Share

69.

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-19 11:43:43

Fahri menemui pihak keamanan di ruang akademik Fakultas. Sebelumnya dia sudah berjanjian dengan salah satu karyawan bagian keamanan.

“Bagaimana bapak?” tanya Fahri memasuki ruangan bernuansa hitam itu.

Laki-laki itu menunjukkan sebuah rekaman dari layar komputer di depannya. Fahri pun menyimak dengan fokus tanpa melewatkan setiap detik dari tambilan layar itu.

“Gimana, segitu aja?” tanya lelaki itu.

“Mantab pak! Ini yang saya mau,” kata Fahri dengan senang sambil memberikan selembar uang berwarna biru.

“Jangan sogok saya, saya sudah di gajai kerja disini. Dan ini bagian dari tugas saya memang,” ucap lelaki itu menolak pemberian Fahri.

“Itu bukan menyogok pak, anggap saja ini hadiah. Karena menemukan adegan itu kan masih harus mencari dengan detail. Ambil ya, lumayan buat beli makan siang,” kata Fahri langsung memberikan uangnya itu.

“Duh, gak enak saya jadinya Gus. Tapi tak apalah, saya terima. Makasih ya Gus,” ucap bapak itu secara malu-malu menerima uang pemberian Fahri.

“Oke pak, s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Duda Muda   70.

    Semakin dekat waktunya dalam perlombaan olimpiade sesama santri di pesantren Al Muhajirin. Beberapa undangan sudah disebar. Mengundang beberapa orang besar dan ulama kitab yang berada di provinsi Jawa Tengah. Lomba kali ini besar-besaran. Ketiga Gus kembar benar-benar mengerahkan semua kemampuannya untuk menunjang keberhasilan lomba kali ini.“Bagaimana persiapan lombanya untuk hari ini?” tanya Fahri pada semua panitia.“Alhamdulillah sudah rampung semuanya Gus,”“Alhamdulillah, jadi bersiaplah, setelah ini lomba akan segera dimulai. Kami harap kalian bisa melakukan yang terbaik untuk lomba ini,” pesan Fahri. Semuanya mengangguk paham. Tibalah hari ini lomba itu dilaksanakan. Persiapan hari yang cukup dan usaha semua panitia yang terlihat begitu kompak. Menjadi nilai tambah dalam terlaksananya lomba olimpiade ini.Semua peserta lomba berkumpul. Para juri sudah datang dan duduk di tempatnya masing-masing. Ashraf membuka acara di depan pentas.“Alhamdulillah, olimpiade kali ini dilaksa

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • Menjadi Istri Duda Muda   71.

    Fakih terbangun dengan keadaan kamarnya yang begitu kotor. Sampah bungkus makanan dan bungkus rokok bertebaran dimana-mana. Bahkan sekarang kamarnya sudah tak serapi kemarin. Fakih benar-benar menghabiskan malam dan saat hampir shubuh dia baru tertidur. Mungkin Fakih menyesal dengan sikapnya sendiri pada Anggi. Sampai mata Fakih memerah karena kurang tidur bahkan Fakih sampai melewatkan sholat shubuh.“Astaghfirullah, astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah. Hamba lalai, hamba sedih dengan salah satu penciptamu, sampai hamba juga melupakanmu,” ucap Fakih beristighfar sembari membereskan beberapa sampah-sampah yang berserakan.Terkadang kita lupa dan terlalu berlebihan dengan takdir yang kita jalani. Sampai kita melupakan sang pencipta. Saking sakit hatinya dengan seorang hamba. Maka meminta maaf dan berjanji tak mengulangi lagi kekhilafan itu. Fakih lalu memutuskan untuk membersihkan diri dan langsung beristirahat. Hari sudah sangat siang. Jadinya Fakih langsung melaksanakan sholat Dz

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-21
  • Menjadi Istri Duda Muda   72.

    Sedari pagi tadi Ayra tak bisa berbuat apapun. Pikirannya masih menebak-nebak tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa semua kejadian yang menakutkan baginya dibuat seolah-olah itu hanyalah mimpi. Tapi Ayra merasa kalau itu sangatlah nyata. Ayra jadi bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi.“Tadi ya saya liat Balqis, uuum romantis banget sama Ustadz Ashraf. Kandungan Balqis besar banget sudah lohh, terus ya ustad Ashraf sepanjang jalan tadi meluk Balqis. Keliatan banget gitu kalau sayangnya besar sama Balqis,” ucap Sisca menceritakan kepada beberapa pengurus putri.“Iya sih, Ustadz Ashraf ternyata sebucin itu pada Balqis. Gak nyangka aja Ustadz secuek dan sedingin itu bisa jadi hello Kitty di depan pawangnya,” ucap Aulia menambah ucapan Sisca.Sementara Ayra melirik Sisca dan Aulia bergantian. Sisca terlihat biasa saja dilirik seperti itu. Sementara Aulia hanya membalas lirikan Ayra dengan senyuman khasnya. Ayra nampak tak terlalu menghiraukan ucapan kedua orang itu. Ayra kemba

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • Menjadi Istri Duda Muda   73.

    “Turut berduka cita nak, maafin saya belum bisa menghampiri kamu kemarin,” kata Balqis mengelus pundak Adiva dan memeluknya.Adiva mengangguk cepat. Air matanya tak pernah berhenti mengalir ketika membahas kepergian sang bunda. Adiva benar-benar merasa kehilangan. Dirinya saat ini benar-benar dalam duka besar.“Nak, jangan sampai kejadian ini membuat kamu untuk berhenti melakukan apapun. Kamu boleh lelah tapi jangan pernah menyerah. Bunda kamu bakal ikut sedih juga melihat keadaan kamu seperti ini. Kamu harus jadi anak kuat. Kamu harus jadi anak hebat. Buktikan pada bunda kamu disana, kamu pasti bisa melanjutkan kehidupan ini,” ujar Balqis terus saja menguatkan hati Adiva yang sedang hancur lebur. Buktinya memang sangat sakit kehilangan orang yang kita cinta. Apalagi dia adalah orang yang merawat kita dari kecil.“Saya tidak mampu, Bu nyai. Saya tidak akan menyerah, hanya saja saya tidak bisa tinggal di Semarang lagi. Saya harus kembali ke Jatim,” ucap Adiva mengusap air matanya.“Ken

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • Menjadi Istri Duda Muda   74.

    Bahagia itu sederhana, katanya. Cukup melihat dia bahagia maka kita akan bahagia. Seperti kisah Kemal saat ini, dia merenung keluar jendela ruang baca kitab. Diluar sedang gerimis dan terlihat Nazila yang diberikan payung oleh seorang laki-laki.“Cemburu ya bang?” Fatah tiba-tiba muncul di sampingnya dan membuatnya kaget.“Astaghfirullah, tak kira kamu petir, Fat! Bikin kaget aja,” ucap Kemal mengelus dada.“Yaelah bang, adiknya sendiri disamain sama petir,” “Ya habisnya ngagetin, orang juga lagi fokus belajar,” kata Kemal menggeser ranselnya.“Halah, liat ukhti Nazila tuh, sok sok an fokus belajar. Bukunya aja kebalik!” sarkas Fatah tergelak menunjuk buku kitab milik Kemal yang sekarang kebalik.Kemal pun baru sadar kalau buku di depannya sedang terbalik. “Ya ini emang gayanya aja baca sambil kebalik, hitung-hitung latihan biar bisa baca kitab dari seluruh arah,” ujar Kemal selalu mencari alasan.“Iya dah bang, aku mah cupu!” keluh Fatah lalu beralih menatap ponselnya yang sedang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Menjadi Istri Duda Muda   75.

    Fahri melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia menerobos jalanan dengan sangat cepat. Tak biasanya dia seperti ini. Namun rasa khawatirnya begitu besar untuk seorang Adiva. “Adiva,” panggil Ashraf saat tiba di tengah taman kota. Dia mencari-cari dan memangil Adiva.Fahri terus berlari mengelilingi taman kota. Tak kunjung juga dia temui sosok Adiva. Lalu fahri menelpon Dion dan menanyakan keberadaan Adiva.“Disini Fah, Deket lampu taman kota,” ujar Dion. Fahri pun langsung bergegas pergi ke sana.“Gus Fahri,” ucap seorang perempuan yang berada di samping Adiva. Dia merupakan teman kuliah Adiva.“Adiva kenapa?” tanya Fahri dengan raut khawatir.“Dia pelakunya,” tunjuk Dion pada Farhan yang tengah terduduk dipegangi oleh kedua teman Dion.“Farhan, kamu apakah Adiva?” tanya Fahri mendekati Farhan.“Ouh, ternyata sudah sedekat ini. Mantab juga rayianmu div, bisa menggaet Gus dingin dan cupu ini,” ucap Farhan memandang remeh pada Fahri.“Jaga ucapanmu Farhan,” teriak Adiva. Air mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Menjadi Istri Duda Muda   76.

    Semua menoleh ke arah sumber suara. “Jihan!” tampik Fahri melotot tajam.“Iya Abah sama ummah, Kak Fahri akan menikahi aku, hehe. Abah Ashraf merestui kan?” tanya Jihan memastikan. Jihan semakin maju ke depan mendekati Balqis dan Ashraf.“Jihan, kamu masih terlalu muda nak. Ya Abah setuju aja, tapi kak Fahrinya masih harus melanjutkan pendidikan dulu. Harus bisa membuktikan kalau dia bisa mencukupi keluarganya nanti. Mungkin kamu bisa menunggu sampai kak Fahrinya lulus kuliah dan punya pekerjaan yang jelas,” ujar Ashraf dengan tersenyum pada Jihan.“Abah,” cegah Fahri. Dia masih belum selesai menjelaskan semuanya. Namun sang Abah sudah terburu-buru menanggapi ucapan dari Jihan.“Sudah Fahri, Abah tetep pada keputusan Abah. Jihan masih terlalu muda, lebih baik kamus selesaikan dulu pendidikan kamu baru nanti kamu bisa menikahi Jihan. Jihan pasti mau menunggu,” imbuh Ashraf kembali.“Iya kak, benar kata Abah Ashraf,” ujar Jihan mengangguk cepat.Lalu Ashraf keluar meninggalkan ruangan i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Menjadi Istri Duda Muda   77.

    Alya masih terus menangis di depan Fatah. Kemal mencoba melerai perdebatan mereka berdua. “Udah Fat, maafin aja,” kata Kemal menepuk bahu sang kembarannya.“Apaan sih bang, tau sendiri dia kan tadi buat malu banget,” gerutu Fatah. Emosinya masih belum hilang.“Ya gimana pun dia itu cewek fat, udah lah ngalah aja,” kata Kemal sebagai sang kakak yang harus benar-benar menjaga adiknya.“Hm,” ujar Fatah tetap pada pendiriannya.“Ya aku kan gak tau kalau kamu sebenarnya anaknya pesantren,” ujar Alya melililit baju blousenya. Wajahnya cemberut.“Hah? Maksudnya?” tanya Fatah bingung.“Anak pesantren? Ouh, anak pemilik pesantren,” kata Kemal membenarkan ucapan Alya.“Nah itu, hehe, lupa,” lirih Alya menampilkan senyumannya manisnya.“Typonya kebangetan banget!” sungut Fatah masih kesal.“Iya maaf maaf. Dimaafin kan? Ya udah temenan yuk,” ujar Alya lalu hendak menyalami Fatah.“Ish, udah tau masih aja kayak gitu. Pelupa tingkat akut mbak?” peringat Kemal menggeleng saat Alya hendak menyalami.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Duda Muda   115

    Maryam bingung dengan penawaran Ali, dia tidak ingin merepotkan teman lama yang belum terlalu dekat ini. Maryam mencari-cari alasan agar tidak diantar oleh Ali dan bisa menolak dengan cara baik."Tidak Ali, aku setelah ini harus langsung ke rumah teman. Mungkin lain waktu saja ya, soalnya gak enak sudah terlanjur janji." Maryam beralasan dengan ajakan baik Ali.Ali kembali tersenyum dan mengelus kepala Maryam, "iya gak apa-apa, hati-hati di jalan ya. Tapi sebelumnya, boleh aku minta nomor handphone nya kan?" Tanya nya dengan nada selembut mungkin.Jangan tanya keadaan Maryam sekarang, dia sudah tak karuan. Pipinya merona menghangat, siapa pun wanita yang diperlukan seperti dirinya barusan bakalan baper garis keras. Ali ada-ada aja sih, orang lagi sedih malah digituin, kan jadinya Maryam lupa sama kesedihan nya tadi.Maryam terkesiap dan lalu menyebutkan nomor handphone nya, lebih tepat nomor WhatsApp nya dia. Lalu Ali langsung menyimpan nomor Maryam. "Terima kasih, nanti kita bisa ber

  • Menjadi Istri Duda Muda   114

    Hendi tidak berani menatap kedua orang tuanya, dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya kecewa karena pekerjaan nya itu. "Belum ada kepastian Pak, ini juga lagi berusaha cari pekerjaan lain biar gak nganggur." Hendi berucap dengan ragu.Ahmad tersenyum tenang menatap putra sulungnya itu, "Gak apa-apa, pelan-pelan saja Nak. Kami gak maksa kamu buat harus segera dapat kerja. Tapi kamu juga tau sendiri kan bapak sama ibu ya kerjanya gini-gini saja."Hendi beralih menatap ibunya, dan Kulsum pun ikut menenangkan. Akhirnya Hendi lega. Dia tidak jadi khawatir karena kedua orang tuanya pun tak memaksa soal pekerjaan itu. Tapi Hendi tetap akan berusaha lebih keras lagi supaya bisa dapat pengganti kerja yang lebih baik.***Hari ini suasananya sangat terang, menyengat kulit dan sekitar. Tapi tidak dengan sosok wanita muda yang sedang berniat tulus untuk memulai pekerjaan nya. Iya, dia Maryam sudah berpakaian rapi, dia akan mulai bekerja di warung itu sejak hari ini.Usai berpamitan kepada ibu

  • Menjadi Istri Duda Muda   113

    Maryam menolah ke asal suara itu, terlihat seorang perempuan yang memakai Hoodie abu-abu mengendarai sepeda motor matic mendekat ke arah Maryam dan Laras."Jangan mentang-mentang kamu Maryam, sadar diri. Mana bisa cewek miskin kayak kamu bisa kuliah, kuliah itu gak murah dan sangat mahal. Kamu gak pantes." Ucap perempuan itu lagi dengan kesal.Laras hanya diam memperhatikan reaksi Maryam untuk selanjutnya. "Iya aku memang miskin, gak pantes buat kuliah kok. Tapi aku masih berusaha, kan gak ada yang salah kalau seseorang mau berusaha?" Maryam berucap dengan nada lembut."Maaf ya Maryam, benar kata Rani, kalau biaya kuliah itu gak murah. Kita aja waktu kemarin pendaftaran disuruh menyediakan biaya minimal lima juta, itu pun bukan lagi biaya untuk setiap harinya." Laras menimpali ucapan Maryam. Dan perempuan tadi itu bernama Rani, tetangga Maryam yang tidak terlalu jauh rumahnya.Mereka semua satu angkatan, pun juga dengan Lili. Laras dan Rani merupakan dari golongan orang yang cukup ber

  • Menjadi Istri Duda Muda   112

    Tasya terperanjat, kebingungan dengan kalimat yang keluar dari mulut Vano. "Kenapa memangnya?" Tanya Tasya beralih menatap fokus Vano."Gak ada, gue cuma nebak Delvan aja sih." Vano mengedikkan bahu.Suasana kelas kembali hening, percakapan dua orang itu membawa ke ranah serius. Tak ada jawaban dari Tasya.Azri yang tidak betah langsung memecah suasana itu. "Ck, bahas apa sih kalian berdua. Udah lah, urusan hati biar Tasya dan Delvan aja yang nyelesain. Kita bantu doa aja noh si Delvan.""Tumben otak Lo bener." Sindir Dylan yang langsung ditatap tajam oleh Azri."Bambang Lo." Ucap Azri."Guru gue tuh." Sahut Dylan tak mau kalah."Ck, guru gue juga ege." Azri pindah tempat duduk menjauhi Dylan. Lama-lama mereka berbicara semakin gak tau akar permasalahan. Semakin tidak jelas.Vano yang terdiam, lalu ikut berdiri. "Mendingan kita ke tempat olimpiade buat dukung Delvan. Daripada buat rusuh gak jelas disini." Ajak Vano kepada kedua temannya."Nah, ide bagus tuh No." Seru Azri."Gue boleh

  • Menjadi Istri Duda Muda   111

    Isi surat Yusuf itu dapat terbaca dengan jelas, berupa tulisan tangan sendiri, surat itu tertulis begitu rapi.Hai, Layla.Maaf sebelumnya, seharusnya aku tidak mengirimkan surat ini untukmu, tapi aku hanya ingin memberitahukan kepadamu beberapa hal. Salam juga untuk Ustadz Abidzar.Pertama, maaf belum bisa menjadi teman yang baik untukmu. Maaf jika selama kita kenal aku belum bisa membuat mu bahagia. Banyak kesalahan dariku yang mungkin membuat mu merasa tersinggung. Tolong maafkan aku.Maaf juga jika aku pernah mempunyai rasa untukmu, Layla. Aku ingin aku berdamai dengan rasaku ini, aku pergi bukan karena aku ingin membenci mu. Tapi aku ingin melupakan semua kenangan kita selama di pesantren salaf, meskipun aku hanya dapat melihat mu dari kejauhan. Aku harap kita bisa bertemu kembali di kehidupan yang lebih baik dan aku harap rasa ini sampai disini saja.Semoga kamu bahagia dengan pasangan mu itu, aku harap kamu tidak marah dengan kejujuran ku ini. Aku harap kamu tidak menjadi benci

  • Menjadi Istri Duda Muda   110

    Debaran jantung Tasya bergemuruh, padahal suasana disekitarnya begitu menenangkan. Taman bunga yang bermacam, seolah menghipnotis pandangan agar selalu melihatnya.Delvan terlihat tidak baik-baik saja, tatapannya nanar. Pikirannya sudah entah kemana. Tasya hanya bisa melihat Delvan, tak mampu untuk membuka suara.Bingung dan merasa bersalah, Tasya akui dia sudah salah mengambil keputusan. Tasya pikir bahwa acara makannya dengan Arthur tidak diketahui orang lain, namun malah Delvan sendiri yang tau. Tasya tidak tau entah Delvan mengetahui dari siapa.Lama saling diam, Delvan mencoba untuk membuka suara pelan. Menatap lekat perempuan berambut panjang itu. "Gue gak tau, sikap gue tadi itu bener apa salah. Tapi yang gue tau, Lo bohong sama gue.Gue memang bukan siapa Lo, tapi Lo pasti bukan orang bodoh. Lo pasti tau kalau gue suka sama Lo. Lo boleh marah kalau sikap gue tadi salah, atau setelah ini Lo mau gue jauhin Lo, gak apa-apa."Tasya terperanjat dengan ungkapan Delvan, mencoba untuk

  • Menjadi Istri Duda Muda   109

    “Mas, sakit,” lirih Ana dengan nafas memburu. Dia mencengkram kedua tangan suaminya. “Tahan Nona Ana, sebentar lagi anaknya keluar,” ucap seorang bidan kandungan. Ana merintih dengan keras. Arka hanya bisa menangis dan menciumi sang istri. Mungkin hanya ini yang bisa dia lakukan. Huaa … huaa… Terdengar tangisan bayi yang baru keluar. “Anaknya sempurna, Tuan Arka,” ucap seorang perawat. Membersihkan bayi mungil itu dan memberikannya pada Arka. Setelah selesai dibersihkan dan urusannya semuanya kelar. Anak itu dipangku oleh Arka dibawa ke hadapan sang istri. “Lihat, anak kita cantik. Mirip dengan ibunya,” ujar Arka tersenyum bangga. Dia tetus mencium bayi perempuannya itu. “Haloo, anak cantik mana,” lirih Ana dengan suara pelan. Tangisannya menjadi saat bayi mungil itu tersenyum dengan mata yang masih tertutup. “Sayang, ini Mama kamu, nak,” ucap Arka tersenyum bahagia. Rona diwajahnya sangat tampak di bayi mungil nan cantik itu. “Sepertinya mirip kamu deh, Mas,” ucap Ana. Suar

  • Menjadi Istri Duda Muda   108

    Akhir dari kisah adalah ending yang ditunggu. Bagaimana kisah seorang remaja putri yatim piatu, yang tinggal satu atap dengan ibu tiri dan saudara tiri. Harus merasakan pahitnya dunia. “Ana, kamu ini hanya pembawa malapetaka. Seharusnya kamu juga ikut dengan ibumu itu, ke alam sana!” teriak Mirna melempar pakaian bersih milik Ana. “Ibu, maafkan Ana. Seharusnya Ana bekerja hari ini. Tapi Ana sedang pusing dan sedikit mual,” ucap Ana beralasan. Wajahnya pucat. “Makanya jangan kuliah, meskipun jalur beasiswa. Tetap saja kamu itu beban di rumah ini. Harusnya kamu fokus kerja saja. Beri aku uang, aku dan kakakmu butuh uang yang sangat banyak!” keluh Mirna menatap tajam ke arah Ana. Ana memegang kepalanya. Niat hati ingin istirahat. Malah harus mendapat kritikan tajam dari ibu tirinya. Alhasil kepalanya semakin pusing dan mual di perutnya bertambah. “Uuh, biarkan ana istirahat sejenak saja, Bu. Nanti kita bicarakan lagi,” lirih Ana. Dia beranjak lalu menutup pintu kamar dan menguncinya

  • Menjadi Istri Duda Muda   107

    Adiva mencoba melihat ke arah pintu, cahaya yang remang dan tak terlalu jelas. Adiva dapat mendengar suara itu dengan sangat jelas. “Kamu siapa?” tanya Adiva sedikit berteriak. Sosok perempuan itu semakin mendekat. Dia sekarang berada tepat di depan Adiva. Namun Adiva tak bisa melihatnya secara jelas. Sebab terbatasnya penerangan yang ada. “Kamu tidak perlu tau siapa aku,” ujar perempuan itu dengan suara lantang. Adiva mencoba membuka lagi tapi yang mengikat tangannya. Namun tetap saja itu percuma. Tapi itu terasa semakin erat mengikat tangannya. “Cepat lepaskan aku, ini sangat sakit,” keluh Adiva. Meringis kesakitan. Mana rasa lapar mulai mendesaknya. Dia bahkan tidak makan sedari pagi tadi. “Mimpi kamu, jauhin Fahri dulu, baru aku akan melepaskan kamu!” ancam perempuan itu memberi pilihan pada Adiva. Adiva menggeleng dengan cepat. “Nggak, aku gak mau, kenapa harus menjauhi Fahri? Memangnya kamu siapanya dia?” tanya Adiva dengan nafas memburu. Suaranya pun sudah mulai melemah. Di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status