"Dok, gimana ceritanya kasus kecelakaan mama Yura? "Kiara bertanya ketika sudah tidak ada lagi pasien yang diperiksa oleh Rizki. "Saya sudah ke kantor polisi dan mencari tahu tentang kecelakaan Sari Novita Dewi yang akrab dipanggil dengan nama Novita. Berdasarkan informasi pihak kepolisian, kecelakaan yang dialami Novita, memang murni kecelakaan tunggal. Dan bahkan dari video CCTV di sekitar tol Itu tampak kalau Novita membawa mobil dalam kecepatan tinggi. "Ya sih, tapi kan indikasi adanya percobaan pembunuhan bisa juga kan dok. Apa dokter gak merasa aneh dengan sikap Indra terhadap mama, Yura?" Kiara berkata sambil dengan wajah seriusnya. "Apa?" Tanya Rizky. "Bagaimana mungkin si Indra bisa langsung datang bersama istri keduanya, dihari meninggalnya Novita. Apa ini tidak lucu? Kalau melihat insiden kecelakaan, semacam ada unsur kesengajaan." Kiara sudah bergaya seperti seorang detektif yang sedang memecahkan kasus pembunuhan. Dalam kasus ini, orang yang paling mencurigakan adala
Nathan menganggukkan kepalanya. Setelah mendengar informasi dari Rizki, sepertinya tidak ada yang mencurigakan. Kemungkinan memang kecelakaan itu murni kelalaian dari si pengemudi. Obrolan kedua pria itu terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Tak lama kemudian pintu terbuka. "Permisi pak, nona Eliza datang mengantarkan makan siang untuk anda," kata asisten Nathan.Nathan terdiam mendengar perkataan asisten pribadinya itu. Rasanya Eliza tidak memberi tahu akan datang ke kantornya. "Nona Eliza datang bersamaan dengan bayi Noah." Asisten Dirga kembali memberi tahu.Nathan tidak menyuruh masuk. Namun ia langsung berdiri dan keluar dari ruangan. Hal ini dilakukan hanya untuk memastikan apakah benar Eliza datang? "Eliza," kata Nathan dengan jantung berdebar cepat. Ia benar-benar tidak menduga bahwa Eliza akan datang bersama dengan Noha. Kedatangan Eliza memberikan kejutan untuk Nathan. Tidak dipungkiri bahwa dia sangat senang ketika mendapatkan perhatian seperti ini. E
lEliza sudah tidak berkomentar lagi dan memilih mendengarkan pembicaraan Rizki dan juga Nathan. "Memang janggal, mama Yura masih sangat muda, sepertinya usianya terpaut jauh dari Indra." "Novita kelahiran tahun 95," jawab Rizki yang sudah mengetahui biodata lengkap Novita. "Pantas aja masih kelihatan muda," saut Nathan. "Jadi mamanya meninggal kecelakaan?" Eliza bertanya setelah melihat video kecelakaan dari Novita. "Iya," jawab Rizky. "Menurut kamu bagaimana, istrinya hari ini meninggal, hari itu juga dia langsung membawa wanita ke rumahnya dengan alasan berteman. Kehadiran Nita juga untuk menjaga Yura. Tak lama setelah itu dia mengaku sudah menikah dengan wanita itu," jelas Nathan. Eliza memandang Nathan. Mungkin permasalahan diselingkuhi dan harus menerima takdir dimadu merupakan pengalaman Eliza. Nathan berharap tingkat memecahkan persamaan, Eliza sangat baik hingga mereka bisa mendapatkan titik terangnya dari permasalahan ini Eliza mengambil handphone dari tangan Natha
l"Begitu mengetahui bahwa Novita adalah istri kedua, Dia berniat bercerai dari Indra. Hubungan mereka sudah mulai tidak harmonis lagi. Bahkan Novita sudah berencana menghubungi pengacara untuk melakukan gugatan cerai terhadap Indra. Ternyata dugaan Eliza memang benar kalau Novita adalah istri kedua. Dalam hal lain Indra menyembunyikan statusnya ketika menikah dengan Novita. Apakah Indra sengaja membunuh Novita karena Novita yang sudah mengetahui tentang istri pertamanya. Dan Indra ingin segera menguasai harta Novita, karena itu dia membunuhnya sebelum Novita melakukan gugatan cerai."Apa hanya itu informasi yang dapat kamu berikan? tanya Nathan yang tidak puas dengan penjelasan detektif sewaannya. Tentang informasi kecelakaan yang mengatakan kelalaian dari pengemudi, tidak benar karena kecelakaan itu ada unsur pembunuhan." Ungkap sang detektif."Mengapa pihak polisi tidak memeriksa kondisi mobil ataupun mencari bukti di sana?" Tanya Eliza. Eliza greget sendiri dengan kasus kematian
"Saya sudah katakan, kamu tidak perlu mengantarkan makan siang." Nathan berkata dengan wajah tanpa ekspresi. Sikap Yuna yang seperti ini membuat Nathan risih."Tapi aku nggak mau kalau kak Nathan jadi sakit gara-gara telat makan," kata Yuna dengan penuh perhatian.Yuna memandang ke arah dokter berwajah manis itu. Namun melihat Rizky, raut wajah wanita itu langsung berubah. Tampak jelas bahwa ia tidak suka melihat kehadiran Rizky di sini."Eh ngapain kamu ke sini, gangguin orang aja." Yuna langsung berkata kasar terhadap sang dokter.Melihat sikap Yuna seperti ini, jelas membuat Eliza tidak suka. Padahal Rizki tidak melakukan apapun, namun sikap wanita itu seakan ia sedang digoda oleh Rizky. "Tidak ada larangan untuk aku datang ke sini." Rizki menjawab dengan wajah datar. "Ini kantor, bukan rumah sakit. Lagian juga ngapain datang ke sini?" Yuna berkata sambil meletakkan satu tangannya di pinggang. "Rizki teman aku dan aku yang memintanya untuk datang. Apa ada masalah Nona Yuna?" Nat
Eliza tersenyum memandang Noah. Pantas saja suaranya tidak terdengar, ternyata bayi tampan itu sudah tertidur di pelukan Daddy nya. Namun raut wajahnya berubah ketika memandang Nathan. Setelah melihat Yuna, Eliza merasa kesal. Entah mengapa bisa seperti ini, Eliza pun tidak mengerti. "Kenapa liatin Mas seperti itu?" Nathan merasa tidak nyaman dengan tatapan Eliza yang mematikan. "Jadi dia itu sering datang ke sini, nganterin mas makan siang?""Dia baru diterima bekerja di sini 1 minggu yang lalu. Ya gitulah tiap kali Yuna nganterin makanan, mas gak pernah makan dan langsung kasih ke Dirga," jelas Nathan."Dia itu siapa Mas?" Eliza penasaran dengan hubungan Nathan dan Yuna. Jika melihat sikap Yuna ke Nathan, sangat berbeda dengan sikapnya ke Rizky."Anak dari temannya Papi. Kami sudah kenal sejak kecil. Sejak kecil hingga sampai sekarang, dia selalu menempel dengan mas. Sewaktu mas berpacaran dengan Shelly, dia dan keluarganya pergi pindah ke Singapura. Gak tahu kenapa sekarang kemb
"Mas tanya aja sama mami, bibi Eli dan art yang lainnya," jawab Eliza dengan cemberut."Kalau gitu mas percaya deh," jawab Nathan yang tersenyum kecil memandang Eliza. "Tadi Mami sama dan Bibi Eli, sudah cicipi masakan Liza. kata mami, enak. Bibi Eli juga bilang enak. Karena itu Liza bawa ke sini." Eliza menjelaskan secara detail agar tidak ada kecurangan dari Nathan. "Apa mas suka rasa masakan Liza?" "Kalau Seenak ini, ya pasti suka lah sayang," jawab Nathan dengan tersenyum menatap Eliza.Lagi-lagi Eliza merasakan jantungnya berdebar dengan hebatnya. Hanya karena kata sayang dari Nathan. Dengan cepat Eliza bersikap biasa agar tidak terlihat salah tingkah didepan Nathan."Syukurlah, Liza takut kalau mas tidak suka dan memberikan makan yang Liza bawa ke asisten Dirga." Eliza tersenyum nyengir. Apa yang telah menimpa Yuna, sungguh membuat ia prihatin. Eliza juga takut jika nasibnya sama dengan Yuna, usaha yang tidak dihargai.Nathan tertawa mendengar perkataan dari Eliza. "Mas ngg
"Hai kenapa belum makan?" Rizki duduk di tepi tempat tidur Yura. Dia mengambil nasi yang terletak di atas meja dan kemudian menyuapi gadis kecil tersebut. "Sebenarnya Yura belum selera makan Om dokter." Matanya semakin hilang ketika tersenyum seperti ini. Yura terlalu banyak menangis hingga matanya mengecil dan sembab. "Katanya ingin cepat sembuh tapi tidak makan bagaimana ceritanya bisa sembuh?" Rizky tersenyum dan mengusap kepala gadis kecil tersebut."Yura selalu ingat mama," kata Gadis kecil itu sambil menangis. Setelah melihat video kecelakaan mamanya, Yura tak henti-hentinya menangis. Gadis kecil itu baru menyadari bahwa ternyata papanya sudah berbohong. Mengapa papanya tidak memberi tahu kondisi ibunya. Mengapa ia tidak diperbolehkan untuk memeluk mamanya."Kenapa Papa jahat sekali dengan Yura? Mengapa Papa tidak memberitahu Yura tentang kondisi mama? Jika Yura tahu Mama sudah meninggal, Yura ingin memeluknya. Yura tidak takut mau seperti apapun kondisi mama." Rizky memeluk
Kiara masuk ke dalam kamar dengan jantung berdebar cepat. Berulang kali ia menepuk pipinya untuk memastikan apakah ini nyata atau mimpi? Apakah benar ia akan menjadi istri dari Dokter Rizky? Salah seorang dokter yang paling dikaguminya di rumah sakit. Selain berwajah manis dan baik, dokter itu juga terkenal minim gosip. Padahal di rumah sakit begitu banyak yang mengagumi sang dokter, baik dari kalangan dokter perempuan yang berstatus gadis ataupun janda. Begitu juga dengan para perawat. Namun siapa yang bisa menyangka bahwa Kiara lah yang akan menjadi pemiliknya. "Untung aja nasib aku nggak seperti Siti Nurbaya yang harus menikah dengan Datuk maringgih." Kiara tersenyum bahagia mengingat sebentar lagi Ia akan menikah dengan dokter Rizki. "Andaikan Samsul Bahri cepat datang dan membawa Siti Nurbaya kabur seperti dokter Rizky, pasti judul novelnya bukan kasih tak Sampai." Kiara sangat menyayangkan kisah cinta Siti Nurbaya dan juga Samsul Bahri. Kisah cinta yang seharusnya berakhir b
"Gini Om ceritanya. Kiara perawat yang bekerja di rumah sakit, akan dinikahkan sama orang tuanya. Kiara tidak mau menikah dengan orang itu. Karena itu aku menyelamatkannya dari pernikahan. Pernikahannya dua hari lagi, aku sudah membawa dia kabur." Rizky menjelaskan dengan singkat. Dia berharap Hermawan dan juga Mawar mengerti situasinya saat ini. "Kamu melarikan calon istri orang?" Mawar langsung menyahut. Ia tidak menyangka bahwa Rizky yang merupakan seorang dokter hebat dan dosen, bisa bersikap seperti ini. Padahal gadis cantik seperti apapun, bisa didapatkannya dengan mudah."Iya, Tante," jawab Rizky."Ya ampun kamu berani sekali melarikan calon istri orang," sembur Hermawan."Nggak ada jalan lain," Rizky berkata dengan nada suara lemah. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Kiara. Gadis yang tidak pernah hadir dalam mimpinya. "Kalau kamu benar-benar ingin menikah, wanita seperti apapun yang kamu mau, bisa Tante carikan. Kalau seperti ini, nama kamu bisa rusak." Mawar menasehati
"Ya nggaklah," jawab Rizky. Ia sangat membutuhkan dokumen pernikahan. Karena itu syarat untuk mendapatkan hak asuh Yura. Setelah akad nikah, Rizky akan langsung mengurus dokumen serta syarat pernikahan. "Abang hebat, gercep, gaya lo asik," kata Elisa yang belagu sok gaul. Nathan yang sedang mengemudikan mobil tertawa melihat gaya Eliza yang sok jauh."Gercep adek?" Tanya Rizky yang tidak tahu istilah anak muda."Gerak cepat," jawab Eliza dengan sedikit tertawa. "Daripada kak Kiara dinikahi sama Pak tua mending Abang yang nikahi. Kak Kiara itu cantik banget. Terus juga orangnya baik, yang terpenting Yura sangat dekat sama kak Kiara. Oh iya apa Abang jadi mau adopsi Yura?" Tanya Eliza dengan cerewetnya."Iya, syaratnya harus nikah baru bisa adopsi Yura," jelas Rizky."Wah enak banget kalau seperti itu, nikah langsung dapat anak." Eliza berkata dengan riang. "Iya," jawab Rizky yang masih ragu dengan keputusannya."Abang itu sangat cocok sama kak Kiara. Sama-sama cantik dan juga gant
Eliza memandang Nathan yang sedang mengemudikan mobil. Nathan yang memakai kacamata tampak semakin gagah dan tampan. Entah sejak kapan Eliza memiliki hobi memandang wajah duda satu anak itu. "Apa belum puas memandang wajah Mas?" Nathan berkata tanpa menoleh ke arah Eliza yang duduk di sebelahnya. "Siapa yang pandangi Mas," elak Eliza. Wajahnya sudah memerah menahan rasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan sang bos."Oh nggak ada ya," kata Nathan dengan sedikit tersenyum. Ia tidak mempermasalahkan jawaban Eliza yang tidak jujur. "Mas, apa masih ngantuk?" Eliza dengan sengaja mengalihkan topik obrolan. Apalagi Nathan sudah menguap berulang kali. "Lumayan, kepala juga rasanya agak pusing mungkin karena tidur pagi," kata Nathan yang tidak terbiasa tidur di pagi hari. "Kenapa nggak libur aja ke kantornya?" Eliza memberikan saran."Ada kerjaan penting, mas sudah ada janji sama klien. Nggak enak kalau cuma mengutus Dirga. Sedangkan klien datang dari Bali." Nathan sedikit te
"Kia akan mencari suami lewat media sosial. Disana pasti ada pria yang mau nikah sama Kia." Kiara tersenyum lebar.Jika tidak ada masalah dengan Rudi dan Rini, Kiara tidak akan seperti wanita yang sudah kebelet kawin seperti ini.Rizky terdiam dengan kepala berdenyut nyeri. Kiara kelewatan cantik. Jika ingin mencari suami lewat media sosial, pasti banyak pria yang bersedia. Apalagi dia menikah tidak punya tuntutan uang hantaran, mahar, uang isi kamar dan pengeluaran besar lainnya."Bagaimana jika kamu dapat suami yang jahat?" Tanya Rizky."Kia gak mikir masalah itu dok, yang penting bebas aja dulu," jawab Kiara tanpa pikir panjang.Rizky memijat kepalanya yang berdenyut nyari. Sepertinya Kiara benar-benar sudah stres. Jika mendapatkan suami asal-asalan, takutnya keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Bagaimana jika Kiara justru dijadikan psk oleh suaminya? Kepala Rizky semakin pusing ketika membayangkan hal tersebut. Lalu apa gunanya penyelamatan yang dilakukannya?Belum lag
Rizky benar-benar tercengang melihat Kiara. Di mana gadis lugu yang selama ini sering dia lihat. Dan kenapa sekarang Kiara tampak jauh berbeda. Meskipun dirinya dokter, namun dia laki-laki normal. Mana mungkin dia sanggup menahan godaan yang seperti ini."Kamu tidak risih pakai seperti itu?" tanya Rizky."Kenapa harus risih, ini baju dokter yang kasih. Lagian juga Dokter sudah lihat sendiri kan jadi buat apalagi malu." Kiara berkata dengan tersenyum malu sambil menundukkan kepalanya.Rizky mengusap keringat di pelipis kepalanya. Dia tidak menyangka bahwa gadis yang selama ini lugu cukup barbar. "Dok saya lapar.""Saya akan pesan makanan." Rizky langsung memesan makanan secara online. Yang bodohnya lagi dia memesan makanan tanpa bertanya apa yang diinginkan oleh Kiara. Bukan hanya satu jenis atau tiga jenis makanan yang dipesannya tapi sudah lebih dari 10 jenis makanan. Hal ini menunjukkan bahwa sang dokter dalam keadaan grogi. Rizky meletakkan handphonenya setelah selesai memesan ma
"Ya masih ingat," jawab Rizky jujur. Bentuknya sangat indah dan menggoda, mana mungkin ia bisa melupakannya dalam waktu singkat."Tuh kan dokter masih ingat. Kalau gini Kia jadi malu." Kiara memandang Rizky sekilas kemudian menundukkan kepalanya.Rizky bingung harus berkata apa. Bagaimana jika Kiara salah paham dan menganggap dirinya sudah sudah direndahkan. Kiara diam beberapa saat dan kemudian memandang Rizky.Dokter berwajah manis itu benar-benar gugup ketika Kiara memandangnya. Ia tahu bahwa Kiara pasti marah dan kecewa. Belum lagi image nya sebagai pria baik, sopan dan pintar akan tercoreng dan dikatai pria mesum. "Dokter, sudah menyelamatkan nyawa saya serta menyelamatkan Saya dari pernikahan. Apa dokter mau menjadi suami saya?" Rizky sangat terkejut mendengar pertanyaan dari Kiara. Ia langsung melakukan pemeriksaan terhadap kepala pasiennya tersebut. "Dok, saya sadar, saya juga tahu dengan apa yang saya katakan." Kiara berkata sambil memandang wajah sang dokter yang begi
Kiara memperhatikan sosok pria yang tidur di sofa. Meskipun pria itu membelakanginya namun dari potongan rambut dan postur tubuh, ia tahu bahwa pria itu dokter Rizky. "Kepala aku pusing." Kiara memegang kepalanya sambil terus mengingat apa yang terjadi semalam. "Apakah aku pingsan? Baju aku siapa yang ganti?" Kiara panik ketika menyadari bahwa saat ini pakaiannya sudah diganti. Lalu siapa yang telah menggantinya? Ya sudahlah Kiara tidak perlu terlalu memikirkan masalah pakaian. Yang terpenting ia selamat. Kiara merasakan tenggorokannya kering. Dilihatnya di meja yang disamping tempat tidur. Tidak ada gelas ataupun air mineral kemasan. Ia ingin membangunkan Rizky, namun tidak enak. Pada akhirnya Kiara bangkit dari tidurnya dan berniat mencari air minum.Rizky tersentak ketika mendengar suara berisik dari tempat tidur. Dilihatnya Kiara yang sudah turun dari atas tempat tidur. "Suster Kiara, Kamu sudah bangun?" "Iya Dok, saya haus." Kiara berkata sambil menundukkan kepalanya. Berdu
Begitu sampai di apartemen, Rizky merebahkan tubuh Kiara di atas tempat tidur. Dilihatnya wajah Kiara yang sudah pucat. Sedangkan tangannya sudah merah dengan darah Kiara. Rizky langsung melakukan pemeriksaan terhadap Kiara. Kondisinya cukup lemah dan kekurangan darah. Ia menghubungi salah seorang dokter di rumah sakit dan meminta untuk diantarkan satu kantong darah golongan O untuk Kiara.Agar luka Kiara tidak infeksi, ia langsung memberikan suntik tetanus. Luka di kepala Kiara cukup dalam dan juga panjang. Ia membersihkan luka terlebih dahulu kemudian memotong rambut di bagian luka. Setelah itu barulah luka dijahit. Setelah menjahit luka di kepala Kiara, Rizky memasang jarum infus di tangannya. Karena kondisi Suster itu dalam keadaan lemah. "Baju kamu sangat kotor dan penuh darah. Maaf ya saya harus menggantinya." Rizki memandang baju yang melekat di tubuh Kiara. Jantungnya berdebar dengan cepat ketika membuka kancing kemeja yang dikenakan Kiara. "Tidak apa-apa, ini adalah penan