Share

76|Tak Tahan

Penulis: Meina H.
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-29 10:52:07
~Galang~

Keadaan punggung atas Ezio menghantui aku. Jadi, aku tahu apa yang Fay rasakan ketika melihat anak-anak dibawa masuk dengan paksa oleh kedua neneknya. Namun mereka bukanlah keluarga kami, tidak ada yang bisa kami lakukan untuk menolong mereka.

Melihat dia gelisah saat kami menonton, Lala bahkan tidak bisa menghiburnya, maka aku tahu aku harus melakukan sesuatu. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang bisa membuat istriku susah dan tidak mendapatkan balasannya. Lagi pula, aku juga terdorong untuk menolong anak-anak.

“Lang, aku serius.” Dia memalingkan wajahnya sehingga aku mencium pipinya, bukan bibirnya. “Aku tidak bisa melakukan ini.”

“Siapa bilang kamu perlu melakukan sesuatu?” Aku mencium pipinya dengan sayang. “Kamu cukup diam saja, biar aku yang bantu kamu tidur.”

Aku tidak butuh waktu lama untuk berhasil mengalihkan pikirannya dari kedua anak itu. Dia pikir aku tidak tahu kelemahannya. Aku baru saja beristirahat sejenak setelah memuaskannya, dia yang masih mengingin
Meina H.

Hai, teman-teman~ Aku ada kejutan pada tanggal 1 April nanti. Silakan mampir ke rumah daringku pada tanggal tersebut untuk mengetahuinya, ya. Tenang, bukan keisengan karena April Mop. XD

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ayu
waah, ceritanya keren, bagus bgt, bikin penasaran......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   77|Orang Kepercayaan

    Aku sudah bisa menebak siapa yang dimaksud oleh Tama. Walau mereka mau bertemu dengan kami berdua, aku tidak membangunkan Fay. Cukup aku saja yang menghadapi mereka. Aku mengikuti Tama menuju pagar. Keempat orang itu berdiri di sana dengan wajah kesal. “Jaga keluargaku,” kataku kepada pelayanku itu. Dia mengangguk mengerti. Meski mereka memaksa untuk masuk, aku tidak mengizinkan. Aku berjalan menuju tanah lapang, tidak jauh dari rumahku. Mereka terpaksa mengikuti aku. Heran. Apa yang mereka inginkan dengan tetap bertahan melakukan hal ini? Bukankah mereka tidak suka dengan anak-anak? “Kami akan membawa Ezio dan Athena pulang,” kata ayah Nidya. “Apa Om dan Tante tidak dengar isi surat wasiat Nidya dan suaminya? Mereka memercayakan kedua anak mereka kepada Fayola,” kataku, mengingatkan. “Kami akan menggugat surat wasiat itu. Sejak kapan orang yang tidak ada hubungan keluarga bisa seenaknya mengambil anggota keluarga kami?” ucap ibu Nidya dengan sengit. “Yang mengurus surat itu adal

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   78|Bukan Kesalahan

    ~Fayola~ Aku benci rumah sakit. Terakhir kali datang ke tempat ini, aku pikir aku akan bertemu dengan Nidya dalam keadaan sehat. Ternyata harapanku terempas jauh dan justru mendengarkan kabar buruk mengenai kepergiannya untuk selamanya. Oh, Tuhan. Semoga saja hal yang sama tidak akan terwujud. Aku akan merasa sangat bersalah sudah membiarkan hal itu terjadi. Nidya memercayakan anak-anaknya kepadaku untuk aku jaga dengan baik, bukan malah jatuh sakit begini. “Itu ruangannya,” tunjuk Galang. Kami mempercepat langkah dan memeriksa setiap bilik, lalu menemukan mereka. Ulfa ada dalam ruangan itu bersama dokter dan suster yang menangani gadis kecilku. Athena berbaring tidak berdaya dengan mata terpejam. Dia pasti lemas. Aku tidak melihat Tama dan Ezio. Mungkin mereka sedang berada di suatu tempat. Kami menunggu dokter memeriksa, lalu mendengarkan dia memberi instruksi kepada perawat. Aku menoleh ke arah Galang, tetapi dia hanya mengangguk pelan, meminta aku bersabar. “Alergi susu?” tan

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   79|Hanya Kamu

    Aku menguatkan diri agar tidak tergoda untuk melihat ke belakang, tetapi rasa penasaranku menang. Galang benar. Doddy tahu betul apa kelemahanku dan bagaimana dia bisa memanfaatkannya. Sial. Aku juga bodoh, mau saja mengalah dengan diriku sendiri.Mala yang lebih dahulu menoleh sebelum aku. Doddy berlutut dengan kepala tertunduk. Gila. Apa yang ada dalam kepalanya? Dia datang dengan penampilan kusut, lalu memohon agar aku bicara dengannya, dan sekarang, menekuk kaki di depanku.Ini bukanlah Doddy yang aku kenal.“Aku sudah melakukan hal yang sangat jahat kepadamu. Seharusnya aku tidak pernah meninggalkan kamu. Kita bersama sejak duduk di bangku kuliah … aku salah sudah menyakiti kamu. Aku mohon, maafkan aku, Yola,” katanya dengan suara serak.“Berdiri, Doddy.” Aku tidak enak melihat orang-orang memperhatikan kami.“Kamu tidak mau bicara denganku, jadi aku harus menggunakan cara ini,” ucapnya bersikeras.“Aku sudah lama memaafkan kamu, jika itu yang mau kamu dengar. Berdirilah, lalu pu

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   80|Kebersamaan Pertama

    “Aku sudah memenuhi permintaanmu, maka aku tidak punya utang lagi,” kata Trici sambil menepuk punggung pria yang ada di depanku. “Santai saja. Aku menunggu di kantin.” “Terima kasih, Trici,” ucap pria itu. Wanita itu tersenyum licik kepadaku sebelum berjalan menuju pintu. Tidak ada yang perlu aku takutkan dari pertemuan ini, maka aku tidak bergegas keluar mengikuti Trici. Aku benar-benar tidak mengerti. Apa lagi yang harus aku katakan supaya orang-orang bisa memahami kalimatku. “Duduklah, Yola,” katanya, mempersilakan. Hanya tinggal kami berdua di dalam ruangan. “Apa ini karena anak itu?” tanyaku, menebak tujuannya ingin sekali bicara denganku. “Kamu pasti masih suka tempura. Aku membelinya dari restoran Jepang kesukaanmu.” Dia melirik kantong plastik berlabel rumah makan itu yang ada di atas meja. Penampilannya lebih baik dari hari sebelumnya. Rambutnya tertata rapi, setelannya bersih dan tidak kusut, wajahnya juga lebih bersinar. Aku tidak tahu apa yang terjadi sehingga dia ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   81|Rahasia Terungkap

    Mama berhenti sejenak karena suaranya berubah serak. Papa memegang tangan Mama, berusaha untuk menolongnya menenangkan diri. Aku menoleh ke arah Galang. Apa yang Mama maksudkan dengan rahasia besar?Apa mungkin Mama sudah tahu aku dan Galang hanya berpura-pura menikah? Tidak mungkin. Kalau pun mereka mengetahuinya, keadaan kami sekarang sudah berbeda. Lalu apa lagi yang mungkin Mama ketahui tentang aku?“Aku berhak tahu mengenai anak-anakku dan semua kesulitan yang mereka alami. Aku berhak tahu kalau ada masalah besar yang sedang kalian hadapi,” kata Mama lirih. “Mengapa kamu malah diam?”“Ma, aku tidak mengerti. Mama sedang membicarakan apa?” Aku melihat Papa dan Mama secara bergantian. “Aku maupun Galang tidak sedang mengalami masalah.”“Kamu menyembunyikan kehamilanmu dari kami,” kata Mama, menggoncang lantai yang aku pijak. “Sudah belasan tahun berlalu, mengapa kamu masih diam? Apa yang kamu takutkan dari kami?”Aku tidak bisa berkata-kata. Itu adalah rahasia yang seharusnya aku b

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   82|Saatnya Melepas

    Aku dan Mala saling bertukar pandang. Dia hanya tersenyum penuh arti, membuat aku semakin tidak mengerti. Apakah ada yang mereka rencanakan bersama yang tidak aku ketahui? Semua orang terlihat santai saja melihat rekan kami mendekati Trici, aku yang bingung sendiri.Tanganku memegang amplop yang sudah aku siapkan, menguatkan diri untuk melakukannya. Hari ini atau tidak sama sekali. Karena menunggu besok atau beberapa menit lagi, hasilnya akan sama saja. Jadi, lebih baik aku melakukannya sebelum rapat dimulai.“Saya mengundurkan diri,” kata pria itu, mengejutkan aku.Trici mengangkat kedua alisnya melihat amplop yang diletakkan pria itu di depannya, tetapi tidak memberikan tanggapan apa pun. Pria itu tersenyum, kemudian keluar dari ruang rapat tanpa sepatah kata pun. Wow. Dia berani sekali.Mala yang duduk di sisiku berdiri, lalu berjalan mendekati manajer kami. “Saya juga mengundurkan diri, Bu.” Dia meletakkan sebuah amplop di atas meja. Aku hanya bisa mengangakan mulutku.Wajah Trici

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   83|Menjaga Dia

    ~Galang~Aku tersenyum puas membaca laporan yang baru masuk ke surelku. Akhirnya, saat yang aku tunggu-tunggu tiba juga. Mereka mengadakan pertemuan mendadak dengan para pemegang saham. Aku mengirim pesan kepada kenalanku yang sudah lama menantikan kabar baik.Baru saja meletakkan ponsel di meja, muncul pesan baru di bagian atas layar ponselku. Fay memberi tahu aku dia pulang. Hm. Baru saja lewat jam makan siang, mengapa dia sudah pulang? Ah, pasti ini ulah Trici lagi. Aku belum tahu bagaimana cara membuat perempuan itu berhenti menyakitinya.Oh. Benar juga! Sayangku sudah pulang, maka aku tidak perlu menjemput dia di tempat kerjanya. Aku bisa menyelesaikan masalahku sepulang kerja nanti. Sudah saatnya bagi kami untuk bicara. Apa yang sudah dia lakukan tidak bisa lagi aku toleransi.“Kapan aku yang didatangi perempuan cantik di kantor?” keluh Rano melihat Trici berdiri menunggu di depan lobi. Aku tertawa kecil. “Sampai besok.”“Bersyukurlah, kamu tidak akan mau menjadi aku,” kataku pe

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   84|Jauhi Masalah

    Aku terenyuh melihat wajah khawatir istriku yang menyambut kepulanganku. Dia benar-benar sayang kepadaku. Matanya sampai berkaca-kaca melihat luka pada wajahku. Padahal dia tidak perlu khawatir. Aku bukan laki-laki lemah.“Apa teman kerjamu itu menyuruh orang lagi untuk menghajar kamu?” tanyanya sambil menutup pintu depan, lalu menguncinya.Tama pasti sudah disuruhnya untuk istirahat sehingga dia yang menyambut kepulanganku. Malam sudah larut karena ada tempat yang harus aku kunjungi sebelum kembali ke rumah. Kejadian hari ini benar-benar berada di luar rencanaku. Doddy tidak sebangkrut yang aku duga.“Aku mandi, lalu kita bicara, ya?” ucapku memelas.Dia mendesah pelan, kemudian mengangguk. “Aku akan mengambilkan makanan untukmu. Kamu pasti belum makan, ‘kan?” Aku menggelengkan kepala.Setelah mandi dan berhati-hati dengan lukaku, aku mengenakan pakaian. Fay sudah menunggu dengan wajah khawatir di sofa. Piring dan gelas sudah memenuhi meja di depannya. Aku duduk dan mulai makan. Aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   Terima Kasih, Sahabat

    Aku, Galang, dan Fayola mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan teman-teman. Dari munculnya ide cerita pada 19 Juli 2021, sampai pertama kali diunggah di sini pada tanggal 31 Desember 2022, akhirnya tamat pada hari ini, tanggal 16 April 2023. 120 bab, 160.950 kata. Wow. (´⊙ω⊙`) Galang dan Fayola sering membuat pusing saat menyampaikan ide cerita, jadi aku yakin ada banyak kekurangan pada karya ini. Untuk itu, aku mohon maaf. Semoga aku bisa terus memperbaiki diri dan menyajikan novel yang semakin berkualitas nan menghibur pada karya berikutnya. Bila ada yang mau disampaikan langsung kepadaku, Galang, atau Fayola, silakan ke kolom komentar, ya. Pasti kami balas. ♡♡♡ Terima kasih banyak untuk setiap sumbangan gem lewat vote, komentar, dan aku masih menunggu review dari teman-teman pada “Tentang buku ini”. Jika suka dengan novel ini, bantu bagikan ke kenalan yang lain yang juga mencari bacaan bagus, ya. Uhuk. ≧ω≦ Akhir kata, sampai jumpa lagi. Sembari menunggu, silakan mampir k

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   120|Teman Ributku

    Adakah orang di sisimu ketika duniamu runtuh di hadapanmu? Orang yang memegang tanganmu dan berkata, “Semuanya akan baik-baik saja. Ada aku di sini.” Sekalipun kamu tidak percaya, kalimat sederhana itu memberi kamu sepercik harapan. Air mata mengalir tiada henti di kedua pipimu, hatimu patah tidak mudah untuk disatukan kembali, dan tubuhmu nyeri menahan sakit yang luar biasa. Namun tangan itu memberi kamu kekuatan baru untuk merangkak lagi, memulai segalanya dari bawah. Aku ada. Orang itu bukan keluargaku, bukan pula sahabat yang aku percayakan semua rahasiaku, dia adalah teman ributku, Galang. Satu-satunya orang di dunia ini yang mengetahui rahasia terdalamku. Rahasia yang bahkan tidak berani aku ungkapkan kepada ibu kandungku. Menikah dengan sahabat sendiri itu geli. Sungguh. Bayangkan saja, orang yang kamu ketahui semua jeleknya, busuknya, hingga semua kebaikannya tertutupi. Apa bisa kamu mencium dia? Kamu pasti tertawa seperti pengalaman serius pertamaku dengan Galang. Kalau se

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   119|Berganti Peran

    ~Fayola~Aku sangat mencintai suamiku, tetapi ada juga saat-saat aku membenci dia sampai ke ubun-ubun. Dalam peran kami sebagai orang tua, aku selalu menjadi antagonis, monster di mata anak-anak. Sedangkan dia, menjadi malaikat yang selalu menolong, menghibur, dan memaafkan mereka.Namun menyadari betapa pentingnya keseimbangan sebagai orang tua, aku terpaksa menuruti cara itu. Karena ada juga waktunya, akulah yang menjadi protagonisnya, sedangkan Galang yang menjadi orang jahatnya. Membesarkan anak benar-benar menguras tenaga, pikiran, dan emosi.Kasihan kepada Galang yang lemas melihat kondisi sofa favoritnya, aku pun memanggil jasa untuk memperbaikinya. Untuk sementara, aku memindahkan sofa dari ruang depan ke ruang keluarga. Sebentar saja, sofanya pun jadi bagus lagi. Busa dan kainnya diganti dengan yang baru.“Jangan bilang mereka mencoret sofa lagi,” ucapnya kepadaku ketika dia menuruti anak-anak yang menarik tangannya untuk masuk ke ruang keluarga. Aku hanya tersenyum.“Kejutan

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   118|Anak Pintar

    “Apa kamu ini tidak bisa jalan dengan benar? Kamu tadi menyeret aku keluar kamar, lalu sekarang berhenti mendadak. Aku sampai tersandung. Untung saja aku tidak jatuh,” protes Fay. Aku memberi sinyal dengan mataku, dia malah memukul dadaku. “Ayo, cepat. Katanya sudah lapar, mengapa malah diam di sini?” Aku kembali melotot dan memberi tanda agar dia melihat ke arah depan kami. “Ada apa, sih? Lidah kamu terjepit?” “Jadi, ini yang dimaksud dengan naik gunung?” Mendengar kalimat itu, barulah Fay sadar dan menelan ludah dengan berat. Matanya yang semula mengantuk, terbuka lebar dan dia memasang senyum. Menginap di sini bukanlah rencanaku, jadi aku tidak mau menjawab pertanyaan itu. “Eh, anak mama ada di sini!” serunya pura-pura terkejut. “Hai, sayang! Ezio! Athena!” Dia mencium dan memeluk mereka satu per satu. “Kalian sudah rapi pakai seragam.” “Papa dan Mama benar naik gunung?” tanya Ezio lagi. Ayah dan Bunda yang berdiri di belakang mereka hanya menahan tawa. Melihat itu, aku memint

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   117|Terwujud Juga

    “Mama perginya jangan lama-lama, ya. Cepat pulang, ya, Ma,” isak Ezio.Kami bicara baik-baik semalam mengenai kepergian kami Lombok. Mereka mengerti bahwa mereka akan tinggal bersama kakek dan nenek mereka selama kami tidak di rumah. Bangun tidur, segalanya masih baik-baik saja. Barulah di dalam taksi, mereka mulai menangis.Aku dan Fay jelas panik dengan sikap mereka tersebut. Namun membatalkan kepergian kami adalah pilihan yang tidak akan aku ambil. Perjalanan ini mungkin tidak akan bisa kami lakukan lagi dalam waktu dekat. Aku mengajukan cuti bukan untuk bersantai di rumah saja.“Papa janji akan pulang hari Rabu, jangan bohong, ya, Pa,” tangis Athena.Aku dan istriku saling bertukar pandang. “Sayang, kami pasti kembali hari Rabu. Kalian berjanji akan bersikap baik. Mana janjinya? Mengapa kalian malah menangis?” ucap Fay.“Jangan khawatir. Mereka akan baik-baik saja,” kata Bunda, menengahi. “Pergilah. Taksi sudah datang. Jangan sampai kalian terlambat sampai di bandara.”“Baik, Bund

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   116|Membahagiakan Dia

    ~Galang~ Walau aku sangat marah kepada wanita perusak rumah tangga orang itu, aku bersyukur aku dalam keadaan tidak sadar ketika dia meniduri aku. Jadi, aku tidak mengingat apa pun yang terjadi di kamar hotel pada malam itu, yang menolong aku lebih cepat memaafkan diriku sendiri. Aku hanya mengenal tubuh istriku, setiap sentinya. Hanya wajahnya yang pernah aku lihat dalam keadaan paling intim. Yang paling penting, dia saja wanita yang aku inginkan. Aku merasa bersalah meski aku tidak ingat kejadian bersama Trici, tetapi aku akan membayarnya seumur hidupku dengan membuat istriku lebih bahagia dari sebelumnya. Membawa bunga setiap hari itu adalah salah satu contoh yang aku tahu akan membuat dia bahagia. Kalau dia melarang, maka aku menurutinya. Aku mau dia bahagia saat aku memberinya sesuatu, bukan merasa tidak enak. “Kamu pasti tidak sadar kita genap menikah selama empat bulan kemarin,” tebakku. Dia melihat aku dan tanganku yang ada di belakang tubuhku secara bergantian. “Kamu tahu

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   115|Selalu Mengecewakan

    Aku hanya bisa menundukkan kepala dan pasrah dengan air mata yang tidak bisa aku kendalikan terus mengalir turun membasahi wajahku. Aku mendadak merasa kecut, karena yang selalu aku sampaikan kepada mereka adalah berita buruk. Mengapa tidak bisa satu kali saja, aku memberikan kabar baik kepada keluargaku? Aku mau melihat mereka tertawa dan bersorak bahagia seperti saat Amara menyampaikan kabar kehamilannya. Oh, Tuhan. Mengapa aku selalu menjadi pembawa kabar buruk dalam keluargaku? Sudah pasti mereka akan kecewa mendengar pengakuanku. Aku bukan hanya merusak suasana, aku juga akan menghancurkan kebahagiaan adikku. Seharusnya hari ini adalah hari bahagia bagi kami semua. Seandainya saja aku tidak mengundur hal ini …. “Lebih dari lima belas tahun yang lalu, aku keguguran dan harus menjalani operasi. Tetapi dokter menemukan adanya fibroid atau tumor yang tumbuh di sekitar rahim yang berukuran sangat besar. Aku sendirian dan harus memberikan keputusan segera.” Aku memejamkan mataku. “K

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   114|Masih Berharap

    Aku tidak tahu harus melakukan apa, jadi aku menunggu mereka yang bergerak lebih dahulu. Sudah beberapa minggu ini hubungan kami sedang tidak enak. Jadi, mau tidak mau aku merasa canggung harus bersikap bagaimana.“Semoga kalian tidak keberatan aku mengajak mereka juga.” Bunda menoleh ke arahku. “Papa dan mamamu memaksa ingin ikut, jadi kami tadi menjemput mereka sebelum datang ke sini.”“Kami tidak keberatan, Bunda,” kataku dan Galang secara bersamaan.Ezio dan Athena bergantian memeluk Ayah dan Bunda, lalu mereka menatap ragu kepada Papa dan Mama. Cinta pertamaku itu yang lebih dahulu mendekat dan memeluk kedua anak tersebut. Mama pun melakukan hal yang sama.Aku tersenyum saat Galang merangkul bahuku, lalu mencium pelipisku. “Aku akan membeli tiket untuk kita,” bisiknya. Aku mengangguk.Anak-anak berjalan sambil menggandeng tangan Ayah dan Bunda, Papa mengikuti Galang menuju loket, sedangkan Mama mendekati aku. Dia memeluk aku, menghangatkan hatiku. Lega rasanya, kami sudah berbaik

  • Menjadi Istri Gadungan Sahabatku   113|Membutuhkan Kamu

    “Bisakah kalian pelan sedikit?” keluhku, melihat keempat makhluk tukang pamer itu berlari santai di depanku. Bukannya memperlambat lari mereka, ketiganya malah tertawa mengejek aku. Lala bahkan menyalak senang.Mereka bertiga bekerja sama agar aku bangun subuh dan ikut joging. Kalau bukan karena aku penasaran ingin mendaki Gunung Rinjani, aku tidak akan melakukan ini. Seandainya anak-anak sedikit lebih besar, pasti menyenangkan bisa pergi dengan mereka juga.Setelah joging, aku menolong Athena untuk mandi dan berganti pakaian di kamarnya, sedangkan Galang membantu Ezio. Barulah aku menuju kamar mandi di kamar tidur kami. Namun suamiku bergabung dan ikut mandi bersamaku.“Tidak, Lang. Kita bisa terlambat,” tolakku saat dia mengajak bercinta. Aku sangat menginginkan dia setelah berhari-hari puasa, tetapi kami tidak punya waktu untuk melakukan ini.“Kamu bilang kamu membutuhkan aku,” katanya, mengingatkan.“Semalam, bukan pagi ini,” ralatku.“Sayang sekali, aku selalu membutuhkan kamu se

DMCA.com Protection Status