Rizky memandang Yura dengan tatapan sedih. Saat ini usia gadis kecil itu sudah 4 tahun dan akan memasuki tahun ke 5. artinya sudah lebih Setahun ibunya meninggal. Sudah selama itu Yura tidak tahu sama sekali, dan selalu ditipu Indra agar gadis kecil itu menuruti perintahnya Apakah Indra tidak pernah membawa Yura ke makam ibunya? "Kata Papa, Mama pergi karena urusan pekerjaan. Karena itu Papa datang membawa perempuan jahat itu bersama anaknya. Katanya Mereka akan tinggal di rumah kami dan menemani Yura, agar tidak kesepian walaupun Mama belum pulang." Wajah Yura tampak begitu sangat sedih ketika menceritakan apa yang disampaikan oleh papanya. Yura sangat bersabar menunggu kepulangan sang Mama. Meskipun dia diperlakukan dengan sangat kejam oleh wanita yang bernama Nita. Bukan hanya Nita saja yang memperlakukan Yura sangat kejam namun juga anaknya yang sudah berusia 15 tahun. "Apa kamu memiliki foto mama mu?" Yura menganggukkan kepalanya. "Mama memiliki sosial media. Dulu sering
"Dok, gimana ceritanya kasus kecelakaan mama Yura? "Kiara bertanya ketika sudah tidak ada lagi pasien yang diperiksa oleh Rizki. "Saya sudah ke kantor polisi dan mencari tahu tentang kecelakaan Sari Novita Dewi yang akrab dipanggil dengan nama Novita. Berdasarkan informasi pihak kepolisian, kecelakaan yang dialami Novita, memang murni kecelakaan tunggal. Dan bahkan dari video CCTV di sekitar tol Itu tampak kalau Novita membawa mobil dalam kecepatan tinggi. "Ya sih, tapi kan indikasi adanya percobaan pembunuhan bisa juga kan dok. Apa dokter gak merasa aneh dengan sikap Indra terhadap mama, Yura?" Kiara berkata sambil dengan wajah seriusnya. "Apa?" Tanya Rizky. "Bagaimana mungkin si Indra bisa langsung datang bersama istri keduanya, dihari meninggalnya Novita. Apa ini tidak lucu? Kalau melihat insiden kecelakaan, semacam ada unsur kesengajaan." Kiara sudah bergaya seperti seorang detektif yang sedang memecahkan kasus pembunuhan. Dalam kasus ini, orang yang paling mencurigakan adala
Nathan menganggukkan kepalanya. Setelah mendengar informasi dari Rizki, sepertinya tidak ada yang mencurigakan. Kemungkinan memang kecelakaan itu murni kelalaian dari si pengemudi. Obrolan kedua pria itu terhenti ketika mendengar suara ketukan pintu dari luar. Tak lama kemudian pintu terbuka. "Permisi pak, nona Eliza datang mengantarkan makan siang untuk anda," kata asisten Nathan.Nathan terdiam mendengar perkataan asisten pribadinya itu. Rasanya Eliza tidak memberi tahu akan datang ke kantornya. "Nona Eliza datang bersamaan dengan bayi Noah." Asisten Dirga kembali memberi tahu.Nathan tidak menyuruh masuk. Namun ia langsung berdiri dan keluar dari ruangan. Hal ini dilakukan hanya untuk memastikan apakah benar Eliza datang? "Eliza," kata Nathan dengan jantung berdebar cepat. Ia benar-benar tidak menduga bahwa Eliza akan datang bersama dengan Noha. Kedatangan Eliza memberikan kejutan untuk Nathan. Tidak dipungkiri bahwa dia sangat senang ketika mendapatkan perhatian seperti ini. E
lEliza sudah tidak berkomentar lagi dan memilih mendengarkan pembicaraan Rizki dan juga Nathan. "Memang janggal, mama Yura masih sangat muda, sepertinya usianya terpaut jauh dari Indra." "Novita kelahiran tahun 95," jawab Rizki yang sudah mengetahui biodata lengkap Novita. "Pantas aja masih kelihatan muda," saut Nathan. "Jadi mamanya meninggal kecelakaan?" Eliza bertanya setelah melihat video kecelakaan dari Novita. "Iya," jawab Rizky. "Menurut kamu bagaimana, istrinya hari ini meninggal, hari itu juga dia langsung membawa wanita ke rumahnya dengan alasan berteman. Kehadiran Nita juga untuk menjaga Yura. Tak lama setelah itu dia mengaku sudah menikah dengan wanita itu," jelas Nathan. Eliza memandang Nathan. Mungkin permasalahan diselingkuhi dan harus menerima takdir dimadu merupakan pengalaman Eliza. Nathan berharap tingkat memecahkan persamaan, Eliza sangat baik hingga mereka bisa mendapatkan titik terangnya dari permasalahan ini Eliza mengambil handphone dari tangan Natha
l"Begitu mengetahui bahwa Novita adalah istri kedua, Dia berniat bercerai dari Indra. Hubungan mereka sudah mulai tidak harmonis lagi. Bahkan Novita sudah berencana menghubungi pengacara untuk melakukan gugatan cerai terhadap Indra. Ternyata dugaan Eliza memang benar kalau Novita adalah istri kedua. Dalam hal lain Indra menyembunyikan statusnya ketika menikah dengan Novita. Apakah Indra sengaja membunuh Novita karena Novita yang sudah mengetahui tentang istri pertamanya. Dan Indra ingin segera menguasai harta Novita, karena itu dia membunuhnya sebelum Novita melakukan gugatan cerai."Apa hanya itu informasi yang dapat kamu berikan? tanya Nathan yang tidak puas dengan penjelasan detektif sewaannya. Tentang informasi kecelakaan yang mengatakan kelalaian dari pengemudi, tidak benar karena kecelakaan itu ada unsur pembunuhan." Ungkap sang detektif."Mengapa pihak polisi tidak memeriksa kondisi mobil ataupun mencari bukti di sana?" Tanya Eliza. Eliza greget sendiri dengan kasus kematian
"Saya sudah katakan, kamu tidak perlu mengantarkan makan siang." Nathan berkata dengan wajah tanpa ekspresi. Sikap Yuna yang seperti ini membuat Nathan risih."Tapi aku nggak mau kalau kak Nathan jadi sakit gara-gara telat makan," kata Yuna dengan penuh perhatian.Yuna memandang ke arah dokter berwajah manis itu. Namun melihat Rizky, raut wajah wanita itu langsung berubah. Tampak jelas bahwa ia tidak suka melihat kehadiran Rizky di sini."Eh ngapain kamu ke sini, gangguin orang aja." Yuna langsung berkata kasar terhadap sang dokter.Melihat sikap Yuna seperti ini, jelas membuat Eliza tidak suka. Padahal Rizki tidak melakukan apapun, namun sikap wanita itu seakan ia sedang digoda oleh Rizky. "Tidak ada larangan untuk aku datang ke sini." Rizki menjawab dengan wajah datar. "Ini kantor, bukan rumah sakit. Lagian juga ngapain datang ke sini?" Yuna berkata sambil meletakkan satu tangannya di pinggang. "Rizki teman aku dan aku yang memintanya untuk datang. Apa ada masalah Nona Yuna?" Nat
Eliza tersenyum memandang Noah. Pantas saja suaranya tidak terdengar, ternyata bayi tampan itu sudah tertidur di pelukan Daddy nya. Namun raut wajahnya berubah ketika memandang Nathan. Setelah melihat Yuna, Eliza merasa kesal. Entah mengapa bisa seperti ini, Eliza pun tidak mengerti. "Kenapa liatin Mas seperti itu?" Nathan merasa tidak nyaman dengan tatapan Eliza yang mematikan. "Jadi dia itu sering datang ke sini, nganterin mas makan siang?""Dia baru diterima bekerja di sini 1 minggu yang lalu. Ya gitulah tiap kali Yuna nganterin makanan, mas gak pernah makan dan langsung kasih ke Dirga," jelas Nathan."Dia itu siapa Mas?" Eliza penasaran dengan hubungan Nathan dan Yuna. Jika melihat sikap Yuna ke Nathan, sangat berbeda dengan sikapnya ke Rizky."Anak dari temannya Papi. Kami sudah kenal sejak kecil. Sejak kecil hingga sampai sekarang, dia selalu menempel dengan mas. Sewaktu mas berpacaran dengan Shelly, dia dan keluarganya pergi pindah ke Singapura. Gak tahu kenapa sekarang kemb
"Mas tanya aja sama mami, bibi Eli dan art yang lainnya," jawab Eliza dengan cemberut."Kalau gitu mas percaya deh," jawab Nathan yang tersenyum kecil memandang Eliza. "Tadi Mami sama dan Bibi Eli, sudah cicipi masakan Liza. kata mami, enak. Bibi Eli juga bilang enak. Karena itu Liza bawa ke sini." Eliza menjelaskan secara detail agar tidak ada kecurangan dari Nathan. "Apa mas suka rasa masakan Liza?" "Kalau Seenak ini, ya pasti suka lah sayang," jawab Nathan dengan tersenyum menatap Eliza.Lagi-lagi Eliza merasakan jantungnya berdebar dengan hebatnya. Hanya karena kata sayang dari Nathan. Dengan cepat Eliza bersikap biasa agar tidak terlihat salah tingkah didepan Nathan."Syukurlah, Liza takut kalau mas tidak suka dan memberikan makan yang Liza bawa ke asisten Dirga." Eliza tersenyum nyengir. Apa yang telah menimpa Yuna, sungguh membuat ia prihatin. Eliza juga takut jika nasibnya sama dengan Yuna, usaha yang tidak dihargai.Nathan tertawa mendengar perkataan dari Eliza. "Mas ngg
Akhirnya sang millioner merasakan seperti apa lelahnya mengulek bumbu. Tangannya yang berotot terasa amat pegel. Satu hal yang baru saja ia ketahui, mengulek bumbu rujak lebih berat dari pada gym angkat besi. "Apa ini sudah?" Nathan berkata sambil memandang istrinya yang sedang sibuk mencicipi bumbu rujak yang belum jadi benar. Bukan hanya mencicipi saja, Eliza mengambil piring kecil dan memasukkan kuah rujak kedalamnya. Kemudian memasukkan potongan buah, seperti mangga muda, pepaya mengkal, nanas, jambu merah serta bengkoang." "Sudah by, rasanya enak dan segar." Eliza tersenyum sambil memasukkan potongan nanas ke dalam mulutnya. Kiara berulang kali menelan air ludahnya ketika melihat Eliza mengunyah buah dalam mulutnya. Begitu juga dengan Yuna. Ia sudah tidak sabar ingin segera menikmati rujak mangganya.Jika bukan Nathan yang mengulek bumbu rujak, sudah pasti kedua wanita itu tidak segan untuk mengambil.Nathan bernapas lega dan mengusap keringat di pelipis keningnya. Meskipun is
"Eliza, mas tidak mau pakai ini." Nathan berkata dengan wajah masam. Kalimat yang terucap dari mulutnya sudah tidak ada manis-manisnya lagi. Bahkan Nathan langsung memanggil nama istrinya. "Liza nggak peduli pokoknya Mas harus pakai." Eliza tidak menghiraukan penolakan dari Nathan. Dia tetap mengikat tali apron di leher suaminya. "Eliza, Apa kamu tahu hukuman yang akan kamu dapatkan karena memaksa Mas seperti ini?" Nathan berusaha menarik apron tersebut Namun Eliza semakin menguatkan ikatan di lehernya. "Eliza, apa kamu mau menjadi janda?" kata Nathan yang sudah kesulitan bernapas. Nathan tidak habis pikir melihat Eliza. Bagaimana mungkin Eliza tega menindas suaminya, demi orang lain."Ya nggak lah, makanya Mas itu harus nurut, agar jangan tercekik lehernya." Eliza kembali meregangkan tali ikatannya. "Si Yuna itu sebenarnya istri siapa? Kenapa harus Mas pula yang pakai-pakai kayak gini?" Nathan memandang apron berwarna pink dengan motif bunga-bunga. Melihat ini saja sudah membu
Meskipun sudah diizinkan mengambil mangga, Dirga masih tetap belum bergerak dari duduknya. "Ambil mangganya sekarang, keburu kesorean nanti," kata Mawar mengingatkan.Melihat Dirga masih belum beranjak dari duduknya, tentu saja membuat Mawar gemes. Bagaimana jika Yuna benaran hamil? Kasihan sekali jika keinginannya tidak didapatkan. "Ya Tante tapi _" Dirga tidak melanjutkan ucapannya."Ada apa? "Mawar sangat penasaran dengan apa yang menjadi masalah bagi Dirga. "Begini tante." Dirga berkata sambil menggaruk kepalanya namun tatapan matanya mengarah ke Nathan."Ada apa kasih tahu saja," desak Hermawan. "Maaf Bos." Sebelum memulai perkataannya Dirga justru meminta maaf terlebih dahulu."Tidak usah memanggil saya bos, karena saya sekarang bukan lagi bos kamu." Nathan mengingatkan Dirga. Sekarang mereka sudah memiliki status yang sama. Sama-sama seorang Presdir. Tampaknya mertua Dirga sangat percaya kepada nya. Hingga memberikan jabatan presiden direktur kepada menantunya. Sebagai pem
"Tapi sepertinya tidak mungkin." Kata Yuna setelah diam beberapa saat. "Kenapa gak mungkin?" Tanya Kiara.Pertanyaan seperti ini sangat sulit untuk dijawab. Pernikahan resminya baru 20 hari. Namun insiden yang terjadi terhadapnya sudah 35 hari. Yuna baru teringat kalau dia sudah tidak datang bulan sejak kejadian itu. Tapi apa mungkin satu kali berbuat, langsung hamil?"Saran Kia, sebaiknya di cek deh. Atau mau Kia bantu untuk periksa pakai tespek?" "Kalau udah dicek tapi nggak positif gimana?" Yuna tampak ragu menerima tawaran dari Kiara. "Ya nggak apa-apa, tinggal dicoba lagi." Kiara tersenyum lebar. "Kalau gak positif, bang Dirga pasti kecewa banget." Yuna tampak ragu."Cobanya diam-diam aja. Jika garis dua muncul, baru deh kasih tahu ke suami, kakak," usul Eliza. "Benar, mau dicoba nggak, kebetulan ini ada tespek?" kata Kiara dengan semangat. "Emangnya ciri-ciri orang hamil seperti apa?" "Ciri-ciri di awal kehamilan nggak kelihatan, ini disebabkan karena perut yang belum mem
"Hai kak Yuna, kakak apa kabar" Eliza menyapa Yuna dengan tersenyum canggung. Kejadian ketika di perusahaan Nathan masih teringat jelas oleh Eliza. Karena itu dia merasa canggung jika berhadapan dengan Yuna seperti ini."Baik. "Yuna menjawab dengan wajah tersenyum. Eliza dapat melihat senyum tulus di bibir merah Yuna. Dari tatapan matanya tidak terlihat sedikitpun jika Yuna membenci Eliza. "Kak Yuna tambah cantik aja. Gimana bulan madunya kemarin?" Eliza mencoba berbicara dengan gaya ramah dan sok akrab. Alangkah baiknya permasalahan yang dulu tidak diingat lagi. Mereka sudah sama-sama menikah. Alangkah lebih baik jika menjadi teman. "Masak sih, perasaan Kakak tambah hitam deh." Yuna berkata sambil melihatkan tangannya. "Enggak lah kulit Kakak putih banget." Eliza berkata sambil memuji Yuna. "Ini kelihatan item banget. Sewaktu Honeymoon, Kakak sangat suka di pantai. Habis dari sana ya kayak gini jadinya." Yuna mulai curhat tentang apa yang terjadi dengannya.Yuna mulai cemas de
"Tas yang ini cantik sekali, mami suka." Mawar menunjukkan tas wanita berwarna coklat."Iya mi, cantik sekali," jawab Eliza sambil memperhatikan model tas tersebut. Mata Eliza terbelalak melihat harga tas yang ditunjukkan Mawar. Harga tas seharga mobil. Tapi uang mami mertuanya sudah berlebihan- lebih. Jadi tidak apa jika beli tas seharga ratusan juta. Jika masalah selera fashion, Mawar tidak perlu diragukan. Meskipun usianya sudah setengah abad, namun penampilan wanita itu trendy. Apa lagi postur tubuhnya yang langsing dan tinggi, membuat ia tampak lebih muda. Jika jalan ke mall bersama Eliza, orang suka beranggapan bahwa Mawar, kakaknya Eliza. Jadi bisa bayangkan seperti apa awet mudanya. Kalau kategori artis, mawar ini seperti Shopia Lajuba. "Mom." Eliza langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Noah yang berlari mengejarnya. "Sayang, mommy." Eliza mengembalikan tangannya dan langsung memeluk tubuh putranya. "Anak ganteng mommy sudah bangun?" Tanya Eliza."Cuda," jawab Noah sa
Mawar sedang sibuk menata tempat tidur untuk Yura. Karena Rizky dan Kiara akan menetap di masion. "Akhirnya anak itu mau juga tinggal disini." Wajah Mawar tampak begitu bahagia ketika membayangkan suasana di masion yang semakin hidup dan juga ramai. "Iya mi, lagian kasihan kak Kiara. Jadwal kerja bang Rizky gak tetap. Kadang pulangnya sudah malam-malam sekali. Mana kak Kiara nggak mau pakai pembantu yang menetap di rumah. Liza aja merasa ngeri, membayangkan kak Kiara tinggal berdua sama Yura di rumah yang sangat besar." Eliza berkata dengan raut wajah serius. Mawar tertawa dan gemas melihat wajah menantunya. Ingin sekali ia mencubit pipi Eliza hingga merah, namun tidak tega. Belum lagi Nathan yang akan marah. "Nanti kalau kalian kasih mami cucu, mami mau yang cewek." Wanita paruh baya itu berkata dengan wajah tersenyum. Melihat wajah cantik Eliza dan ketampanan putranya, ia yakin cucunya pasti sangat cantik.Eliza tersenyum nyengir dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Tapi Liz
Rizky pulang ke rumah dengan tubuh yang terasa amat lelah. Bersyukur besok tidak ada jam praktek dan juga jadwal mengajar. Ia bisa beristirahat di rumah sambil memanjakan sang istri. Sesuai janjinya dengan Kiara, besok mereka sudah pindah ke masion milik Hermawan.Rizky membuka pintu rumahnya. Di jam seperti ini kondisi rumahnya sangat sepi. Yura dan Kiara pasti sudah tertidur. Pria itu terkejut ketika melihat Yura yang sedang sibuk mewarnai lukisan yang dibuatnya sendir."Yura!" Panggil Rizky.Yura menoleh ke belakang dan memandang Rizky dengan tersenyum. "Papi sudah pulang." Gadis kecil itu tertawa girang dan langsung mengejar Rizky yang berdiri sekitar 3 meter darinya."Iya, sudah," jawab Rizky yang langsung menggendong tubuh kecil Yura. "Anak kecil, Kenapa belum tidur?" Pria berwajah manis itu tersenyum sambil mencium pipi bulat Yura."Yura sedang membuat gambar, dan menunggu papi pulang." Yura berkata dengan tersenyum lebar."Besok-besok gak usah tunggu papi. Jam 10 setelah be
"Kenapa sudah dimatikan teleponnya? Padahal aku belum selesai bicara." Sherly kesal ketika panggilan telepon diputus sepihak oleh Nathan. "Aku mau minta foto Shelia, tapi sudah di matikan." Sherly mancak-mencak sendiri karena kesal. Dia kembali mencoba menghubungi nomor handphone Nathan, namun sayang nomor yang digunakannya sudah diblokir. Padahal ini sudah kartu yang ke-10 dibelinya dan semuanya sudah diblokir oleh mantan suaminya itu. "Bagaimana jika nanti Albert ingin melihat foto anakku? Kenapa sih anak itu suka nyusahin. Dasar anak pembawa sial." Sherly berkata dengan wajah kesal dan juga marah."Aku lupa, Anak itu masih sangat bermanfaat. Dia yang akan membuat aku kembali dengan Nathan. Jadi aku tidak boleh marah seperti ini." Mimik wajah Sherly yang tampak begitu sangat marah, langsung berubah dengan wajah ramah dan juga senyum merekah. "Kenapa aku bodoh sekali, aku bisa mencari foto anak-anak perempuan di internet. Aku tinggal katakan kalau itu adalah Shelia." Sherly tert