Share

Menjadi Istri Duda Muda
Menjadi Istri Duda Muda
Penulis: El Alfun27

1. Terpaksa menikah

“Seratus juta, saya bayar sekarang juga!” ucap seorang laki-laki memakai topi Koboy berwarna coklat.

“Dia masih perawan, bang. Dua ratus juta gimana?” rayu seorang perempuan paruh baya berumur sekitar empat puluh tahun.

“Jika benar dia perawan, saya bisa tawar menjadi tiga ratus juta!! Saya lagi butuh pendamping,” ucap laki-laki itu sambil mengelus jenggot brewoknya.

“Saya setuju, bang Bewok,” ucap perempuan itu dengan tersenyum lega.

Laki-laki tua itu lalu mengeluarkan satu koper berisi uang merah menyala. Lalu memberikan uang itu pada perempuan tadi. Dengan tatapan semringah, perempuan itu langsung merampas koper itu.

“Dania, ibu banyak uang!!” panggil perempuan itu dengan tatapan sangat bahagia sambil memanggil sang anak.

“Woahh, akhirnya perempuan bodoh itu laku juga!” ucap perempuan yang jauh lebih muda darinya.

Kedua orang itu terlihat begitu bahagia menyambut uang merah bertumpukan di depannya. Sementara di ujung ruangan itu terlihat seorang perempuan yang sedang menunduk ketakutan. Dia menangis sambil memeluk lututnya dengan lemah.

“Saya bawa dia sekarang,” ucap Bewok- sebutan untuk seorang juragan desa yang kaya raya.

“Ibu, Ana gak mau ikut bang Bewok. Ana masih harus kuliah,” ucap perempuan di ujung ruangan itu memberontak.

Perempuan cantik dan manis yang masih menempuh pendidikan tinggi semester empat. Ana hanya tinggal dengan ibu tiri dan kakak tirinya. Dia terlihat ketakutan dan lemah saat ini.

“Halah, kamu hanya jadi beban keluarga saja. Mending kamu ikut bang Bewok. Hidup kamu bakal lebih baik setelah menikah dengan bang Bewok bukan?” ucap Mirna- Ibu sambung dari seorang Alana.

“Iya An, daripada kuliah ngehabisin uang kebun aja. Mending ikut bang Bewok tuh. Jadi istri juragan kaya raya enak tau,” imbuh Dania yang juga merupakan saudara tiri Ana.

“Nggak, aku gak mau. Lagian kebun itu milik Abah, bukan milik kalian,” lirih Ana terus meronta. Dia terus menolak ajakan bang Bewok untuk keluar dari rumahnya.

“Sekali beban tetap beban, sudah bang Bewok. Bawa saja anak gak tau diuntung itu!” pekik Mirna meminta bang Bewok untuk membawa Ana secara paksa.

Dengan air mata yang terus mengalir, Ana dibawa keluar dari rumah itu. Langkahnya gontai dan sangat lemah. Ana melihat senyum penuh kebencian dari kedua perempuan yang dia anggap keluarga selama ini.

“Ayo ikut, kamu sudah dibeli oleh Tuan Muda Arka!” ucap bang Bewok membawa Ana menuju mobilnya. Ana hanya pasrah mengikuti bang Bewok. Mendengar ucapan bang Bewok, Ana hanya membatin sambil bertanya dalam dirinya. Siapa tuan muda Arka itu?

Bang Bewok yang dikenal sebagai juragan desa. Dia lelaki tua yang mempunyai beberapa bisnis di desa. Dia juga sudah memiliki istri dan seorang anak. Ana harus menelan pil pahit karena dijual kepada bang Bewok oleh ibu tiri dan kakak tirinya.

Kebahagiaan begitu terpancar dari kedua perempuan di dalam rumah yang tak terlalu besar dan sederhana. Mereka sangat girang sambil menghitung uang di depannya.

“Nia, akhirnya kita kaya raya,” ucap Mirna terus memegang uangnya.

“Iya buk, Nia gak nyangka ternyata bisa memegang uang sebanyak ini. Tuh anak mahal juga kalo dijual. Pasti hidup dia setelah ini akan tambah menderita jadi simpanan laki orang. Mengingat bang Bewok sudah memiliki istri, galak lagi!” ucap Dania sambil memegang beberapa lembar lalu mengibas- ngibasi uang itu.

Sementara Alana dibawa ke sebuah rumah yang cukup mewah yang berada tak jauh dari desanya. Dia begitu kebingungan, rasa takutnya kembali muncul.

“Tuan, ini saya bawa permintaan tuan,” ucap laki-laki berjenggot itu saat sampai di ruang utama.

Ana terus saja menunduk tak berani melihat di sekitarnya. Dia semakin takut akan kenyataan hidup selanjutnya.

“Langsung urus saja pernikahan kami berdua,” ucap seorang laki-laki muda yang tengah duduk di sebuah sofa. Laki-laki menelisik penampilan Ana dari atas sampai bawah. Ana terlihat sangat ketakutan.

“Baik, tuan,” ucap bewok langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Ana begitu terkejut dengan hal yang baru saja dia dengar. 'Apa dia laki-laki yang akan dinikahkan denganku? Ternyata aku bukan dinikahi bang Bewok' ucap Ana membatin sambil melirik laki-laki di depanya yang terlihat begitu dingin.

Sebelum memasuki kamar yang diperintahkan bang Bewok. Ana mencoba membicarakan kegundahan hatinya pada bang Bewok.

“Bang, kenapa saya dinikahkan dengan orang yang tak saya kenal? Saya tidak bisa,” tanya Ana dengan nafas memburu.

“Sudah, ini takdir kamu. Beruntung kamu dinikahkan sama Tuan Arka yang masih muda dan tentunya kaya raya. Hidup kamu akan lebih baik daripada kamu sama si Mirna ibu tiri jahat itu,” ucap Bang Bewok melewati ana yang masih sesenggukan.

Setelah itu Ana pun masuk ke dalam kamar yang cukup besar. Ana langsung menangis sejadi-jadinya. Meskipun kamar itu lebih mewah dari kamar miliknya, tetap saja dia merasa sedih. Setelah dijual oleh keluarganya, dan sekarang dia harus mendapat ujian lagi yang belum dia ketahui.

“Abah, Ummi, kenapa kalian ninggalin aku. Abah, Ibu Mirna jahat. Dia gak pernah baik sama aku. Dania juga jahat, mereka berdua cuma mau sama harta Abah saja,” ucap Ana sambil menatap dirinya di sebuah cermin.

Ana harus menelan pahit. Usahanya selama ini untuk mendapat beasiswa agar kuliah. Kini harus dia tinggalkan karena ulah keluarganya sendiri. Setelah ditinggal sang Abah, hidupnya benar-benar semakin memburuk. Ibu tiri dan saudara tirinya begitu jahat kepadanya.

Setelah cukup lama di kamar, tiba-tiba ada beberapa perempuan yang masuk. Ana disuruh mandi dan akan segera di rias. Ana patuh saja.

Ana menitihkan air mata saat beberapa perempuan itu mulai merias wajah cantiknya. Ana tak bisa berbuat apa lagi selain hanya menerima keadaan. Wajah Ana terlihat begitu manis dan menawan dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya.

Setelah selesai, beberapa perempuan itu membawa Ana ke ruangan utama untuk melaksanakan akad. Ana di dudukkan langsung di sebelah Arka yang tengah fokus ke arah depan. Arka hanya melihat sekilas penampilan Ana. Lalu penghulu memulai acara akadnya.

“Saya terima nikahnya Alana Shofwa Hakim dengan mas kawin tersebut dibayar tunaii!” ucap Arka dengan lantang dihadapan penghulu dan semua orang.

“Saah,” ucap serentak beberapa orang yang menjadi saksi pernikahan Arka dan Alana.

Ana tak dapat membendung air matanya yang jatuh. Dia tak pernah membayangkan kejadian ini terjadi begitu singkat. Bahkan dia tidak tau siapa yang sedang menikahinya saat ini.

“Setelah ini kita pindah ke kota,” ucap Arka dengan dinginnya membisikan kalimat itu pada Ana. Mereka terlihat seperti sepasang suami istri. Ana pun mencium tangan Arka sesuai perintah bang Bewok.

Ana hanya terdiam dan menurut saja dengan semua ucapan Arka yang telah sah menjadi suaminya itu.

Setelah serangkaian acara selesai, Arka membawa Ana meninggalkan desa itu. Mereka menaiki mobil mewah milik Arka. Diikuti juga oleh bang Bewok dan beberapa anak buah Arka.

Arka membawa Ana ke sebuah rumah megah. Seperti istana kerajaan. Lalu mereka masuki rumah itu. Perasaan senang mulai muncul dalam hati ana meskipun hanya secuil. Lalu Arka langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Di dalam kamar itu ada seorang perempuan paruh baya yang tengah menemani seorang anak laki-laki. Arka pun langsung mengenalkan anak laki-laki itu pada Ana. Perempuan paruh baya yang berada di belakangnya angsung keluar dari kamar itu.

“Namanya Gio, kamu akan jadi baby sitter untuknya,” ucap Arka memperkenalkan seorang anak laki-laki berumur empat tahun.

Ana melihat anak kecil itu dengan polos. Anak laki-laki terlihat terdiam. Dia hanya fokus dengan mainan mobil remote nya.

“Maksudnya apa ya pak?” tanya Ana kebingungan sambil melihat anak kecil itu dan juga Arka secara bergantian.

“Kamu saya nikahi untuk merawat anak saya,” ucap Arka penuh ketegasan.

Bersambung…

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status