Share

311. Akal Bulus Ketahuan

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-13 03:05:24

Husein mengetuk pintu sebuah rumah minimalis. Tidak salah alamat. Di sanalah tempat tinggal Sinta sesuai dengan data yang ia dapatkan dari kantor. Sinta, tinggal sendirian di rumah yang baru dia beli itu. Orang tuanya ada di kampung. Begitu menurut keterangan yang Husein dapatkan dari Amir.

Ayolah buka pintunya. Husein tak sabar.

Pintu terbuka dan sesosok gadis menyembul keluar. Husein menatap wajah pucat yang tanpa make up. Rambutnya terurai sepanjang punggung. Ia terkejut melihat sang bos muncul di hadapannya.

“Aku ingin bicara sebentar.” Husein tegas tanpa berbasa- basi.

Sinta menatap gugup. Gadis itu lebih memilih menatap ke bawah dari pada harus bersitatap dengan matabosnya.

“Silakan masuk!” Sinta berjalan lebih dulu ke ruang tamu dan Husein mengikuti.

“Kedatanganku ke sini untuk menanyakan masalah kemarin.”

Sinta duduk di sofa, jauh dari Husein.

“Kau harus jujur, apa yang sudah terjadi antara kita? Tidak terjadi apa-apa waktu itu, kan?”

Sinta mematung. Wajahnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
nah kan.emang sinta ini ada niat jadi pelakor.tapi husein lebih baik dirimu segera memberitahu biba tentang apa yang terjadi dirimu dan sinta.sebelum biba mengetahuinya dari orang lain
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
husein, kenapa sinta g'langsung dirimu visum saja.takutnya nanti sinta mengaku-ngaku didepan biba bahwa dirinya telah diperkosa oleh husein dengan memanfaatkan amir yang menjadi saksi saat itu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   312. Kemesraan Pasutri

    “Beb!” Habiba memanggil baby sister.“Ya, Non!” Baby sitter tergopoh muncul memasuki kamar.“Tolong ajak Wafa.”“Baik, Non.” Baby sitter tersenyum menatap Wafa dan meraih tubuh bocah itu, sayangnya Wafa menjerit dan menolak. Tangannya berpegangan sangat kuat pada kursi. Tangan lainnya memegangi rok Habiba. Spertinya Wafa masih belum puas bermain dengan kursi ditemani oleh Habiba. Wafa bahkan merengek saat melihat muka Baby sitter. Memahami hal itu, Habiba tersenyum dan meminta Baby sitter meninggalkan kamar. Wafa sedang tidak ingin bermain dengan Baby sitter. Baiklah, Habiba mengalah. Ia melayani putrinya bermain penuh pengawasan.Sesekali Habiba menatap jam dinding, sudah pukul sepuluh malam, Husein belum pulang. Andai saja Husein ada di sisinya, pasti ia bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik. Sebab Husein lah yang akan mengambil alih tugas menjaga Wafa. Wafa tidak pernah menolak saat diajak oleh Husein. Wafa begitu dekat dengan papanya. Bahkan begitu melihat k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-13
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   313. Wanita Tak Asing

    "O ya, soal Irzan, aku sudah mencari tahu keberadaannya tapi belum ketemu, sepertinya dia sengaja menghindar. Begini rupanya ilmu yang dipraktikkan Irzan, suka menghilang- hilang saat dia melakukan kesalahan. Persis seperti kuntilanak.”Awas saja, Husein tidak akan melepaskan Irzan. Ia bahkan sudah memerintah Amir untuk mencari tahu keberadaan Irzan. Irzan sudah berani memfitnah Habiba, bahkan hampir melecehkannya. Dendam di dadanya terasa membara. "Kalau kamu menemukan Irzan, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Habiba."Aku ingin mematahkan tangannya."Habiba meremang membayangkannya. Namun wajar saja Husein sangat marah, suami mana yang tidak marah saat istrinya hampir dilecehkan. "Apakah tidak lebih baik dia dibawa ke jalur hukum saja?" tanya Habiba."Tidak. Aku tidak akan puas. Aku ingin mengantarnya ke sungai yang di dalamnya ada banyak buaya supaya dia menjadi santapan buaya."Habiba makin meremang membayangkan tubuh Irzan ditarik sana sini menjadi rebutan buaya. "Tidak tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   314. Kecurigaan Pada Sinta

    Husein menatap lawan tabrakannya. Gadis yang mengenakan pakaian renang itu tersenyum canggung, kemudian agak kaget melihat lawannya ternyata adalah mantan bosnya yang tampan dan penuh kharisma. “Bapak di sini?” Sinta berbasa-basi, dari pada tidak menyapa sama sekali.“Hm.”“Sendirian, Pak?” tanya Sinta. Pria di hadapannya itu benar- benar sempurna. Meskipun beristri, namun pesonanya tidak pudar. Wajahnya juga baby face. “Pak….”“Ya?” Husein yang sudah melangkah itu menoleh. Gadis itu seperti ingin mengucapkan sesuatu namun tertahan. “Ada apa?”“Mm… Ah, tidak.”“Bicara saja!“Terima kasih sudah memberi kesempatan kepada saya untuk bekerja.”“Itu saja?”Sinta mengangguk. Padahal gadis itu hanya ingin melihat wajah Husein lebih lama lagi. Kalau saja bisa, ia pasti sudah mencuri foto wajah Husein. Gantengnya bikin kesemsem. Husein melenggang menuju warung kecil di pinggir pantai.“Ada tisu?” tanya Husein pada pedagang.“Berapa, Mas?”“Satu bungkus saja.”“Ini.” Gadis itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   315. Wafa Hilang

    “Habiba, ajak Wafa berteduh. Kasian kalau Wafa kelamaan dijemur,” ucap Husein dan diangguki oleh Habiba.Sinta menoleh, ia bangkit berdiri kemudian menyerahkan Wafa pada Habiba.“Terima kasih sudah memberi kesempatan untuk memegang Wafa. Aku senang bisa mengenalinya,” ujar Sinta.“Justru aku yang mengucapkan terima kasih kepadamu. Kamu sudah bantuin aku tadi,” sahut Habiba. “O ya Mas Husein, ini mantan sekretarismu, bukan? Dia tadi sudah cerita banyak tentangmu.”Husein mengangguk saja. “Aku dan istriku mau berteduh. Terima kasih kau sudah menemani anakku” ucap Husein dan diangguki oleh Sinta. Husein melingkarkan lengan kekarnya ke pinggang Habiba sambil berkata, “Ayo sayang!”“Iya, Mas.” Habiba menatap Sinta. “Kami duluan, ya!”Sinta tersenyum dan mengangguk.Husein mengambil alih Wafa dari gendongan Habiba. Ia lebih memilih dirinya saja yang direpotkan, jangan Habiba. Satu lengan kekarnya menggendong Wafa, lengan lainnya melingkar di pinggang Habiba.Mereka kembali dudu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   316. Kepanikan

    “Mas Husein, Wafa hilang!” ulang Habiba semakin histeris.Husein meraih bantal guling dan menutup telinganya dengan bantal. Berisik sekali suara di dekat telinganya itu. menyebalkan sekali. Mengganggu tidur saja! padahal sedang mimpi enak.“Ya Allah, Mas Husein. Bangun!” Habiba semakin kuat mengguncang bahu Husein, menarik bantal guling yang dipegangi Husein dan menjauhkannya dari telinga suaminya itu.“Sayang, ada apa malam-malam begini meracau tidak jelas? Aku masih mengantuk.” Husein malas bergerak.“Ini sudah pagi. Dan kamu denger aku tidak? Wafa hilang!” Habiba kesal melihat Husein yang begitu sulit dibangunkan. Bahkan sudah berkali-kali diberi tahu kalau Wafa hilang, tapi Husein tidak juga mau membuka mata.Husein mengucek mata, lalu mengerjap-ngerjapkannya dengan berat. Ia menguap. Untung saja tidak mengeluarkan aroma jengkol.“Jangan mengigau, memangnya setan bisa hilang? Tanyakan sana pada Baby sitter, tadi malem Wafa tidurnya bersama dengan Baby sitter. Atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-15
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   317. Tega

    “Pak, siapkan mobil!” titah Husein pada supir.“Sudah siap, Tuan!” jawab supir sembari berlari membukakan pintu mobil untuk Habiba.“Panggil Baby sitter, suruh dia ikut!” titah Husein lagi.“Siap, bos!” Supir berlari ke dalam rumah setelah membukakan pintu untuk Husein. “Kenapa Baby sitter harus ikut?” tanya Habiba.“Kita akan butuh Baby sitter saat di kantor polisi nanti. Baby sitter tidak boleh hanya tinggal diam, juga harus memberikan keterangan nanti. Orang pertama yang bertanggung jawab atas Wafa adalah baby sitter. Semalaman Wafa tidur bersama dengan dia. Kau jangan terlalu cemas, Wafa pasti akan kita temukan.” Husein meraih kepala Habiba dan mengecup kening istrinya itu, berusaha memberi ketenangan.Supir muncul bersama Baby sitter. Baby sitter duduk di jok paling belakang. Mobil melesat cepat meninggalkan halaman rumah.“Pak, sesuai perintahku ya!” ucap Husein dan diangguki oleh supir.Sepanjang jalan, Husein menangkupkan wajah Habiba ke dadanya. Berbagai macam kat

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   318. Suntik Anunya

    “Orang yang sedang ulang tahun memang harus mendapat hukuman bukan? Maaf, kalau hukuman ini keterlaluan,” ucap Husein sembari menatap mata Habiba lekat. Kemudian kepalanya maju dan mengecup singkat pipi Habiba, disambut dengan sorak tepuk tangan, terutama Qasam dan Qansha.“Jahat kamu, Mas Husein. Aku hampir gila!” Habiba mencubit perut Husein dan Husein mengaduh kecil merasakan cubitan kuat yang pasti akan meninggalkan bekas. Muka Husein sampai memerah menahan sakit cubitan Habiba yang begitu dahsyat.Tumben cubitan habiba menyakitkan. Biasanya Husein tidak terpengaruh atas cubitan istrinya itu.“Cukup!” Husein melepas cubitan Habiba. Kemudian ia membimbing Habiba menuju kue. “Potong kuenya!” titahnya pada Habiba sembari kembali mengambil Wafa dari gendongan Habiba.Dengan seulas senyum, Habiba memotong kue, meletakkannya ke piring kecil. Lalu menyuapi potongan kue pertama untuk Husein. Setelah Habiba mencicipi kue, semua yang ada di ruangan itu pun mengucapkan selamat ul

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-16
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   319. Batal Bercinta

    Malam ini, Habiba dan anak- anak tidur di rumah Husein. Sebagian besar keluarga Husein juga masih ada di sana. Menginap.Anak- anak senang sekali karena ada banyak teman main. Bahkan sudah tengah malam pun masih banyak yang berlarian berkejaran. Ada yang sudah ketiduran di kursi, ada beberapa orang anak pula yang ketiduran di lantai. Orang tua masing- masing menggendong mereka ke kamar.Wafa sudah tidur di kamar. Habiba menemani Wafa di kasur. Lampu kamar sudah dimatikan. Mata Habiba pun sudah terpejam.Tiba- tiba ada yang mengelus betisnya. Habiba terkejut dan langsung duduk. “Mas Husein?” Habiba mengangkat alis.“Dia sudah tidur?” Suara Husein mengecil supaya tidak mengganggu Wafa.“Iya.” Suara Habiba juga ikutan berbisik.Husein meraih lengan Habiba dan mengelusnya. “Hei, mau apa?” bisik Habiba menolak tangan Husein.Pria itu menarik sudut bibirnya. “Jadi kau sungguh sungguh tidak mau melayaniku gara- gara aku sudah mengerjaimu, hm?”“Resikomu itu.”Tatapan Husei

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-17

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status