggaplah pelatihan dan tidak pernah sekalipun mencoba menghubungi Ari, entah untuk alasan apa. Akan tetapi hari ini, bertepatan pula dengan acara liburan ke villa, juga Arya yang baru saja kembali dari urusannya datang. Dan dengan akses yang Arya miliki di universitas membuatnya yang adalah mahasiswa jurusan hukum bisa ikut bergabung dengan para murid di jurusan teknologi _kelas Ari_Lelaki itu mencari keberadaan Ari, dipanggilnya dari jauh saat mengetahui gadis itu berada tidak jauh dari posisinya.“Ari, sayang!”Ari sadar suara memuakkan siapa yang baru saja menyebutkan namanya, dan dengan gerakan yang tidak di sadari, Jennie berdiri tepat di hadapan Ari sesaat ketika Arya ingin menarik lengan Ari.Plakkk“Jangan berani-berani kamu menyentuh, Ari!” seru Jennie yang entah datang dari mana, dan langsung melancarkan sebuah tamparan keras kepada Arya.&ldqu
Dewa penguasa waktu tiba-tiba muncul, dengan sebuah kilat dan cahaya yang bahkan bisa merusak penglihatan jika sedikit saja menatap dalam waktu beberapa detik dengan mata kosong.“Salam, dewa!”“Terima hormatku, dewa!”“Kalian sedang memperdebatkan apa?”Cerita dan kejadian yang terjadi di masa pemerintahan raja Bayu Dewandaru di jelaskan satu-persatu.Begitu pula kutukan yang harus di terima oleh reinkarnasi berikutnya dari tubuh pangeran Aji Saka Dewandaru, yang dikenal selalu bersikap angkuh dan enggan untuk menjaga hati ibunya sendiri. Suatu ketika Dewi Api turun ke bumi dan menjelma menjadi putri Liudra, berusaha merubah kepribadian buruk pangeran Aji Saka, karena Dewi itu tahu, Aji Saka tidak seburuk yang orang-orang tahu. Atau lebih tepatnya, Dewi sudah jatuh cinta kepada manusia biasa, yakni Aji saka.Itu bertentangan dengan hukum langit, Dewi dihukum dan harus menjalani kehidupan sebagai manusia,
Duarrr!!Petir menyambar, dengan hebat di detik berikutnya terdengar tangisan bayi, dari ruangan di salah satu rumah megah bak istana di kawasan perumahan elite paling utama.“Dia sudah lahir?”“Sudah, Tuan!” ucap salah satu suster yang ikut menangani proses tersebut.Di sisi lain ...“Di keluarga mana reinkarnasi pangeran Aji Saka Dewandaru dilahirkan?”“Di sana, di keluarga itu!” tunjuk salah satu pengawas langit.Sesuai kutukan yang telah di jatuhkan kepada pangeran, maka reinkarnasi itu, akan memiliki takdir menjadi pelindung dari reinkarnasi putri Liudra. Itu pun dengan jenis kelamin perempuan.“Pastikan jika kehidupan kali ini, gadis itu tidak akan mudah berbahagia, selagi masih ada abdi untuk melindungi, maka dirinya akan selamat. Pastikan juga tercatat dengan jelas gadis itu tidak bisa memiliki takdir mencintai seseorang hingga ke persatuan terindah!” ucap Ruth
Ari menyodorkan jaketnya, meminta Jennie memakainya, dan menawarkan diri untuk mengantarnya sampai ke rumah.“Ini sudah senja, sebentar lagi malam, tidak baik jika kau pulang sendirian!” tutur Ari.Di perjalanan, Jennie terus mendekap tubuh Ari erat-erat, membenamkan wajahnya di punggung gadis itu.Bagi Ari itu hanya biasa saja, lagi pula, dilihat dari segi umur Jennie lebih muda darinya, lebih tepatnya seperti adik bagi Ari.“Ini rumahmu?”“Heem,” jawab Jennie dengan anggukan.“Ya sudah, aku pergi dulu,” pamit Ari.Sampai tangan Jennie menghentikan pergerakan Ari untuk pergi.Dengan cepat Jennie mencium pipi kiri Ari singkat, kemudian tersenyum dan berterima kasih.“Setelah ini kau akan pergi ke mana?”“kurasa aku tidak perlu menjelaskannya,” tukas Ari singkat.Dengan cepat Ari mengencangkan helm nya dan melaju ke jalan besar.M
“Hei, kau! Yang disana!” bentak seseorang di belakang Ari.Salah, bukan Ari yang saat itu dimaksud.Terlihat seorang lelaki datang menghampiri Biru yang saat itu berada di belakangnya agak jauh.“Bagaimana kabarmu, kawan?”“Jangan membentak ...!” jawab Biru sambil menepuk pundak temannya itu.Terdengar mereka berdua yang saling bercanda juga berbicara, mungkin itu dikarenakan lamanya waktu sampai akhirnya dapat bertemu kembali.Ari tersadar, untuk apa dirinya tetap berdiri terpaku di sana, ada hal yang lebih penting dari ini untuk segera ia lakukan.Sama seperti hari-hari biasanya, Ari melakukan setiap jadwal padatnya di kampus, lalu pulang kembali ke rumahnya dengan damai.Hari ini Ari memiliki jadwal untuk pulang lebih awal karena harus mengirim beberapa paket yang akan ia kirimkan kepada Kira. Sahabat baiknya dari negeri kincir angin.Tidak seperti para remaja pada umumnya, Ari lebi
“Hai! Nama kamu, Ari, ya?” tanya seorang lelaki muda yang Ari tahu adalah salah satu mahasiswa jurusan hukum.Lelaki itu bertanya sambil mengikuti langkah Ari dengan menaiki motornya tanpa menyalakan mesin. Menunjukkan senyum, seolah memang keduanya sudah saling mengenal.Ari hanya tersenyum, mempercepat langkah yang terus-menerus diikuti lagi dan lagi oleh Arya.Sebelum akhirnya Ari menyerah dan menghentikan langkah kaki lalu bertanya apa tujuan Arya.“Jika boleh tahu, adakah yang bisa saya bantu?”“Emm ... tentu saja ada, tapi tidak sekarang. Tunggu sampai jam makan siang nanti, aku akan melakukan sesuatu sesuai dengan feeling ku,” ujarnya berkata dengan senyuman manis.Tidak butuh waktu lama, jam makan siang tiba, di tengah-tengah lapangan olahraga, Arya berdiri. Membuat kerumunan banyak mahasiswa dan mahasiswi di sana, entah apa yang laki-laki itu coba katakan.Sampai Ari mencoba melihat sedikit