Share

283. Gratis

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-01 05:56:26

"Saya Habiba. Dan kasus yang sedang dibicarakan oleh saudara saya Onez ini adalah kasus suamiku. Namanya Husein Brata Raksa. Pengusaha sekaligus pemilik rumah sakit." Habiba kemudian menunjukkan bukti- bukti mengenai status suaminya, lalu menjelaskan maslaah yang menimpa Husein dengan detil.

"Baik, akan aku pelajari kasus ini. Oh ya, mau pesan makan? Silakan pesan saja, saya yang tanggulangi."

"Jangan! Kami yang butuh jasa bapak, tidak sepatutnya kami merepotkan bapak!" sahut Inez menolak dengan sopan.

"Kuta belum saling mengenal. Dan saya baru mengenal bapak kali ini. Sebelumnya, bolehkah saya tahu kasus yang pernah bapak tangani sebelumnya? Maaf, saya hanya ingin tahu berapa persen bapak memenangkan kasus yang bapak tangani?"

"Oh... jadi maksudnya Anda tidak mempercayai kinerja saya?" Pria itu menegaskan kalimatnya.

"Tidak begitu, saya butuh acuan. Tentu setiap klien membutuhkan pengacara yang handal bukan?"

"Logis. Baiklah. Jika Anda butuh kejelasannya, syaa akan tunjukkan apa yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
duh biba km kok ya bodo ya mau aja di bawa ke kmr sendirian .kalo nunjukin bukti kan bisa di luar SM ines jg ya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
siapa ya yang memanggil biba? apakah inez? semoga biba bisa lolos dari niat jahat yuda
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
astaga ....... ternyata yuda ini pengacara g' benar ....... punya niat mesum terhadap biba......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   284. Bala Bantuan

    Di luar itu adalah suara Inez.“Inez, aku di sini!” seru Habiba membalas teriakan Inez. Usaha Habiba meminta bantuan Inez berhasil. Ia sempat merogoh tas untuk menelepon Inez, sehingga Inez mendengar suaranya yang menyebut nomor lantai lengkap dengan nomor kamar. Tak hanya itu saja, Habiba juga menuturkan kejadian buruk di kamar dengan detil dengan harapan supaya Inez cepat datang untuk memberikan pertolongan.Dan Habiba berhasil.“Buka pintunya! Aku di luar. Aku datang bersama security!” seru Inez dengan suara lantang.“Sial!” Yuda melepaskan tubuh Habiba dengan marah.“Menjijikkan. Cuh!” Habiba meludah, sayangnya hanya mengenai baju Yuda. Kenapa tidak mengenai mukanya saja?“Bagaimana Inez bisa kemari? Bukankah aku sudah menyuruhnya menunggu di bawah?” Yuda bicara sendiri sambil merapikan kaosnya. Juga menaikkan celananya yang melorot.Habiba merampas kartu dari tangan Yuda, kemudian membuka pintu dengan menggunakan kartu tersebut. Aneh, biasanya pintu akan tetap bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   285. Kehadiran si Dia

    Hari itu, Tomy kembali menemui Husein, mereka duduk berhadapan di meja besuk. "Bagaimana dengan tawaranku kemarin? Apakah kau setuju menceraikan Habiba?" Tomy yang masih dalam keadaan tangan diperban itu menatap serius pada Husein. "Tidak," tegas Husein tenang sekali. Sedikit pun tak ada ekspresi tersudut meski ditatap dengan penuh ancaman oleh Tomy.Tomy menyungging senyum. "Jadi kau siap dipenjara?""Aku sudah pernah mendekam di sini. Dan aku tidak kaget.""Hei, kau tidak takut akan berpisah selamanya dengan anak dan istrimu?""Seharusnya itu kau tanyakan pada dirimu sendiri. Apakah kau tidak kasian keponakanmu itu terpisah dari ayahnya? Bukankah kau yang membuatku mendekam di sini? Kau yang memisahkan aku dengan mereka."Tomy terkesiap mendengar perkataan Husein. Ia menukar posisi duduknya hingga punggungnya tegak. "Kalau kau bebas dari tahanan, minimal kau masih bisa beryemu dengan mereka. Kalau kau mendekam di sini, berapa lama kau akan terpisah dari mereka?""Kalau kau menyaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   286. Kekuatan Cinta

    "Aku mencintaimu," ucap Husein dengan senyum. Ia melepas pelukan lalu memperlihatkan senyumannya itu. "Percayalah, aku akan bebas. Kalau pun ditahan, pasti tidak akan lama.""Melihat sidang tadi, aku tidak yakin kamu akan lepas. Hakim pasti akan menjatuhkan vonis hukuman kepadamu karena menganggapmu bersalah. Entah itu hanya sebentar, atau bahkan lama.""Setiap orang bersalah pasti akan menerima konsekuensinya. Dan aku siap.""Tapi aku tidak siap. Andai hanya aku saja yang menghadapi semua ini, maka aku siap. Aku bisa menghadapi hari tanpamu dan setia menunggumu. Tapi jika anak- anak sudah menanyakan keberadaanmu, maka itulah yang tidak bisa aku tahan. Aku tidak kuat.""Kau wanita tegar. Aku yakin kau bisa atasi ini. Katakan pada mereka bahwa aku pasti akan pulang.""Cepatlah selesaikan ini, jangan sampai lama berurusan dengan masalah ini. Demi anakmu di sini!" Habiba memegang permukaan perutnya.Husein terkejut, memating sebentar. "Di sini ada anak kita," sambung Habiba masih memega

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-02
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   287. Apakah Ada Niat Terselubung?

    "Eh Non Biba, belum tidur?" tanya Fara yang masih asik dengan kegiatannya di dapur. Ia langsung meninggalkan pekerjaannya dan menghampiri Habiba yang duduk di kursi sambil meneguk minum."Orang hamil tidak boleh tidur terlalu malam, Non. Takutnya kena anemia," saran Fara."Aku tidak bisa tidur.""Kepikiran Tuan Husein?"Habiba hanya diam. Entah kenapa ia terlalu berat memikirkan Husein. Bahkan menunggu momen putusan hakim ini pikirannya benar- benar tersita.Habiba mengelus permukaan perutnya. Ia bahkan sampai tak sadar kalau ia dalam kondisi hamil gara- gara terlalu fokus pada masalah ini. Dia tak ingat kapan terakhir mens, sampai tak sadar kandungannya ternyata sudah berisi. Empat bulan. "Non Biba, saya minta maaf ya, Non."Habiba langsung menoleh. "Monta maaf soal apa? Mbak Fara bikin masalah lagi?""Eh, bukan. Saya tidak bikin masalah apa- apa. Saya cuma teringat perbuatan saya kemarin yang malah bikin Qasam salah paham. Takutnya Non Biba juga kepikiran itu. Kan saya merasa ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   288. Sidang

    Habiba bingung, apakah ia harus menghadiri sidang kali ini? Ataukah ia tidak perlu menghadirinya?Hatinya tidak siap mendengar keputusan majelis hakim. Jika saja hakim memutuskan hukuman yang cukup berat untuk Husein, maka ia bisa jantungan.Meskipun hakim mengatakan hukuman yang dijatuhkan adalah satu tahun, tetap saja Habiba merasa berat. Itu hukuman yang cukup lama baginya. Berpisah dalam beberapa bulan saja, ia merasa seperti sudah sangat lama sekali.Habiba sudah mengenakan pakaian rapi, tak lain pakaian ala dokter. Dia memilih untuk dinas kerja saja. Dia tak mau menghadiri persidangan. Jantungnya benar- benar tidak kuat. Dia takut, sangat takut mendengar keputusan majelis hakim.Biarlah ia mengetahui keputusan hakim saat sudah selesai persidangan. Dia akan tahu kabar itu dari Amir, Inez atau siapa saja yang nantinya mengabarkan kepadanya.Habiba melenggang keluar menenteng tas. Rumah sakit. Inilah tujuannya saat ini. Dengan menyetir mobil sendiri, Habiba mengarahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   289. Tersulut Emosi

    “Tidak mengapa, saya paham dengan kondisi Anda!” Pengacara itu mengangguk sopan.Melihat adab dan etika yang dimiliki pengacara itu, habiba menyesal sudah terpancing emosi. Perkataannya tadi pasti sudah snagat menyinggung pengacara tersebut.“Aku terlalu berharap Mas Husein akan bebas. Jadi aku emosi,” ungkap Habiba menyesal sambil mengusap rambut ke belakang. ia berusaha menenangkan diri.“Tidak apa- apa, Nyonya. Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Dan saya akan usahakan Tuan Husein akan bebas di posisi banding nanti. Saya akan siapkan bahan dan alibi yang kuat,” sahut pengacara itu bersungguh- sungguh.Habiba mengangguk. “Sekali lagi saya minta maaf. selamat bekerja!” Habiba melenggang pergi. Rasa rindu pada Husein tidak terobati. Pertemuan yang hanya sekilas tadi sama sekali tidak mengobati kerinduannya. Ah, andai saja ia bisa memeluk Husein lebih lama lagi, ia yakian janin di kandungannya juga turut merasakan kehangatan dipeluk oleh ayahnya.Sampai kapan mereka ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-03
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   290. Keharuan Anak

    Beberapa minggu kemudian, kasus yang berjalan benar- benar naik banding. Husein kembali duduk di persidangan. Dengan raut yang tetap tenang, dia menjalani sidang. Demikian Habiba yang juga menghadiri persidangan. Fatona menemaninya."Keputusannya, saudara Husein Brata Raksa dinyatakan bebas."Demikian keputusan hakim. Dengan alasan pertimbangan banyak hal, Husein dinyatakan tidak bersalah atas kecelakaan yang menyebabkan Tomy terluka. Hukuman penahanan selama tiga bulan yang sudah berjalan, dianggap telah menjadi waktu yang pas untuk Husein menjalani masa tahanan. Kecelakaan tersebut dianggap bukan merupakan kelalaian pengemudi, namun dianggap sebagai kondisi yang tak bisa dielakkan mengingat Husein berada di jalur yang tepat untuk mobilnya melintas ke luar, justru Tomy lah yang mendadak muncul di jalur yang akan dilalui pengemudi. Husein yang tak bisa mengelakkan proses tabrakan dianggap tidak melanggar. Tomy tidak hadir dalam persidangan. Hanya pengacaranya saja yang hadir. S

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   291. Pertemuan Besar

    “Papa tidak akan kemana- mana lagi. Papa akan tinggal selamanya bersama kita di sini!” ucap Habiba sambil mengelus pucuk kepala Qansha dan Qasam.“Sungguh?” tanya Qansha.Habiba mengangguk.“Jangan tinggalin Qansha lagi ya, Pa. Nanti kalau papa pergi lagi, dan Qansha kangen sama papa, Qansha bakalan sedih. Qansha menangis dan papa tidak tahu kan?” Qansha menatap wajah Husein.Husein lalu menggendong Qansha, sedangkan Qasam digandeng. “dengarkan papa, papa tidak akan pergi lagi. Papa akan tetap bersama kalian di sini.”“Horeee….” Qansha menjingkrak girang. “Pakpolisi sudah memaafkan papa ya?”“Sekarang kalian main di dalam dulu ya! Apapa ada tamu!” “Siap, Pa!” Qansha menghamur ke dalam disusul oleh Qasam.“Anak- anak Tuan Husein benar- benar sangat menyayangi keluarga. Mereka ternyata selama ini merindukan Anda, Tuan Husein. beruntung sekali anda dirindukan anak- anak!” komentar pengacara.Husein tak bisa menanggapi. Cukup mata mereka saja yang menyaksikan dan menilainya."

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status