Share

Bab 103

"Ibu baik-baik aja, tapi dia gak mau di bawa ke Jakarta, padahal aku khawatir kalau dia tinggal di Bandung sendirian," jawab Bintara akhirnya.

"Gak apa-apa, kita bisa bujuk Ibu pelan-pelan." Aruna menatap hangat pada Bintaran sambil menepuk bahu Bintara pelan.

Bintara terdiam sejenak, merenungi kata-kata Aruna. Tatapan matanya penuh kekhawatiran yang mendalam. “Aku tahu, Aruna,” ujarnya pelan, “Tapi Ibu sangat keras kepala. Dia selalu bilang nggak mau merepotkan kita. Aku hanya nggak mau dia merasa kesepian atau sakit sendiri di sana.”

Aruna tersenyum lembut, menepuk bahu Bintara lagi, kali ini dengan penuh kasih sayang. “Kita nggak akan biarkan ibu merasa sendiri. Kita bisa sering berkunjung ke Bandung, atau bahkan kita bisa pindah sementara ke sana. Lagi pula, bisnis sayuran di Bandung bisa jadi peluang yang bagus buat kita. Aku juga ingin Rohana tumbuh dekat dengan neneknya.”

Bintara memandang Aruna dengan penuh rasa syukur. “Kamu benar,” kata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status