Share

Bab 3 : Telepon Dari Randy

Author: Ratu Typo
last update Last Updated: 2023-12-11 15:32:33

Raya mencoba terbiasa dengan sifat Kala yang tiba-tiba menjadi dingin setelah keduanya menikah. Bahkan akhir-akhir ini keduanya hanya bertemu saat sarapan saja, karena Kala harus menyelesaikan pekerjaannya di kantor.

“Ray apakah ada kendala sehingga kamu belum mendapatkan ART?” tanya Kala ketika mereka duduk di meja makan.

Raya sengaja tidak mencari ART, karena dia bisa menangani pekerjaan rumah. Bagi Raya memasak dan membersihkan rumah adalah hal yang sering dilakukannya.

“Enggak ada, Mas. Kayaknya aku enggak mau pakai ART dulu deh. Kalau cuma masak dan beresin rumah aku bisa mengatasinya. Untuk masalah baju kotor kita laundry aja. Gimana?”

Kala mengangguk pelan. “Baiklah terserah kamu aja yang penting aku udah nyuruh kamu untuk cari ART. Oh iya, nanti kamu enggak usah masak, karena aku akan pulang malam,” ujarnya.

“Iya, Mas.”

Tak berapa lama Bintang datang sambil menyeret tas sekolahnya. Bocah yang sudah terbiasa untuk bersiap-siap sendiri itu menolak tawaran Raya ketika ingin dibantu untuk memakaikan seragam sekolahnya.

“Pa, Bintang lupa untuk memberitahu Papa jika hari ini ada pertemuan orang di sekolah Bintang. Papa datang ya!” ucap Bintang sambil menarik sebuah kursi.

Seketika Kala menghentikan kunyahan nasi yang ada di dalam mulut. Bola matanya langsung memutar untuk menatap Bintang yang telah duduk di sampingnya.

“Kok enggak ngomong dari kemarin sih, Bin? Papa udah terlanjur membuat janji dengan klien penting. Papa minta maaf karena Papa nggak bisa datang,” ucap Kala sambil melirik ke arah Raya yang duduk di depannya. “Gimana kalau yang dapat mama Raya aja. Kan sekarang mama Raya adalah mamanya Bintang.”

“Iya, Bintang tahu. Bintang udah ngomong sama mama Raya dan mama Raya bersedia untuk datang ke sekolahan Bintang. Tapi Bintang mau Papa sama Mama Raya datang juga biar kayak teman-teman Bintang yang lainnya,” celoteh Bintang dengan dengan penuh harap.

“Papa benar-benar minta maaf, Bin. Papa enggak bisa datang.” Kala tetap pada pendiriannya, karena memang hari ini dia telah membuat janji dengan klien penting. “Kami sih ngomongnya dadakan.”

Bintang bisa kecewa dengan jawaban papanya. Dengan bibir yang mengerucut Bintang berkata, “Gimana mau ngomong sama Papa, kalau Papa pulangnya malam terus! Papa jahat! Papa udah enggak sayang lagi sama Bintang!”

Untuk kali ini kalau benar-benar tidak bisa mengabulkan keinginan anaknya. Rasanya memang berat, tetapi tidak mungkin Kala yang pentingnya secara dadakan.

“Bintang Sayang, Bintang enggak boleh ngomong kayak gitu sama papa. Papa itu sayang sama Bintang makanya dia bekerja keras. Kan semua itu juga untuk Bintang. Lagian kalaupun papa ikut, pasti cuma nunggu di parkiran karena yang boleh masuk hanya salah satu orang tuanya saja kan?” Raya berusaha untuk membujuk Bintang.

“Ya udahlah sama Mama aja enggak apa-apa.” Akhirnya Bintang pun pasrah dan nurut dengan ucapan Raya.

Kala yang ada di samping Bintang langsung mengambil air putih karena rasanya begitu sulit untuk menelan nasinya.

“Ray, makasih ya. Maaf jika telah merepotkanmu,” ujar Kala datar. “Oh iya, aku jalan duluan ya. Kalian berdua diantar sama pak Agustus.”

Lagi-lagi Raya hanya mengangguk dengan pelan seraya mengembangkan seulas senyum di bibirnya. Meskipun dadanya terasa sesak, tetapi dia tak ingin memperlihatkannya pada Kala.

“Iya, Mas. Hati-hati ya,” ucap Raya.

Jangan berharap jika akan ada salim tangan atau cium kening, karena Kala langsung berlalu begitu saja.

Sabar Raya! Sebisa mungkin Raya menguatkan dirinya sendiri.

“Ma, Bintang udah selesai makannya. Ayo kita berangkat.”

Seketika Raya tersadar dari lamunannya. Bibirnya pun langsung mengulum senyum. “Ya udah, Mama siap-siap dulu ya. Bintang tunggu di depan sama pak Agus.”

“Siap, Ma.”

***

Tak pernah sedikitpun terpikirkan oleh Raya jika dia akan dipanggil mama oleh Bintang yang tak lain adalah keponakannya sendiri. Bahkan Raya juga dikenalkan dengan teman-teman satu kelas Bintang. Wajar saja jika Bintang sangat bahagia ketika dia memiliki mama baru, karena semenjak dia masuk sekolah dia belum pernah memperkenalkan mamanya kepada teman-temannya. Biasanya hanya sang nenek yang menjadi walinya jika papanya sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Beruntung saja saat ini jadwal kuliah Raya tidak padat, jadi dia bisa menghabiskan waktunya bersama dengan Bintang. Mungkin jika kuliahnya sudah mulai aktif lagi dia akan menitipkan Bintang pada orang tuanya. Raya sudah diwanti-wanti untuk tidak mempekerjakan pengasuh untuk Bintang. Kedua belah pihak tidak mengizinkan jika cucu mereka diasuh oleh sembarang orang.

“Bin, sebelum pulang gimana kalau kita mampir ke suatu tempat dulu. Mama akan beli sesuatu untuk kamu. Gimana mau enggak?” aja Raya di tengah perjalanan pulang.

Dengan cepat Bintang langsung mengangguk dengan antusias. “Mau banget, Ma. Bintang mau!”

“Baiklah, Pak Agus kita mampir dulu ke mixue ya!” titah Raya.

“Baik, Bu.”

“Mixue?” gumam Bintang.

“Iya. Kenapa kamu enggak suka sama es krim?” tanya Raya sedikit mengernyit.

Bintang pun menggelengkan kepalanya. “Enggak apa-apa kok, Ma. Cuma — ”

“Eh, bentar mama angkat telepon dulu.” Raya memotong ucapan Bintang karena telepon berdering.

“Halo ini siapa ya?” sapa Raya pada panggilan yang masuk tanpa nama itu.

Seketika bola mata Raya membulat dengan lebar saat mendengar suara dari seberang telepon yang tak lain adalah Randy. Pria yang beberapa hari lalu tidak terima saat diputuskan oleh Raya.

“Ray, kita perlu bicara. Kamu enggak bisa mengakhiri hubungan kita dengan sepihak. Beri aku alasan mengapa kamu ingin putus”

“Ran, bukankah sudah aku katakan alasannya mengapa hubungan kita harus berakhir. Aku sudah menikah dengan mas Kala.”

“Kamu jangan bercanda, Ray. Mas Kala itu kakak ipar kamu. Enggak mungkin kamu menikah dengannya. Apakah sebenarnya kamu sudah memiliki yang baru. Ray, pokoknya aku enggak mau kalau kita putus.”

Entah bagaimana caranya agar membuat Rendy percaya bahwa saat ini dirinya telah menikah dengan Kala. Helaan napas berat pun keluar panjang.

“Aku serius, Ran. Aku benar-benar sudah menikah dengan mas Kala.”

“Aku enggak percaya! Pokoknya aku mau hari ini kita ketemu. Kalau kamu nggak mau aku akan datang ke rumahmu.”

Bola mata Raya pun membulat dengan lebar. Tentu saja Randy tidak boleh ke rumahnya, karena jika itu sampai terjadi bisa-bisa Raya akan dicincang oleh ibunya.

“Jangan! Kamu nggak boleh ke rumahku. Oke kita ketemu di mixue sekarang karena aku sedang menuju ke sana.”

“Nah gitu dong. Oke tunggu aku disana ya.” Randy pun segera mengakhiri panggilan teleponnya.

“Ma … siapa yang telepon Mama? Apakah dia penjahat? Mama harus kasih tahu papa kalau mama sedang diganggu oleh penjahat,” celetuk Bintang saat Raya menyimpan kembali ponselnya di dalam tas.

Dengan senyum tipis tangan Raya mengusap rambut Bintang. “Dia bukan orang jahat, Sayang. Dia teman Mama.”

Mungkin suatu saat dia akan menjadi orang jahat karena tidak terima dengan kenyataan ini. Tapi semoga saja itu hanya ketakutanku saja. Raya pun menghela napas kasarnya.

****

Related chapters

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 4 : Bertemu Dengan Randy

    Kali ini Bintang sangat puas menikmati es krim sesuai dengan keinginannya, karena selama Kala tidak pernah memberikan es krim bentuk apapun pada Bintang.“Kamu suka?”Bintang mengangguk dengan pelan. Meskipun dia ingat akan larangan yang diberikan oleh papanya, tetapi tak bisa ditolak olehnya. Sudah sangat lama Bintang sangat menginginkan es krim dan ketika ada kesempatan dia tak ingin menyia-nyiakan.“Ma, nanti jangan bilang sama papa kalau Bintang makan es krim ya,” ucap Bintang sambil terus menji.lati es krim yang di dipegangnya.“Oke.”Raya sama sekali tidak terpikir untuk bertanya alasan Bintang melarangnya bercerita pada Kala, karena matanya telah teralihkan pada sosok yang kini mendekat ke mejanya.“Udah lama?” tanya Randy yang kemudian menarik kursi di depan Raya.“Belum.”Kedua alis Randy menaut saat menatap Bintang yang asyik menikmati es krimnya. “Dia siapa, Ra?” tanyanya.“Dia anak aku.”“Hah?! Enggak lucu!”“Aku serius, Ran. Ini Bintang anaknya mas Kala yang berarti anak

    Last Updated : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 5 : Dia Istriku

    Sesampainya di rumah sakit, Kala mengacak kasar rambutnya ketika telah mengetahui penyebab Bintang demam tinggi. Itu karena Bintang makan es krim yang selama ini menjadi pantangannya. Bintang memang alergi dengan es krim sehingga Kala tak pernah memberi larangan keras untuk tidak makan es krim.“Ray, kenapa kamu kasih Bintang es krim? Bintang itu alergi sama es krim!” sentak Kala pada Raya.Raya hanya mampu terdiam tanpa kata, karena dia benar-benar tidak tahu jika Bintang alergi dengan es krim. Melihat Kala yang marah membuatnya sangat takut. Bahkan untuk mengucap kata maaf saja bibirnya terasa kelu.“Gak ada gunanya aku nikahi kamu yang katanya bisa jaga Bintang dengan baik, tapi buktinya malah bikin Bintang sakit kayak gini. Lihatlah akibat kecerobohan kamu, Bintang harus menahan rasa sakit,” ujar Kala lagi.Kedua mata Raya terasa sangat panas. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipi. Dengan cepat Raya langsung menyekanya.“Inilah alasan mengapa aku tidak tertarik untuk men

    Last Updated : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 6 : Masih Lembur

    Karena keadaan Bintang sudah mulai membaik, dia pun diizinkan pulang. Tak sedikitpun Raya meninggalkan Bintang, padahal hari ada jadwal kuliah. Tanpa peduli, Raya mengabaikan kuliahnya demi bisa menemani Bintang. Namun, berbeda dengan Kala yang awalnya ingin mengosongkan jadwal, tetapi dia harus segera ke kantor karena ada sesuatu yang harus ditanganinya. Terpaksa setelah mengantar Bintang pulang, Kala langsung menuju ke kantor.“Ray, aku titip Bintang. Kalau ada sesuatu segera hubungi aku!” ujarnya sebelum berlalu.“Iya, Mas.” Raya mengangguk pelan. Sesaat mobil itu pun meluncur meninggalkan halaman rumah. Lagi-lagi ada rasa sakit di ulu hatinya.“Sabar Ray,” ucapnya untuk menguatkan diri.Setelah menikah, Raya memutuskan fokus pada rumah tangganya, sekalipun dia tak dianggap oleh Kala. Jika biasanya Raya akan menghabiskan waktu senggangnya untuk jalan ke mall bersama dengan temannya, kini hanya digunakan untuk membersihkan rumah dan sekedar masak. Entah rasanya sudah tidak tertarik l

    Last Updated : 2023-12-29
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 7 : Kedatangan Mertua

    Meskipun sudah bisa berada dalam mobil yang sama tetap saja Maya bisa menarik Kala, karena pria itu memilih untuk duduk di belakang dan sibuk dengan ponselnya sendiri. Saat diajak berbicara pun Kala malah mengingatkan jika Maya harus tetap fokus dengan setir kemudian. Rasa kesal pun sudah mencapai puncak ubun-ubun.'Sial! Ternyata usahaku sia-sia lagi. Ku pikir setelah bisa satu mobil dengannya, Pak Kala akan sedikit terbuka padaku. Minimal memuji diriku yang telah membawanya pulang. Ini malah asyik dengan ponselnya sendiri' gerutu Maya dalam hatiTak terasa waktu tiga puluh menit rasanya seperti tiga menit. Mobil yang dikemudikan oleh Maya pun telah sampai di perumahan milik Kala.“May, sebelumnya terima kasih karena telah mengantarku pulang. Setelah ini kamu akan diantar oleh pak Agus,” ucap Kala yang sudah bersiap untuk turun dari mobil."Emm … gak usah, Pak. Saya naik taksi aja.”“Tidak! Itu terlalu bahaya untukmu karena ini sudah malam.”Kenapa enggak suruh bawa mobil ini pulang

    Last Updated : 2023-12-30
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 8 : Makan Siang Dari Maya

    Sepeninggal istri dan ibunya, Kala langsung mengemas semua perlengkapan Raya yang ada di kamar Bintang. Dia tidak ingin ibunya tahu jika selama ini dia dan Raya tidak tidur satu ranjang. Karena perlengkapan orang yang tidak banyak, Kala tidak membutuhkan waktu lama untuk mengemasnya.“Untung aja barang-barang Raya enggak banyak, jadi bisa ku atasi sendiri,” ujar Kala setelah selesai memindahkan perlengkapan Raya ke kamarnya.Saat dilihat, waktu pun telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah sangat terlambat untuk jam masuk kantor, tetapi Kala harus tetap berangkat. Namun, Kala tetap berangkat karena bagaimanapun dia harus bekerja.Disisi lain ibu mertuanya begitu bersemangat setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jika niatnya hanya ingin membeli perlengkapan dapur, tetapi wanita tengah baya itu memutuskan untuk mengajak Raya mengelilingi toko pakaian. Jiwa shoppingnya telah meronta, terlihat saat matanya melihat tulisan diskon 90%.“Ra, setelah ini apa rencanamu?” tanya ibu mertuany

    Last Updated : 2023-12-31
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 9 : Akhirnya Satu Ranjang

    Malam ini adalah malam pertama Raya tidur satu kamar dengan Kala, karena saat ini ibu mertuanya sedang menginap di rumahnya. Rasanya sangat gugup ketika hendak naik keatas tempat tidur, karena sebelumnya Kala sudah mengatakan jika tidak bisa tidur satu ranjang dengannya. Helaan napas panjang pun terdengar begitu berat dan pada akhirnya Raya memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sebuah sofa.“Huft ... gini amet sih nikah sama orang yang belum bisa move on dari masa lalunya,” gerutu Raya.Tak berapa lama sosok Kala muncul dari balik pintu. Pria itu sempat terkejut saat melihat keberadaan Raya di dalam kamarnya. Saat ingin menegurnya, Kala pun langsung teringat jika saat ini ibunya sedang menginap di rumahnya.“Belum tidur?” tanya Kala saat melihat Raya masih memainkan ponselnya.Mendengar pernyataan dari Kala membuat jantung Raya semakin berdegup dengan sangat kencang. Bagaimana mau tidur jika Kala saja tidak mau berada satu ranjang dengannya. Susah payah Raya menelan kasar salivanya

    Last Updated : 2024-01-01
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 1 : Menikahi Ipar

    “Kala, ibu mohon. Semua ini demi Bintang. Bintang butuh sosok ibu di sampingnya.”Entah sudah berapa puluh kali sang ibu terus mendesak Kala untuk segera menikah lagi. Ibunya ingin sang cucu tetap harus mendapatkan kasih sayang dari sosok ibu, sekalipun hanya ibu tiri.Kala membuang napas kasarnya. Setelah sang istri meninggal satu tahun yang lalu, tak sedikitpun dia berniat untuk mencari penggantinya. Cinta untuk mendiang istrinya terlalu mendalam hingga tak ada satu orang pun yang bisa menggantikannya.“Tapi kenapa harus dengan Raya, Bu? Raya itu adiknya Naya, mamanya Bintang.” protes Kala.“Justru karena Raya adalah adik dari mendiang istri kamu jadi Ibu sangat percaya jika dia bisa merawat Bintang dengan penuh cinta. Ibu tidak mau Bintang jatuh di tangan orang yang salah. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya!” tegas ibunya Kala.“Tapi Bu .... ”“Tidak ada tapi-tapian, Kala. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya secepatnya agar Bintang bisa mempunyai mama dan bisa merasakan ka

    Last Updated : 2023-12-11
  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 2 : Pulang Ke Rumah Kala

    Karena menikah tanpa cinta, Raya harus pasrah saat Kala enggan untuk tidur satu ranjang dengannya. Kala memilih untuk tidur di sofa, sementara Raya dan Bintang tidur di kasur.Baru saja ingin terlelap, Raya merasakan ada yang menguntungkan tubuhnya. Perlahan Raya mengerjapkan mata untuk memastikan apa itu mimpi atau bukan. Dan saat dilihat, ternyata Bintang lah yang mengguncangkan tubuhnya. Dengan cepat Raya langsung bangun.“Bintang, kamu kenapa? Mimpi buruk?” tanya Raya sedikit panik.Bintang menggeleng pelan. “Bintang mau pipis, Ma.”Deg.Raya terdiam untuk sesaat ketika Bintang memanggil dengan sebutan ma. Ada rasa aneh yang menjalar keseluruhan tubuhnya karena biasanya Bintang memanggil aunty.“Mau pipis, ya? Ya udah ayo ke kamar mandi.” Raya pun langsung mengangkat tubuh Bintang dan menuntunnya menuju ke kamar mandi. Dengan telaten Raya membantu bocah empat tahun ini untuk melepaskan celananya.“Bintang bisa pipis sendiri. Mama nunggu di luar aja!”“Lho, kenapa?” tanya Raya den

    Last Updated : 2023-12-11

Latest chapter

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 9 : Akhirnya Satu Ranjang

    Malam ini adalah malam pertama Raya tidur satu kamar dengan Kala, karena saat ini ibu mertuanya sedang menginap di rumahnya. Rasanya sangat gugup ketika hendak naik keatas tempat tidur, karena sebelumnya Kala sudah mengatakan jika tidak bisa tidur satu ranjang dengannya. Helaan napas panjang pun terdengar begitu berat dan pada akhirnya Raya memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di sebuah sofa.“Huft ... gini amet sih nikah sama orang yang belum bisa move on dari masa lalunya,” gerutu Raya.Tak berapa lama sosok Kala muncul dari balik pintu. Pria itu sempat terkejut saat melihat keberadaan Raya di dalam kamarnya. Saat ingin menegurnya, Kala pun langsung teringat jika saat ini ibunya sedang menginap di rumahnya.“Belum tidur?” tanya Kala saat melihat Raya masih memainkan ponselnya.Mendengar pernyataan dari Kala membuat jantung Raya semakin berdegup dengan sangat kencang. Bagaimana mau tidur jika Kala saja tidak mau berada satu ranjang dengannya. Susah payah Raya menelan kasar salivanya

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 8 : Makan Siang Dari Maya

    Sepeninggal istri dan ibunya, Kala langsung mengemas semua perlengkapan Raya yang ada di kamar Bintang. Dia tidak ingin ibunya tahu jika selama ini dia dan Raya tidak tidur satu ranjang. Karena perlengkapan orang yang tidak banyak, Kala tidak membutuhkan waktu lama untuk mengemasnya.“Untung aja barang-barang Raya enggak banyak, jadi bisa ku atasi sendiri,” ujar Kala setelah selesai memindahkan perlengkapan Raya ke kamarnya.Saat dilihat, waktu pun telah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sudah sangat terlambat untuk jam masuk kantor, tetapi Kala harus tetap berangkat. Namun, Kala tetap berangkat karena bagaimanapun dia harus bekerja.Disisi lain ibu mertuanya begitu bersemangat setelah sampai di pusat perbelanjaan. Jika niatnya hanya ingin membeli perlengkapan dapur, tetapi wanita tengah baya itu memutuskan untuk mengajak Raya mengelilingi toko pakaian. Jiwa shoppingnya telah meronta, terlihat saat matanya melihat tulisan diskon 90%.“Ra, setelah ini apa rencanamu?” tanya ibu mertuany

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 7 : Kedatangan Mertua

    Meskipun sudah bisa berada dalam mobil yang sama tetap saja Maya bisa menarik Kala, karena pria itu memilih untuk duduk di belakang dan sibuk dengan ponselnya sendiri. Saat diajak berbicara pun Kala malah mengingatkan jika Maya harus tetap fokus dengan setir kemudian. Rasa kesal pun sudah mencapai puncak ubun-ubun.'Sial! Ternyata usahaku sia-sia lagi. Ku pikir setelah bisa satu mobil dengannya, Pak Kala akan sedikit terbuka padaku. Minimal memuji diriku yang telah membawanya pulang. Ini malah asyik dengan ponselnya sendiri' gerutu Maya dalam hatiTak terasa waktu tiga puluh menit rasanya seperti tiga menit. Mobil yang dikemudikan oleh Maya pun telah sampai di perumahan milik Kala.“May, sebelumnya terima kasih karena telah mengantarku pulang. Setelah ini kamu akan diantar oleh pak Agus,” ucap Kala yang sudah bersiap untuk turun dari mobil."Emm … gak usah, Pak. Saya naik taksi aja.”“Tidak! Itu terlalu bahaya untukmu karena ini sudah malam.”Kenapa enggak suruh bawa mobil ini pulang

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 6 : Masih Lembur

    Karena keadaan Bintang sudah mulai membaik, dia pun diizinkan pulang. Tak sedikitpun Raya meninggalkan Bintang, padahal hari ada jadwal kuliah. Tanpa peduli, Raya mengabaikan kuliahnya demi bisa menemani Bintang. Namun, berbeda dengan Kala yang awalnya ingin mengosongkan jadwal, tetapi dia harus segera ke kantor karena ada sesuatu yang harus ditanganinya. Terpaksa setelah mengantar Bintang pulang, Kala langsung menuju ke kantor.“Ray, aku titip Bintang. Kalau ada sesuatu segera hubungi aku!” ujarnya sebelum berlalu.“Iya, Mas.” Raya mengangguk pelan. Sesaat mobil itu pun meluncur meninggalkan halaman rumah. Lagi-lagi ada rasa sakit di ulu hatinya.“Sabar Ray,” ucapnya untuk menguatkan diri.Setelah menikah, Raya memutuskan fokus pada rumah tangganya, sekalipun dia tak dianggap oleh Kala. Jika biasanya Raya akan menghabiskan waktu senggangnya untuk jalan ke mall bersama dengan temannya, kini hanya digunakan untuk membersihkan rumah dan sekedar masak. Entah rasanya sudah tidak tertarik l

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 5 : Dia Istriku

    Sesampainya di rumah sakit, Kala mengacak kasar rambutnya ketika telah mengetahui penyebab Bintang demam tinggi. Itu karena Bintang makan es krim yang selama ini menjadi pantangannya. Bintang memang alergi dengan es krim sehingga Kala tak pernah memberi larangan keras untuk tidak makan es krim.“Ray, kenapa kamu kasih Bintang es krim? Bintang itu alergi sama es krim!” sentak Kala pada Raya.Raya hanya mampu terdiam tanpa kata, karena dia benar-benar tidak tahu jika Bintang alergi dengan es krim. Melihat Kala yang marah membuatnya sangat takut. Bahkan untuk mengucap kata maaf saja bibirnya terasa kelu.“Gak ada gunanya aku nikahi kamu yang katanya bisa jaga Bintang dengan baik, tapi buktinya malah bikin Bintang sakit kayak gini. Lihatlah akibat kecerobohan kamu, Bintang harus menahan rasa sakit,” ujar Kala lagi.Kedua mata Raya terasa sangat panas. Tanpa disadari air matanya jatuh membasahi pipi. Dengan cepat Raya langsung menyekanya.“Inilah alasan mengapa aku tidak tertarik untuk men

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 4 : Bertemu Dengan Randy

    Kali ini Bintang sangat puas menikmati es krim sesuai dengan keinginannya, karena selama Kala tidak pernah memberikan es krim bentuk apapun pada Bintang.“Kamu suka?”Bintang mengangguk dengan pelan. Meskipun dia ingat akan larangan yang diberikan oleh papanya, tetapi tak bisa ditolak olehnya. Sudah sangat lama Bintang sangat menginginkan es krim dan ketika ada kesempatan dia tak ingin menyia-nyiakan.“Ma, nanti jangan bilang sama papa kalau Bintang makan es krim ya,” ucap Bintang sambil terus menji.lati es krim yang di dipegangnya.“Oke.”Raya sama sekali tidak terpikir untuk bertanya alasan Bintang melarangnya bercerita pada Kala, karena matanya telah teralihkan pada sosok yang kini mendekat ke mejanya.“Udah lama?” tanya Randy yang kemudian menarik kursi di depan Raya.“Belum.”Kedua alis Randy menaut saat menatap Bintang yang asyik menikmati es krimnya. “Dia siapa, Ra?” tanyanya.“Dia anak aku.”“Hah?! Enggak lucu!”“Aku serius, Ran. Ini Bintang anaknya mas Kala yang berarti anak

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 3 : Telepon Dari Randy

    Raya mencoba terbiasa dengan sifat Kala yang tiba-tiba menjadi dingin setelah keduanya menikah. Bahkan akhir-akhir ini keduanya hanya bertemu saat sarapan saja, karena Kala harus menyelesaikan pekerjaannya di kantor.“Ray apakah ada kendala sehingga kamu belum mendapatkan ART?” tanya Kala ketika mereka duduk di meja makan.Raya sengaja tidak mencari ART, karena dia bisa menangani pekerjaan rumah. Bagi Raya memasak dan membersihkan rumah adalah hal yang sering dilakukannya.“Enggak ada, Mas. Kayaknya aku enggak mau pakai ART dulu deh. Kalau cuma masak dan beresin rumah aku bisa mengatasinya. Untuk masalah baju kotor kita laundry aja. Gimana?”Kala mengangguk pelan. “Baiklah terserah kamu aja yang penting aku udah nyuruh kamu untuk cari ART. Oh iya, nanti kamu enggak usah masak, karena aku akan pulang malam,” ujarnya.“Iya, Mas.”Tak berapa lama Bintang datang sambil menyeret tas sekolahnya. Bocah yang sudah terbiasa untuk bersiap-siap sendiri itu menolak tawaran Raya ketika ingin diban

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 2 : Pulang Ke Rumah Kala

    Karena menikah tanpa cinta, Raya harus pasrah saat Kala enggan untuk tidur satu ranjang dengannya. Kala memilih untuk tidur di sofa, sementara Raya dan Bintang tidur di kasur.Baru saja ingin terlelap, Raya merasakan ada yang menguntungkan tubuhnya. Perlahan Raya mengerjapkan mata untuk memastikan apa itu mimpi atau bukan. Dan saat dilihat, ternyata Bintang lah yang mengguncangkan tubuhnya. Dengan cepat Raya langsung bangun.“Bintang, kamu kenapa? Mimpi buruk?” tanya Raya sedikit panik.Bintang menggeleng pelan. “Bintang mau pipis, Ma.”Deg.Raya terdiam untuk sesaat ketika Bintang memanggil dengan sebutan ma. Ada rasa aneh yang menjalar keseluruhan tubuhnya karena biasanya Bintang memanggil aunty.“Mau pipis, ya? Ya udah ayo ke kamar mandi.” Raya pun langsung mengangkat tubuh Bintang dan menuntunnya menuju ke kamar mandi. Dengan telaten Raya membantu bocah empat tahun ini untuk melepaskan celananya.“Bintang bisa pipis sendiri. Mama nunggu di luar aja!”“Lho, kenapa?” tanya Raya den

  • Menjadi Ibu Sambung untuk Keponakanku   Bab 1 : Menikahi Ipar

    “Kala, ibu mohon. Semua ini demi Bintang. Bintang butuh sosok ibu di sampingnya.”Entah sudah berapa puluh kali sang ibu terus mendesak Kala untuk segera menikah lagi. Ibunya ingin sang cucu tetap harus mendapatkan kasih sayang dari sosok ibu, sekalipun hanya ibu tiri.Kala membuang napas kasarnya. Setelah sang istri meninggal satu tahun yang lalu, tak sedikitpun dia berniat untuk mencari penggantinya. Cinta untuk mendiang istrinya terlalu mendalam hingga tak ada satu orang pun yang bisa menggantikannya.“Tapi kenapa harus dengan Raya, Bu? Raya itu adiknya Naya, mamanya Bintang.” protes Kala.“Justru karena Raya adalah adik dari mendiang istri kamu jadi Ibu sangat percaya jika dia bisa merawat Bintang dengan penuh cinta. Ibu tidak mau Bintang jatuh di tangan orang yang salah. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya!” tegas ibunya Kala.“Tapi Bu .... ”“Tidak ada tapi-tapian, Kala. Pokoknya kamu harus menikah dengan Raya secepatnya agar Bintang bisa mempunyai mama dan bisa merasakan ka

DMCA.com Protection Status