Share

68. Minta Satu Milyar

Author: NonaRich
last update Last Updated: 2025-02-16 19:34:41

Anisa tak bisa berhenti menangis ketika melihat menantunya sekarang ini tengah berbaring dengan selang infus yang menancap di tangannya. Hanifa sudah sadar dan setelah diperiksa syukurnya tak ada luka serius. Wanita itu hanya mengeluh pusing saja.

"Mama takut kamu kenapa-napa, Nak. Mama tidak bisa bayangin jika sampai terjadi sesuatu yang berbahaya pada kamu!" ujar Anisa seraya mengusap kening sang menantu dengan sayang.

"Aku baik-baik saja, Ma. Maaf sudah buat Maka khawatir," lirih Hanifa merasa bersalah.

Anisa hanya mengangguk dan terus mengeluarkan air mata. Handoko yang melihat istrinya bersedih tentu saja tak terima. Pria paruh baya itu bahkan langsung memukul keras punggung Respati hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan.

"Kamu bawa mobil ngebutnya kayak gimana, hah? Kalau pasien sebelah mati bagaimana? Kamu sudah tau apa belum yang kamu tabrak itu ternyata mantannya Hanifa!" geram Handoko dan Respati yang memang tau jika korban yang di rawat di sebelah adalah Respati pun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 69. Abimana Tak Tampan Lagi

    "Maksudnya Hanifa tadi apa?" tanya Santi pada Widya."I-itu, Tan—""Maaf, Bu. Pasien sudah sadar dan sekarang sedang menangis histeris di ruangannya!"Widya bisa bernapas lega ketika ucapannya disela oleh salah satu perawat di sana. Sementara Santi langsung berlari memasuki ruang rawat Abimana. Di sana, terlihat sekali lelaki yang tubuhnya sudah diperban sana sini sedang menangis histeris."Ini kenapa wajahku? Kenapa tangan dan kakiku? Kenapa seperti mumi?" jerit lelaki itu. Dua perawat sampai kewalahan menangani Abimana. Santi gegas mendekat diikuti oleh Widya yang juga sangat khawatir dengan keadaan sang kekasih yang bisa dibilang jauh dari kata baik. Tangannya harus diberi gips dan hampir sebagian besar permukaan wajahnya terdapat luka dan ada juga yang sampai harus dijahit."Istighfar. Banyak nyebut, Bi. Kamu itu loh yang salah di sini. Coba kalau tidak ngebut di jalan, sudah pasti tidak sampai kecelakaan seperti ini!" Banu bukannya menenangkan sang anak, tapi justru mengomeli

    Last Updated : 2025-02-17
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 70. Berbuat Maksiat di Rumah Sakit

    Tubuh Hanifa mendadak lemas ketika melihat dengan begitu jelas bagaimana dahsyatnya percintaan dua anak manusia tanpa ikatan pernikahan. Wanita itu mundur beberapa langkah dan seketika ia memekik kecil ketika merasakan rengkuhan seseorang. Sontak saja orang itu langsung membungkam mulut Hanifa dengan menggunakan tangannya."Sssttt! Ini Mas, Sayang. Kenapa nakal sekali? Mas tadi bilang jangan keluar, yang anteng di dalam sana!" Ternyata itu adalah Respati hingga membuat Hanifa bisa bernapas dengan lega. Hanifa sama sekali tak menyahuti ucapan Respati. Kakinya mendadak lemas dan seolah tak memiliki tenaga. Alhasil, Respati yang peka terhadap keadaan sang istri pun lekas mengangkat tubuh wanita itu ala bridal style. Ia membawa wanitanya untuk masuk ke dalam ruang inap. Respati menurunkan sang istri di atas brankar. Setelahnya, lelaki itu gegas membuka bungkusan sate pesanan Hanifa."Mas tadi lihat?" tanya Hanifa penasaran."Tidak minat lihat! Toh juga punya istri Mas jauh lebih mengg

    Last Updated : 2025-02-18
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 71. Nenek Tua Julid

    "Ini yang namanya Hanifa?" tanya Nenek Laksmi, orang tua dari ayah mertua Hanifa, Handoko. Hanifa mengangguk kaku seraya tersenyum. Jujur saja, dia grogi bukan main. Apalagi tampilan Nenek Laksmi ini seperti sosok pemain antagonis di sebuah serial. Membayangkan saja sudah membuat Hanifa bergidik ngeri. "Punya mulut, tidak? Setidaknya dijawab pakai suara gitu!" sentaknya yang seketika membuat Hanifa meneguk ludah dengan susah payah.Dia baru keluar dari rumah sakit, loh, tapi justru sudah di hadapkan dengan seorang wanita paruh baya yang nada bicaranya judesnya minta ampun. Jangan lupa jika sejak tadi tatapannya bahkan sangat sinis. "I-iya, Nek. Saya Hanifa, istrinya Mas Pati!" lirih Hanifa seraya menunduk dalam. Memang, ya, dunia pernikahan tak selamanya indah. Punya suami penyayang, ipar dan mertua baik, tapi minusnya nenek sang suami sangat menyeramkan. "Ma. Menantuku baru saja sembuh dari kecelakaan. Jangan dibuat tertekan!" Yang biasanya Handoko sering usil dan bercanda, kini

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 72. Di Anggap Mantan Janda Gatal

    Hanifa begitu cekatan dalam mengolah menu yang diminta oleh Nenek Laksmi. Sementara sang suami sama sekali tak membantu, lelaki itu justru asyik merecoki dirinya. Di mulai dari suka colek sana sini. Ketika ditegur, Respati justru malah menatap lekat ke arah Hanifa yang sukses membuat wanita itu kalang kabut sendiri. Sekarang dengan usilnya, Respati justru memeluk sang istri dari belakang. Rasanya Hanifa ingin sekali menangis. Dia memang begitu luwes memasak menu ini, hanya saja dia takut ada yang salah ketika fokusnya justru terbagi."Mas. Kalau nggak mau bantu, setidaknya nggak usah ganggu kayak gini!" keluh Hanifa yang sudah berkaca-kaca. Respati menghela napas. Tangan lelaki itu terulur untuk mematikan kompor. Untung saja makanan buatan sang istri sudah matang. "Maaf, Mas cuma kangen banget sama kamu. Padahal tiap hari juga nempel begini. Maaf, ya, tadinya mau bantu, tapi justru malah ngerecokin. Nanti bakal Mas bantu—""Bantu apa? Sudah jadi loh ini!" keluh Hanifa seraya mem

    Last Updated : 2025-02-20
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 73. Dihina Kere

    Malam ini juga, Respati memboyong sang istri untuk tidur di apartemen. Lelaki itu sangat bertanggung jawab lantaran tak mau bila Hanifa terlalu larut dalam kepedihan akibat ucapan dari Nenek Laksmi. "Masih sedih?" tanya Respati yang di angguki oleh Hanifa. Respati menghela napas. Dia juga tak menyangka jika Neneknya akan berlaku seperti itu. Alhasil, dia pun lekas memeluk erat tubuh sang istri untuk memberikan ketenangan pada wanita itu. Mau berlaku lebih pun juga tidak bisa. Istrinya sedang kedatangan tamu bulanan. "Aku nggak mau pulang ke sana, Mas. Mending tinggal di sini saja. Aku kapok!" keluh Hanifa begitu manja. Wanita itu bahkan sama sekali tak sungkan menumpahkan segala keluh kesal di depan sang suami. "Iya, besok ke sana ambil barang-barang kita. Terutama baju. Mas juga sumpek di sana kalau ada Nenek!" balas Respati menyetujui usulan sang istri.Seketika, senyuman Hanifa terbit. Dia tak menyangka memiliki suami yang sangat pengertian seperti ini. Andai saja dia sedang t

    Last Updated : 2025-02-21
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 74. Dikira Poligami

    Hanifa telah sampai di kontrakan yang pernah dia tempati waktu itu. Untung saja, Respati sengaja mengosongkan kontrakan tersebut lantaran tak rela jika bekas istrinya harus ditempati oleh orang lain. Jangan heran, Respati memang sangat bucin dengan Hanifa. "Nanti malam Mas datang ke sini. Maaf, harus LDR seperti ini." Respati mengusap lembut wajah sang istri. Tingkah keduanya tentu saja membuat para ibu-ibu yang tinggal di kontrakan tersebut heboh bukan main. Mereka bahkan sudah berasumsi yang tidak-tidak."Nggak usah berlebihan, Mas! Cuma beda tempat saja, bukan beda pulau," kekeh Hanifa seraya mengacak gemas rambut sang suami. "Maaf, ya. Maafkan tingkah laku Nenek. Kedepannya Mas pastikan jika Nenek bakal kesemsem sama kamu. Itu janji, Mas!"Cup!Astaga, wajah Hanifa langsung memerah. Apalagi ketika mendengar godaan dari para tetangga. Lain halnya dengan Respati yang justru melempar senyum ke arah mereka."Aku nggak masalah, kok, Mas. Maaf juga kalau aku justru kekanakan begini.

    Last Updated : 2025-02-22
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 75. Calon Mertua Widya yang Matre

    Hanifa menatap datar ke arah brankar rumah sakit yang di tempati oleh mantan suaminya. Abimana sudah tenang dan bahkan tadi sudah dia suapi setelah bangun dari pingsannya. Sekarang, lelaki itu sudah terlelap kembali.Widya yang baru saja datang dari kantor pun mendelik tak suka ketika melihat keberadaan Hanifa."Ngapain kamu ke sini? Jadi janda kok gatal sekali, nungguin calon suami orang lagi!" sinis Widya seraya meletakkan tas mahal yang kemarin dibelikan oleh Bowo."Bilang sama calon suamimu dan calon mertuamu, supaya tidak menghubungiku lagi, Mbak. Tadinya saya mau rebahan di kamar sambil nunggu duit suami, tapi calon mertuamu justru memberiku pesan jika calon suamimu itu membuat keributan dan saya harus ke sini," sentak Hanifa.Widya langsung kicep di tempat. Wanita dengan pakaian super minim itu mendengus tak suka. Dia bahkan memang sering diberi peringatan pada Abimana dan Santi untuk bersikap baik pada Hanifa. Sayangnya, sampai sekarang pun tak bisa.Melihat wajah Hanifa saja

    Last Updated : 2025-02-22
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 76. Hukuman Enak

    Respati dan Hanifa memilih untuk membuka pintu bersama. Mereka dikejutkan dengan kedatangan Nenek Laksmi yang langsung melempar banyak foto polaroid ke arah Hanifa hingga foto tersebut berhamburan di sana."Nek, apa-apaan ini? Kenapa Nenek ke sini?" hardik Respati yang langsung menggeser tubuh Hanifa ke belakang tubuhnya. Napas Hanifa sudah menderu dengan begitu hebatnya lantaran wanita itu sangat terkejut ketika diberi gebrakan dari sang Nenek. "Pati. Istrimu itu selingkuh! Lihat, tadi pagi ada kiriman paket yang berisi foto perselingkuhan istrimu itu!" Napas Laksmi kembang kempis seraya menatap tajam ke arah RespatiSang empu mengerutkan kening dan gegas memungut satu foto yang berserakan di lantai. Respati terkejut bukan main ketika melihat foto istrinya yang berpelukan dengan Abimana. "Sudah lihat sendiri, kan? Istrimu pilih pergi dari rumah terus ngontrak di sini, supaya dia bisa lebih leluasa bertemu dengan selingkuhannya!"Hanifa menggeleng dengan tegas dan menatap sendu san

    Last Updated : 2025-02-23

Latest chapter

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 155. Adu Mulut Karena Pembantu Genit

    Setiap hari ada saja tingkah Maya yang selalu memancing emosi Hanifa. Seperti sekarang ini, Maya keluar dari kamar yang di khususkan untuk asisten rumah tangga dengan menggunakan baju milik Hanifa. Pantas saja wanita hamil itu tak menemukan baju kesayangannya, ternyata justru sudah dipakai oleh Maya."Mbak, itu bajuku kok dipakai? Mbak kok terlalu lancang?" Tegur Hanifa yang merasa tak suka dengan sikap Maya yang selalu seenaknya seperti ini.Maya yang di tegur seperti itu malah menaikkan sebelah alisnya. Dia menatap aneh ke arah Hanifa"Loh, kok Mbak Nifa malah bilang kayak gini? Ini loh bajunya saya! Memangnya cuma Mbak saja yang bisa beli?" tantang Maya, padahal jelas-jelas ini baju memang milik Hanifa, tapi mana mau pembantu itu mengaku?Sementara di sisi lain, Hanifa sudah menatap garang pada pembantu satu itu. "Mbak Maya jangan macam-macam, ya. Aku loh tau kalau Mbak ini yang nata baju aku buat di bawa ke lantai bawah. Jadi, ya, kemungkinan besar dan itu memang baju aku. Aku

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 154. Ingin Menjadi Istri Kedua

    Beberapa hari kemudian, keadaan Hanifa semakin membaik dan sudah bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bedanya, perempuan itu sama sekali tak diperbolehkan untuk menyentuh peralatan dapur. Alhasil, semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh Maya. Di mulai dari bersih-bersih dan juga memasak. Semua di lakukan oleh wanita yang usianya beberapa tahun di atas Hanifa. "Pak Pati, ini saya sudah masak sayur asem sama ikan goreng spesial buat Bapak!" ujar Maya dengan centilnya ketika Respati baru saja memasuki area dapur. Sang empu hanya mengangguk dan mulai sibuk membuka pintu kulkas. Maya yang merasa dicueki pun lekas mendekat ke arah sang empu dan menjawil lengannya."Pak Pati cari apa?"Respati terkejut bukan main dan sontak saja menjauh dari sosok Maya. Bisa gawat nanti jika Hanifa melihat, sudah pasti akan salah paham. "Mbak tolong jangan dekat-dekat seperti ini! Takutnya istri saya salah paham nantinya!" tegur Respati yang seketika membuat Maya memutar bola mata dengan malas. "Istri

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 153. ART Baru yang Genit

    Hampir dua minggu lamanya Hanifa di rawat di rumah sakit dan syukurnya hari ini sudah diperbolehkan pulang. Respati sangat kelelahan lantaran sibuk bolak balik rumah sakit sekaligus memantau pekerjaan. Walau begitu, ia sama sekali tak pernah mengeluh lantaran semua ini dia lakukan demi keluarga kecilnya yang sebentar lagi akan bertambah dalam beberapa bulan kedepan. "Semua barang-barang sudah dipacking?" tanya Handoko. Anisa tidak ikut lantaran sibuk mengurus Kusuma yang beberapa waktu lalu sudah lahiran dan sekarang anak bayinya sedang demam dan rewel. Alhasil, Kusuma membutuhkan bantuan sang Mama."Sudah, Pa. Biaya administrasi juga sudah Pati lunasi!" balas Respati dengan lesu. Bukan karena sedih tapi karena lelaki itu benar-benar butuh istirahat. Handoko mengangguk dan mulai membantu mengeluarkan semua barang bawaan yang dua minggu ini di bawa ke rumah sakit. Sekitar lima belas menit perjalanan menuju ke rumah, pada akhirnya mereka tiba juga dan sudah di sambut oleh satu ART

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 152. Kandungan Lemah

    Hanifa keluar dengan wajah sendu. Bibirnya bahkan sudah melengkung ke bawah. Respati yang melihat semua itu tentu saja langsung menghela napas. Ia gegas mendekat dan merangkul bahu sang istri untuk menenangkan. Lewat ekspresi Hanifa saja Respati bisa menebak hasilnya seperti apa. Mungkin saja memang tak seperti harapan mereka saat ini, tapi Respati tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Jangan sedih, kita bisa coba lagi nanti. Masih ada banyak waktu. Ayo dong senyum!" hibur Respati.Nenek Laksmi yang melihat itu terharu bukan main. Dia tak menyangka jika cucu lelakinya yang satu ini sangat dewasa dalam segi pikiran."Maaf—""Kenapa minta maaf, sih, Sayang? Mas tidak masalah, loh! Itu artinya, kita kurang berusaha selama ini. Mas santai begini, kok. Tidak masalah ini!"Hanifa menghela napas. Padahal dia belum selesai bicara, tapi suaminya terus menerus mengoceh seperti ini. "Mas, aku belum selesai bicara, loh. Astaga, coba lihat ini hasilnya!" Hanifa melepas paksa pelukan dari Respat

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 151. Hamil, kah?

    Hanifa jatuh sakit setelah kemarin mendapati teror di rumahnya sendiri. Respati bahkan sampai menambah satpam untuk berjaga di halaman rumah lantaran takut sekali jika sampai ada kiriman teror lagi. "Mas, aku takut!" keluh Hanifa seraya menggenggam erat tangan sang suami. Keduanya sekarang ini berada di dalam kamar. Respati terpaksa menempelkan kompres instan di kening istrinya, lantaran terlampau khawatir. Pasalnya saja, Hanifa sama sekali tak mau di bawa ke rumah sakit. Minum obat pun juga harus ekstra dipaksa. Walau begitu, Hanifa masih belum mau minum obat lantaran mulutnya terasa pahit."Takut apa, Sayang? Mas di sini sama kamu. Di luar juga ada lima satpam yang berjaga. Percaya sama Mas, selama Mas masih ada di samping kamu, semuanya baik-baik saja. Oke?" Respati dengan lembut memberi pengertian kepada istrinya.Dengan terpaksa, Hanifa mengangguk pelan sebagai jawaban. Ia takut, tapi tetap harus yakin jika semuanya akan baik-baik saja seperti apa yang barusan di ucapkan oleh s

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 150. Teror

    Ada yang aneh di kediaman Respati dan Hanifa pagi hari ini. Pasalnya, mereka mendapati kotak di depan pintu yang terbalut pita di atasnya. "Ini apa, Mas? Kok, bisa-bisanya ada beginian?" heran Hanifa. Pasangan suami istri itu terpaksa menunda keberangkatannya yang hendak pergi ke tempat fitness lantaran masih penasaran dengan apa yang ada di dalam kotak tersebut."Harusnya kalau ada paket, dititip dulu sama Pak Satpam!" gumam Respati yang juga merasa aneh dengan semua itu. "Coba buka saja, Mas. Aku kok ya penasaran sama isinya!" Hanifa hendak mengambil kotak tersebut, tapi langsung di tahan oleh Respati. Lelaki itu menggeleng pelan untuk memperingati sang istri supaya tidak membuka kotak tersebut. Ia gegas menatap ke arah pos satpam yang tak jauh dari teras rumahnya."Pak Satpam. Tolong ke sini sebentar, Pak!" panggil Respati dengan nada sopan, tapi penuh akan perintah. Dua satpam yang berjaga di pos keamanan pun lekas mendekati kedua majikannya yang berada di teras rumah. "Iya

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 149. Tingkah Gila Santi

    Sekitar pukul sembilan pagi, pasutri itu baru saja keluar dari kamar. Nenek Laksmi dan Anisa yang melihat itu sontak saja menghela napas. Kedua wanita itu seolah tak tega ketika melihat wajah letih Hanifa."Mau ingin segera punya anak, boleh. Tapi, juga ingat jaga kesehatan. Kalian sudah melewatkan sarapan, loh!" Anisa terlalu gemas dan langsung menegur keduanya, terutama Respati, si biang keroknya. "Mas Pati itu loh, Ma," gerutu Hanifa yang kini sudah duduk menghadap ke arah meja makan. Nenek Laksmi sampai meringis ketika tak sengaja melihat area leher cucu menantunya yang terlihat. Banyak sekali tanda kemerahan di sana. Sudah pasti semua itu adalah ulah dari Respati. "Pati, jangan sampai kamu buat cucu mantunya Nenek sakit. Awas saja nanti!" Respati hanya bisa menghela napas seraya mengangguk. Percuma juga jika dia membuat pembelaan, sudah pasti akan kalah. Tiga lawan satu. Dia bisa apa?"Sudah, intinya jangan terlalu over. Berusaha boleh, tapi ingat juga kesehatan. Kalian ber

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 148. Suami Super Agresif

    Tiga hari setelahnya, kehidupan rumah tangga antara Hanifa dan Respati sudah berjalan dengan semestinya. Sudah tidak ada perang dingin atau pertengkaran lagi seperti yang sudah-sudah.Bahkan, keduanya kembali lengket seperti sedia kala. Hanifa sudah tak pernah lagi membahas kejadian yang lalu. Toh juga Respati sudah kapok dan sudah berjanji tak akan minum-minum lagi. "Sayang!"Hanifa yang kini sedang sibuk memasak pun hanya bisa menghela napas gusar ketika mendengar panggilan dari sang suami. Ada apa lagi dengan lelaki itu? Perasaan tadi masih tidur dengan nyenyak, tapi sekarang sudah ribut sekali."Kamu di mana, Yang?""Di dapur, Mas. Aku lagi masak. Pagi-pagi jangan berisik, ish!" balas Hanifa yang juga ikut berteriak. Sudah tidak ada sahutan lagi dan Hanifa hanya bisa mengedikkan bahu dengan acuh. Wanita itu kembali sibuk memasak. Sekitar dua menit kemudian, Respati datang ke dapur dengan wajah yang masih mengantuk.Grep!Lihatlah betapa manjanya lelaki ini jika sudah bersama d

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 147. Viona dan Cakra

    Meskipun marah pada sang suami, tapi Hanifa sama sekali tidak menolak untuk memberikan jatah pada suaminya. Seperti sekarang ini. Ia baru selesai keramas dengan wajah juteknya. Sementara itu, Respati justru sudah tersenyum sumringah. Cup!Satu kecupan mendarat di bibir manis Hanifa yang justru semakin monyong ke depan lantaran kesal bukan main. Walau begitu, dia tidak mengeluarkan protes sama sekali. "Terima kasih, Sayang. Mas cinta sama kamu!" bisik Respati sangat mesra.Memang dasar lelaki. Sudah diberi jatah, langsung semangat seperti itu. Dia seperti sangat bahagia dan lekas memeluk erat tubuh istrinya. "Jangan lupa senyum, Sayang. Masa sama suami cemberut begitu?" goda Respati. Mau tak mau, Hanifa langsung tersenyum teduh pada lelaki itu. "Aku capek mau tidur sebentar sampai teman kamu datang,"Pada akhirnya, Respati mengalah. Ia membiarkan istri cantiknya mengistirahatkan tubuh terlebih dahulu. Sekaligus menenangkan pikiran. Harusnya kemarin teman yang di maksud oleh Respa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status