Share

Menjadi Istri Duda Muda
Menjadi Istri Duda Muda
Auteur: El Alfun27

1. Terpaksa menikah

Auteur: El Alfun27
last update Dernière mise à jour: 2024-08-28 21:07:17

“Seratus juta, saya bayar sekarang juga!” ucap seorang laki-laki memakai topi Koboy berwarna coklat.

“Dia masih perawan, bang. Dua ratus juta gimana?” rayu seorang perempuan paruh baya berumur sekitar empat puluh tahun.

“Jika benar dia perawan, saya bisa tawar menjadi tiga ratus juta!! Saya lagi butuh pendamping,” ucap laki-laki itu sambil mengelus jenggot brewoknya.

“Saya setuju, bang Bewok,” ucap perempuan itu dengan tersenyum lega.

Laki-laki tua itu lalu mengeluarkan satu koper berisi uang merah menyala. Lalu memberikan uang itu pada perempuan tadi. Dengan tatapan semringah, perempuan itu langsung merampas koper itu.

“Dania, ibu banyak uang!!” panggil perempuan itu dengan tatapan sangat bahagia sambil memanggil sang anak.

“Woahh, akhirnya perempuan bodoh itu laku juga!” ucap perempuan yang jauh lebih muda darinya.

Kedua orang itu terlihat begitu bahagia menyambut uang merah bertumpukan di depannya. Sementara di ujung ruangan itu terlihat seorang perempuan yang sedang menunduk ketakutan. Dia menangis sambil memeluk lututnya dengan lemah.

“Saya bawa dia sekarang,” ucap Bewok- sebutan untuk seorang juragan desa yang kaya raya.

“Ibu, Ana gak mau ikut bang Bewok. Ana masih harus kuliah,” ucap perempuan di ujung ruangan itu memberontak.

Perempuan cantik dan manis yang masih menempuh pendidikan tinggi semester empat. Ana hanya tinggal dengan ibu tiri dan kakak tirinya. Dia terlihat ketakutan dan lemah saat ini.

“Halah, kamu hanya jadi beban keluarga saja. Mending kamu ikut bang Bewok. Hidup kamu bakal lebih baik setelah menikah dengan bang Bewok bukan?” ucap Mirna- Ibu sambung dari seorang Alana.

“Iya An, daripada kuliah ngehabisin uang kebun aja. Mending ikut bang Bewok tuh. Jadi istri juragan kaya raya enak tau,” imbuh Dania yang juga merupakan saudara tiri Ana.

“Nggak, aku gak mau. Lagian kebun itu milik Abah, bukan milik kalian,” lirih Ana terus meronta. Dia terus menolak ajakan bang Bewok untuk keluar dari rumahnya.

“Sekali beban tetap beban, sudah bang Bewok. Bawa saja anak gak tau diuntung itu!” pekik Mirna meminta bang Bewok untuk membawa Ana secara paksa.

Dengan air mata yang terus mengalir, Ana dibawa keluar dari rumah itu. Langkahnya gontai dan sangat lemah. Ana melihat senyum penuh kebencian dari kedua perempuan yang dia anggap keluarga selama ini.

“Ayo ikut, kamu sudah dibeli oleh Tuan Muda Arka!” ucap bang Bewok membawa Ana menuju mobilnya. Ana hanya pasrah mengikuti bang Bewok. Mendengar ucapan bang Bewok, Ana hanya membatin sambil bertanya dalam dirinya. Siapa tuan muda Arka itu?

Bang Bewok yang dikenal sebagai juragan desa. Dia lelaki tua yang mempunyai beberapa bisnis di desa. Dia juga sudah memiliki istri dan seorang anak. Ana harus menelan pil pahit karena dijual kepada bang Bewok oleh ibu tiri dan kakak tirinya.

Kebahagiaan begitu terpancar dari kedua perempuan di dalam rumah yang tak terlalu besar dan sederhana. Mereka sangat girang sambil menghitung uang di depannya.

“Nia, akhirnya kita kaya raya,” ucap Mirna terus memegang uangnya.

“Iya buk, Nia gak nyangka ternyata bisa memegang uang sebanyak ini. Tuh anak mahal juga kalo dijual. Pasti hidup dia setelah ini akan tambah menderita jadi simpanan laki orang. Mengingat bang Bewok sudah memiliki istri, galak lagi!” ucap Dania sambil memegang beberapa lembar lalu mengibas- ngibasi uang itu.

Sementara Alana dibawa ke sebuah rumah yang cukup mewah yang berada tak jauh dari desanya. Dia begitu kebingungan, rasa takutnya kembali muncul.

“Tuan, ini saya bawa permintaan tuan,” ucap laki-laki berjenggot itu saat sampai di ruang utama.

Ana terus saja menunduk tak berani melihat di sekitarnya. Dia semakin takut akan kenyataan hidup selanjutnya.

“Langsung urus saja pernikahan kami berdua,” ucap seorang laki-laki muda yang tengah duduk di sebuah sofa. Laki-laki menelisik penampilan Ana dari atas sampai bawah. Ana terlihat sangat ketakutan.

“Baik, tuan,” ucap bewok langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Ana begitu terkejut dengan hal yang baru saja dia dengar. 'Apa dia laki-laki yang akan dinikahkan denganku? Ternyata aku bukan dinikahi bang Bewok' ucap Ana membatin sambil melirik laki-laki di depanya yang terlihat begitu dingin.

Sebelum memasuki kamar yang diperintahkan bang Bewok. Ana mencoba membicarakan kegundahan hatinya pada bang Bewok.

“Bang, kenapa saya dinikahkan dengan orang yang tak saya kenal? Saya tidak bisa,” tanya Ana dengan nafas memburu.

“Sudah, ini takdir kamu. Beruntung kamu dinikahkan sama Tuan Arka yang masih muda dan tentunya kaya raya. Hidup kamu akan lebih baik daripada kamu sama si Mirna ibu tiri jahat itu,” ucap Bang Bewok melewati ana yang masih sesenggukan.

Setelah itu Ana pun masuk ke dalam kamar yang cukup besar. Ana langsung menangis sejadi-jadinya. Meskipun kamar itu lebih mewah dari kamar miliknya, tetap saja dia merasa sedih. Setelah dijual oleh keluarganya, dan sekarang dia harus mendapat ujian lagi yang belum dia ketahui.

“Abah, Ummi, kenapa kalian ninggalin aku. Abah, Ibu Mirna jahat. Dia gak pernah baik sama aku. Dania juga jahat, mereka berdua cuma mau sama harta Abah saja,” ucap Ana sambil menatap dirinya di sebuah cermin.

Ana harus menelan pahit. Usahanya selama ini untuk mendapat beasiswa agar kuliah. Kini harus dia tinggalkan karena ulah keluarganya sendiri. Setelah ditinggal sang Abah, hidupnya benar-benar semakin memburuk. Ibu tiri dan saudara tirinya begitu jahat kepadanya.

Setelah cukup lama di kamar, tiba-tiba ada beberapa perempuan yang masuk. Ana disuruh mandi dan akan segera di rias. Ana patuh saja.

Ana menitihkan air mata saat beberapa perempuan itu mulai merias wajah cantiknya. Ana tak bisa berbuat apa lagi selain hanya menerima keadaan. Wajah Ana terlihat begitu manis dan menawan dengan kebaya putih yang membalut tubuhnya.

Setelah selesai, beberapa perempuan itu membawa Ana ke ruangan utama untuk melaksanakan akad. Ana di dudukkan langsung di sebelah Arka yang tengah fokus ke arah depan. Arka hanya melihat sekilas penampilan Ana. Lalu penghulu memulai acara akadnya.

“Saya terima nikahnya Alana Shofwa Hakim dengan mas kawin tersebut dibayar tunaii!” ucap Arka dengan lantang dihadapan penghulu dan semua orang.

“Saah,” ucap serentak beberapa orang yang menjadi saksi pernikahan Arka dan Alana.

Ana tak dapat membendung air matanya yang jatuh. Dia tak pernah membayangkan kejadian ini terjadi begitu singkat. Bahkan dia tidak tau siapa yang sedang menikahinya saat ini.

“Setelah ini kita pindah ke kota,” ucap Arka dengan dinginnya membisikan kalimat itu pada Ana. Mereka terlihat seperti sepasang suami istri. Ana pun mencium tangan Arka sesuai perintah bang Bewok.

Ana hanya terdiam dan menurut saja dengan semua ucapan Arka yang telah sah menjadi suaminya itu.

Setelah serangkaian acara selesai, Arka membawa Ana meninggalkan desa itu. Mereka menaiki mobil mewah milik Arka. Diikuti juga oleh bang Bewok dan beberapa anak buah Arka.

Arka membawa Ana ke sebuah rumah megah. Seperti istana kerajaan. Lalu mereka masuki rumah itu. Perasaan senang mulai muncul dalam hati ana meskipun hanya secuil. Lalu Arka langsung membawa Ana ke sebuah kamar.

Di dalam kamar itu ada seorang perempuan paruh baya yang tengah menemani seorang anak laki-laki. Arka pun langsung mengenalkan anak laki-laki itu pada Ana. Perempuan paruh baya yang berada di belakangnya angsung keluar dari kamar itu.

“Namanya Gio, kamu akan jadi baby sitter untuknya,” ucap Arka memperkenalkan seorang anak laki-laki berumur empat tahun.

Ana melihat anak kecil itu dengan polos. Anak laki-laki terlihat terdiam. Dia hanya fokus dengan mainan mobil remote nya.

“Maksudnya apa ya pak?” tanya Ana kebingungan sambil melihat anak kecil itu dan juga Arka secara bergantian.

“Kamu saya nikahi untuk merawat anak saya,” ucap Arka penuh ketegasan.

Bersambung…

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
kisah anak dari desa seru sepertinya
goodnovel comment avatar
Attaya Fahreza
baru awal baca saja kaya nya seru ...lanjut kk
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   2. Hanya seorang baby sitter

    Degg! Seketika detak jantung Ana seakan terhenti. Raut wajahnya kembali khawatir. “Tapi Pak, kenapa harus saya. Buat apa menikahi saya secara hukum dan agama. Kalau memang butuh baby sitter kenapa tidak menjadi orang yang ahli saja. Saya tidak punya pengalaman dalam hal ini," lirih Ana mencoba mengelak. “Sudah, lakukan saja tugas yang saya perintahkan. Kamu telah saya beli dengan harga mahal," titah Arka. “Pak, beri saya satu kesempatan. Saya hanya ingin melanjutkan pendidikan saya,” protes ana. Dia masih bersikeras menolak. Hati Ana terasa begitu sakit. Baru saja dia merasa bahagia karena dinikahi oleh seorang laki-laki kaya yang terlihat masih muda. Namun kenyataannya sangat pahit. Ternyata laki-laki itu sudah mempunyai anak. “Lakukan saja apa yang saya mau, Ana!” kelakar Arka lalu meninggalkan Ana berdua dengan anak Gio. Ana tak dapat melawan. Dia hanya bisa membatin, rasanya percuma membantah ucapan seorang Arka. Ana hanya melihat Gio dengan dekat. Rasanya begitu l

    Dernière mise à jour : 2024-08-29
  • Menjadi Istri Duda Muda   3. Istri tak dianggap

    Setelah selesai makan, Ana langsung membereskan piring bekas makanannya. Lalu dia beranjak pergi menuju kamarnya. Saat dibalik tembok, Ana menghentikan langkah ketika mendengar omongan Arka dengan bang Bewok. "Tuan Arka. Gimana dengan kabar non Gisel? tanya bang Bewok. Arka mematikan laptopnya, tanda kerjaan dia telah selesai. "Saya sudah putus kontak dengan dia, Bang," sahut Arka sambil menyesap kopi kesukaannya. "Sebaiknya Tuan merahasiakan pernikahan Tuan ini dengan Ana," saran dari Bang Bewok untuk Arka. "Tidak, tidak perlu dirahasiakan. Lagipula saya dengan Gisel sudah tidak ada hubungan sama sekali," ucap Arka yakın. "Baik Tuan, jika itu kehendak Tuan. Saran saya, perlakukan Ana dengan baik. Dia gadis baik, hanya saja tidak beruntung dalam hal ekonomi," ucap bang Bewok. "Saya hanya ingin Ana menjadi perawat untuk Gio. Masalah pernikahan, bisa dipikirkan lain kali," ujar Arka. Meskipun kedua orang itu sebagat atasan dan bawahan. Namun bang Bewok sudah seperti kakak

    Dernière mise à jour : 2024-08-29
  • Menjadi Istri Duda Muda   4. Pembelaan

    Pagi ini seperti biasa kegiatan Ana adalah mengirus Gio. Ana mencoba melupakan kejadian tadi malam. Setelah bangun tidur, dia melakukan aktivitas seperti biasanya. Gio terlihat menggeliat dengan tenang. Sepertinya masih terlalu pagi untuk membangunkan Gio. Palagi masuk sekolahnya masih jam delapan. "Kasihan, bayi sekecil ini sudah harus ditinggal oleh ibunya," lirih Ana mengusap wajah Gio begitu pelan. Sudah seminggu Ana di rumah besar itu. Namun Ana tak merasakan kebahagiaan sebagai seorang istri. Yang ada hidupnya semakin memperihatinkan. Ana harus menaruhkan usia mudanya untuk mengurus anak kecil yang sudah aktif- aktifnya. Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan sosok Arka. “Besok ikut saya ke acara penting. Ada pertemuan dengan klien,” ucap Arka sambil menciumi anaknya. “Baik, Pak,” ucap Ana menurut. “Oke, saya ke atas dulu,” ucap Arka beranjak meninggalkan kamar itu. “Pak, tunggu,” ujar Ana menghentikan langkah Arka. “Hmm,” sahut Arka membalikkan badan. " Kalau bisa

    Dernière mise à jour : 2024-08-30
  • Menjadi Istri Duda Muda   5. Puaskan saya, Ana!

    Arka tampak mondar mandir di atas balkon. Ana yang sedang membantu bi Sri menyiram tanaman, dapat melihat dengan jelas kebingungan Arka. “Ada masalah ya Non?” tanya bi Sri. “Sepertinya bi, mungkin gara-gara membela saya kemarin. Pak Arka menaruhkan pekerjaannya hanya untuk membela saya,” ucap Ana bersedih hati saat mengingat kejadian kemarin. “Bagus dong non, berarti tuan Arka itu tanggung jawab. Meskipun masih belum memperlakukan non sebagai layaknya seorang istri. Tapi di depan semua orang bisa membela istrinya,” ucap bi Sri membuka pikiran Ana. “Bi Sri benar, dia ternyata sebaik itu. Selama ini saya terlalu berpikir buruk dengan pak Arka,” ucap Ana terus memandangi Arka yang terlihat termenung. Setelah selesai dengan urusannya, Ana kembali mengecek keadaan Gio. Bayi kecil itu masih konsisten dengan tidurnya yang sangat pulas. Akhirnya Ana memilih untuk membawakan makan siang dan minuman untuk Arka. “Pak Arka,” sapa Ana membawa sebuah nampan. “Saya sudah larang kamu unt

    Dernière mise à jour : 2024-08-30
  • Menjadi Istri Duda Muda   6. Tuan Arka yang Hot

    Arka melepas Ana dari cengkramannya. Sementara Gio yang terbangun langsung memeluk Arka. “Pa,” panggil Gio. Arka yang tadinya tak sadarkan diri langsung menyadari perbuatannya barusan pada Ana. Sementara Ana langsung mengambil baju dan pergi ke kamar mandi. Ana mengutuk dirinya di dalam kamar mandi. Dia terdiam cukup lama dan berusaha menyadari kejadian barusan. Setelah merasa cukup, dia lalu keluar ke kamar. Di kamar hanya tersisa Gio yang kembali terlelap dalam tidurnya. Sementara Arka sudah tak nampak di kamar itu. Ana pun melanjutkan aktivitas malamnya dan tak lupa mengunci pintu kamarnya. *** Pagi harinya, Ana melakukan kegiatan seperti biasa. Dia sudah mulai terbiasa dengan tugasnya. Gio terlihat sudah rapi memakai seragam sekolahnya. Mereka sedang sarapan pagi. “Non Ana baik-baik aja kan?” tanya bi Sri menyapa Ana di meja makan. Ana melihat bi Sri sambil menyuapi Gio. “Iya bi, baik-baik aja kok,” ucap Ana. Lalu bi Sri mencoba duduk di sebelah Ana. “Rambutnya ba

    Dernière mise à jour : 2024-10-05
  • Menjadi Istri Duda Muda   7. Menjauhi-nya

    Sejak malam itu, Ana berusaha mengikis jarak dengan Arka. Semalaman dia tak henti menangisi nasibnya yang begitu menyedihkan. “Tante Ana,” panggil Gio saat istirahat sekolah tengah berlangsung. “Iya Gio,” sambut Ana menerima kertas yang merupakan hasil dari gambaran Gio. “Jangan nangis terus, Tante Ana,” ucap Gio dengan tulus. Lalu dia kembali ke arena bermain bersama temannya yang lain. Ana tertegun, lalu dia segera menghapus sisa tangisan air matanya. Dan berubah fokus dengan kertas pemberian Gio. Dimana di kertas itu ada sebuah gambar perempuan yang sedang memetik bunga di taman. “Gambarnya bagus,” puji Ana sambil melihat ke arah Gio yang tengah tertawa bersama temannya. Ana mencoba menerbitkan secercah senyuman. Setidaknya, tidak semua orang di rumah itu membenci dirinya. Masih ada Gio yang baik padanya. Setelah selesai dari menjaga Gio. Lalu Ana mencoba keluar dari kamar untuk menemui bi Sri yang tengah bergurau dengan pak Martin yang merupakan satpam di rumah itu.

    Dernière mise à jour : 2024-10-06
  • Menjadi Istri Duda Muda   8. Mendadak romantis

    Dua bulan berlalu. Kehidupan Ana terasa sangat menjenuhkan. Tak ada kebahagiaan lebih yang dia rasakan. “Pak, saya boleh tidak, sambil melanjutkan kuliah?” tanya Ana sedikit ragu. Sedari kemarin dia menahan pertanyaannya itu. “Lalu, Gio gimana?” tanya balik Arka. Dia melepas kacamatanya. Mereka berdua tengah berada di ruang kerja Arka yang terletak di lantai satu sebelah kamar Gio. “Saya mau ambil kelas malam. Kan biasanya kalau malam Gio sudah tidur,” ujar Ana menunduk takut. Dia tak yakin dengan keinginannya sekarang. “Gak bisa, Gio butuh kamu,” ucap Arka melarang Ana. “Saya janji bakal jaga Gio dengan baik, meskipun saya sambil kuliah,” ujar Ana meminta pertimbangan pada Arka. “Gak bisa, lagian kamu gak ada biaya kan buat lanjut kuliah?” tegur Arka. Keputusan laki-laki itu tetap saja tidak berubah. Tak ada jawaban, Ana memilih langsung keluar dari ruangan kerja Arka. Ana nampak sekali kecewa. Lalu dia masuk ke kamarnya dengan menangis. “Tante kenapa?” tanya Gio men

    Dernière mise à jour : 2024-10-07
  • Menjadi Istri Duda Muda   9. Bertemu Papa Mertua

    Arka melepas tangan Ana saat mereka memasuki mobil dan meninggalkan tempat itu. Arka kembali fokus menyetir. Sementara Ana memangku Gio yang telah tertidur pulas. “Bu, tadi itu Ana si gadis cupu dan culun kan?” tanya Dania masih ternganga melihat kepergian Ana. “Sepertinya bukan deh, kan dia jadi istri keduanya bang Bewok. Tadi itu bukan bang Bewok kok,” jawab Mirna menggaruk pelipisnya. “Apa jangan-jangan Ana selingkuh ya. Tapi gak mungkin sih selingkuh sama laki-laki kaya dan tampan,” ungkap Dania. Dia terlihat mondar mandir sambil membawa tas belanjaannya. “Udah lah jangan dibahas. Sepertinya barusan itu bukan Ana si gadis miskin itu,” ucap Bu Mirna. Dania pun menyetujui. Lalu mereka melanjutkan aktivitasnya berbelanja kembali. Sementara di rumah megah itu. Arka menggendong Gio menuju kamarnya. Anak itu begitu pulas dalam tidurnya. “Pak Arka, masalah tadi itu …,” ujar Ana menggantungkan kalimatnya. “Ibu tiri dan kakak tirimu kan?” tebak Arka setelah meletakkan Gio. “

    Dernière mise à jour : 2024-10-08

Latest chapter

  • Menjadi Istri Duda Muda   161

    "Lain kali hati-hati ya kalau nyebrang, untung lukanya gak begitu parah." Ucap Abidzar smabil memberikan beberapa obat pada luka Layla.Meskipun sudah sempat Layla obati waktu di dalam mobil tadi, tapi Abidzar memberi obat tambahan supaya luka yang lecet itu segera kering.Jika dibiarkan begitu saja, mungkin keringnya akan memakan waktu yang cukup lama dan pasti nanti akan menyulitkan Layla untuk beraktivitas.Tubuh kita jika luka kemudian kena air pasti akan sangat perih, dan Layla tipe orang yang tidak kuat menahan luka meksipun terlihat kecil."Perih Mas." Ucap Layla memohon."Sebentar, ini harus di giniin biar cepat kering, sabar ya." Pinta Abidzar dengan lembut.Layla hanya mengangguk pasrah. Abidzar dengan telaten mengobati luka Layla. Sambil meniup luka itu, Layla tersenyum."Kenapa senyum?" Tanya Abidzar."Gak apa-apa Mas, Mas kelihatan lebih tampan kalau posisi begini." Ungkap Layla dengan malu-malu."Kalau gini?" Abidzar mendekatkan wajahnya ke wajah Layla.Layla terkesiap k

  • Menjadi Istri Duda Muda   160

    Layla mengangguk patuh, dia sudah pasrah dan ingin menjadi istri seutuhnya dengan Abidzar. Abidzar yang mendapat respon positif itu sangat bahagia, ternyata Layla sudah siap dengan semua kewajiban nya dan memenuhi hak batin nya Abidzar.Mereka pun langsung melakukan ibadah suami istri tersebut dengan baik. Layla sangat menenangkan untuk Abidzar.Layla pikir Abidzar akan bersikap sangat lembut, namun pikiran nya diluar ekspektasi. Abidzar terlihat sangat menakutkan pikir Layla.Ternyata kepribadian seseorang akan berbeda jika sudah berurusan dengan hal seperti itu. "Terima kasih Humaira-ku." Ungkap Abidzar.Layla menyahut dengan nada lesu, penglihatan nya terlihat sangat sendu, dia berucap "Ini sudah kewajiban ku Mas, Kamu nakutin ya kalau sudah urusan seperti itu."Abidzar terkekeh mendengar pengakuan dari Layla. Layla begitu polos dan terang-terangan dalam menilai sikap Abidzar setelah melakukan hal itu."Maaf Humaira, harusnya kamu tadi bilang, biar aku bisa lebih lembut lagi." Ja

  • Menjadi Istri Duda Muda   159

    Layla terbangun saat adzan Dzuhur berkumandang, dia sudah tertidur dari tadi dan bangun di siang hari. Kepala nya terasa pusing, dan perutnya sudah membaik meskipun masih sangat mual.Layla melihat sekitar nya, tapi Abidzar sudah tidak ada disampingnya. Layla terlihat sangat sebal, pasalnya Layla tadi sudah mewanti-wanti Abidzar supaya tak meninggalkan nya kemanapun.Akhirnya Layla terpaksa bangun dari tidur nyenyak nya, Layla akan langsung mengambil wudhu untuk menunaikan sholat Dzuhur secara munfarid.Selesai melaksanakan sholat Dzuhur, Layla langsung menuju ke dapur. Langkah nya sedikit tertatih, dia terasa lemah sekali di hari ini. Pusingnya semakin menjadi dan Layla berusaha untuk tetap menuju dapur."Humaira, Mas datang." Abidzar berjalan mendekati Layla yang menuju dapur."Maaf ya Mas ninggalin kamu tadi waktu tidur, soalnya Mas tadi di telfon sama Ummah disuruh ke rumah sama kamu. Tapi Mas pergi sendiri. Kata Mama kamu harus dibawa ke dokter." Ucap Abidzar panjang lebar."Aku

  • Menjadi Istri Duda Muda   158

    Sesampainya di rumah, Abidzar langsung mengambil piring untuk wadah martabak manis nya. Dan langsung membawa ke kamar untuk disuguhkan kepada istri satu-satunya yang sedang hamil muda. Abidzar harus lebih peduli lagi dengan istrinya itu, pikir Abidzar."Humaira, ini Mas sudah beliin martabak manisnya. Bangun dulu ya, mumpung masih hangat." Abidzar membangun kan Layla dengan sangat lembut dan pelan."Aku ngantuk banget Mas, taruh aja dulu di dapur ya." Layla bergeliat dan menguap dengan tetap memejamkan matanya."Loh, katanya kamu tadi pengen banget, ayo di makan dulu ya Humaira." Abidzar terus membangun kan Layla dengan paksa.Akhirnya Layla terbangun dengan terpaksa, matanya masih memejam dan dia terus saja menguap.Langsung saja dia ambil sepotong martabak manis dengan toping coklat keju itu. Takut dirasa tangan kanan nya kotor, akhirnya Layla mengambil sepotong martabat manis itu dengan tissue di samping meja tidurnya.Satu gigitan, dua gigitan, tiga gigitan. Layla mengunyah martab

  • Menjadi Istri Duda Muda   157

    Jihan mendekat ke arah Arsya. Dia mengikis jarak dengan Arsya. "Wajahmu seperti tidak asing, apa kita kenal?" Tanya Jihan kepada Arsya."Kita tidak kenal." Ucap Arsya sedikit dingin. Dia langsung masuk ke ruangan penyetoran berkas itu.Jihan juga tidak terlalu mempedulikan itu, dia juga langsung keluar dari tempat itu menuju keluar tata usaha.***Malam ini, Abidzar sudah selesai dengan seluruh kerjaan nya. Dia masih di pesantren modern, karena banyak tugas yang belum diselesaikan. Padahal masih hari pertama mengajar, tapi sudah diberikan banyak tugas saja.Setelah itu dia langsung merapikan ruangan nya, dan langsung bergegas untuk pulang ke rumahnya.Layla yang terlihat khawatir, dia sedang menunggu Abidzar di depan teras rumahnya. Layla sudah menyiapkan makan malam untuk Abidzar.Terlihat mobil Abidzar yang sudah memasuki pekarangan rumahnya. Layla tersenyum tenang melihat kedatangan suaminya."Alhamdulillah, akhirnya Mas Abi datang juga." Ucap Layla langsung memeluk Abidzar."Kange

  • Menjadi Istri Duda Muda   156

    Hari ini, Abidzar dan Arsya akan melaksanakan rencana mereka. Dimana Abidzar mengikuti Yusuf, dan Arsya akan mengikuti Jihan.Mereka akan bagi tugas supaya rencana mereka berhasil. Abidzar mengikuti Yusuf yang akan pergi ke sebuah kafe, dimana Yusuf akan bertemu dengan seseorang rekan bisnisnya.Sementara Arsya mengikuti Jihan yang hendak pergi ke kampus nya hari ini. Arsya akan memata-matai Jihan dari jarak yang tidak terlalu jauh.Jihan terlihat sedang bertemu dengan teman-teman nya, perkiraan Arsya itu teman kelas. Soalnya Jihan dan kedua teman nya itu langsung menuju ke suatu kelas.Arsya terus mengikuti Jihan, sampai di depan kelas Arsya berhenti. Tidak mungkin dia masuk ke kalas Jihan. Ternyata Jihan kuliah di salah satu universitas swasta yang cukup bergengsi di kota Jakarta. Jihan mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, meskipun sebelumnya Jihan lulusan dari pesantren salaf.Itu yang membuat Jihan sedikit berbeda dengan beberapa teman waktu di pesantren salaf dulu. Bahkan pakaian

  • Menjadi Istri Duda Muda   155

    Yusuf yang melihat kepergian Abidzar membawa Layla hanya bisa bernafas panjang. Dia tadi melihat Layla sangat pucat, buru-buru dia menghampiri Layla.'Ingat, kamu bukan siapa-siapa nya lagi. Dia sudah punya orang lain, Ingat Yusuf!' Ucap Yusuf membatin dalam dirinya sendiri.Abidzar membawa Layla menuju tempat mobilnya terparkir. Abidzar merebahkan tubuh Layla di kursi belakang. Sedikit kesusahan namun setelah menghabiskan beberapa waktu yang akhirnya bisa.Layla tetap tak kunjung sadar, Abidzar sangat khawatir melihat kondisi istrinya seperti itu. Abidzar mengambil minyak kayu putih dan mengoleskan nya tepat di hidung Layla.Selang beberapa detik, Layla tersadar kembali. Dibukanya penglihatan itu, Layla sedikit meringis kesakitan dibagian kepalanya."Aw, sakit sekali. Mas Abi, aku kenapa?" Ucap Layla terus memegangi pelipisnya."Kamu tadi pingsan Humaira, Mas khawatir banget. Untungnya sekarang kamu sudah siuman kembali. Masih pusing kah, dibagian mana Humaira." Abidzar memijat bagia

  • Menjadi Istri Duda Muda   154

    Abidzar bersikap biasa saja, dan Aldo langsung tercengang, bisa-bisa nya sahabat nya ini bersikap seolah-olah perjodohan nya hal yang biasa."Bagus dong, kamu sekarang gak perlu cari cewek lagi, Do." Abidzar berucap dengan santai."Astaghfirullah Bi, kamu memang bukan sahabat terbaik. Bisa-bisa nya respon mu seperti ini, aku aku saja beberapa hari ini sampai gak bisa tidur gara-gara perjodohan ini." Ucap Aldo bersulut - sulut."Memangnya kenapa?" Tanya Abidzar.Aldo pun menjelaskan kalau calonnya itu sangat berbanding terbalik dengan nya, mulai dari pakaian dan pendidikan nya serta pemahaman agamanya. Abidzar pun yang mulai memahami perasaan sahabat nya itu hanya diam mendengarkan curhatan nya.Aldo juga bercerita kalau dia pernah curhat juga dengan Arsya, dia juga menceritakan semua nasihat yang pernah Arsya lontarkan. Abidzar sedikit takjub dengan nasihat dari adiknya itu, ternyata Arsya sudah berpikir dewasa dan Abidzar menanggapi nya dengan sangat antusias sekali."Ternyata dia su

  • Menjadi Istri Duda Muda   153

    Selesai bermain dengan Rendi, mereka langsung keluar dari arena bermain itu. Layla menggendong Rendi, dia tampak bahagia hari ini."Terima kasih ya Rendi, sudah mau main sama kami." Layla menatap anak kecil itu dengan bahagia.Rendi hanya mengangguk, dia saking bahagianya. Sudah ada beberapa jenis makanan dan mainan yang dia dapat usai bermain bersama dengan Abidzar dan Layla."Kami pamit pulang dulu." Ucap Abidzar dan langsung menggandeng Layla. Anak kecil yang bernama Rendi itu langsung menarik pergelangan tangan ibunya, dia tampak sangat bahagia sekali.***Layla dan Abidzar sudah sampai di rumah nya. Mereka langsung membersihkan diri masing-masing. Tak lupa juga Layla menyiapkan makan malam untuk Abidzar. Abidzar terlihat bersantai di ruang tamu. Dia sedang membaca buku mengenai pelajaran ilmu Fiqh. Dia sedang menyiapkan materi untuk besok pagi, untuk diajarkan ke santrinya.Layla yang sudah selesai memasak langsung menghampiri Abidzar. Sambil membawa segelas teh hangat untuk Ab

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status