Eliza tersenyum memandang Noah. Pantas saja suaranya tidak terdengar, ternyata bayi tampan itu sudah tertidur di pelukan Daddy nya. Namun raut wajahnya berubah ketika memandang Nathan. Setelah melihat Yuna, Eliza merasa kesal. Entah mengapa bisa seperti ini, Eliza pun tidak mengerti. "Kenapa liatin Mas seperti itu?" Nathan merasa tidak nyaman dengan tatapan Eliza yang mematikan. "Jadi dia itu sering datang ke sini, nganterin mas makan siang?""Dia baru diterima bekerja di sini 1 minggu yang lalu. Ya gitulah tiap kali Yuna nganterin makanan, mas gak pernah makan dan langsung kasih ke Dirga," jelas Nathan."Dia itu siapa Mas?" Eliza penasaran dengan hubungan Nathan dan Yuna. Jika melihat sikap Yuna ke Nathan, sangat berbeda dengan sikapnya ke Rizky."Anak dari temannya Papi. Kami sudah kenal sejak kecil. Sejak kecil hingga sampai sekarang, dia selalu menempel dengan mas. Sewaktu mas berpacaran dengan Shelly, dia dan keluarganya pergi pindah ke Singapura. Gak tahu kenapa sekarang kemb
"Mas tanya aja sama mami, bibi Eli dan art yang lainnya," jawab Eliza dengan cemberut."Kalau gitu mas percaya deh," jawab Nathan yang tersenyum kecil memandang Eliza. "Tadi Mami sama dan Bibi Eli, sudah cicipi masakan Liza. kata mami, enak. Bibi Eli juga bilang enak. Karena itu Liza bawa ke sini." Eliza menjelaskan secara detail agar tidak ada kecurangan dari Nathan. "Apa mas suka rasa masakan Liza?" "Kalau Seenak ini, ya pasti suka lah sayang," jawab Nathan dengan tersenyum menatap Eliza.Lagi-lagi Eliza merasakan jantungnya berdebar dengan hebatnya. Hanya karena kata sayang dari Nathan. Dengan cepat Eliza bersikap biasa agar tidak terlihat salah tingkah didepan Nathan."Syukurlah, Liza takut kalau mas tidak suka dan memberikan makan yang Liza bawa ke asisten Dirga." Eliza tersenyum nyengir. Apa yang telah menimpa Yuna, sungguh membuat ia prihatin. Eliza juga takut jika nasibnya sama dengan Yuna, usaha yang tidak dihargai.Nathan tertawa mendengar perkataan dari Eliza. "Mas ngg
"Hai kenapa belum makan?" Rizki duduk di tepi tempat tidur Yura. Dia mengambil nasi yang terletak di atas meja dan kemudian menyuapi gadis kecil tersebut. "Sebenarnya Yura belum selera makan Om dokter." Matanya semakin hilang ketika tersenyum seperti ini. Yura terlalu banyak menangis hingga matanya mengecil dan sembab. "Katanya ingin cepat sembuh tapi tidak makan bagaimana ceritanya bisa sembuh?" Rizky tersenyum dan mengusap kepala gadis kecil tersebut."Yura selalu ingat mama," kata Gadis kecil itu sambil menangis. Setelah melihat video kecelakaan mamanya, Yura tak henti-hentinya menangis. Gadis kecil itu baru menyadari bahwa ternyata papanya sudah berbohong. Mengapa papanya tidak memberi tahu kondisi ibunya. Mengapa ia tidak diperbolehkan untuk memeluk mamanya."Kenapa Papa jahat sekali dengan Yura? Mengapa Papa tidak memberitahu Yura tentang kondisi mama? Jika Yura tahu Mama sudah meninggal, Yura ingin memeluknya. Yura tidak takut mau seperti apapun kondisi mama." Rizky memeluk
"Halo Yura, bagaimana perasaannya hari ini." Kiara menyapa Yura dengan tersenyum manis. "Sangat baik kakak cantik," jawab Yura. "Kita bersihkan badan dulu ya." Kiara tersenyum dan membuka pakaian Yura. "Iya," jawab Yura dengan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Di sini, Kiara yang selalu memandikannya. Jika tidak ada jam kerja, perawat cantik itu akan tidur di kamarnya. Bisa dikatakan Kiara benar-benar menemani dan menjaga Yura dengan baik. "Kakak cantik, Om dokter sangat tampan ya." "Anak kecil sudah genit, pasti lirik-lirik Om dokter nih?" Kiara mencubit hidung kecil Yura. Tubuh Yura sudah tampak mulai berisi. Wajahnya juga sudah terlihat lebih segar.Sampai saat ini Kiara masih gentayangan di rumah sakit dan tidak memiliki tempat tinggal. Uang gajinya memang sudah masuk ke rekening namun setiap bulan mamanya selalu datang untuk meminta uang pendidikan adiknya. Sehingga Kiara tidak memiliki uang untuk mencari kos-kosan.Dengan keberadaan Yura di sini, Kiara memiliki alas
"Apa tidak bisa dengan memakai alasan kesehatan anak. Saya dokter, saya yang merawatnya." Rizky masih mencoba untuk melakukan negosiasi. Walau bagaimanapun Yura tidak boleh diantarkan ke lembaga perlindungan anak. Mengingat kondisi kesehatan dan kondisi psikis Yuna yang tidak baik. "Apa dokter Rizky memiliki calon istri? Jika ada, anda harus mempercepat pernikahan. Agar kita bisa langsung mengurus surat izin adopsi untuk Yura. Sebenarnya dalam aturan, usia pernikahan minimal 5 tahun. Namun saya akan mengusahakan agar hak adopsi bisa dokter dapatkan," jelas pengacara Evita panjang lebar. Rizky menggelengkan kepalanya. "Saya tidak punya calon istri." Selama ini ia hanya dekat dengan Eliza. Masalah perasaan, belum pernah diungkapkan nya secara langsung. Sehingga ia tidak tahu apa Eliza memiliki perasaan terhadapnya atau hanya menganggap sebagai Abang. Sejauh ini, Eliza tampak lebih dekat dengan Nathan. Caranya memandang Nathan juga berbeda. Yang pasti tatapan Eliza tidak terkesan b
"Mami, kapan aku bisa menikah dengan Eliza?" Nathan bertanya dengan tidak sabaran. Bagi kebanyakan orang, menyandang status duda selama 11 bulan merupakan waktu yang sebentar. Namun berbeda dengan Nathan. Baginya 11 bulan itu sudah sangat lama sekali. Apalagi Eliza begitu sangat dekat dengannya.Pria dewasa itu sudah selalu membayangkan tidur bersama dengan Eliza. Ketika bangun tidur, ia melihat wajah cantik Eliza. Kemudian mencium bibir, pipi serta keningnya. Ketika akan tidur, ia akan mencium Eliza terlebih dahulu, kemudian memeluknya. Membayangkan seperti saja sudah membuat Nathan sangat bahagia. Jika Eliza sudah menjadi istrinya, ia tidak perlu lagi memeluk guling kucing yang diberikan oleh Eliza. "Semuanya Mami yang atur, Eliza juga baru habis masa iddah. Sebaiknya kita menunggu dulu. Kamu tidak bisa terburu-buru menikahi Eliza. Lebih baik kamu semakin mendekatinya, beri perhatian. Anggap saja sedang berpacaran," saran Mawar. Di pernikahan kedua anaknya ini, mawar tidak ingin
Noha tampak girang ketika melihat gelembung balon sabun yang berterbangan. Tangan kecilnya berusaha menangkap balon sabun. Namun begitu balon berwarna bening itu bisa ditangkapnya, balon pun meletus. Eliza tertawa ketika melihat tingkah lucu Noha. Bayi berwajah tampan itu tidak putus asa. Ia kembali berlari dan menangkap balon yang lain."Lihat nak balonnya nggak pecah." Eliza berhasil mendapatkan satu balon yang hinggap di tangannya. Melihat balon di tangan Eliza Noha kembali kegirangan. Sedangkan si bapak yang menjual pistol gelembung semakin bersemangat menembakkan cairan sabun dari pistolnya. Nathan berdiri tidak jauh dari Eliza. Melihat suara tertawa Noah yang sangat keras serta senyum yang terus saja tercetak di bib iniir Eliza, membuat ia sangat bahagia. Melihat Noha yang sangat suka menangkap gelembung balon, Nathan mendekati si bapak penjual. "Pak, harga pistolnya berapa?" tanya Nathan."25.000 mas," jawab si bapak dengan tersenyum. "Mas, Liza juga mau pistolnya." Eli
Nathan tersenyum ketika naik kereta api Thomas. Tidak ada istimewanya naik kereta api ini. Hanya saja dia mendengar lagu anak-anak seperti balonku ada Lima, naik odong-odong dan masih banyak lagu anak-anak lainnya. Sebenarnya yang dijadikan kereta api adalah mobil pick up yang dimodifikasi sehingga sangat mirip dengan kereta api Thomas seperti di film kartun. Si pemilik kereta api benar-benar kreatif."Senang sekali naik kereta api?" Nathan mencubit pipi putranya dengan gemas. "Iya dong." Eliza sebagai juru bicara Noha langsung menjawab. "Mas besok malam mingguan kita ke sini lagi ya. Oh iya berapa harga pistolnya satu?" Eliza memandang kantong plastik yang saat ini masih dipegang oleh Nathan. "Murah, satunya cuman dua puluh lima ribu," jawab Nathan. "Oh," kata Eliza tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Setelah beberapa kali mengelilingi areal taman, kereta api pun berhenti. Eliza dan Nathan turun dari atas kereta. "Kita pulang lagi nak?" Nathan bertanya sambil mencubit ke
"Mas, Liza mau beliin gelang emas aja untuk kak Kiara," kata Eliza sambil menunjuk ke toko perhiasan. "Ya boleh." jawab Nathan. Eliza sangat senang dan langsung berlari masuk ke dalam toko. "Mau cari model yang seperti apa dek?" Wanita pemilik toko menyapa dengan ramah. "Gelang, yang ini." Eliza langsung menunjuk gelang emas berbentuk rantai. "Oh yang ini harganya 32 juta." Wanita itu memberitahukan harga emas yang ditunjuk Eliza setelah menimbangnya terlebih dahulu.Eliza memandang Nathan dengan tersenyum. "Liza ambil yang ini ya Mas." Iya, bagus," jawab Nathan. "Langsung dibungkus ya Mbak, pakai kotak dan kertas kado. Buat ucapan selamat dan dari Eliza," pinta Eliza. Eliza masih tidak menyangka bahwa dirinya sekarang sudah menjadi orang kaya. Saldo di rekening sudah sampai miliaran rupiah. Membelikan kado senilai 32 juta bukanlah hal yang sulit untuknya."Baik," jawab wanita itu dengan tersenyum.Hanya menunggu beberapa menit saja, kado Eliza sudah selesai. "Liza aja yan
"Coba kamu pilih mana aja yang mau kita ambil." Nathan berkata ketika mereka sudah berada di dalam toko. "Selamat sore Mas, selamat sore Mbak. Mau cari yang seperti apa?" Seorang karyawan wanita bertanya dengan sopan. "Iya sore," jawab Eliza dengan malu-malu. Dia sangat malu ketika masuk ke toko ini bersama dengan laki-laki. Apalagi melihat pakaian yang melekat di tubuh patung."Mau pilih yang model seperti apa?" pegawai toko itu bertanya sambil melirik Nathan.Nathan hanya diam tanpa menjawab. Bahkan ia tidak melirik sedikitpun ke arah SPG cantik tersebut."Mbak suka yang seperti apa?" Pegawai toko itu kemudian memandang Eliza.Eliza diam dengan wajah yang memerah. Dia begitu sangat malu ketika disuruh untuk memilih. Apalagi Eliza memang tidak mengerti dengan pakaian yang tidak sembrono seperti ini. Apa gunanya coba pakai baju tapi transparan seperti ini? Belum lagi pakaian dalamnya yang terlihat aneh. Jika dipakai pasti tidak nyaman. Dibagian belakang hanya tali sebesar Kelinging
Jujur saja, Rizky benar-benar terpanah melihat aset calon istrinya yang sangat indah. Putih, bersih dan sedikit tembam. Tampaknya Kiara sangat pandai merawat asetnya itu. Dengan tangan sedikit bergetar, Rizky mulai mengusap bagian bibir itu dengan lembut. Bukan hanya mengusap sabun saja, jari nakalnya ikut bermain di kacang kecil berwarna merah muda."Dok jangan lama-lama." Kiara berkata dengan sedikit mendesah. Tubuhnya merasakan sesuatu yang aneh. Apalagi ketika calon suami bermain di bagian sensitifnya.Rizky yang sejak tadi melakukan sesuatu sesuai nalurinya baru tersadarkan ketika mendengar suara Kiara. Dengan cepat ia membasuh bagian tersebut hingga terasa kesat. Setelah tubuh Kiara bersih dan terliha oot lebih segar, ia memakaikan handuk dan menggendong Kiara.Jika selama ini Rizky menolak untuk menikah dengan berbagai alasan, namun sekarang Dia merasa ingin menikah detik ini juga. Setelah menikah ia akan menunaikan tugasnya sebagai suami. Sekaligus menjawab rasa penasaran ya
"Katanya kamu nggak malu, apalagi saya sudah lihat semuanya." Rizky berulang kali menelan air ludahnya ketika sambil memandang Kiara. Jawaban Rizky mampu membuat wajah perawat cantik itu memerah karena malu."Lagian juga kalau malu, kenapa mampang depan mata saya dengan pakaian yang seperti itu." Rizky justru menyalahkan Kiara karena pakaian yang dipakainya. "Ini dokter yang kasih, bukan Kia yang pakai sendiri." Dengan cepat Kiara menutup bagian dadanya ketik lirikan mata sang dokter terfokus ke tonjolan besar di dadanya."Ya memang saya yang pakaikan, tapi kamu nyaman pakainya. Buktinya aja sejak tadi kamu mondar-mandir didepan mata saya. Saya ini dokter, masalah seperti ini bukanlah suatu hal yang perlu dihindari." Rizky berkata dengan tegas. Kiara diam sambil memandang Rizky. Ia tidak mungkin menolak karena nanti malam, merupakan acara penting untuknya. Ia juga ingin memberikan kesan indah untuk sang suami. Pada akhirnya Kiara pun menganggukkan kepalanya. "Tapi kepala Kia pusin
Kiara masuk ke dalam kamar dengan jantung berdebar cepat. Berulang kali ia menepuk pipinya untuk memastikan apakah ini nyata atau mimpi? Apakah benar ia akan menjadi istri dari Dokter Rizky? Salah seorang dokter yang paling dikaguminya di rumah sakit. Selain berwajah manis dan baik, dokter itu juga terkenal minim gosip. Padahal di rumah sakit begitu banyak yang mengagumi sang dokter, baik dari kalangan dokter perempuan yang berstatus gadis ataupun janda. Begitu juga dengan para perawat. Namun siapa yang bisa menyangka bahwa Kiara lah yang akan menjadi pemiliknya. "Untung aja nasib aku nggak seperti Siti Nurbaya yang harus menikah dengan Datuk maringgih." Kiara tersenyum bahagia mengingat sebentar lagi Ia akan menikah dengan dokter Rizki. "Andaikan Samsul Bahri cepat datang dan membawa Siti Nurbaya kabur seperti dokter Rizky, pasti judul novelnya bukan kasih tak Sampai." Kiara sangat menyayangkan kisah cinta Siti Nurbaya dan juga Samsul Bahri. Kisah cinta yang seharusnya berakhir b
"Gini Om ceritanya. Kiara perawat yang bekerja di rumah sakit, akan dinikahkan sama orang tuanya. Kiara tidak mau menikah dengan orang itu. Karena itu aku menyelamatkannya dari pernikahan. Pernikahannya dua hari lagi, aku sudah membawa dia kabur." Rizky menjelaskan dengan singkat. Dia berharap Hermawan dan juga Mawar mengerti situasinya saat ini. "Kamu melarikan calon istri orang?" Mawar langsung menyahut. Ia tidak menyangka bahwa Rizky yang merupakan seorang dokter hebat dan dosen, bisa bersikap seperti ini. Padahal gadis cantik seperti apapun, bisa didapatkannya dengan mudah."Iya, Tante," jawab Rizky."Ya ampun kamu berani sekali melarikan calon istri orang," sembur Hermawan."Nggak ada jalan lain," Rizky berkata dengan nada suara lemah. Ia tidak menyangka akan menikah dengan Kiara. Gadis yang tidak pernah hadir dalam mimpinya. "Kalau kamu benar-benar ingin menikah, wanita seperti apapun yang kamu mau, bisa Tante carikan. Kalau seperti ini, nama kamu bisa rusak." Mawar menasehati
"Ya nggaklah," jawab Rizky. Ia sangat membutuhkan dokumen pernikahan. Karena itu syarat untuk mendapatkan hak asuh Yura. Setelah akad nikah, Rizky akan langsung mengurus dokumen serta syarat pernikahan. "Abang hebat, gercep, gaya lo asik," kata Elisa yang belagu sok gaul. Nathan yang sedang mengemudikan mobil tertawa melihat gaya Eliza yang sok jauh. "Gercep adek?" Tanya Rizky yang tidak tahu istilah anak muda. "Gerak cepat," jawab Eliza dengan sedikit tertawa. "Daripada kak Kiara dinikahi sama Pak tua mending Abang yang nikahi. Kak Kiara itu cantik banget. Terus juga orangnya baik, yang terpenting Yura sangat dekat sama kak Kiara. Oh iya apa Abang jadi mau adopsi Yura?" Tanya Eliza dengan cerewetnya. "Iya, syaratnya harus nikah baru bisa adopsi Yura," jelas Rizky. "Wah enak banget kalau seperti itu, nikah langsung dapat anak." Eliza berkata dengan riang. "Iya," jawab Rizky yang masih ragu dengan keputusannya. "Abang itu sangat cocok sama kak Kiara. Sama-sama cant
Eliza memandang Nathan yang sedang mengemudikan mobil. Nathan yang memakai kacamata tampak semakin gagah dan tampan. Entah sejak kapan Eliza memiliki hobi memandang wajah duda satu anak itu. "Apa belum puas memandang wajah Mas?" Nathan berkata tanpa menoleh ke arah Eliza yang duduk di sebelahnya. "Siapa yang pandangi Mas," elak Eliza. Wajahnya sudah memerah menahan rasa malu karena ketahuan sedang memperhatikan sang bos."Oh nggak ada ya," kata Nathan dengan sedikit tersenyum. Ia tidak mempermasalahkan jawaban Eliza yang tidak jujur. "Mas, apa masih ngantuk?" Eliza dengan sengaja mengalihkan topik obrolan. Apalagi Nathan sudah menguap berulang kali. "Lumayan, kepala juga rasanya agak pusing mungkin karena tidur pagi," kata Nathan yang tidak terbiasa tidur di pagi hari. "Kenapa nggak libur aja ke kantornya?" Eliza memberikan saran."Ada kerjaan penting, mas sudah ada janji sama klien. Nggak enak kalau cuma mengutus Dirga. Sedangkan klien datang dari Bali." Nathan sedikit te
"Kia akan mencari suami lewat media sosial. Disana pasti ada pria yang mau nikah sama Kia." Kiara tersenyum lebar.Jika tidak ada masalah dengan Rudi dan Rini, Kiara tidak akan seperti wanita yang sudah kebelet kawin seperti ini.Rizky terdiam dengan kepala berdenyut nyeri. Kiara kelewatan cantik. Jika ingin mencari suami lewat media sosial, pasti banyak pria yang bersedia. Apalagi dia menikah tidak punya tuntutan uang hantaran, mahar, uang isi kamar dan pengeluaran besar lainnya."Bagaimana jika kamu dapat suami yang jahat?" Tanya Rizky."Kia gak mikir masalah itu dok, yang penting bebas aja dulu," jawab Kiara tanpa pikir panjang.Rizky memijat kepalanya yang berdenyut nyari. Sepertinya Kiara benar-benar sudah stres. Jika mendapatkan suami asal-asalan, takutnya keluar dari mulut buaya masuk ke mulut harimau. Bagaimana jika Kiara justru dijadikan psk oleh suaminya? Kepala Rizky semakin pusing ketika membayangkan hal tersebut. Lalu apa gunanya penyelamatan yang dilakukannya?Belum lag