Share

58|Hari Besar

Lantai gang dari pintu gereja hingga ke altar telah dialasi dengan karpet berwarna merah. Pada setiap ujung bangku dihiasi dengan buket bunga kecil dari barisan belakang hingga depan. Altar juga tidak kalah indahnya dengan bunga berdiri yang didominasi oleh warna putih.

Liturgis meminta kami untuk berdiri, lalu alunan piano mendendangkan mars pernikahan mengiringi Amara dan Papa yang berjalan bersama menuju altar. Adikku yang sepuluh tahun lebih muda dariku itu sudah bukan anak-anak atau gadis remaja yang manja lagi. Dia akan segera menjadi seorang istri, dan jika Tuhan berkenan, seorang ibu.

Aku menitikkan air mata ketika dia dan Keano akhirnya diresmikan menjadi suami istri. Pernikahan mereka tertunda selama satu bulan demi mengalah denganku dan Galang. Perasaan bersalah yang sedikit membebani aku pun terangkat.

“Tante Yola!” panggil Ezio dan Athena yang sudah duduk di kursi untuk mereka bersama kedua orang tua mereka. Aku melambaikan tangan, belum bisa mendekati mereka.

Bukan hanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status