Share

253. Demi Kesembuhan

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-15 05:44:12

Beberapa minggu kemudian, kondisi Cindy akhirnya semakin membaik. Dia sudah bisa lepas dari peralatan medis.

Tidak ada lagi selang infus di tangannya, tidak ada lagi monitor yang memantau detak jantungnya, tak ada pula selang oksigen atau pun nebulizer dan lain sebagainya yang mengganggu di wajahnya.

Ia sudah bisa duduk di kursi roda.

Habiba sangat telaten merawat dan mengobatinya. Urusan obat tidak pernah lalai, bahkan makan pun disuapi oleh Habiba.

Tak lain makanan spesial buatan Fara yang menunya khusus resep dari Habiba.

"Kenapa kau bersedia menyembuhkan aku? Bukankah aku adalah sainganmu? Bukankah kau justru akan merasa bahagia saat aku tiada?" tanya Cindy pada Habiba dengan lirih, suaranya masih sangat lemah sekali. Kepalanya yang gundul tanpa rambut itu masih dalam balutan perban.

Saat itu, Cindy tengah duduk di kursi roda

"Aku sama sekali tidak menganggapmu sebagai saingan," jawab Habiba berusaha menampilkan ekspresi tenang dan datar, tanpa harus menonjolkan ekspresi te
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
hadeh Husein gak punya pendirian ya..bisa2ne trima si Cindy ..biba bodoh banget mau mau aja..
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
perempuan tolol cindy, mengaharapkan cinta orang gak cinta ama dia
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
sikap husein kepada cindy itu hanyalah simpati husein melihat keadaan cindy yang terluka karena ingin melindungi shaka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   254. Kematian

    Husein mengangkat tubuh Cindy dan membaringkannya ke kasur. Tangan Cindy memegangi lengan Husein, membuat tubuh pria itu tertahan di posisi membungkuk, sikunya menahan di atas kasur.“Aku boleh tidur?” lirih Cindy lemah sekali. “Tidurlah. Kau harus banyak beristirahat. Jangan banyak bicara! Itu akan memforsir tenagamu. Kau harus menahan untuk beraktifitas.” Perhatian Husein membuat Cindy terharu, hingga wajahnya terus saja menampilkan senyum meski lemah. Bibirnya memucat.“Husein, aku merasa sakit,” lirih Cindy.“Sakit?” Husein bingung.“Aku merasa sesak.” Cindy merintih.Husein menghambur keluar kamar. “Biba! Biba, coba kau lihat kondisi Cindy! Terjadi sesuatu terhadapnya.”Sialnya, Habiba sudah tidak ada di ruangan tadi. Husein mencari Habiba ke ruangan lain sambil berteriak memanggil.“Ada apa ini?” Fatona yang mendengar teriakan Husein pun keluar kamar dan menghampiri Husein yang melintas di depan kamarnya.“Mana Habiba?”“Ibu sudah tertidur dan terjaga karena ter

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-15
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   255. Meninggal di Kandungan

    Lima hari telah berlalu semenjak pemakaman Cindy. Masa berkabung masih terasa. Husein merasa kehilangan, perasaan itu muncul karena ia merasa banyak bersalah kepada Cindy. Dosanya menumpuk tinggi dan belum sempat ditebus. Kepergian Cindy membuatnya semakin merasa bersalah. Tapi setidaknya ia sudah memberikan yang terbaik di hari- hari terakhirnya Cindy, dengan memberikan kasih sayang dan harapan seperti yang diinginkan Cindy.Beberapa hari terakhir ini, Husein juga mengumpulkan semua barang- barang milik Cindy yang ada di rumahnya. Dibantu oleh Inez. Kemudian barang- barang itu dikemas rapi dan ditaruh di gudang.Sering kali Husein menuju ke gudang untuk melihat barang- barang milik Cindy, sekedar mengingat wanita itu. Penyesalan membuatnya jadi merasa sangat bersalah sudah menyia- nyiakan wanita yang sebenarnya tidak pernah bersalah itu. Butuh waktu beberapa hari untuk Husein menyadarkan diri bahwa sebenarnya ia hanya sedang merasa bersalah pada Cindy hingga rasa kehilang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   256. Pergi Entah Kemana

    “Jadi, sekarang bolehkah aku tahu dimana keberadaan Habiba?” tanya Husein.“Aku juga tidak tahu dimana tepatnya. Sudah dua hari dia pergi dan belum pulang.”“Dua hari? Dia tidak ijin kepadaku meninggalkan rumah selama dua hari.”“Kau marah?” ancam Fatona.Loh, Fatona sekarang sudah berani menunjukkan taringnya. Mentang- mentang naik jabatan jadi mertua. Duuh… Husein harus kuat- kuat sabar ini.“Tidak. Aku tidak marah,” jawab Husein meski giginya menggemeletuk.“Habiba sudah menghubungimu beberapa kali, tapi kau tidak mengangkatnya. Lalu, apakah dia harus terus meneleponmu sampai jempolnya keriting?” tanya Fatona.“Oh baiklah, aku yang salah. Okey, aku ingat dia sudah menghubungiku beberapa kali dan aku sedang sangat sibuk sehingga tidak sempat menjawabnya.”“Kau sudah mengabaikannya.”“Ya ya, aku salah.” Oh Tuhan, Husein benar- benar tidak kuat menghadapi Fatona yang terus saja menghakiminya. Tapi ia masih mampu menahan diri mengingat wanita ini adalah mertuanya."Apakah Hab

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-16
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   257. Penyuapan

    Husein berpikir kemana Habiba pergi. Fatona mengatakan bahwa ia tidak tahu dimana keberadaan Habiba, bahkan mengaku kalau ia tidak pernah dihubungi oleh Habiba, padahal mereka tetap berkomunikasi. Artinya, Fatona berbohong kalau dia tidak tahu keberadaan Habiba.Sebenarnya Husein bisa saja mengabaikan Habiba seperti yang dikatakan Amir, sebab Habiba pasti juga bakalan pulang. Namun Husein tidak seperti itu. Husein memanggil Fara, meminta supaya asisten rumah tangganya itu menemuinya di kamar."Kau tahu dimana keberadaan Habiba?" tanya Husein tegas."Mm... Tidak tahu, Tuan," jawab Fara menunduk."Bagaimana mungkin kau tidak tahu? Kau kan menunggu rumah ini dua puluh empat jam, apakah Habiba tidak mengatakan kepadamu kemana dia pergi?""Tidak. Saya kan hanya pembantu, mana mungkin Non Biba pamitan sama saya.""Setidaknya kau pernah mendengar pembicaraan antara Habiba dan Bu Fatona mengenai keberadaan Habiba," selidik Husein."Mm tidak," jawab Fara."Yakin?""Yy yakin.""Kok, gugup?""

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   258. Salah Lagi

    Husein memacu mobilnya menuju apartemen. Cilok ditaruh di kursi sampingnya. Semoga saja tidak menggelinding dan tumpah mengenai alas mobil saat Husein mengerem. Gara- gara si Tukimin, Husein jadi was- was menyetir mobil dan sesekali pandangannya tertuju ke arah kursi di sebelahnya, takut si cilok akan jatuh. Sesampainya di apartemen, Husein langsung membawa plastik beriisi empat kotak cilok keluar dan memasuki area apartemen. Ia melangkah gontai menuju tempat istrinya berada. Ia sangat hafal dengan posisi itu meski jarang ke sana.Dengan menggunakan kartu cadangan, Husein memasuki pintu kokoh itu. Di dalam sana, Habiba dan anak- anak pasti akan terkejut atas kedatangannya. Husein sudah membayangkan bagaimana ekspresi Habiba saat melihat kedatangannya. Wajah wanita itu pasti ditekuk. Ah, menggemaskan sekali. Husien tak sabar ingin menatap wajah sang istri.Terdengar suara saling sahut di dalam, suara anak- anak bermain, menjerit, tertawa renyah. Husein berhenti di balik dinding pem

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-17
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   259. Dusta Terang-terangan

    “Aku minta maaf jika sikapku menyebalkan,” bujuk Husein kemudian memeluk Habiba dari arah belakang. “Jangan marah.”Habiba meletakkan kain lap. “Aku tidak marah.”“Tapi sikapmu berbeda. Wanita memang selalu begitu. Mengaku tidak marah, tapi nyatanya ngambek.”Habiba diam.“Kalau kau tidak marah, kenapa kau bisa ada di apartemen ini? Kau sengaja menghindariku bukan? Bahkan ibumu pun diajak sekongkol untuk membohongiku. Ini cara wanita ngambek. Iya, kan?”Habiba melepas lengan kekar Husein dari perutnya, ia balik badan, hingga mereka berhadapan. “Jujur, aku kecewa sama kamu,” ucap Habiba dengan wajah datarnya.Nah, akhirnya Habiba mengaku juga.“Aku sedih kehilangan Cindy. Di tengah rasa bersalah, aku masih harus kehilangan dia. Ditambah lagi sikapmu yang menyebalkan. Kita sama- sama kehilangan, tapi seolah- olah cuma kamu yang paling tersakiti.”Husein mendengarkan dengan setia. Semua yang dikatakan Habiba itu benar. “Aku maklum saat kamu pergi meninggalkanku dan bahkan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   260. Normal

    Habiba meletakkan punggung telapak tangannya ke kening Husein."Salah minum obat?" lirih Habiba memberanikan diri. Sebab ia tak yakin akan baik- baik saja setelah ini.Husein mengambil tangan Habiba yang ada di keningnya dan menurunkannya, memasangkannya ke pangkal pahanya.Seketika Habiba menegang merasakan sesuatu yang disentuh. Crazy!"Dari pada kau pegang keningku yang tidak memberikan manfaat apa pun, mendingan kau pegang bagian yang dapat memberikan banyak manfaat." Husein menaikkan alis, namun arti alis yang naik itu berbeda dengan naiknya alis Habiba."Hei, bagaimana kalau anak- anak lihat? Pemandangan dua puluh satu plus plus tidak baik jika dilihat mereka." Habiba menarik tangannya cepat."Nah, rupanya kau kalah juga. Itulah sebabnya kau jangan macam- macam pada suami. Lelaki bisa saja melakukan apa pun untuk dapat melumpuhkan wanita, termasuk yang itu tadi."Habiba memalingkan wajah. Suaminya benar- benar sudah aneh. Wajahnya memanas dan memerah. "Aku juga bisa membuatmu t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-18
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   261. Permintaan Shaka

    Habiba terpaku. Ah, benar juga. Apa ia hanya terobsesi saja? Namun perhatian matanya terus saja tertuju pada Sakha. Berharap memang tuduhannya itu benar seperti yang diprediksi oleh Cindy."Dokter sudah melakukan pemeriksaan dengan peralatan canggih, bahkan perilaku Sakha selama ini juga kelihatan jelas sebagai anak abnormal. Menurutku itu sudah jelas," ucap Husein.Habiba tak mau menanggapi. Ia hanya mengusap- usap lengan putranya. "Sakha, ini ada jam tangan untukmu, pembelian dari Tante Cindy." Husein melepas jam di tangan Sakha dan menggantinya dengan jam yang baru.Sakha menurut saja. Qansha menghentikan permainannya, menoleh kepada Sakha yang diberi jam tangan baru oleh Husein."Kau suka?" tanya Husein.Sakha mengangguk."Sekarang bicaralah pada papa.""Bicara apa?" tanya Sakha bingung."Bagaimana keseharianmu di sini selama tidak ada papa. Apakah kau senang? Dan apa saja kegiatanmu selama di sini?" Husein sengaja memancing Sakha bicara untuk melihat perubahan dan perkembangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-19

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status