Share

Bab 61. Om Genit!

Penulis: NonaRich
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-09 16:23:14

Hanifa keluar lebih dulu dan berjalan santai menuju ruang tunggu untuk menunggu kedatangan sang suami yang mungkin sebentar lagi akan sampai.

Semerbak aroma harum dari tubuh Hanifa rupanya membuat fokus pria paruh baya yang tak lain adalah Bowo, pun mulai menoleh dan mendapati sosok wanita cantik yang sedang duduk di ujung.

Bowo bahkan sampai membasahi bibir bawahnya ketika melihat pemandangan yang begitu sayang untuk di lewatkan. Namun, pria paruh baya itu merasa sangat familiar dengan wajah cantik itu. Seolah tak asing untuk dirinya.

"Cantik. Sudah melakukan biaya administrasi?"

Hanifa terkejut bukan main dan sontak saja menoleh. Tangannya mengarah pada dirinya sendiri seolah bertanya apakah dia yang sedang di ajak bicara atau bukan?

"Iya kamu. Kalau belum, Om bisa bayarkan sekalian Om bayar punya teman Om! Bagaimana?" tawar Bowo dengan tatapan laparnya.

Hanifa sampai bergidik ngeri. Dia tak menyangka jika mantan Papa mertuanya punya saudara yang menjijikkan seperti ini.

"Om lup
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 62. Kepergok Mertua Saat Kissing

    "Aduh, menantu Mama kok tambah cantik, sih?" Hanifa dan Respati baru saja pulang langsung di hadang oleh Anisa. Wanita paruh baya itu sangat terkesima dengan penampilan baru sang menantu. Wajahnya semakin cantik dengan warna rambut yang dirubah menjadi sedikit kecoklatan. "Cocok, tidak, Ma?" Bukan Hanifa yang bertanya melainkan Respati. Jika boleh jujur, lelaki itu rasanya semakin tergila-gila dengan kecantikan sang istri yang paripurna. Dia sama sekali tak bisa melirik ke arah wanita lain lantaran istrinya sendiri saja sudah sangat menggoda seperti ini. Berkat bantuan Kusuma, Hanifa benar-benar bisa merawat diri dari ujung rambut hingga ujung kaki semuanya sangat mulus. "Cocok sekali. Pokoknya kalau Nifa mau pergi ke luar, kamu sebagai suami harus ikut. Jangan sampai lelaki di luaran sana kepincut sama kecantikan menantu Mama!"Hanifa tersipu malu. Suami dan mertuanya ini sangat berlebihan dalam memuji dirinya. "Sudah, jangan dipuji lagi, Ma. Nanti aku besar kepala, loh. Ini

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 63. Undangan Pria Tua Bangka

    "Mas. Malam ini aku boleh keluar sebentar?" tanya Hanifa setelah keluar dari kamar mandi. Wanita itu baru saja selesai mandi dan masih mengenakan jubah mandi. Respati yang tadinya sibuk memantau perkembangan pembangunan rumah yang tadi sempat di kirim oleh kepala proyek lewat video pun seketika mendongak."Mau ke mana? Mas bakal temani!" ujar Respati setelah meletakkan kembali gawai yang sejak tadi dia pegang. Hanifa terlihat sedikit gugup. Wanita itu ingat betul jika pesan yang tadi dia dapat, mengharuskan dirinya untuk keluar sendiri menemui si pengirim. Lantaran sang istri tak langsung menjawab, lelaki itu bahkan sampai memicingkan mata. Ia gegas mendekati Hanifa dan memojokkan sang istri di dinding dekat pintu kamar mandi. "Mas tanya, loh, Dek. Kenapa tidak dijawab?" heran Respati seraya menatap lekat wajah Hanifa yang kentara sekali sedang gugup."M-mau pergi sama teman—""Teman yang mana, Sayang? Coba kalau bicara itu tatap mata Mas. Mas pengen lihat!"Mau tak mau, Hanifa me

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 64. Ingin Menjadikan Istri Kedua

    Di sinilah ketika orang itu berada. Duduk berhadapan di depan meja lingkar dengan suasana yang kurang mengenakkan. "Saya nyuruh kamu sendiri, loh, Hani! Bisa kamu suruh anaknya Pak Handoko ini pindah ke meja sebelah?" tanya Bowo dengan nada genitnya.Sekujur tubuh Hanifa sampai merinding dan dia sedikit takut. Untungnya, tangan kanan sang suami sejak tadi tak melepaskan genggaman di tangan kirinya. Hanifa terlalu geli dengan panggilan dari Bowo yang menurutnya sangat di luar nalar, walau itu adalah potongan dari namanya. "Lagian, bukannya anaknya Pak Handoko sudah menikah? Jangan bilang, setelah kamu cerai dari Abimana, lalu kamu menjadi simpanan suami orang? Lebih baik sama Om saja!" goda Bowo yang tiada habisnya. "Simpanan? Setahu saya, Anda di undang oleh Papa saya ketika saya menikah. Lantas, kenapa tidak tau jika wanita cantik ini adalah istri saya?" tanya balik Respati yang begitu tak suka dengan tingkah laku rekan kerja Handoko. Bowo yang mendengar hal tersebut tentu saja

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 65. Julidnya Mulut Tetangga

    Widya baru pulang ke kediaman kedua orang tua Abimana ketika jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia kira, orang rumah sudah pada tidur, ternyata mereka masih terjaga semua di ruang keluarga."Dari mana saja, Wid? Kamu tadi izinnya pergi beli makanan, loh!" tegur Santi kesal bukan main.Seketika, Widya meneguk ludah dengan susah payah. Wanita itu melupakan satu hal. Seharusnya dia tadi pulang membawa beberapa makanan, bukan justru dengan tangan kosong dan juga kondisi tubuh yang sangat letih setelah dikerjai oleh Bowo. "Maaf, Tan. Tadi masih ketemu sama teman lama, jadinya lupa deh sama makanannya," ujar Widya yang terpaksa berbohong. Jangan sampai tingkahnya dicurigai oleh keluarga Abimana. Bisa hancur dia. "Berangkat jam enam, pulang jam sebelas! Ngobrol apa saja itu?" Kali ini Banu yang memberikan sindiran keras. Sudah dibilang, pria paruh baya itu paling tak suka dengan sosok Widya. Sang empu menghela napas seraya mulai mendekati Abimana yang sejak tadi belum mengeluark

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 66. Kecelakaan

    "Mas. Kapan mau beli rumah? Aku nggak sabar!" ujar Widya ketika mereka telah sampai di kantor dengan menggunakan motor bebek milik Banu."Mama cuma bercanda, jangan kamu anggap serius!" sinis Abimana yang langsung pergi meninggalkan Widya seorang diri.Widya sontak saja mendengus sebal. Padahal dia sudah berencana untuk ikut serta memilih rumah mewah yang akan dibeli, ternyata itu semua hanya kebohongan semata supaya bisa meredakan ucapan sengit para tetangga. "Bu Widya, Anda sudah di tunggu oleh Pak Bowo di ruangannya!" Sekretaris Bowo langsung menghampiri Widya untuk memberitahukan perihal penting ini. "Oke, saya ke sana. Tolong bawakan tas saya, ya!" Widya dengan angkuhnya langsung memberikan tas miliknya pada sekretaris Bowo. Sang empu yang mendapatkan perintah itu hanya bisa menghela napas.Menit demi menit telah berlalu dan baru saja Abimana duduk, dia terlihat tak bersemangat bekerja. Apalagi ketika tak mendapati keberadaan Widya. Sungguh, rasanya kesal bukan main. Lelaki it

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-14
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 67. Raungan Histeris

    Entah mengapa, sejak pagi tadi Hanifa selalu saja ingin marah-marah. Wanita itu semakin sensitif ketika kedatangan tamu bulanan. Entah karena memang bawaan tamu bulanan atau karena dia sedikit kecewa lantaran yang dia harapkan belum juga hadir di perutnya. "Sayang, are you okey?" tanya Respati ketika melihat wajah murung sang istri. Bahkan, makanan di atas meja sama sekali tidak disentuh oleh Hanifa. Hanifa berani bersikap seperti ini pun juga karena kedua mertuanya sedang sibuk bermesraan di dalam kamar mereka. Jika ada Anisa dan Handoko, tak mungkin juga Hanifa memperlihatkan wajah cemberutnya. "Aku datang bulan, Mas!" keluh Hanifa.Respati bahkan sampai menaikkan sebelah alisnya. Bukannya ini memang wajar untuk seorang wanita? Lantas, kenapa istrinya ini justru terlihat murung?"Memang kodratnya wanita begitu. Kenapa harus mengeluh? Perutnya sakit?" Tanya Respati dan sang istri pun menggeleng. Hanifa justru menatap judes ke arah sang suami yang menurutnya sangat tidak peka. Mer

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-15
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   68. Minta Satu Milyar

    Anisa tak bisa berhenti menangis ketika melihat menantunya sekarang ini tengah berbaring dengan selang infus yang menancap di tangannya. Hanifa sudah sadar dan setelah diperiksa syukurnya tak ada luka serius. Wanita itu hanya mengeluh pusing saja."Mama takut kamu kenapa-napa, Nak. Mama tidak bisa bayangin jika sampai terjadi sesuatu yang berbahaya pada kamu!" ujar Anisa seraya mengusap kening sang menantu dengan sayang."Aku baik-baik saja, Ma. Maaf sudah buat Maka khawatir," lirih Hanifa merasa bersalah. Anisa hanya mengangguk dan terus mengeluarkan air mata. Handoko yang melihat istrinya bersedih tentu saja tak terima. Pria paruh baya itu bahkan langsung memukul keras punggung Respati hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Kamu bawa mobil ngebutnya kayak gimana, hah? Kalau pasien sebelah mati bagaimana? Kamu sudah tau apa belum yang kamu tabrak itu ternyata mantannya Hanifa!" geram Handoko dan Respati yang memang tau jika korban yang di rawat di sebelah adalah Respati pun

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 69. Abimana Tak Tampan Lagi

    "Maksudnya Hanifa tadi apa?" tanya Santi pada Widya."I-itu, Tan—""Maaf, Bu. Pasien sudah sadar dan sekarang sedang menangis histeris di ruangannya!"Widya bisa bernapas lega ketika ucapannya disela oleh salah satu perawat di sana. Sementara Santi langsung berlari memasuki ruang rawat Abimana. Di sana, terlihat sekali lelaki yang tubuhnya sudah diperban sana sini sedang menangis histeris."Ini kenapa wajahku? Kenapa tangan dan kakiku? Kenapa seperti mumi?" jerit lelaki itu. Dua perawat sampai kewalahan menangani Abimana. Santi gegas mendekat diikuti oleh Widya yang juga sangat khawatir dengan keadaan sang kekasih yang bisa dibilang jauh dari kata baik. Tangannya harus diberi gips dan hampir sebagian besar permukaan wajahnya terdapat luka dan ada juga yang sampai harus dijahit."Istighfar. Banyak nyebut, Bi. Kamu itu loh yang salah di sini. Coba kalau tidak ngebut di jalan, sudah pasti tidak sampai kecelakaan seperti ini!" Banu bukannya menenangkan sang anak, tapi justru mengomeli

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17

Bab terbaru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 155. Adu Mulut Karena Pembantu Genit

    Setiap hari ada saja tingkah Maya yang selalu memancing emosi Hanifa. Seperti sekarang ini, Maya keluar dari kamar yang di khususkan untuk asisten rumah tangga dengan menggunakan baju milik Hanifa. Pantas saja wanita hamil itu tak menemukan baju kesayangannya, ternyata justru sudah dipakai oleh Maya."Mbak, itu bajuku kok dipakai? Mbak kok terlalu lancang?" Tegur Hanifa yang merasa tak suka dengan sikap Maya yang selalu seenaknya seperti ini.Maya yang di tegur seperti itu malah menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh ke arah Hanifa"Loh, kok Mbak Nifa malah bilang kayak gini? Ini loh bajunya saya! Memangnya cuma Mbak saja yang bisa beli?" tantang Maya, padahal jelas-jelas ini baju memang milik Hanifa, tapi mana mau pembantu itu mengaku?Sementara di sisi lain, Hanifa sudah menatap garang pada pembantu satu itu. "Mbak Maya jangan macam-macam, ya. Aku loh tau kalau Mbak ini yang nata baju aku buat di bawa ke lantai bawah. Jadi, ya, kemungkinan besar dan itu memang baju aku. Aku

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 154. Ingin Menjadi Istri Kedua

    Beberapa hari kemudian, keadaan Hanifa semakin membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bedanya, perempuan itu sama sekali tak diperbolehkan untuk menyentuh peralatan dapur. Alhasil, semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Maya. Di mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Semua di lakukan oleh wanita yang usianya beberapa tahun di atas Hanifa. "Pak Pati, ini saya sudah masak sayur asem sama ikan goreng spesial buat Bapak!" ujar Maya dengan centilnya ketika Respati baru saja memasuki area dapur. Sang empu hanya mengangguk dan mulai sibuk membuka pintu kulkas. Maya yang merasa dicueki pun lekas mendekat ke arah sang empu dan menjawil lengannya."Pak Pati cari apa?"Respati terkejut bukan main dan sontak saja menjauh dari sosok Maya. Bisa gawat nanti jika Hanifa melihat, sudah pasti akan salah paham. "Mbak tolong jangan dekat-dekat seperti ini! Takutnya istri saya salah paham nantinya!" tegur Respati yang seketika membuat Maya memutar bola mata dengan malas. "Istri

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 153. ART Baru yang Genit

    Hampir dua minggu lamanya Hanifa di rawat di rumah sakit dan syukurnya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Respati sangat kelelahan lantaran sibuk bolak balik rumah sakit sekaligus memantau pekerjaan. Walau begitu, ia sama sekali tak pernah mengeluh lantaran semua ini dia lakukan demi keluarga kecilnya yang sebentar lagi akan bertambah dalam beberapa bulan kedepan. "Semua barang-barang sudah dipacking?" tanya Handoko. Anisa tidak ikut lantaran sibuk mengurus Kusuma yang beberapa waktu lalu sudah lahiran dan sekarang anak bayinya sedang demam dan rewel. Alhasil, Kusuma membutuhkan bantuan sang Mama."Sudah, Pa. Biaya administrasi juga sudah Pati lunasi!" balas Respati dengan lesu. Bukan karena sedih tapi karena lelaki itu benar-benar butuh istirahat. Handoko mengangguk dan mulai membantu mengeluarkan semua barang bawaan yang dua minggu ini di bawa ke rumah sakit. Sekitar lima belas menit perjalanan menuju ke rumah, pada akhirnya mereka tiba juga dan sudah di sambut oleh satu ART

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 152. Kandungan Lemah

    Hanifa keluar dengan wajah sendu. Bibirnya bahkan sudah melengkung ke bawah. Respati yang melihat semua itu tentu saja langsung menghela napas. Ia gegas mendekat dan merangkul bahu sang istri untuk menenangkan. Lewat ekspresi Hanifa saja Respati bisa menebak hasilnya seperti apa. Mungkin saja memang tak seperti harapan mereka saat ini, tapi Respati tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jangan sedih, kita bisa coba lagi nanti. Masih ada banyak waktu. Ayo dong senyum!" hibur Respati.Nenek Laksmi yang melihat itu terharu bukan main. Dia tak menyangka jika cucu lelakinya yang satu ini sangat dewasa dalam segi pikiran."Maaf—""Kenapa minta maaf, sih, Sayang? Mas tidak masalah, loh! Itu artinya, kita kurang berusaha selama ini. Mas santai begini, kok. Tidak masalah ini!"Hanifa menghela napas. Padahal dia belum selesai bicara, tapi suaminya terus menerus mengoceh seperti ini. "Mas, aku belum selesai bicara, loh. Astaga, coba lihat ini hasilnya!" Hanifa melepas paksa pelukan dari Respat

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 151. Hamil, kah?

    Hanifa jatuh sakit setelah kemarin mendapati teror di rumahnya sendiri. Respati bahkan sampai menambah satpam untuk berjaga di halaman rumah lantaran takut sekali jika sampai ada kiriman teror lagi. "Mas, aku takut!" keluh Hanifa seraya menggenggam erat tangan sang suami. Keduanya sekarang ini berada di dalam kamar. Respati terpaksa menempelkan kompres instan di kening istrinya, lantaran terlampau khawatir. Pasalnya saja, Hanifa sama sekali tak mau di bawa ke rumah sakit. Minum obat pun juga harus ekstra dipaksa. Walau begitu, Hanifa masih belum mau minum obat lantaran mulutnya terasa pahit."Takut apa, Sayang? Mas di sini sama kamu. Di luar juga ada lima satpam yang berjaga. Percaya sama Mas, selama Mas masih ada di samping kamu, semuanya baik-baik saja. Oke?" Respati dengan lembut memberi pengertian kepada istrinya.Dengan terpaksa, Hanifa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia takut, tapi tetap harus yakin jika semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang barusan di ucapkan oleh s

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 150. Teror

    Ada yang aneh di kediaman Respati dan Hanifa pagi hari ini. Pasalnya, mereka mendapati kotak di depan pintu yang terbalut pita di atasnya. "Ini apa, Mas? Kok, bisa-bisanya ada beginian?" heran Hanifa. Pasangan suami istri itu terpaksa menunda keberangkatannya yang hendak pergi ke tempat fitness lantaran masih penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak tersebut."Harusnya kalau ada paket, dititip dulu sama Pak Satpam!" gumam Respati yang juga merasa aneh dengan semua itu. "Coba buka saja, Mas. Aku kok ya penasaran sama isinya!" Hanifa hendak mengambil kotak tersebut, tapi langsung di tahan oleh Respati. Lelaki itu menggeleng pelan untuk memperingati sang istri supaya tidak membuka kotak tersebut. Ia gegas menatap ke arah pos satpam yang tak jauh dari teras rumahnya."Pak Satpam. Tolong ke sini sebentar, Pak!" panggil Respati dengan nada sopan, tapi penuh akan perintah. Dua satpam yang berjaga di pos keamanan pun lekas mendekati kedua majikannya yang berada di teras rumah. "Iya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 149. Tingkah Gila Santi

    Sekitar pukul sembilan pagi, pasutri itu baru saja keluar dari kamar. Nenek Laksmi dan Anisa yang melihat itu sontak saja menghela napas. Kedua wanita itu seolah tak tega ketika melihat wajah letih Hanifa."Mau ingin segera punya anak, boleh. Tapi, juga ingat jaga kesehatan. Kalian sudah melewatkan sarapan, loh!" Anisa terlalu gemas dan langsung menegur keduanya, terutama Respati, si biang keroknya. "Mas Pati itu loh, Ma," gerutu Hanifa yang kini sudah duduk menghadap ke arah meja makan. Nenek Laksmi sampai meringis ketika tak sengaja melihat area leher cucu menantunya yang terlihat. Banyak sekali tanda kemerahan di sana. Sudah pasti semua itu adalah ulah dari Respati. "Pati, jangan sampai kamu buat cucu mantunya Nenek sakit. Awas saja nanti!" Respati hanya bisa menghela napas seraya mengangguk. Percuma juga jika dia membuat pembelaan, sudah pasti akan kalah. Tiga lawan satu. Dia bisa apa?"Sudah, intinya jangan terlalu over. Berusaha boleh, tapi ingat juga kesehatan. Kalian ber

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 148. Suami Super Agresif

    Tiga hari setelahnya, kehidupan rumah tangga antara Hanifa dan Respati sudah berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada perang dingin atau pertengkaran lagi seperti yang sudah-sudah.Bahkan, keduanya kembali lengket seperti sedia kala. Hanifa sudah tak pernah lagi membahas kejadian yang lalu. Toh juga Respati sudah kapok dan sudah berjanji tak akan minum-minum lagi. "Sayang!"Hanifa yang kini sedang sibuk memasak pun hanya bisa menghela napas gusar ketika mendengar panggilan dari sang suami. Ada apa lagi dengan lelaki itu? Perasaan tadi masih tidur dengan nyenyak, tapi sekarang sudah ribut sekali."Kamu di mana, Yang?""Di dapur, Mas. Aku lagi masak. Pagi-pagi jangan berisik, ish!" balas Hanifa yang juga ikut berteriak. Sudah tidak ada sahutan lagi dan Hanifa hanya bisa mengedikkan bahu dengan acuh. Wanita itu kembali sibuk memasak. Sekitar dua menit kemudian, Respati datang ke dapur dengan wajah yang masih mengantuk.Grep!Lihatlah betapa manjanya lelaki ini jika sudah bersama d

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 147. Viona dan Cakra

    Meskipun marah pada sang suami, tapi Hanifa sama sekali tidak menolak untuk memberikan jatah pada suaminya. Seperti sekarang ini. Ia baru selesai keramas dengan wajah juteknya. Sementara itu, Respati justru sudah tersenyum sumringah. Cup!Satu kecupan mendarat di bibir manis Hanifa yang justru semakin monyong ke depan lantaran kesal bukan main. Walau begitu, dia tidak mengeluarkan protes sama sekali. "Terima kasih, Sayang. Mas cinta sama kamu!" bisik Respati sangat mesra.Memang dasar lelaki. Sudah diberi jatah, langsung semangat seperti itu. Dia seperti sangat bahagia dan lekas memeluk erat tubuh istrinya. "Jangan lupa senyum, Sayang. Masa sama suami cemberut begitu?" goda Respati. Mau tak mau, Hanifa langsung tersenyum teduh pada lelaki itu. "Aku capek mau tidur sebentar sampai teman kamu datang,"Pada akhirnya, Respati mengalah. Ia membiarkan istri cantiknya mengistirahatkan tubuh terlebih dahulu. Sekaligus menenangkan pikiran. Harusnya kemarin teman yang di maksud oleh Respa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status