Share

70.

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-20 02:06:54

Semakin dekat waktunya dalam perlombaan olimpiade sesama santri di pesantren Al Muhajirin. Beberapa undangan sudah disebar. Mengundang beberapa orang besar dan ulama kitab yang berada di provinsi Jawa Tengah. Lomba kali ini besar-besaran. Ketiga Gus kembar benar-benar mengerahkan semua kemampuannya untuk menunjang keberhasilan lomba kali ini.

“Bagaimana persiapan lombanya untuk hari ini?” tanya Fahri pada semua panitia.

“Alhamdulillah sudah rampung semuanya Gus,”

“Alhamdulillah, jadi bersiaplah, setelah ini lomba akan segera dimulai. Kami harap kalian bisa melakukan yang terbaik untuk lomba ini,” pesan Fahri.

Semuanya mengangguk paham. Tibalah hari ini lomba itu dilaksanakan. Persiapan hari yang cukup dan usaha semua panitia yang terlihat begitu kompak. Menjadi nilai tambah dalam terlaksananya lomba olimpiade ini.

Semua peserta lomba berkumpul. Para juri sudah datang dan duduk di tempatnya masing-masing. Ashraf membuka acara di depan pentas.

“Alhamdulillah, olimpiade kali ini dilaksa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Umi Widayanti
ceritanya kok gak nyambung,ada cerita pondok bingung dengan alur cerit
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Duda Muda   71.

    Fakih terbangun dengan keadaan kamarnya yang begitu kotor. Sampah bungkus makanan dan bungkus rokok bertebaran dimana-mana. Bahkan sekarang kamarnya sudah tak serapi kemarin. Fakih benar-benar menghabiskan malam dan saat hampir shubuh dia baru tertidur. Mungkin Fakih menyesal dengan sikapnya sendiri pada Anggi. Sampai mata Fakih memerah karena kurang tidur bahkan Fakih sampai melewatkan sholat shubuh.“Astaghfirullah, astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah. Hamba lalai, hamba sedih dengan salah satu penciptamu, sampai hamba juga melupakanmu,” ucap Fakih beristighfar sembari membereskan beberapa sampah-sampah yang berserakan.Terkadang kita lupa dan terlalu berlebihan dengan takdir yang kita jalani. Sampai kita melupakan sang pencipta. Saking sakit hatinya dengan seorang hamba. Maka meminta maaf dan berjanji tak mengulangi lagi kekhilafan itu. Fakih lalu memutuskan untuk membersihkan diri dan langsung beristirahat. Hari sudah sangat siang. Jadinya Fakih langsung melaksanakan sholat Dz

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Menjadi Istri Duda Muda   72.

    Sedari pagi tadi Ayra tak bisa berbuat apapun. Pikirannya masih menebak-nebak tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa semua kejadian yang menakutkan baginya dibuat seolah-olah itu hanyalah mimpi. Tapi Ayra merasa kalau itu sangatlah nyata. Ayra jadi bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi.“Tadi ya saya liat Balqis, uuum romantis banget sama Ustadz Ashraf. Kandungan Balqis besar banget sudah lohh, terus ya ustad Ashraf sepanjang jalan tadi meluk Balqis. Keliatan banget gitu kalau sayangnya besar sama Balqis,” ucap Sisca menceritakan kepada beberapa pengurus putri.“Iya sih, Ustadz Ashraf ternyata sebucin itu pada Balqis. Gak nyangka aja Ustadz secuek dan sedingin itu bisa jadi hello Kitty di depan pawangnya,” ucap Aulia menambah ucapan Sisca.Sementara Ayra melirik Sisca dan Aulia bergantian. Sisca terlihat biasa saja dilirik seperti itu. Sementara Aulia hanya membalas lirikan Ayra dengan senyuman khasnya. Ayra nampak tak terlalu menghiraukan ucapan kedua orang itu. Ayra kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Menjadi Istri Duda Muda   73.

    “Turut berduka cita nak, maafin saya belum bisa menghampiri kamu kemarin,” kata Balqis mengelus pundak Adiva dan memeluknya.Adiva mengangguk cepat. Air matanya tak pernah berhenti mengalir ketika membahas kepergian sang bunda. Adiva benar-benar merasa kehilangan. Dirinya saat ini benar-benar dalam duka besar.“Nak, jangan sampai kejadian ini membuat kamu untuk berhenti melakukan apapun. Kamu boleh lelah tapi jangan pernah menyerah. Bunda kamu bakal ikut sedih juga melihat keadaan kamu seperti ini. Kamu harus jadi anak kuat. Kamu harus jadi anak hebat. Buktikan pada bunda kamu disana, kamu pasti bisa melanjutkan kehidupan ini,” ujar Balqis terus saja menguatkan hati Adiva yang sedang hancur lebur. Buktinya memang sangat sakit kehilangan orang yang kita cinta. Apalagi dia adalah orang yang merawat kita dari kecil.“Saya tidak mampu, Bu nyai. Saya tidak akan menyerah, hanya saja saya tidak bisa tinggal di Semarang lagi. Saya harus kembali ke Jatim,” ucap Adiva mengusap air matanya.“Ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Menjadi Istri Duda Muda   74.

    Bahagia itu sederhana, katanya. Cukup melihat dia bahagia maka kita akan bahagia. Seperti kisah Kemal saat ini, dia merenung keluar jendela ruang baca kitab. Diluar sedang gerimis dan terlihat Nazila yang diberikan payung oleh seorang laki-laki.“Cemburu ya bang?” Fatah tiba-tiba muncul di sampingnya dan membuatnya kaget.“Astaghfirullah, tak kira kamu petir, Fat! Bikin kaget aja,” ucap Kemal mengelus dada.“Yaelah bang, adiknya sendiri disamain sama petir,” “Ya habisnya ngagetin, orang juga lagi fokus belajar,” kata Kemal menggeser ranselnya.“Halah, liat ukhti Nazila tuh, sok sok an fokus belajar. Bukunya aja kebalik!” sarkas Fatah tergelak menunjuk buku kitab milik Kemal yang sekarang kebalik.Kemal pun baru sadar kalau buku di depannya sedang terbalik. “Ya ini emang gayanya aja baca sambil kebalik, hitung-hitung latihan biar bisa baca kitab dari seluruh arah,” ujar Kemal selalu mencari alasan.“Iya dah bang, aku mah cupu!” keluh Fatah lalu beralih menatap ponselnya yang sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Menjadi Istri Duda Muda   75.

    Fahri melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia menerobos jalanan dengan sangat cepat. Tak biasanya dia seperti ini. Namun rasa khawatirnya begitu besar untuk seorang Adiva. “Adiva,” panggil Ashraf saat tiba di tengah taman kota. Dia mencari-cari dan memangil Adiva.Fahri terus berlari mengelilingi taman kota. Tak kunjung juga dia temui sosok Adiva. Lalu fahri menelpon Dion dan menanyakan keberadaan Adiva.“Disini Fah, Deket lampu taman kota,” ujar Dion. Fahri pun langsung bergegas pergi ke sana.“Gus Fahri,” ucap seorang perempuan yang berada di samping Adiva. Dia merupakan teman kuliah Adiva.“Adiva kenapa?” tanya Fahri dengan raut khawatir.“Dia pelakunya,” tunjuk Dion pada Farhan yang tengah terduduk dipegangi oleh kedua teman Dion.“Farhan, kamu apakah Adiva?” tanya Fahri mendekati Farhan.“Ouh, ternyata sudah sedekat ini. Mantab juga rayianmu div, bisa menggaet Gus dingin dan cupu ini,” ucap Farhan memandang remeh pada Fahri.“Jaga ucapanmu Farhan,” teriak Adiva. Air mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Menjadi Istri Duda Muda   76.

    Semua menoleh ke arah sumber suara. “Jihan!” tampik Fahri melotot tajam.“Iya Abah sama ummah, Kak Fahri akan menikahi aku, hehe. Abah Ashraf merestui kan?” tanya Jihan memastikan. Jihan semakin maju ke depan mendekati Balqis dan Ashraf.“Jihan, kamu masih terlalu muda nak. Ya Abah setuju aja, tapi kak Fahrinya masih harus melanjutkan pendidikan dulu. Harus bisa membuktikan kalau dia bisa mencukupi keluarganya nanti. Mungkin kamu bisa menunggu sampai kak Fahrinya lulus kuliah dan punya pekerjaan yang jelas,” ujar Ashraf dengan tersenyum pada Jihan.“Abah,” cegah Fahri. Dia masih belum selesai menjelaskan semuanya. Namun sang Abah sudah terburu-buru menanggapi ucapan dari Jihan.“Sudah Fahri, Abah tetep pada keputusan Abah. Jihan masih terlalu muda, lebih baik kamus selesaikan dulu pendidikan kamu baru nanti kamu bisa menikahi Jihan. Jihan pasti mau menunggu,” imbuh Ashraf kembali.“Iya kak, benar kata Abah Ashraf,” ujar Jihan mengangguk cepat.Lalu Ashraf keluar meninggalkan ruangan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Menjadi Istri Duda Muda   77.

    Alya masih terus menangis di depan Fatah. Kemal mencoba melerai perdebatan mereka berdua. “Udah Fat, maafin aja,” kata Kemal menepuk bahu sang kembarannya.“Apaan sih bang, tau sendiri dia kan tadi buat malu banget,” gerutu Fatah. Emosinya masih belum hilang.“Ya gimana pun dia itu cewek fat, udah lah ngalah aja,” kata Kemal sebagai sang kakak yang harus benar-benar menjaga adiknya.“Hm,” ujar Fatah tetap pada pendiriannya.“Ya aku kan gak tau kalau kamu sebenarnya anaknya pesantren,” ujar Alya melililit baju blousenya. Wajahnya cemberut.“Hah? Maksudnya?” tanya Fatah bingung.“Anak pesantren? Ouh, anak pemilik pesantren,” kata Kemal membenarkan ucapan Alya.“Nah itu, hehe, lupa,” lirih Alya menampilkan senyumannya manisnya.“Typonya kebangetan banget!” sungut Fatah masih kesal.“Iya maaf maaf. Dimaafin kan? Ya udah temenan yuk,” ujar Alya lalu hendak menyalami Fatah.“Ish, udah tau masih aja kayak gitu. Pelupa tingkat akut mbak?” peringat Kemal menggeleng saat Alya hendak menyalami.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Menjadi Istri Duda Muda   78.

    Setelah selesai dengan ujian di hari ini. Fatah dan Kemal keluar dari kelasnya. Wajah mereka berdua begitu lesu. Seperti selesai latihan kemiliteran saja. Padahal hanya ujian akhir semester, belum juga sidang skripsi. “Bang, enak banget kamu di semangatin sama doi,” ujar Fatah berjalan sempoyongan. Dia kemarin belajar sampai begadang. Biasa, sistem kebut semalam. Jadi ya gini, besoknya pasti capek banget karena kurang tidur dan otak seakan habis energi.“Itu cuma catatan pelajaran, Fat, kemarin aku emang minta ke Nazila,” ungkap Kemal.“Halah, boong terus, nanti dapat piring cantik,” ujar Fatah kesal. Kemal menonyor bahu Fatah.“Terus, kenapa?” tanya Kemal.“Ya gak papa lah,” jawab Fatah sewot. Sambil menendang kaki saudaranya dari belakang.“Nah, iri tuh, itu cewek kamu nyamperin, ehem,” goda Kemal membiarkan Fatah berjalan di depannya.“Cewek apaan dah!” kata Fatah terus berjalan menunduk. Dia belum menyadari kehadiran seseorang yang sangat-sangat dia hindari.“Hai Fatah ganteng!”

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Duda Muda   100.

    "Maryam!" Panggil seorang perempuan memakai daster dari dalam kamar sebelah di rumah itu."Iya Kak, ada apa?" Sahut seorang perempuan memakai Jilbab rawis berwarna hitam."Siapa yang nyuruh kamu buat lanjut kuliah? Nanti ngerepotin aja kalau butuh apa-apa, Kita ini keluarga miskin, bapak sama ibu juga udah ga kerja, harusnya kamu itu sadar diri." Firda- kakak kedua Maryam yang kini sedang memaki Maryam untuk tidak melanjutkan pendidikan nya ke jenjang lebih tinggi lagi.Maryam terkejut dengan sikap kakak perempuan nya itu, padahal dirinya sekarang bunuh dukungan, bukan hanya hinaan dan sebuah tuduhan. Maryam menatap kakaknya dengan mengiba, dirinya tidak seperti itu, dia ingin melanjutkan kuliahnya karena dia ingin mengangkat derajat keluarga nya itu lebih baik lagi, terutama untuk mengangkat derajat kedua orang tuanya."Ma- maaf Kak. Aku cuma mau mengejar cita-cita ku saja. Untuk urusan biaya nanti aku akan berusaha buat cari beasiswa, Insya Allah. Semua pasti dimudahkan kak." Maryam

  • Menjadi Istri Duda Muda   99.

    Maryam hanya diam mendengar semua kata-kata yang terdengar pilu dari kakak perempuannya itu. Terlihat juga raut kecewa dari orang tuanya, kalau sudah begini apa yang harus Maryam lakukan. Maryam meminta maaf lalu kemudian tetap berjuang, atau Maryam terus bekerja hingga dia menabung banyak uang sampai keluarga nya bangga dan terbebas dari kekurangan, benar saja Maryam sekarang dilema."Maaf Bu, setelah gajian nanti Maryam lunasi hutang ibu. Dan setelah ini Maryam tidak akan menyusahkan lagi." Maryam mendekat dan duduk di depan ibunya. Lalu Kulsum, menghela nafas pasrah. "Sudah tidak apa-apa, tapi benar kata kakakmu, sebaiknya kamu jangan lanjut buat kuliah. Kita ini serba kekurangan, apalagi kalau kamu nanti kuliah sudah gak bisa kerja lagi. Kalaupun tetap kerja nanti takutnya kecapean.Maryam sadar, atau hanya sebatas mimpi. Satu-satunya orang yang Maryam anggap akan selalu mendukung ternyata juga sudah tidak yakin terhadap dirinya. Maryam tau diri, cukup, dia sudah tidak punya lagi

  • Menjadi Istri Duda Muda   98.

    "Minimal perempuan yang akan menjadi pendamping saya mirip ummah," ucap Fahri dengan tatapan cueknya."Kalo tipeku sih, setara dengan Siti Fatimah," gurau Kemal dengan candanya."No comment, nyatanya bermain game lebih menarik daripada bahas Masalah perempuan," kata Fatah pada kedua kakaknya.Kedua Ning kembar yang bernama Hajar dan Hana hanya tercengang saat mendengar ucapan dari ketiga Gus tampan itu. Keduanya saling menatap sambil berkomunikasi lewat mata.“Maaf Gus, tapi ini amanat dari kedua orang tua kita untuk menjodohkan kita. Agar persahabatan mereka semakin kuat dan silaturahim keluarga kita selalu terjaga,” ucap Hana dengan tersenyum penuh. Wajahnya yang cantik dengan pipi yang kemerah-merahan. Senyumnya begitu terpancar.“Kalo seperti itu, tanpa menjodohkan kita pun mereka akan tetapi saling menjaga silaturahim keluarga dan tetap bersahabat dekat,” ucap Kemal sambil tersenyum ramah. Meskipun tak menyetujui perjodohan itu tetap saja sikap Kemal yang begitu ramah berbanding

  • Menjadi Istri Duda Muda   97.

    Permasalahan demi permasalahan kisah cinta untuk Gus kembar terjadi. Mulai dari hal yang serius sampai hal yang paling lucu. “Gimana rasanya ditembak sama cewek gammers dari UIN Semarang?” tanya Kemal menggoda Fatah yang tengah menggalau.Rasa malunya saat itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Bagaimana tidak, seorang gammers cantik dari program studi hukum tata negara menembaknya di depan banyak mahasiswa lainnya. Dan parahnya Alya tak tau kalau Fatah adalah seorang Gus.“Udah lah bang, malu,” jawab Fatah. Biasanya hari-hari akan dia habiskan dengan bermain game dan kuliah. Namun hari ini dia tak membuka gamenya sama sekali.“Kemarin aja, goda aku kamu fat!” celetuk Fahri ikut menertawai kisah asmara sang adik.“Ishh, nyesel aku disini, suer bang!” ungkap Fatah semakin kesal. Tapi masih diselingi tawa renyah oleh kedua saudara kembarnya.“Udah lah, nikmatin aja. Kamu mending sama anak kuliahan yang digituin, lah aku ditawari nikah sama anak SMA, kan lebih aneh bin ajaib lagi,”

  • Menjadi Istri Duda Muda   96.

    Suasana malam yang begitu hening, Fahri melihat keadaan asrama putra yang begitu tertib. Malam ini sedang ada kajian kitab langsung dari kyai Al Muhajirin, yaitu Kyai Ashraf. Fahri memilih melihat acara di masjid besar yang ada di asrama putra itu lewat atas dari lantai dua.“Bagaimana dengan sosok jodoh? Jodoh itu datang di waktu tengah tepat saat orangnya sudah tepat. Jodoh itu cerminan diri, wahai santriku. Laki-laki baik untuk perempuan yang baik. Dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, jadi, pantaskan diri di usia muda kalian. Sebab, tak ada yang lebih istimewa kecuali akhlak yang baik,” ucap Ashraf di atas mimbar.Suaranya menggema di seluruh pesantren putra. Fahri pun tetap fokus mendengarkan ceramah dari abahnya. Sementara Kemal dan Fatah, jangan tanya mereka berdua kemana. Mereka juga ada di ruangan yang sama dengan Fahri. Namun Kemal sedang berbaring tertidur. Sementara Fatah yang sibuk dengan game-nya.“Fatah, taruh dulu HP-nya. Ayo dengarkan ceramah Abah,” ajak

  • Menjadi Istri Duda Muda   95.

    “Ini beneran kita dijodohin. Abah Ashraf lupa dengan ucapannya dulu waktu awal kita mau masuk kuliah,” ucap Kemal memandangi lantai bawah. Melihat sekitar area lapangan asrama putra. Banyak santri yang sedang bermain sepak bola di sore hari. Mungkin sekarang waktunya lagi olahraga sore.“Tenang bang, Abah gak akan setega itu sama kita. Jadi jangan berpikir negatif dulu,” cegah Fatah menenangkan sang kembarannya. Ya meskipun dirinya lebih takut jika hal itu beneran terjadi.“Tapi kalau dilihat-lihat, Abah kali ini serius,” ujar Fahri sambil berjalan ke depan dan ke belakang di sebelah Kemal yang sedang berbaring. Kali ini mereka berada di ruang UKS santri. Setelah kejadian tadi yang membuat Kemal tak sadarkan diri. “Astaghfirullah,” ucap Kemal memijat pelipisnya. “Astaghfirullah,” Fatah pun juga ikut ber-istighfar.“Astaghfirullah,” Fahri yang juga mengucapkan hal yang sama. Ketiga saudara kembar itu benar-benar dibuat bingung dengan keputusan sang Abah. Pilihannya ada dua. Menerima

  • Menjadi Istri Duda Muda   94.

    Adiva sedari tadi mendengar setiap kata dari ceramah Fahri di Masjid asrama putra. Dari ruang khusus pengajar begitu terdengar jelas suara Fahri. Sembari mengisi absen data santriwati yang diajarnya. “Ustadzah Adiva,” panggil seorang perempuan mendekati Adiva membawa kumpulan berkas ber map pink.“Na’am ya ustadzah Ratna,” sapa Adiva dengan senyum simpul.“Hihi, lagi data absen santri putri kan. Ini saya ada contoh beberapa berkasnya, bisa ustadzah salin sembari diubah beberapa data yang belum sama,” perempuan berkerudung panjang itu duduk di samping Adiva yang tengah mengotak atik laptopnya.“Iya ini, Syukron, Us,” kata Adiva menerima dengan penuh senang. Sebab dari tadi dia memang kebingungan membuat data yang diminta pihak pesantren sementara contoh detailnya saja dia belum punya.“Eh, Ustadzah Adiva satu kampus ya sama Gus Fahri. Gus Fahri kalau di kampus gimana sih orangnya,” celetuk Ratna dengan rasa penasaran tinggi.Adiva menoleh ke samping, memperhatikan raut penasaran Ratna

  • Menjadi Istri Duda Muda   93.

    “Nak Balqis, Begini nak, alasan-alasan nak Balqis barusan itu saya rasa tidak berpengaruh sama sekali. Semuanya bisa diubah, baik itu pemikiran atau menseid. Entah itu tidak pantas atau tidak cocok, itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kita. Toh ini juga bukan keinginan saya, ini keinginan Gus Fahri sendiri,” ucap Balqis memegangi kedua bahu Adiva.Adiva mengangkat kepalanya, matanya berkedip beberapa kali. Sedikit kaget dengan pertanyaan Nyai Balqis. “Benarkah Bu Nyai, ini permintaan Gus Fahri?” tanyanya dengan wajah melongo.Fahri yang berada diluar, yang tadinya badmood sekarang juga ikutan kaget. Apakah rasa sukanya dengan Adiva sementara itu sampai Ummahnya berpikiran demikin. ‘Ummah gak bisa diajak kompromi, ish,’ gumam Fahri dalam hatinya.***Suasana pesantren Al Muhajirin sedang hening. Semua aktivitas dihentikan terlebih dahulu oleh pengasuh. Sebab Abi Lukman, yang merupakan ayah dari Ashraf, sedang sakit. Para santri diminta untuk beraktivitas sen

  • Menjadi Istri Duda Muda   92.

    Balqis dan Ashraf menuju ke rumah sakit, didampingi oleh Gibran dan istrinya. Mereka langsung menemui dokter yang menangani kemal.“Keadaan saudara Idris tidak baik-baik saja, Dia mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Saudara juga mengeluarkan cukup banyak darah. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuknya,” ujar dokter laki-laki itu.“Apakah anak saya akan baik-baik saja dok?” tanya Ashraf begitu khawatir.“Insya Allah. Doakan selalu untuk saudara Idris,”“Terima kasih, dok,” ucap Ashraf menjabat tangan dokter itu.“Sudah Humairah, jangan sedih berlarut seperti ini. Anak kita selamat, Alhamdulillah,” Ashraf mendengarkan sang istri dengan memeluknya erat.“Tapi Mas, Kemal itu cengeng kalau luka sedikit. Terakhir waktu dia masih Mts, disuntik aja dia nangis-nangis semalaman,” kata Balqis sambil sesenggukan. Tangisnya pecah semenjak mendengar anak keduanya kecelakaan.“Humairah, dia sudah dewasa. Kamu lupa ya, dia sudah kuliah semester empat. Dia sudah jadi anak kuat, sab

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status