Share

Bab 7 : Kedatangan Mertua

Penulis: Ratu Typo
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-30 14:50:53

Meskipun sudah bisa berada dalam mobil yang sama tetap saja Maya bisa menarik Kala, karena pria itu memilih untuk duduk di belakang dan sibuk dengan ponselnya sendiri. Saat diajak berbicara pun Kala malah mengingatkan jika Maya harus tetap fokus dengan setir kemudian. Rasa kesal pun sudah mencapai puncak ubun-ubun.

'Sial! Ternyata usahaku sia-sia lagi. Ku pikir setelah bisa satu mobil dengannya, Pak Kala akan sedikit terbuka padaku. Minimal memuji diriku yang telah membawanya pulang. Ini malah asyik dengan ponselnya sendiri' gerutu Maya dalam hati

Tak terasa waktu tiga puluh menit rasanya seperti tiga menit. Mobil yang dikemudikan oleh Maya pun telah sampai di perumahan milik Kala.

“May, sebelumnya terima kasih karena telah mengantarku pulang. Setelah ini kamu akan diantar oleh pak Agus,” ucap Kala yang sudah bersiap untuk turun dari mobil.

"Emm … gak usah, Pak. Saya naik taksi aja.”

“Tidak! Itu terlalu bahaya untukmu karena ini sudah malam.”

Kenapa enggak suruh bawa mobil ini pulang sih? Dasar pelit! umpat Maya dalam hati.

Tak berapa lama seorang satpam membuka pintu gerbang. Dia adalah pak Agus yang juga merangkap sebagai supir untuk Bintang.

“Pak Agus, tolong antarkan dia pulang, ya!” titah Kala pada pak Agus.

“Siap, Pak.”

Maya hanya bisa memasang wajah kesal, karena tak sedikitpun dia berhasil untuk menggoda atasnya. Boro-boro menggoda, membalas pertanyaan hanya sekedarnya saja. Tak ada sedikitpun celah untuk menggoda.

“Pak, saya permisi dulu,” ucap Maya sebelum meninggalkan halaman rumah Kala.

Kala mengangguk pelan. “Hm.”

Astaga cuma hm doan?! Dasar pria batu, umpat Maya dalam hati.

***

Saat Kala membuka pintu terasa sunyi, karena hari memang telah larut. Raya dan Bintang dipastikan sudah tidur. Karena hampir setengah hari dia tidak mendapatkan kabar tentang perkembangan Bintang, Kala pun memutuskan untuk melihat keadaan anaknya.

Tangannya terulur untuk membuka gagang pintu dan anggotanya dengan pelan agar tidak membangunkan Bintang maupun Raya. Dengan langkah pelan Kala menghampiri ranjang di mana Bintang tidur.

Bibirnya tersenyum kecil saat melihat Bintang tidur sambil memeluk Raya. Ada rasa aneh yang bergejolak di dalam hatinya. Namun, detik kemudian Kala menepisnya. Dia tidak ingin meruntuhkan benteng pertahanannya. Bagaimanapun dia tetap akan mencintai Naya, sekalipun wanita itu sudah tiada.

“Ray, maaf. Meskipun aku bersedia menikah denganmu, bukan berarti aku mencintaimu. Aku benar-benar tidak bisa mencintaimu karena cinta Naya masih bersemi di dalam hati ini. Terima kasih sudah menurunkan waktunya dengan pernikahan ini. Kelak suatu saat aku akan memberikan imbalan atas ketulusanmu ini.”

Sebelum meninggalkan kamar Bintang, matanya teralihkan pada sebuah buku yang ada di depan dada Raya. Kemungkinan Raya ketiduran setelah membacakan buku cerita kepada Bintang. Dengan pelan tangan Kala mengambil berusaha untuk mengambil buku itu. Namun, baru saja di tarik, mata Raya langsung membuka.

“Mas Kala!” Raya sangat terkejut dengan wajah Kala yang berada tepat di di atasnya.

Sejenak dua pasang mata itu saling bersitatap tanpa kata. Raya menelan kasar salivanya saat bisa melihat dengan jelas wajah pria yang berstatus sebagai suaminya itu. Bahkan Raya juga bisa merasakan hembusan nafasnya.

“Mas!” ulang Raya lagi.

Seketika Kala terlonjak dan segera menjauhkan tubuhnya. Dengan gaya salah tingkah, Kala menyugarkan rambutnya. “Maaf, aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya ingin menyimpan buku yang itu.” tunjuk Kala kearah dada Raya.

Sadar karena bukunya masih berada diatas tubuhnya, Raya pun segera mengambil dan meletakkannya di atas di atas. “Oh ini ….! Ternyata aku ketiduran.”

“Ya sudah, kembalilah beristirahat. Maaf sudah membangunkan tidurmu.” Kala pun berlalu begitu saja.

Raya menatap langkah pria itu hingga tak terlihat lagi. “Aneh!” gumamnya. “Tadi mas Kala mau ngapain ya? Apakah cuma mau ambil buku atau …. ” Raya langsung menarik selimut untuk menutupi wajahnya. Entah mengapa Raya bisa berpikir jika Kala akan menciumnya.

***

Baru saja selesai masak, tiba-tiba terdengar suara bel pintu berbunyi. Meskipun merasa heran siapa yang pagi-pagi buta bertamu, tetapi Raya berusaha untuk membuka pintunya.

“Siapa sih pagi-pagi bertamu?”

Saat dibuka, betapa terkejutnya Raya saat melihat kedua orang tua Kala berada didepan pintu. Ternyata mertuanya pagi-pagi sudah berkunjung.

“Bapak, Ibu …. ” Raya yang terkejut pun langsung menyalami mertuanya. “Mari masuk!”

“Kamu enggak kuliah, Ray?” tanya Ibu mertuanya yang mengikuti langkah Raya untuk masuk ke dalam rumah.

“Ada, Bu. Tapi nanti siang.”

“Oh …. ” Mata ibu mertuanya pun berkeliaran untuk mencari keberadaan Bintang. “Bintang mana, Ray?”

“Bintang ada di kamarnya, Bu.”

“Tumben jam segini Bintang masih di kamar? Biasanya udah siap untuk berangkat sekolah.”

“Emm … Bintang hari ini bintang nggak sekolah karena masih kurang sehat, Bu. Kemarin Bintang sempat demam, tapi sekarang udah membaik kok,” jelas Raya.

“Apa? Demam? Kenapa kamu enggak kasih tahu ibu kalau Bintang demam? Pasti kamu sangat kerepotan.”

Karena ingin segera melihat keadaan sang cucu, kakek dan nenek itu pun langsung menuju ke kamar Bintang. Namun, baru saja akan masuk ke dalam kamar, tiba-tiba Bintang membuka pintunya.

“Kakek … Nenek,” serunya dengan mata berbinar. Tak dipungkiri Bintang sangat bahagia karena sang kakek dan nenek kembali datang ke rumahnya lagi.

“Sayang … kamu sakit ya? Kenapa enggak kasih tahu Nenek?”

“Bintang enggak apa-apa kok, Nek. Cuma panas aja.”

****

Suasana meja makan terasa hening. Hanya denting sendok yang beradu dengan piring. Dapat dilihat wajah Raya pun berubah tegang saat sebelumnya sang ibu mertua mengatakan jika dia akan menginap untuk menemani Bintang. Sementara itu semua perlengkapan Raya masih berada di dalam kamar Bintang.

Tanpa disadari jika Kala memperhatikan Raya. Seorang dia bisa membaca pikirannya.

“Bu, berhubung ibu dari sini, bisakah ibu menemani Raya untuk berbelanja bulanan? Akhir-akhir ini Kala sibuk dengan pekerjaan kantor dan tidak bisa menemaninya untuk berbelanja. Kala tidak mengizinkan jika Raya berbelanja sendiri, karena sudah pasti Bintang akan ikut,” ucap Kala memecahkan suasana hening.

“Wah … dengan senang hati ibu mau menemaninya. Kamu tahu aja kalau ibu suka yang namanya berbelanja,” jawab ibunya dengan cepat.

“Tapi Bapak enggak bisa nemenin ya, Bu. Bapak harus kerja,” timpal bapaknya Kala.

“Enggak masalah. Kan ada Raya. Iya kan Ra?”

Raya tersenyum canggung. “Iya, Bu.”

Setelah selesai sarapan Raya langsung membersihkan meja makan. Bapak mertuanya langsung pergi, karena dia harus bekerja. Sementara ibu mertuanya sedang menemani Bintang menonton tivi.

“Ray, sini!” panggil Kala dengan lambaian tangannya.

“Ada apa, Mas?”

“Sini dulu!”

Raya pun langsung menghampiri Kala yang sedang mengendap-endap.

“Tugas kamu bawa ibu muter-muter untuk belanja, sementara itu aku akan membantu untuk memindahkan perlengkapanmu dari kamar Bintang, sebelum aku berangkat kerja,” ujarnya.

Raya mengangguk pelan. “Iya, Mas. Sebelumnya makasih ya udah mau bantuin.”

“He'em. Ya udah kamu siap-siap sana!”

Lagi-lagi Raya hanya mengangguk pelan sambil melangkah pergi.

Enggak mungkin dipindahkan ke kamar tamu kan? Itu artinya … dipindahkan di kamarnya Mas Kala, dong. Jadi nanti malam aku akan tidur sama Mas Kala? Ah, ada untungnya juga ibu nginep disini. Sering-seringlah menginap disini bu, agar menantumu ini bisa tidur berdua dengan anakmu. Raya tertawa puas dalam hati.

Bab terkait

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 8 : Makan Siang Dari Maya

    Sepeninggal istri dan ibunya, Kala langsung mengemas semua perlengkapan Raya yang ada di kamar Bintang. Dia tidak ingin ibunya tahu jika selama ini dia dan Raya tidak tidur satu ranjang. Karena perlengkapan orang yang tidak banyak, Kala tidak membutuhkan waktu lama untuk mengemasnya.“Untung aja barang-barang Raya enggak banyak, jadi bisa ku atasi sendiri,” ujar Kala setelah selesai memindahkan perlengkapan Raya ke kamarnya.Saat dilihat, waktu pun telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah sangat terlambat untuk jam masuk kantor, tetapi Kala harus tetap berangkat. Namun, Kala tetap berangkat karena bagaimanapun dia harus bekerja.Disisi lain ibu mertuanya begitu bersemangat setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jika niatnya hanya ingin membeli perlengkapan dapur, tetapi wanita tengah baya itu memutuskan untuk mengajak Raya mengelilingi toko pakaian. Jiwa shoppingnya telah meronta, terlihat saat matanya melihat tulisan diskon 90%.“Ra, setelah ini apa rencanamu?” tanya ibu mertuany

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-31
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 9 : Akhirnya Satu Ranjang

    Malam ini adalah malam pertama Raya tidur satu kamar dengan Kala, karena saat ini ibu mertuanya sedang menginap di rumahnya. Rasanya sangat gugup ketika hendak naik keatas tempat tidur, karena sebelumnya Kala sudah mengatakan jika tidak bisa tidur satu ranjang dengannya. Helaan napas panjang pun terdengar begitu berat dan pada akhirnya Raya memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sebuah sofa.“Huft ... gini amet sih nikah sama orang yang belum bisa move on dari masa lalunya,” gerutu Raya.Tak berapa lama sosok Kala muncul dari balik pintu. Pria itu sempat terkejut saat melihat keberadaan Raya di dalam kamarnya. Saat ingin menegurnya, Kala pun langsung teringat jika saat ini ibunya sedang menginap di rumahnya.“Belum tidur?” tanya Kala saat melihat Raya masih memainkan ponselnya.Mendengar pernyataan dari Kala membuat jantung Raya semakin berdegup dengan sangat kencang. Bagaimana mau tidur jika Kala saja tidak mau berada satu ranjang dengannya. Susah payah Raya menelan kasar salivanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-01
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 1 : Menikahi Ipar

    “Kala, ibu mohon. Semua ini demi Bintang. Bintang butuh sosok ibu di sampingnya.”Entah sudah berapa puluh kali sang ibu terus mendesak Kala untuk segera menikah lagi. Ibunya ingin sang cucu tetap harus mendapatkan kasih sayang dari sosok ibu, sekalipun hanya ibu tiri.Kala membuang napas kasarnya. Setelah sang istri meninggal satu tahun yang lalu, tak sedikitpun dia berniat untuk mencari penggantinya. Cinta untuk mendiang istrinya terlalu mendalam hingga tak ada satu orang pun yang bisa menggantikannya.“Tapi kenapa harus dengan Raya, Bu? Raya itu adiknya Naya, mamanya Bintang.” protes Kala.“Justru karena Raya adalah adik dari mendiang istri kamu jadi Ibu sangat percaya jika dia bisa merawat Bintang dengan penuh cinta. Ibu tidak mau Bintang jatuh di tangan orang yang salah. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya!” tegas ibunya Kala.“Tapi Bu .... ”“Tidak ada tapi-tapian, Kala. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya secepatnya agar Bintang bisa mempunyai mama dan bisa merasakan ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 2 : Pulang Ke Rumah Kala

    Karena menikah tanpa cinta, Raya harus pasrah saat Kala enggan untuk tidur satu ranjang dengannya. Kala memilih untuk tidur di sofa, sementara Raya dan Bintang tidur di kasur.Baru saja ingin terlelap, Raya merasakan ada yang menguntungkan tubuhnya. Perlahan Raya mengerjapkan mata untuk memastikan apa itu mimpi atau bukan. Dan saat dilihat, ternyata Bintang lah yang mengguncangkan tubuhnya. Dengan cepat Raya langsung bangun.“Bintang, kamu kenapa? Mimpi buruk?” tanya Raya sedikit panik.Bintang menggeleng pelan. “Bintang mau pipis, Ma.”Deg.Raya terdiam untuk sesaat ketika Bintang memanggil dengan sebutan ma. Ada rasa aneh yang menjalar keseluruhan tubuhnya karena biasanya Bintang memanggil aunty.“Mau pipis, ya? Ya udah ayo ke kamar mandi.” Raya pun langsung mengangkat tubuh Bintang dan menuntunnya menuju ke kamar mandi. Dengan telaten Raya membantu bocah empat tahun ini untuk melepaskan celananya.“Bintang bisa pipis sendiri. Mama nunggu di luar aja!”“Lho, kenapa?” tanya Raya den

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 3 : Telepon Dari Randy

    Raya mencoba terbiasa dengan sifat Kala yang tiba-tiba menjadi dingin setelah keduanya menikah. Bahkan akhir-akhir ini keduanya hanya bertemu saat sarapan saja, karena Kala harus menyelesaikan pekerjaannya di kantor.“Ray apakah ada kendala sehingga kamu belum mendapatkan ART?” tanya Kala ketika mereka duduk di meja makan.Raya sengaja tidak mencari ART, karena dia bisa menangani pekerjaan rumah. Bagi Raya memasak dan membersihkan rumah adalah hal yang sering dilakukannya.“Enggak ada, Mas. Kayaknya aku enggak mau pakai ART dulu deh. Kalau cuma masak dan beresin rumah aku bisa mengatasinya. Untuk masalah baju kotor kita laundry aja. Gimana?”Kala mengangguk pelan. “Baiklah terserah kamu aja yang penting aku udah nyuruh kamu untuk cari ART. Oh iya, nanti kamu enggak usah masak, karena aku akan pulang malam,” ujarnya.“Iya, Mas.”Tak berapa lama Bintang datang sambil menyeret tas sekolahnya. Bocah yang sudah terbiasa untuk bersiap-siap sendiri itu menolak tawaran Raya ketika ingin diban

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 4 : Bertemu Dengan Randy

    Kali ini Bintang sangat puas menikmati es krim sesuai dengan keinginannya, karena selama Kala tidak pernah memberikan es krim bentuk apapun pada Bintang.“Kamu suka?”Bintang mengangguk dengan pelan. Meskipun dia ingat akan larangan yang diberikan oleh papanya, tetapi tak bisa ditolak olehnya. Sudah sangat lama Bintang sangat menginginkan es krim dan ketika ada kesempatan dia tak ingin menyia-nyiakan.“Ma, nanti jangan bilang sama papa kalau Bintang makan es krim ya,” ucap Bintang sambil terus menji.lati es krim yang di dipegangnya.“Oke.”Raya sama sekali tidak terpikir untuk bertanya alasan Bintang melarangnya bercerita pada Kala, karena matanya telah teralihkan pada sosok yang kini mendekat ke mejanya.“Udah lama?” tanya Randy yang kemudian menarik kursi di depan Raya.“Belum.”Kedua alis Randy menaut saat menatap Bintang yang asyik menikmati es krimnya. “Dia siapa, Ra?” tanyanya.“Dia anak aku.”“Hah?! Enggak lucu!”“Aku serius, Ran. Ini Bintang anaknya mas Kala yang berarti anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 5 : Dia Istriku

    Sesampainya di rumah sakit, Kala mengacak kasar rambutnya ketika telah mengetahui penyebab Bintang demam tinggi. Itu karena Bintang makan es krim yang selama ini menjadi pantangannya. Bintang memang alergi dengan es krim sehingga Kala tak pernah memberi larangan keras untuk tidak makan es krim.“Ray, kenapa kamu kasih Bintang es krim? Bintang itu alergi sama es krim!” sentak Kala pada Raya.Raya hanya mampu terdiam tanpa kata, karena dia benar-benar tidak tahu jika Bintang alergi dengan es krim. Melihat Kala yang marah membuatnya sangat takut. Bahkan untuk mengucap kata maaf saja bibirnya terasa kelu.“Gak ada gunanya aku nikahi kamu yang katanya bisa jaga Bintang dengan baik, tapi buktinya malah bikin Bintang sakit kayak gini. Lihatlah akibat kecerobohan kamu, Bintang harus menahan rasa sakit,” ujar Kala lagi.Kedua mata Raya terasa sangat panas. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipi. Dengan cepat Raya langsung menyekanya.“Inilah alasan mengapa aku tidak tertarik untuk men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 6 : Masih Lembur

    Karena keadaan Bintang sudah mulai membaik, dia pun diizinkan pulang. Tak sedikitpun Raya meninggalkan Bintang, padahal hari ada jadwal kuliah. Tanpa peduli, Raya mengabaikan kuliahnya demi bisa menemani Bintang. Namun, berbeda dengan Kala yang awalnya ingin mengosongkan jadwal, tetapi dia harus segera ke kantor karena ada sesuatu yang harus ditanganinya. Terpaksa setelah mengantar Bintang pulang, Kala langsung menuju ke kantor.“Ray, aku titip Bintang. Kalau ada sesuatu segera hubungi aku!” ujarnya sebelum berlalu.“Iya, Mas.” Raya mengangguk pelan. Sesaat mobil itu pun meluncur meninggalkan halaman rumah. Lagi-lagi ada rasa sakit di ulu hatinya.“Sabar Ray,” ucapnya untuk menguatkan diri.Setelah menikah, Raya memutuskan fokus pada rumah tangganya, sekalipun dia tak dianggap oleh Kala. Jika biasanya Raya akan menghabiskan waktu senggangnya untuk jalan ke mall bersama dengan temannya, kini hanya digunakan untuk membersihkan rumah dan sekedar masak. Entah rasanya sudah tidak tertarik l

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-29

Bab terbaru

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 9 : Akhirnya Satu Ranjang

    Malam ini adalah malam pertama Raya tidur satu kamar dengan Kala, karena saat ini ibu mertuanya sedang menginap di rumahnya. Rasanya sangat gugup ketika hendak naik keatas tempat tidur, karena sebelumnya Kala sudah mengatakan jika tidak bisa tidur satu ranjang dengannya. Helaan napas panjang pun terdengar begitu berat dan pada akhirnya Raya memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sebuah sofa.“Huft ... gini amet sih nikah sama orang yang belum bisa move on dari masa lalunya,” gerutu Raya.Tak berapa lama sosok Kala muncul dari balik pintu. Pria itu sempat terkejut saat melihat keberadaan Raya di dalam kamarnya. Saat ingin menegurnya, Kala pun langsung teringat jika saat ini ibunya sedang menginap di rumahnya.“Belum tidur?” tanya Kala saat melihat Raya masih memainkan ponselnya.Mendengar pernyataan dari Kala membuat jantung Raya semakin berdegup dengan sangat kencang. Bagaimana mau tidur jika Kala saja tidak mau berada satu ranjang dengannya. Susah payah Raya menelan kasar salivanya

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 8 : Makan Siang Dari Maya

    Sepeninggal istri dan ibunya, Kala langsung mengemas semua perlengkapan Raya yang ada di kamar Bintang. Dia tidak ingin ibunya tahu jika selama ini dia dan Raya tidak tidur satu ranjang. Karena perlengkapan orang yang tidak banyak, Kala tidak membutuhkan waktu lama untuk mengemasnya.“Untung aja barang-barang Raya enggak banyak, jadi bisa ku atasi sendiri,” ujar Kala setelah selesai memindahkan perlengkapan Raya ke kamarnya.Saat dilihat, waktu pun telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah sangat terlambat untuk jam masuk kantor, tetapi Kala harus tetap berangkat. Namun, Kala tetap berangkat karena bagaimanapun dia harus bekerja.Disisi lain ibu mertuanya begitu bersemangat setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jika niatnya hanya ingin membeli perlengkapan dapur, tetapi wanita tengah baya itu memutuskan untuk mengajak Raya mengelilingi toko pakaian. Jiwa shoppingnya telah meronta, terlihat saat matanya melihat tulisan diskon 90%.“Ra, setelah ini apa rencanamu?” tanya ibu mertuany

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 7 : Kedatangan Mertua

    Meskipun sudah bisa berada dalam mobil yang sama tetap saja Maya bisa menarik Kala, karena pria itu memilih untuk duduk di belakang dan sibuk dengan ponselnya sendiri. Saat diajak berbicara pun Kala malah mengingatkan jika Maya harus tetap fokus dengan setir kemudian. Rasa kesal pun sudah mencapai puncak ubun-ubun.'Sial! Ternyata usahaku sia-sia lagi. Ku pikir setelah bisa satu mobil dengannya, Pak Kala akan sedikit terbuka padaku. Minimal memuji diriku yang telah membawanya pulang. Ini malah asyik dengan ponselnya sendiri' gerutu Maya dalam hatiTak terasa waktu tiga puluh menit rasanya seperti tiga menit. Mobil yang dikemudikan oleh Maya pun telah sampai di perumahan milik Kala.“May, sebelumnya terima kasih karena telah mengantarku pulang. Setelah ini kamu akan diantar oleh pak Agus,” ucap Kala yang sudah bersiap untuk turun dari mobil."Emm … gak usah, Pak. Saya naik taksi aja.”“Tidak! Itu terlalu bahaya untukmu karena ini sudah malam.”Kenapa enggak suruh bawa mobil ini pulang

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 6 : Masih Lembur

    Karena keadaan Bintang sudah mulai membaik, dia pun diizinkan pulang. Tak sedikitpun Raya meninggalkan Bintang, padahal hari ada jadwal kuliah. Tanpa peduli, Raya mengabaikan kuliahnya demi bisa menemani Bintang. Namun, berbeda dengan Kala yang awalnya ingin mengosongkan jadwal, tetapi dia harus segera ke kantor karena ada sesuatu yang harus ditanganinya. Terpaksa setelah mengantar Bintang pulang, Kala langsung menuju ke kantor.“Ray, aku titip Bintang. Kalau ada sesuatu segera hubungi aku!” ujarnya sebelum berlalu.“Iya, Mas.” Raya mengangguk pelan. Sesaat mobil itu pun meluncur meninggalkan halaman rumah. Lagi-lagi ada rasa sakit di ulu hatinya.“Sabar Ray,” ucapnya untuk menguatkan diri.Setelah menikah, Raya memutuskan fokus pada rumah tangganya, sekalipun dia tak dianggap oleh Kala. Jika biasanya Raya akan menghabiskan waktu senggangnya untuk jalan ke mall bersama dengan temannya, kini hanya digunakan untuk membersihkan rumah dan sekedar masak. Entah rasanya sudah tidak tertarik l

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 5 : Dia Istriku

    Sesampainya di rumah sakit, Kala mengacak kasar rambutnya ketika telah mengetahui penyebab Bintang demam tinggi. Itu karena Bintang makan es krim yang selama ini menjadi pantangannya. Bintang memang alergi dengan es krim sehingga Kala tak pernah memberi larangan keras untuk tidak makan es krim.“Ray, kenapa kamu kasih Bintang es krim? Bintang itu alergi sama es krim!” sentak Kala pada Raya.Raya hanya mampu terdiam tanpa kata, karena dia benar-benar tidak tahu jika Bintang alergi dengan es krim. Melihat Kala yang marah membuatnya sangat takut. Bahkan untuk mengucap kata maaf saja bibirnya terasa kelu.“Gak ada gunanya aku nikahi kamu yang katanya bisa jaga Bintang dengan baik, tapi buktinya malah bikin Bintang sakit kayak gini. Lihatlah akibat kecerobohan kamu, Bintang harus menahan rasa sakit,” ujar Kala lagi.Kedua mata Raya terasa sangat panas. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipi. Dengan cepat Raya langsung menyekanya.“Inilah alasan mengapa aku tidak tertarik untuk men

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 4 : Bertemu Dengan Randy

    Kali ini Bintang sangat puas menikmati es krim sesuai dengan keinginannya, karena selama Kala tidak pernah memberikan es krim bentuk apapun pada Bintang.“Kamu suka?”Bintang mengangguk dengan pelan. Meskipun dia ingat akan larangan yang diberikan oleh papanya, tetapi tak bisa ditolak olehnya. Sudah sangat lama Bintang sangat menginginkan es krim dan ketika ada kesempatan dia tak ingin menyia-nyiakan.“Ma, nanti jangan bilang sama papa kalau Bintang makan es krim ya,” ucap Bintang sambil terus menji.lati es krim yang di dipegangnya.“Oke.”Raya sama sekali tidak terpikir untuk bertanya alasan Bintang melarangnya bercerita pada Kala, karena matanya telah teralihkan pada sosok yang kini mendekat ke mejanya.“Udah lama?” tanya Randy yang kemudian menarik kursi di depan Raya.“Belum.”Kedua alis Randy menaut saat menatap Bintang yang asyik menikmati es krimnya. “Dia siapa, Ra?” tanyanya.“Dia anak aku.”“Hah?! Enggak lucu!”“Aku serius, Ran. Ini Bintang anaknya mas Kala yang berarti anak

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 3 : Telepon Dari Randy

    Raya mencoba terbiasa dengan sifat Kala yang tiba-tiba menjadi dingin setelah keduanya menikah. Bahkan akhir-akhir ini keduanya hanya bertemu saat sarapan saja, karena Kala harus menyelesaikan pekerjaannya di kantor.“Ray apakah ada kendala sehingga kamu belum mendapatkan ART?” tanya Kala ketika mereka duduk di meja makan.Raya sengaja tidak mencari ART, karena dia bisa menangani pekerjaan rumah. Bagi Raya memasak dan membersihkan rumah adalah hal yang sering dilakukannya.“Enggak ada, Mas. Kayaknya aku enggak mau pakai ART dulu deh. Kalau cuma masak dan beresin rumah aku bisa mengatasinya. Untuk masalah baju kotor kita laundry aja. Gimana?”Kala mengangguk pelan. “Baiklah terserah kamu aja yang penting aku udah nyuruh kamu untuk cari ART. Oh iya, nanti kamu enggak usah masak, karena aku akan pulang malam,” ujarnya.“Iya, Mas.”Tak berapa lama Bintang datang sambil menyeret tas sekolahnya. Bocah yang sudah terbiasa untuk bersiap-siap sendiri itu menolak tawaran Raya ketika ingin diban

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 2 : Pulang Ke Rumah Kala

    Karena menikah tanpa cinta, Raya harus pasrah saat Kala enggan untuk tidur satu ranjang dengannya. Kala memilih untuk tidur di sofa, sementara Raya dan Bintang tidur di kasur.Baru saja ingin terlelap, Raya merasakan ada yang menguntungkan tubuhnya. Perlahan Raya mengerjapkan mata untuk memastikan apa itu mimpi atau bukan. Dan saat dilihat, ternyata Bintang lah yang mengguncangkan tubuhnya. Dengan cepat Raya langsung bangun.“Bintang, kamu kenapa? Mimpi buruk?” tanya Raya sedikit panik.Bintang menggeleng pelan. “Bintang mau pipis, Ma.”Deg.Raya terdiam untuk sesaat ketika Bintang memanggil dengan sebutan ma. Ada rasa aneh yang menjalar keseluruhan tubuhnya karena biasanya Bintang memanggil aunty.“Mau pipis, ya? Ya udah ayo ke kamar mandi.” Raya pun langsung mengangkat tubuh Bintang dan menuntunnya menuju ke kamar mandi. Dengan telaten Raya membantu bocah empat tahun ini untuk melepaskan celananya.“Bintang bisa pipis sendiri. Mama nunggu di luar aja!”“Lho, kenapa?” tanya Raya den

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 1 : Menikahi Ipar

    “Kala, ibu mohon. Semua ini demi Bintang. Bintang butuh sosok ibu di sampingnya.”Entah sudah berapa puluh kali sang ibu terus mendesak Kala untuk segera menikah lagi. Ibunya ingin sang cucu tetap harus mendapatkan kasih sayang dari sosok ibu, sekalipun hanya ibu tiri.Kala membuang napas kasarnya. Setelah sang istri meninggal satu tahun yang lalu, tak sedikitpun dia berniat untuk mencari penggantinya. Cinta untuk mendiang istrinya terlalu mendalam hingga tak ada satu orang pun yang bisa menggantikannya.“Tapi kenapa harus dengan Raya, Bu? Raya itu adiknya Naya, mamanya Bintang.” protes Kala.“Justru karena Raya adalah adik dari mendiang istri kamu jadi Ibu sangat percaya jika dia bisa merawat Bintang dengan penuh cinta. Ibu tidak mau Bintang jatuh di tangan orang yang salah. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya!” tegas ibunya Kala.“Tapi Bu .... ”“Tidak ada tapi-tapian, Kala. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya secepatnya agar Bintang bisa mempunyai mama dan bisa merasakan ka

DMCA.com Protection Status