Share

71.

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2024-12-21 21:38:37

Fakih terbangun dengan keadaan kamarnya yang begitu kotor. Sampah bungkus makanan dan bungkus rokok bertebaran dimana-mana. Bahkan sekarang kamarnya sudah tak serapi kemarin. Fakih benar-benar menghabiskan malam dan saat hampir shubuh dia baru tertidur. Mungkin Fakih menyesal dengan sikapnya sendiri pada Anggi. Sampai mata Fakih memerah karena kurang tidur bahkan Fakih sampai melewatkan sholat shubuh.

“Astaghfirullah, astaghfirullah, maafkan hamba ya Allah. Hamba lalai, hamba sedih dengan salah satu penciptamu, sampai hamba juga melupakanmu,” ucap Fakih beristighfar sembari membereskan beberapa sampah-sampah yang berserakan.

Terkadang kita lupa dan terlalu berlebihan dengan takdir yang kita jalani. Sampai kita melupakan sang pencipta. Saking sakit hatinya dengan seorang hamba. Maka meminta maaf dan berjanji tak mengulangi lagi kekhilafan itu.

Fakih lalu memutuskan untuk membersihkan diri dan langsung beristirahat. Hari sudah sangat siang. Jadinya Fakih langsung melaksanakan sholat Dz
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Istri Duda Muda   72.

    Sedari pagi tadi Ayra tak bisa berbuat apapun. Pikirannya masih menebak-nebak tentang apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa semua kejadian yang menakutkan baginya dibuat seolah-olah itu hanyalah mimpi. Tapi Ayra merasa kalau itu sangatlah nyata. Ayra jadi bingung tentang apa yang sebenarnya terjadi.“Tadi ya saya liat Balqis, uuum romantis banget sama Ustadz Ashraf. Kandungan Balqis besar banget sudah lohh, terus ya ustad Ashraf sepanjang jalan tadi meluk Balqis. Keliatan banget gitu kalau sayangnya besar sama Balqis,” ucap Sisca menceritakan kepada beberapa pengurus putri.“Iya sih, Ustadz Ashraf ternyata sebucin itu pada Balqis. Gak nyangka aja Ustadz secuek dan sedingin itu bisa jadi hello Kitty di depan pawangnya,” ucap Aulia menambah ucapan Sisca.Sementara Ayra melirik Sisca dan Aulia bergantian. Sisca terlihat biasa saja dilirik seperti itu. Sementara Aulia hanya membalas lirikan Ayra dengan senyuman khasnya. Ayra nampak tak terlalu menghiraukan ucapan kedua orang itu. Ayra kemba

    Last Updated : 2024-12-22
  • Menjadi Istri Duda Muda   73.

    “Turut berduka cita nak, maafin saya belum bisa menghampiri kamu kemarin,” kata Balqis mengelus pundak Adiva dan memeluknya.Adiva mengangguk cepat. Air matanya tak pernah berhenti mengalir ketika membahas kepergian sang bunda. Adiva benar-benar merasa kehilangan. Dirinya saat ini benar-benar dalam duka besar.“Nak, jangan sampai kejadian ini membuat kamu untuk berhenti melakukan apapun. Kamu boleh lelah tapi jangan pernah menyerah. Bunda kamu bakal ikut sedih juga melihat keadaan kamu seperti ini. Kamu harus jadi anak kuat. Kamu harus jadi anak hebat. Buktikan pada bunda kamu disana, kamu pasti bisa melanjutkan kehidupan ini,” ujar Balqis terus saja menguatkan hati Adiva yang sedang hancur lebur. Buktinya memang sangat sakit kehilangan orang yang kita cinta. Apalagi dia adalah orang yang merawat kita dari kecil.“Saya tidak mampu, Bu nyai. Saya tidak akan menyerah, hanya saja saya tidak bisa tinggal di Semarang lagi. Saya harus kembali ke Jatim,” ucap Adiva mengusap air matanya.“Ken

    Last Updated : 2024-12-23
  • Menjadi Istri Duda Muda   74.

    Bahagia itu sederhana, katanya. Cukup melihat dia bahagia maka kita akan bahagia. Seperti kisah Kemal saat ini, dia merenung keluar jendela ruang baca kitab. Diluar sedang gerimis dan terlihat Nazila yang diberikan payung oleh seorang laki-laki.“Cemburu ya bang?” Fatah tiba-tiba muncul di sampingnya dan membuatnya kaget.“Astaghfirullah, tak kira kamu petir, Fat! Bikin kaget aja,” ucap Kemal mengelus dada.“Yaelah bang, adiknya sendiri disamain sama petir,” “Ya habisnya ngagetin, orang juga lagi fokus belajar,” kata Kemal menggeser ranselnya.“Halah, liat ukhti Nazila tuh, sok sok an fokus belajar. Bukunya aja kebalik!” sarkas Fatah tergelak menunjuk buku kitab milik Kemal yang sekarang kebalik.Kemal pun baru sadar kalau buku di depannya sedang terbalik. “Ya ini emang gayanya aja baca sambil kebalik, hitung-hitung latihan biar bisa baca kitab dari seluruh arah,” ujar Kemal selalu mencari alasan.“Iya dah bang, aku mah cupu!” keluh Fatah lalu beralih menatap ponselnya yang sedang be

    Last Updated : 2024-12-24
  • Menjadi Istri Duda Muda   75.

    Fahri melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Dia menerobos jalanan dengan sangat cepat. Tak biasanya dia seperti ini. Namun rasa khawatirnya begitu besar untuk seorang Adiva. “Adiva,” panggil Ashraf saat tiba di tengah taman kota. Dia mencari-cari dan memangil Adiva.Fahri terus berlari mengelilingi taman kota. Tak kunjung juga dia temui sosok Adiva. Lalu fahri menelpon Dion dan menanyakan keberadaan Adiva.“Disini Fah, Deket lampu taman kota,” ujar Dion. Fahri pun langsung bergegas pergi ke sana.“Gus Fahri,” ucap seorang perempuan yang berada di samping Adiva. Dia merupakan teman kuliah Adiva.“Adiva kenapa?” tanya Fahri dengan raut khawatir.“Dia pelakunya,” tunjuk Dion pada Farhan yang tengah terduduk dipegangi oleh kedua teman Dion.“Farhan, kamu apakah Adiva?” tanya Fahri mendekati Farhan.“Ouh, ternyata sudah sedekat ini. Mantab juga rayianmu div, bisa menggaet Gus dingin dan cupu ini,” ucap Farhan memandang remeh pada Fahri.“Jaga ucapanmu Farhan,” teriak Adiva. Air mata

    Last Updated : 2024-12-25
  • Menjadi Istri Duda Muda   76.

    Semua menoleh ke arah sumber suara. “Jihan!” tampik Fahri melotot tajam.“Iya Abah sama ummah, Kak Fahri akan menikahi aku, hehe. Abah Ashraf merestui kan?” tanya Jihan memastikan. Jihan semakin maju ke depan mendekati Balqis dan Ashraf.“Jihan, kamu masih terlalu muda nak. Ya Abah setuju aja, tapi kak Fahrinya masih harus melanjutkan pendidikan dulu. Harus bisa membuktikan kalau dia bisa mencukupi keluarganya nanti. Mungkin kamu bisa menunggu sampai kak Fahrinya lulus kuliah dan punya pekerjaan yang jelas,” ujar Ashraf dengan tersenyum pada Jihan.“Abah,” cegah Fahri. Dia masih belum selesai menjelaskan semuanya. Namun sang Abah sudah terburu-buru menanggapi ucapan dari Jihan.“Sudah Fahri, Abah tetep pada keputusan Abah. Jihan masih terlalu muda, lebih baik kamus selesaikan dulu pendidikan kamu baru nanti kamu bisa menikahi Jihan. Jihan pasti mau menunggu,” imbuh Ashraf kembali.“Iya kak, benar kata Abah Ashraf,” ujar Jihan mengangguk cepat.Lalu Ashraf keluar meninggalkan ruangan i

    Last Updated : 2024-12-26
  • Menjadi Istri Duda Muda   77.

    Alya masih terus menangis di depan Fatah. Kemal mencoba melerai perdebatan mereka berdua. “Udah Fat, maafin aja,” kata Kemal menepuk bahu sang kembarannya.“Apaan sih bang, tau sendiri dia kan tadi buat malu banget,” gerutu Fatah. Emosinya masih belum hilang.“Ya gimana pun dia itu cewek fat, udah lah ngalah aja,” kata Kemal sebagai sang kakak yang harus benar-benar menjaga adiknya.“Hm,” ujar Fatah tetap pada pendiriannya.“Ya aku kan gak tau kalau kamu sebenarnya anaknya pesantren,” ujar Alya melililit baju blousenya. Wajahnya cemberut.“Hah? Maksudnya?” tanya Fatah bingung.“Anak pesantren? Ouh, anak pemilik pesantren,” kata Kemal membenarkan ucapan Alya.“Nah itu, hehe, lupa,” lirih Alya menampilkan senyumannya manisnya.“Typonya kebangetan banget!” sungut Fatah masih kesal.“Iya maaf maaf. Dimaafin kan? Ya udah temenan yuk,” ujar Alya lalu hendak menyalami Fatah.“Ish, udah tau masih aja kayak gitu. Pelupa tingkat akut mbak?” peringat Kemal menggeleng saat Alya hendak menyalami.

    Last Updated : 2024-12-27
  • Menjadi Istri Duda Muda   78.

    Setelah selesai dengan ujian di hari ini. Fatah dan Kemal keluar dari kelasnya. Wajah mereka berdua begitu lesu. Seperti selesai latihan kemiliteran saja. Padahal hanya ujian akhir semester, belum juga sidang skripsi. “Bang, enak banget kamu di semangatin sama doi,” ujar Fatah berjalan sempoyongan. Dia kemarin belajar sampai begadang. Biasa, sistem kebut semalam. Jadi ya gini, besoknya pasti capek banget karena kurang tidur dan otak seakan habis energi.“Itu cuma catatan pelajaran, Fat, kemarin aku emang minta ke Nazila,” ungkap Kemal.“Halah, boong terus, nanti dapat piring cantik,” ujar Fatah kesal. Kemal menonyor bahu Fatah.“Terus, kenapa?” tanya Kemal.“Ya gak papa lah,” jawab Fatah sewot. Sambil menendang kaki saudaranya dari belakang.“Nah, iri tuh, itu cewek kamu nyamperin, ehem,” goda Kemal membiarkan Fatah berjalan di depannya.“Cewek apaan dah!” kata Fatah terus berjalan menunduk. Dia belum menyadari kehadiran seseorang yang sangat-sangat dia hindari.“Hai Fatah ganteng!”

    Last Updated : 2024-12-28
  • Menjadi Istri Duda Muda   79.

    Adiva memegang pipinya. “Kamu jangan ikut-ikutan, ini urusan aku sama cowok kamu! tegur Adiva pada perempuan disamping Farhan.“Lo yang ngapain hah? Dia cowok gue, kenapa Loain tampar- tampar aja,” balas perempuan yang terlihat begitu muda itu.“Div, kamu apa-apa an sih! Kamu berubah tau gak semenjak deket sama Gus cupu itu,” ujar Farhan menahan pacarnya menjauh dari Adiva.“Lo yang apa-apa an sih Han, kamu yang nuduh aku. Cewek mana yang gak sakit hati dituduh hamil? Kamu ini katanya temenku Han, kok malah kayak gini sih,” lirih Adiva dengan air mata yang sudah menderai.“Halah, bilang aja kalau udah kayak gitu. Bener kan? Dasar cewek munafik. Aku kira kamu beda sama cewek lainnya, ternyata sama aja, atau bahkan lebih buruk?” gertak Farhan terus menerus memojokkan Adiva.“Farhan kamu jahat banget!” ujar Adiva menunjuk Farhan hendak memukulnya. Namun Farhan dengan siap siaga malah mendorong Adiva hingga tersungkur ke bawah.“Ayo dek, pergi dari sini, jangan deket-deket sama cewek gak

    Last Updated : 2024-12-29

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   164

    Abidzar terkejut melihat ke arah Ryan yang menyapa Layla, seakan-akan mereka sudah dekat lama. Begitupun dengan Arsya yang melongo keheranan.Layla hanya diam membisu, dia juga tidak ingin siapa pria di depannya ini yang ternyata sepupu nya Abidzar dan Arsya."Pasti lupa." Ungkap Ryan kembali."Alhamdulillah kabarku baik Bang. Kabarmu gimana?" Jawab Ryan menatap Abidzar."Alhamdulillah." Jawab Abidzar sedikit dingin. Perasaan nya kembali, padahal tadi dia sudah sempat senang bertemu dengan sepupu nya itu."Omong-omong, kita sudah lama tidak bertemu lagi setelah acara lomba itu, sekarang kamu masih di pesantren salaf?" Tanya Ryan kembali.Akhirnya Layla membuka suaranya, dia akhirnya ingat dengan sosok laki-laki di depannya ini."Tidak, aku sudah tidak di pesantren salaf lagi." Jawab Layla sopan.Ryan hanya ber o saja. Dia hanya manggut-manggut."Kalian kenal?" Tanya Abidzar memastikan."Iya bang, pernah beberapa dalam satu lomba dulu, beberapa kali dipertemukan." Ungkap Ryan menatap

  • Menjadi Istri Duda Muda   163

    Sore itu, sedikit gerimis. Air hujan sedang beradu dengan susana sore ibu kota Jakarta. Awan sangat mendung, bahkan sekarang terlihat sangat gelap.Laki-laki berkopyah hitam dan memakai sarung bermotif batik serta bertuliskan Santri. Dia sedang singgah di salah satu market yang menyediakan beberapa kebutuhan.Arsya, dia sedang membeli beberapa kebutuhan selama satu bulan untuk di pesantren modern. Bukan kebutuhan untuk makan, melainkan kebutuhan beberapa perlengkapan untuk kehidupan sehari-hari nya. Seperti sabun, alat tulis, dan alat lain yang menunjang belajarnya. Sebenarnya dia sudah membeli nya waktu itu bersama kakak nya, Abidzar. Tapi yang dia beli sekarang itu tambahan serta kekurangan waktu itu. Juga memang ketemu barangnya di market sekarang ini.Ketika Arsya hendak berjalan ke arah Utara, dia tidak sengaja berpapasan dengan seorang wanita.Arsya memicingkan mata nya, takut dia salah dalam melihat seorang wanita itu."Diana." Sapa Arsya kepada wanita itu.Seorang wanita yan

  • Menjadi Istri Duda Muda   162

    Setelah tiga lima hari dari kejadian itu, akhirnya luka Layla sudah membaik. Benar saja kata dokter itu, hanya membutuhkan waktu dan Istiqomah dalam memakai obat. Semuanya akan baik-baik saja.Wajah Layla sudah tidak memerah lagi, bahkan benjolan nya sudah bersih. Rasa perih itu sudah hilang, Layla sudah kembali lagi seperti wajah semula. Pagi itu, cuaca sangat cerah, secerah keadaan hati Layla. Meskipun pelaku nya belum ketemu, setidaknya wajah Layla sudah sembuh. Untuk urusan pelaku, pasti juga akan ketemu.Layla memulai aktivitas nya, dia membereskan rumah nya. Dimulai dari dalam ruangan hingga lingkungan rumah di daerah luar.Dia mulai dari menyapu, mengepel, bahkan berkebun. Hingga lanjut memasak untuk sarapan paginya dengan sang suami.Sementara Abidzar masih berkutat dengan laptopnya, karena sisa liburan dia sudah tinggal tiga hari lagi. Sebentar lagi dia akan kembali mengajar di pesantren modern."Mas, udah selesai urusan kerjaan nya?" Tanya Layla diambang pintu."Sedikit lag

  • Menjadi Istri Duda Muda   161

    "Lain kali hati-hati ya kalau nyebrang, untung lukanya gak begitu parah." Ucap Abidzar smabil memberikan beberapa obat pada luka Layla.Meskipun sudah sempat Layla obati waktu di dalam mobil tadi, tapi Abidzar memberi obat tambahan supaya luka yang lecet itu segera kering.Jika dibiarkan begitu saja, mungkin keringnya akan memakan waktu yang cukup lama dan pasti nanti akan menyulitkan Layla untuk beraktivitas.Tubuh kita jika luka kemudian kena air pasti akan sangat perih, dan Layla tipe orang yang tidak kuat menahan luka meksipun terlihat kecil."Perih Mas." Ucap Layla memohon."Sebentar, ini harus di giniin biar cepat kering, sabar ya." Pinta Abidzar dengan lembut.Layla hanya mengangguk pasrah. Abidzar dengan telaten mengobati luka Layla. Sambil meniup luka itu, Layla tersenyum."Kenapa senyum?" Tanya Abidzar."Gak apa-apa Mas, Mas kelihatan lebih tampan kalau posisi begini." Ungkap Layla dengan malu-malu."Kalau gini?" Abidzar mendekatkan wajahnya ke wajah Layla.Layla terkesiap k

  • Menjadi Istri Duda Muda   160

    Layla mengangguk patuh, dia sudah pasrah dan ingin menjadi istri seutuhnya dengan Abidzar. Abidzar yang mendapat respon positif itu sangat bahagia, ternyata Layla sudah siap dengan semua kewajiban nya dan memenuhi hak batin nya Abidzar.Mereka pun langsung melakukan ibadah suami istri tersebut dengan baik. Layla sangat menenangkan untuk Abidzar.Layla pikir Abidzar akan bersikap sangat lembut, namun pikiran nya diluar ekspektasi. Abidzar terlihat sangat menakutkan pikir Layla.Ternyata kepribadian seseorang akan berbeda jika sudah berurusan dengan hal seperti itu. "Terima kasih Humaira-ku." Ungkap Abidzar.Layla menyahut dengan nada lesu, penglihatan nya terlihat sangat sendu, dia berucap "Ini sudah kewajiban ku Mas, Kamu nakutin ya kalau sudah urusan seperti itu."Abidzar terkekeh mendengar pengakuan dari Layla. Layla begitu polos dan terang-terangan dalam menilai sikap Abidzar setelah melakukan hal itu."Maaf Humaira, harusnya kamu tadi bilang, biar aku bisa lebih lembut lagi." Ja

  • Menjadi Istri Duda Muda   159

    Layla terbangun saat adzan Dzuhur berkumandang, dia sudah tertidur dari tadi dan bangun di siang hari. Kepala nya terasa pusing, dan perutnya sudah membaik meskipun masih sangat mual.Layla melihat sekitar nya, tapi Abidzar sudah tidak ada disampingnya. Layla terlihat sangat sebal, pasalnya Layla tadi sudah mewanti-wanti Abidzar supaya tak meninggalkan nya kemanapun.Akhirnya Layla terpaksa bangun dari tidur nyenyak nya, Layla akan langsung mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Dzuhur secara munfarid.Selesai melaksanakan sholat Dzuhur, Layla langsung menuju ke dapur. Langkah nya sedikit tertatih, dia terasa lemah sekali di hari ini. Pusingnya semakin menjadi dan Layla berusaha untuk tetap menuju dapur."Humaira, Mas datang." Abidzar berjalan mendekati Layla yang menuju dapur."Maaf ya Mas ninggalin kamu tadi waktu tidur, soalnya Mas tadi di telfon sama Ummah disuruh ke rumah sama kamu. Tapi Mas pergi sendiri. Kata Mama kamu harus dibawa ke dokter." Ucap Abidzar panjang lebar."Aku

  • Menjadi Istri Duda Muda   158

    Sesampainya di rumah, Abidzar langsung mengambil piring untuk wadah martabak manis nya. Dan langsung membawa ke kamar untuk disuguhkan kepada istri satu-satunya yang sedang hamil muda. Abidzar harus lebih peduli lagi dengan istrinya itu, pikir Abidzar."Humaira, ini Mas sudah beliin martabak manisnya. Bangun dulu ya, mumpung masih hangat." Abidzar membangun kan Layla dengan sangat lembut dan pelan."Aku ngantuk banget Mas, taruh aja dulu di dapur ya." Layla bergeliat dan menguap dengan tetap memejamkan matanya."Loh, katanya kamu tadi pengen banget, ayo di makan dulu ya Humaira." Abidzar terus membangun kan Layla dengan paksa.Akhirnya Layla terbangun dengan terpaksa, matanya masih memejam dan dia terus saja menguap.Langsung saja dia ambil sepotong martabak manis dengan toping coklat keju itu. Takut dirasa tangan kanan nya kotor, akhirnya Layla mengambil sepotong martabat manis itu dengan tissue di samping meja tidurnya.Satu gigitan, dua gigitan, tiga gigitan. Layla mengunyah martab

  • Menjadi Istri Duda Muda   157

    Jihan mendekat ke arah Arsya. Dia mengikis jarak dengan Arsya. "Wajahmu seperti tidak asing, apa kita kenal?" Tanya Jihan kepada Arsya."Kita tidak kenal." Ucap Arsya sedikit dingin. Dia langsung masuk ke ruangan penyetoran berkas itu.Jihan juga tidak terlalu mempedulikan itu, dia juga langsung keluar dari tempat itu menuju keluar tata usaha.***Malam ini, Abidzar sudah selesai dengan seluruh kerjaan nya. Dia masih di pesantren modern, karena banyak tugas yang belum diselesaikan. Padahal masih hari pertama mengajar, tapi sudah diberikan banyak tugas saja.Setelah itu dia langsung merapikan ruangan nya, dan langsung bergegas untuk pulang ke rumahnya.Layla yang terlihat khawatir, dia sedang menunggu Abidzar di depan teras rumahnya. Layla sudah menyiapkan makan malam untuk Abidzar.Terlihat mobil Abidzar yang sudah memasuki pekarangan rumahnya. Layla tersenyum tenang melihat kedatangan suaminya."Alhamdulillah, akhirnya Mas Abi datang juga." Ucap Layla langsung memeluk Abidzar."Kange

  • Menjadi Istri Duda Muda   156

    Hari ini, Abidzar dan Arsya akan melaksanakan rencana mereka. Dimana Abidzar mengikuti Yusuf, dan Arsya akan mengikuti Jihan.Mereka akan bagi tugas supaya rencana mereka berhasil. Abidzar mengikuti Yusuf yang akan pergi ke sebuah kafe, dimana Yusuf akan bertemu dengan seseorang rekan bisnisnya.Sementara Arsya mengikuti Jihan yang hendak pergi ke kampus nya hari ini. Arsya akan memata-matai Jihan dari jarak yang tidak terlalu jauh.Jihan terlihat sedang bertemu dengan teman-teman nya, perkiraan Arsya itu teman kelas. Soalnya Jihan dan kedua teman nya itu langsung menuju ke suatu kelas.Arsya terus mengikuti Jihan, sampai di depan kelas Arsya berhenti. Tidak mungkin dia masuk ke kalas Jihan. Ternyata Jihan kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup bergengsi di kota Jakarta. Jihan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, meskipun sebelumnya Jihan lulusan dari pesantren salaf.Itu yang membuat Jihan sedikit berbeda dengan beberapa teman waktu di pesantren salaf dulu. Bahkan pakaian

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status