Share

Bab 91

Penulis: Vya Kim
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-13 07:00:31

Siang hari itu, rumah sakit tampak ramai dengan pasien dan keluarga yang hilir mudik. Cahaya matahari yang menyengat menembus jendela-jendela besar, membuat suasana semakin terik. Di dalam kamar rawat inap VIP, Serena duduk di samping tempat tidur Bu Najiah dengan wajah bosan. Ia melirik jam di tangannya berkali-kali, tampak gelisah.

"Bintara," katanya akhirnya, memecah kesunyian. "Aku akan pergi sebentar untuk membeli beberapa pakaian ganti untukmu. Biar kamu lebih nyaman nanti."

Bintara, yang masih duduk di samping ibunya, mengangguk pelan. "Baiklah, Serena. Hati-hati di jalan."

Serena segera bangkit dari kursinya, meraih tasnya, dan berjalan keluar dengan langkah cepat. Sesampainya di parkiran, ia masuk ke dalam mobil Bintara dan menghela napas lega. "Akhirnya," gumamnya sambil menyalakan mesin mobil.

Di perjalanan menuju mall, Serena menyandarkan punggungnya dengan nyaman di jok mobil. Matanya menatap jalanan yang sibuk, tetapi pikirannya mela
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 92

    Ponsel Bintara terasa bergetar di saku celananya. Bintara melangkah keluar dari ruangan Bu Najiah, Ia berjalan ke ruang tunggu, mencari tempat duduk yang sepi. Setelah menemukan kursi kosong, ia mengangkat teleponnya yang masih berdering."Sebastian," ujar Bintara pelan namun tegas.Suara Sebastian di ujung telepon terdengar serius. "Bintara, aku baru saja mendapat kabar dari polisi. Mereka telah menemukan siapa yang menculik Rohana. Dialah Rocky yang menculik Rohana di taman bermain, sepertinya Serena melemparkan semua kesalahannya pada Rocky."Jantung Bintara berdegup kencang. Nama yang disebut Sebastian membuatnya terkejut. "Rocky? Bagaimana mungkin? Bukankah dia telah di tahan ?""Ya, sepertinya saat itu Serena membebaskannya tanpa sepengetahuanmu, agar dia bisa memerintah Rocky dengan leluasanya," jawab Sebastian dengan nada penuh keyakinan. "Polisi telah mengumpulkan cukup bukti untuk mengaitkannya dengan penculikan itu. Mereka sedang dalam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 93

    Esoknya, beberapa pengawal tiba di rumah sakit dengan pakaian kasual agar tidak mencolok. Mereka bergerak dengan tenang dan profesional, menyebar di sekitar area rumah sakit untuk memantau setiap gerakan yang mencurigakan. Bintara sudah menyusun strategi bersama mereka untuk menangkap Rocky, yang diperkirakan sedang memantau ibunya atas perintah Serena.Bintara berkumpul dengan para pengawalnya di sebuah toilet, sikap mereka seolah tak saling kenal namun berkomunikasi sambil mencuci tangan di depan wastafel.Mereka memetakan rencana mereka dengan cermat, memastikan bahwa setiap detail telah diperhitungkan. Pengawalnya, yang berpengalaman dalam operasi semacam ini, mengangguk setuju saat Bintara menjelaskan rencananya."Kita akan memancing Serena agar teralihkan," kata Bintara dengan suara tegas. "Aku akan mengajak Serena berwisata ke Lembang. Sementara itu, kalian akan menangkap Rocky. Jangan biarkan dia lolos."Para pengawal mengangguk, menunjukk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 94

    Bintara merapatkan jaketnya saat ia memasuki toilet di café susu Lembang. Bunyi dering ponselnya terdengar menggema di dalam ruangan kecil tersebut. Ia segera menjawab telepon itu, melihat nomor yang dikenalnya, salah satu pengawal yang ia percayai."Kami berhasil, Pak. Rocky sudah kami ringkus," kata suara tegas di seberang telepon.Bintara menghela napas lega, tetapi tetap menjaga ketenangannya. "Jaga dia baik-baik. Pastikan dia tidak kabur. Aku akan bicara dengannya nanti setelah pulang dari sini," ujarnya dengan nada tegas."Baik, Pak. Kami akan memastikan dia tetap di tempat," balas pengawal tersebut dengan mantap.Setelah telepon berakhir, Bintara mengantongi ponselnya dan menghela napas panjang. Ia membuka pintu toilet dan melangkah keluar. Suasana café siang itu penuh dengan keriuhan yang menyenangkan. Aroma harum susu dan kopi bercampur dalam udara, memenuhi setiap sudut ruangan dengan kehangatan yang menenangkan.Meja-meja penuh

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 95

    Di malam hari menjelang tidur, Aruna sedari tadi menatap layar ponselnya. Layar menampilkan pesan Bintara yang sudah lama belum ia balas. Pikirannya berkecamuk, antara rasa rindu yang membuncah dan kekhawatiran yang tak pernah surut.Dengan perlahan, ia mulai mengetik pesan pada Bintara. Jari-jarinya bergerak lambat, mencurahkan perasaannya melalui kata-kata yang tersusun hati-hati. "Rohana butuh sosok ayahnya. Sudah beberapa bulan kamu tidak hadir sampai Rohana sekarang sudah bisa merangkak dan belajar berjalan. Aku berharap kamu bisa segera kembali." Setelah menekan tombol kirim, ia menatap layar ponselnya sejenak, berharap ada balasan yang segera datang.Bintara yang sedang rebahan di sofa bed kamar inap ibunya di rumah sakit mendengar ponsel keduanya, ponsel rahasianya yang ia bawa diam-diam, bergetar karena pesan dari Aruna. Dengan cepat ia mengambil ponsel itu dan membuka pesan dari Aruna. Sejenak, hatinya diliputi rasa bersalah dan kerinduan yang mendalam.

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 96

    Lampu-lampu di ruang kerja Sietta masih menyala terang, sementara di luar sudah malam. Sietta duduk di meja kerjanya, dikelilingi oleh sketsa-sketsa dan kain-kain contoh. Ia berkonsentrasi penuh, mencoret-coret di atas kertas dengan pensilnya, mencoba menyempurnakan desain terakhir untuk peluncuran karya barunya. Matanya lelah, tapi semangatnya tetap membara.Tiba-tiba, pintu ruang kerjanya terbuka perlahan. Dong Min masuk dengan hati-hati, membawa secangkir teh hangat di tangannya. "Aku bawakan minuman hangat untukmu, Sayang," katanya dengan suara lembut, seolah-olah ia adalah suami yang sempurna, penuh perhatian.Sietta tidak menoleh. Ia tetap fokus pada pekerjaannya, seolah tidak mendengar apa yang dikatakan Dong Min. "Letakkan saja di meja," katanya dingin, tanpa sedikit pun menatap suaminya. Dong Min terlihat sedikit kecewa, tapi ia tetap menuruti permintaan istrinya. Ia meletakkan cangkir teh di sudut meja kerja Sietta, kemudian berdiri di sana, berharap mend

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 97

    Setelah sesi tanya jawab dengan wartawan, Sietta mengangkat tangannya, meminta perhatian dari semua yang hadir. "Terima kasih atas pertanyaan-pertanyaan yang luar biasa. Sekarang, mari kita saksikan koleksi terbaru kami. Nikmati pertunjukannya, dan pastikan tetap di sini hingga akhir acara. Ada kejutan yang telah kami siapkan."Kerumunan mulai bergerak menuju area peragaan busana, suasana dipenuhi dengan antisipasi dan kegembiraan. Lampu-lampu menyorot runway yang dihiasi dengan dekorasi elegan, menciptakan atmosfer mewah dan memukau. Musik mulai mengalun, mengiringi langkah-langkah para model yang berlenggak-lenggok memperlihatkan karya-karya Sietta.Rancangan busana Sietta segera mencuri perhatian hadirin. Setiap desain tampak memancarkan kekuatan dan keanggunan yang menjadi tema malam itu. Bahan-bahan berkualitas tinggi, potongan-potongan yang presisi, dan detail-detail yang rumit membuat setiap pakaian menjadi karya seni tersendiri. Para hadirin bertepuk tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 98

    Malam itu, Aruna masih terjaga di ruang tamu, bermain bersama Rohana yang mulai aktif merangkak di sekitar ruang. Televisi di sudut ruangan menayangkan berita siaran langsung fashion show Sietta yang mendadak menjadi berita utama. Aruna menghentikan gerakannya sejenak, pandangannya tertuju pada layar yang menunjukkan penangkapan Serena.Tangan Aruna bergetar saat ia meraih remote untuk menaikkan volume. Wajah Serena yang terkejut dan marah, disertai Dong Min yang tampak tak percaya, terlihat jelas di layar. Kamera mengikuti setiap langkah polisi yang mengawal mereka keluar dari ballroom, suara reporter menggema dengan berita penangkapan ini."Setelah sekian lama, akhirnya kejahatan Serena terungkap di hadapan publik. Penangkapan ini dilakukan dengan kerjasama antara pihak berwenang dan pihak Sietta. Kami juga melihat keterlibatan langsung dari Bintara, suami dari Serena sendiri yang turut hadir di acara tersebut," ucap reporter dengan nada serius.Air mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 99

    Akhirnya setelah sekian lama, Bintara pulang menemui Aruna. Perjalanan di mobil terasa seperti perjalanan menuju kebebasan, dengan langit cerah siang hari dan sinar matahari yang hangat menerangi jalanan.Perasaan lega dan antusias bercampur menjadi satu dalam hati Bintara. Ia melihat pemandangan yang melintas di jendela mobil, seakan setiap pepohonan dan rumah yang dilewatinya berbisik, "Selamat datang kembali."Bintara menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, mengingat perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Udara segar dan semilir angin yang masuk melalui celah jendela mobil memberinya ketenangan. "Aku akan segera sampai," batinnya, sambil tersenyum tipis, membayangkan pertemuan yang telah lama dinantikannya.Setelah beberapa saat, mobil berhenti di depan rumah kontrakan Aruna. Bintara turun, melangkah dengan tegas namun lembut. Di halaman rumah, Aruna sedang melayani pembeli sayur, wajahnya penuh konsentrasi dan kesabaran, menunjukkan profesionalism

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 121

    Di bawah langit petang yang mulai bersemburat jingga, Aruna, Bintara, dan Rohana berdiri di gazebo restoran hotel, memandang hamparan lapangan golf yang terbentang luas. Angin sore berhembus lembut, membawa keharuman bunga-bunga yang mekar di sekitar mereka.Bintara melingkarkan lengannya di pinggang Aruna, menariknya lebih dekat sebelum mengecup kening istrinya dengan penuh cinta."Aku sangat mencintaimu," bisik Bintara, suaranya penuh dengan kehangatan dan ketulusan.Aruna tersenyum, namun senyumnya tiba-tiba memudar, wajahnya berubah pucat. Dia menutupi mulutnya dengan tangan, mencoba menahan mual yang tiba-tiba menyerangnya. Bintara segera terlihat khawatir, alisnya berkerut dalam kecemasan. "Aruna, kamu baik-baik saja?"Aruna hanya mengangguk pelan, lalu melepaskan Rohana ke pelukan babysitter yang berdiri tak jauh dari mereka. Setelah memastikan Rohana aman, Aruna kembali menatap Bintara dengan senyuman yang lembut. Tanpa berkata apa-apa, ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 120

    Di tengah suasana meriah di Grand Opening Hotel, Bu Najiah juga turut hadir. ia tampak menikmati sore di suatu gazebo di taman belakang restoran hotel, ditemani riak air kolam yang memantulkan sinar matahari senja. Ikan-ikan berenang tenang, seolah menambah kedamaian di sekitarnya. Namun, jauh di dalam hatinya, ada kegelisahan yang belum terobati. Suara langkah kaki mendekat dari arah belakangnya. Ia tahu siapa itu sebelum sosoknya muncul di samping. "Lama tidak bertemu," sapa Adi Jaya, suaranya lembut namun ada nada canggung di dalamnya. Bu Najiah menoleh, melihat Adi Jaya yang berdiri dengan sikap yang penuh kehati-hatian. Matanya menatap tajam, namun ada kebingungan yang mengintip di balik ketegasan itu. "Ya, sudah cukup lama," jawab Bu Najiah pelan, sedikit mengeraskan hatinya untuk tidak terbawa perasaan. Pandangannya kembali ke kolam, menyembunyikan kegelisahan yang menghantui dirinya. Adi Jaya me

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 119

    Sementara Dong Min mulai menemukan harapan baru dalam hidupnya, jauh di tempat lain, hati Sebastian perlahan-lahan tersentuh oleh pesona seorang wanita yang kini telah menjadi pusat perhatiannya.Grand opening hotel yang berlangsung meriah menjadi saksi dari perasaan yang tak terduga ini. Acara penuh kemegahan itu menampilkan segala kemewahan yang telah disiapkan dengan teliti oleh Bintara dan timnya.Setiap sudut ruangan dipenuhi sorak-sorai dan senyuman para karyawan yang resmi direkrut. Ini adalah momen puncak dari segala kerja keras dan usaha yang telah dilakukan selama berbulan-bulan.Ketika pita merah yang melambangkan pembukaan resmi hotel itu akhirnya dipotong oleh Bintara yang berdiri gagah di samping Aruna, gemuruh tepuk tangan menggema di seluruh ruangan.Semua orang tampak tenggelam dalam kegembiraan dan kebanggaan. Namun, di tengah keramaian itu, ada satu orang yang seolah berada dalam dunianya sendiri.Sebastian, yang biasan

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 118

    Di klinik lapas, suasana terasa sunyi dan muram. Dong Min masih terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang kurus tampak rapuh, hampir seperti bayangan dari dirinya yang dulu. Tatapannya kosong, sering kali melamun, seakan terjebak dalam pikirannya sendiri yang kelam. Luka di pergelangan tangannya sudah mulai sembuh, namun luka di hatinya masih terasa perih, membekas dalam setiap helaan napasnya.Suster yang merawatnya selalu datang, membawa kehangatan yang berusaha meruntuhkan tembok dingin yang dibangun Dong Min di sekelilingnya.Seperti saat ini, ia datang dengan semangkuk bubur hangat, berharap bisa membuat Dong Min mau makan sedikit, agar kekuatannya kembali. Namun, setiap kali ia mendekat, Dong Min selalu berpaling, menolak kehadirannya dengan sikap acuh yang menyakitkan."Tuan Dong Min, kamu harus makan agar cepat pulih..." ujar suster itu dengan suara lembut, meski ada kelelahan dalam nadanya. Ia meletakkan mangkuk bubur di meja samping tem

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 117

    Serena mengangguk, memikirkan penjelasan Nina. "Mmm, kalau begitu aku tahu cara agar dia bisa berhenti menggangguku..." ujarnya dengan senyum kecil yang penuh arti. Nina menatapnya penasaran. "Apa rencanamu, Serena?" Serena menjelaskan dengan semangat baru, "Aku harus mengajak Mira kerjasama nanti. Aku ingin membantunya menumbuhkan kembali kepercayaan dirinya. Setelah keluar dari sini, aku berencana membuka usaha kecil-kecilan. Mungkin dia bisa bergabung denganku."Nina mendengar dengan penuh perhatian, tetapi keraguan tetap ada di wajahnya. "Itu ide yang bagus, Serena, tapi pasti akan sulit membujuknya. Mira punya banyak luka dan kepercayaan yang hilang. Dia mungkin tidak akan mudah menerima tawaranmu."Serena tersenyum tipis, matanya memancarkan tekad yang kuat. "Aku tahu ini tidak akan mudah, tapi aku percaya setiap orang punya sisi baik. Mungkin ini adalah cara untuk membantu dia melihat bahwa ada harapan dan kesempatan kedua, sama seperti y

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 116

    "Serena...," panggil Nina kemudian."Ya?" Serena menatap Nina sendu."Aku punya satu permintaan, maukah kau melakukannya untukku?" Tatap Nina dengan nanar."Apa itu?" tanya Serena.Nina menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan. "Jika nanti kau keluar dari penjara, bisakah kau datang pada anakku dan mengasuhnya?"Serena terkejut, menatap Nina dengan heran. "Kenapa kau berkata begitu? Bukankah kau juga akan keluar dari penjara?"Nina tersenyum getir, air mata mengalir di pipinya. "Aku tidak tahu apakah aku akan hidup sampai hari itu tiba," bisiknya sambil menyerahkan selembar kertas pada Serena.Serena meraih kertas itu dengan tangan gemetar. Saat ia membaca hasil tes rumah sakit yang diberikan Nina, matanya terbelalak. "Leukimia...," gumamnya tak percaya.Nina mengangguk, air mata tak tertahankan lagi. "Aku sudah berusaha sekuat tenaga, tapi kondisiku semakin memburuk. Aku tidak ingin anakku hidup tanpa cint

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 115

    Keesokan harinya, mereka pun beranjak untuk merencanakan kunjungan ke penjara tempat Serena ditahan. Bintara merasa sedikit gelisah, tapi ia tahu bahwa ini adalah langkah penting untuk menutup lembaran masa lalu dan melangkah ke depan dengan hati yang lebih tenang. Di mobil, dalam perjalanan ke penjara, suasana hening sesekali diwarnai dengan percakapan ringan. Namun, masing-masing dari mereka tenggelam dalam pikirannya sendiri. Aruna merenung, memikirkan pertemuannya dengan Serena yang akan datang. Ia ingin melihat langsung bagaimana keadaan Serena, apakah mantan istri Bintara itu sudah berubah atau masih sama seperti dulu. Sesampainya di penjara, mereka melangkah masuk dengan langkah mantap. Petugas penjara mengarahkan mereka ke ruang kunjungan. Suasana di penjara terasa berat dan penuh dengan ketegangan yang tersimpan di dinding-dinding dingin bangunan itu. Serena duduk di sana, menatap ke luar jendela kecil yang ada di ruang kunjungan. Ketika pin

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 114

    Pagi itu di rumah baru Aruna dan Bintara di Bandung, udara terasa sejuk dengan sinar matahari yang hangat menyelinap melalui jendela. Burung-burung berkicau ceria di luar, seolah-olah ikut merayakan hari baru. Di dalam rumah, aroma harum kopi dan roti panggang memenuhi udara.Aruna dengan cekatan menghidangkan sarapan di meja makan. Senyum manisnya terpancar saat melihat Bintara yang duduk menunggu dengan penuh kasih. "Bagaimana kemajuan hotelmu, Sayang?" tanya Aruna sambil menyusun piring-piring dan makanan di atas meja."Semua lancar," jawab Bintara, matanya bersinar penuh kebanggaan. "Ada Sebastian yang urus, aku tinggal nerima laporan aja. Sekarang lagi rekrut pegawai juga. Sebentar lagi grand opening hotel."Aruna tersenyum mendengar kabar baik itu. "Aku juga udah daftar kuliah online," tambahnya dengan nada riang.Bintara mengangkat alisnya, terkesan dengan semangat istrinya. "Benarkah? Hebat! Kamu memang selalu punya semangat untu

  • Menjadi Istri Kedua Tuan Presdir   Bab 113

    Di dunia ini, kita hidup berdampingan dengan berbagai kisah dan perjalanan hidup. Setiap individu memiliki jalan yang berbeda, namun semua saling berkaitan dalam jalinan takdir yang tak terduga.Seperti Serena, yang kini mulai menyadari kesalahannya dan bertekad untuk memulai semuanya dari awal. Penjara yang awalnya dirasa sebagai akhir, justru menjadi tempat refleksi dan pembelajaran.Dia berusaha bangkit, belajar dari masa lalu yang kelam, dan berharap dapat menebus kesalahannya dengan tindakan yang lebih baik di masa depan.Di sisi lain, ada Dong Min yang tenggelam dalam keputusasaan. Kehidupan yang dulu gemilang kini hancur berantakan. Namun, di balik setiap kegelapan, selalu ada cahaya yang menyinari. Tanpa disadarinya, ada orang-orang seperti suster Jaine yang peduli dan berusaha keras untuk menyelamatkannya, memberikan harapan dan kesempatan kedua yang tak ternilai.Kemudian, ada kisah Aruna dan Bintara, pasangan yang menghadapi setiap rint

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status