Share

Bab 85

Pagi itu di kantor Sebastian, suasana tegang terasa di udara. Bintara dan Sebastian duduk berhadapan, meja besar di antara mereka dipenuhi dokumen-dokumen penting. Wajah Bintara tampak cemas, gelisah, sementara Sebastian berusaha menjaga sikap tenangnya.

“Aruna kemarin melihat kau bersama Serena,” kata Sebastian, suaranya datar namun tegas.

Kata-kata itu seolah menampar Bintara, membuatnya terdiam sejenak. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Rencananya yang sudah disusun rapi kini terancam hancur. Ia tahu, sebentar lagi semuanya akan menuju titik terang, tapi situasi ini menambah beban di pundaknya.

“Aku minta kau tetap beri tahu kejelasan situasi yang terjadi pada Aruna,” pinta Bintara dengan suara sedikit bergetar, menahan emosi yang bercampur aduk di dalam dirinya. Ia menatap Sebastian dengan tatapan memohon, berharap sahabatnya itu bisa mengerti betapa pentingnya hal ini baginya.

Sebastian tersenyum tipis, hampir seperti s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status