Share

Bab 88

Suasana sore yang tenang menyelimuti rumah Aruna. Cahaya matahari yang hangat menerobos jendela, menciptakan bayangan lembut di lantai ruang tamu. Aruna duduk di sofa, menatap layar ponselnya dengan tatapan kosong. Pesan dari Bintara beberapa hari yang lalu masih tertera di layar, belum dibalas.

[Aruna, aku minta maaf atas segala yang kau lihat. Aku punya rencana, tolong tetap percaya.]

Pesan itu terus berulang di pikirannya. Dia merasakan campuran emosi—rindu, marah, dan kebingungan—semuanya bercampur menjadi satu. Kenangan saat dia melihat Bintara bersama Serena di food court menghantui pikirannya. Bagaimana bisa Bintara, yang pernah begitu dekat dengannya, kini tampak begitu jauh dan asing?

Aruna menghela napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Dia ingin mempercayai Bintara, tapi keraguan terus menghantuinya. Apakah benar Bintara memiliki alasan yang kuat? Ataukah ini hanya caranya untuk menjauh darinya dan kembali kepada Serena?

Dalam keh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status