Home / Rumah Tangga / Menjadi Cantik Setelah Talak 3 / Bab 64. Ingin Menjadikan Istri Kedua

Share

Bab 64. Ingin Menjadikan Istri Kedua

Author: NonaRich
last update Last Updated: 2025-02-12 20:01:11

Di sinilah ketika orang itu berada. Duduk berhadapan di depan meja lingkar dengan suasana yang kurang mengenakkan.

"Saya nyuruh kamu sendiri, loh, Hani! Bisa kamu suruh anaknya Pak Handoko ini pindah ke meja sebelah?" tanya Bowo dengan nada genitnya.

Sekujur tubuh Hanifa sampai merinding dan dia sedikit takut. Untungnya, tangan kanan sang suami sejak tadi tak melepaskan genggaman di tangan kirinya.

Hanifa terlalu geli dengan panggilan dari Bowo yang menurutnya sangat di luar nalar, walau itu adalah potongan dari namanya.

"Lagian, bukannya anaknya Pak Handoko sudah menikah? Jangan bilang, setelah kamu cerai dari Abimana, lalu kamu menjadi simpanan suami orang? Lebih baik sama Om saja!" goda Bowo yang tiada habisnya.

"Simpanan? Setahu saya, Anda di undang oleh Papa saya ketika saya menikah. Lantas, kenapa tidak tau jika wanita cantik ini adalah istri saya?" tanya balik Respati yang begitu tak suka dengan tingkah laku rekan kerja Handoko.

Bowo yang mendengar hal tersebut tentu saja
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 65. Julidnya Mulut Tetangga

    Widya baru pulang ke kediaman kedua orang tua Abimana ketika jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Dia kira, orang rumah sudah pada tidur, ternyata mereka masih terjaga semua di ruang keluarga."Dari mana saja, Wid? Kamu tadi izinnya pergi beli makanan, loh!" tegur Santi kesal bukan main.Seketika, Widya meneguk ludah dengan susah payah. Wanita itu melupakan satu hal. Seharusnya dia tadi pulang membawa beberapa makanan, bukan justru dengan tangan kosong dan juga kondisi tubuh yang sangat letih setelah dikerjai oleh Bowo. "Maaf, Tan. Tadi masih ketemu sama teman lama, jadinya lupa deh sama makanannya," ujar Widya yang terpaksa berbohong. Jangan sampai tingkahnya dicurigai oleh keluarga Abimana. Bisa hancur dia. "Berangkat jam enam, pulang jam sebelas! Ngobrol apa saja itu?" Kali ini Banu yang memberikan sindiran keras. Sudah dibilang, pria paruh baya itu paling tak suka dengan sosok Widya. Sang empu menghela napas seraya mulai mendekati Abimana yang sejak tadi belum mengeluark

    Last Updated : 2025-02-13
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 66. Kecelakaan

    "Mas. Kapan mau beli rumah? Aku nggak sabar!" ujar Widya ketika mereka telah sampai di kantor dengan menggunakan motor bebek milik Banu."Mama cuma bercanda, jangan kamu anggap serius!" sinis Abimana yang langsung pergi meninggalkan Widya seorang diri.Widya sontak saja mendengus sebal. Padahal dia sudah berencana untuk ikut serta memilih rumah mewah yang akan dibeli, ternyata itu semua hanya kebohongan semata supaya bisa meredakan ucapan sengit para tetangga. "Bu Widya, Anda sudah di tunggu oleh Pak Bowo di ruangannya!" Sekretaris Bowo langsung menghampiri Widya untuk memberitahukan perihal penting ini. "Oke, saya ke sana. Tolong bawakan tas saya, ya!" Widya dengan angkuhnya langsung memberikan tas miliknya pada sekretaris Bowo. Sang empu yang mendapatkan perintah itu hanya bisa menghela napas.Menit demi menit telah berlalu dan baru saja Abimana duduk, dia terlihat tak bersemangat bekerja. Apalagi ketika tak mendapati keberadaan Widya. Sungguh, rasanya kesal bukan main. Lelaki it

    Last Updated : 2025-02-14
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 67. Raungan Histeris

    Entah mengapa, sejak pagi tadi Hanifa selalu saja ingin marah-marah. Wanita itu semakin sensitif ketika kedatangan tamu bulanan. Entah karena memang bawaan tamu bulanan atau karena dia sedikit kecewa lantaran yang dia harapkan belum juga hadir di perutnya. "Sayang, are you okey?" tanya Respati ketika melihat wajah murung sang istri. Bahkan, makanan di atas meja sama sekali tidak disentuh oleh Hanifa. Hanifa berani bersikap seperti ini pun juga karena kedua mertuanya sedang sibuk bermesraan di dalam kamar mereka. Jika ada Anisa dan Handoko, tak mungkin juga Hanifa memperlihatkan wajah cemberutnya. "Aku datang bulan, Mas!" keluh Hanifa.Respati bahkan sampai menaikkan sebelah alisnya. Bukannya ini memang wajar untuk seorang wanita? Lantas, kenapa istrinya ini justru terlihat murung?"Memang kodratnya wanita begitu. Kenapa harus mengeluh? Perutnya sakit?" Tanya Respati dan sang istri pun menggeleng. Hanifa justru menatap judes ke arah sang suami yang menurutnya sangat tidak peka. Mer

    Last Updated : 2025-02-15
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   68. Minta Satu Milyar

    Anisa tak bisa berhenti menangis ketika melihat menantunya sekarang ini tengah berbaring dengan selang infus yang menancap di tangannya. Hanifa sudah sadar dan setelah diperiksa syukurnya tak ada luka serius. Wanita itu hanya mengeluh pusing saja."Mama takut kamu kenapa-napa, Nak. Mama tidak bisa bayangin jika sampai terjadi sesuatu yang berbahaya pada kamu!" ujar Anisa seraya mengusap kening sang menantu dengan sayang."Aku baik-baik saja, Ma. Maaf sudah buat Maka khawatir," lirih Hanifa merasa bersalah. Anisa hanya mengangguk dan terus mengeluarkan air mata. Handoko yang melihat istrinya bersedih tentu saja tak terima. Pria paruh baya itu bahkan langsung memukul keras punggung Respati hingga membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Kamu bawa mobil ngebutnya kayak gimana, hah? Kalau pasien sebelah mati bagaimana? Kamu sudah tau apa belum yang kamu tabrak itu ternyata mantannya Hanifa!" geram Handoko dan Respati yang memang tau jika korban yang di rawat di sebelah adalah Respati pun

    Last Updated : 2025-02-16
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 69. Abimana Tak Tampan Lagi

    "Maksudnya Hanifa tadi apa?" tanya Santi pada Widya."I-itu, Tan—""Maaf, Bu. Pasien sudah sadar dan sekarang sedang menangis histeris di ruangannya!"Widya bisa bernapas lega ketika ucapannya disela oleh salah satu perawat di sana. Sementara Santi langsung berlari memasuki ruang rawat Abimana. Di sana, terlihat sekali lelaki yang tubuhnya sudah diperban sana sini sedang menangis histeris."Ini kenapa wajahku? Kenapa tangan dan kakiku? Kenapa seperti mumi?" jerit lelaki itu. Dua perawat sampai kewalahan menangani Abimana. Santi gegas mendekat diikuti oleh Widya yang juga sangat khawatir dengan keadaan sang kekasih yang bisa dibilang jauh dari kata baik. Tangannya harus diberi gips dan hampir sebagian besar permukaan wajahnya terdapat luka dan ada juga yang sampai harus dijahit."Istighfar. Banyak nyebut, Bi. Kamu itu loh yang salah di sini. Coba kalau tidak ngebut di jalan, sudah pasti tidak sampai kecelakaan seperti ini!" Banu bukannya menenangkan sang anak, tapi justru mengomeli

    Last Updated : 2025-02-17
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 70. Berbuat Maksiat di Rumah Sakit

    Tubuh Hanifa mendadak lemas ketika melihat dengan begitu jelas bagaimana dahsyatnya percintaan dua anak manusia tanpa ikatan pernikahan. Wanita itu mundur beberapa langkah dan seketika ia memekik kecil ketika merasakan rengkuhan seseorang. Sontak saja orang itu langsung membungkam mulut Hanifa dengan menggunakan tangannya."Sssttt! Ini Mas, Sayang. Kenapa nakal sekali? Mas tadi bilang jangan keluar, yang anteng di dalam sana!" Ternyata itu adalah Respati hingga membuat Hanifa bisa bernapas dengan lega. Hanifa sama sekali tak menyahuti ucapan Respati. Kakinya mendadak lemas dan seolah tak memiliki tenaga. Alhasil, Respati yang peka terhadap keadaan sang istri pun lekas mengangkat tubuh wanita itu ala bridal style. Ia membawa wanitanya untuk masuk ke dalam ruang inap. Respati menurunkan sang istri di atas brankar. Setelahnya, lelaki itu gegas membuka bungkusan sate pesanan Hanifa."Mas tadi lihat?" tanya Hanifa penasaran."Tidak minat lihat! Toh juga punya istri Mas jauh lebih mengg

    Last Updated : 2025-02-18
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 71. Nenek Tua Julid

    "Ini yang namanya Hanifa?" tanya Nenek Laksmi, orang tua dari ayah mertua Hanifa, Handoko. Hanifa mengangguk kaku seraya tersenyum. Jujur saja, dia grogi bukan main. Apalagi tampilan Nenek Laksmi ini seperti sosok pemain antagonis di sebuah serial. Membayangkan saja sudah membuat Hanifa bergidik ngeri. "Punya mulut, tidak? Setidaknya dijawab pakai suara gitu!" sentaknya yang seketika membuat Hanifa meneguk ludah dengan susah payah.Dia baru keluar dari rumah sakit, loh, tapi justru sudah di hadapkan dengan seorang wanita paruh baya yang nada bicaranya judesnya minta ampun. Jangan lupa jika sejak tadi tatapannya bahkan sangat sinis. "I-iya, Nek. Saya Hanifa, istrinya Mas Pati!" lirih Hanifa seraya menunduk dalam. Memang, ya, dunia pernikahan tak selamanya indah. Punya suami penyayang, ipar dan mertua baik, tapi minusnya nenek sang suami sangat menyeramkan. "Ma. Menantuku baru saja sembuh dari kecelakaan. Jangan dibuat tertekan!" Yang biasanya Handoko sering usil dan bercanda, kini

    Last Updated : 2025-02-19
  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 72. Di Anggap Mantan Janda Gatal

    Hanifa begitu cekatan dalam mengolah menu yang diminta oleh Nenek Laksmi. Sementara sang suami sama sekali tak membantu, lelaki itu justru asyik merecoki dirinya. Di mulai dari suka colek sana sini. Ketika ditegur, Respati justru malah menatap lekat ke arah Hanifa yang sukses membuat wanita itu kalang kabut sendiri. Sekarang dengan usilnya, Respati justru memeluk sang istri dari belakang. Rasanya Hanifa ingin sekali menangis. Dia memang begitu luwes memasak menu ini, hanya saja dia takut ada yang salah ketika fokusnya justru terbagi."Mas. Kalau nggak mau bantu, setidaknya nggak usah ganggu kayak gini!" keluh Hanifa yang sudah berkaca-kaca. Respati menghela napas. Tangan lelaki itu terulur untuk mematikan kompor. Untung saja makanan buatan sang istri sudah matang. "Maaf, Mas cuma kangen banget sama kamu. Padahal tiap hari juga nempel begini. Maaf, ya, tadinya mau bantu, tapi justru malah ngerecokin. Nanti bakal Mas bantu—""Bantu apa? Sudah jadi loh ini!" keluh Hanifa seraya mem

    Last Updated : 2025-02-20

Latest chapter

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 105. Maaf, Sayang

    "Lepas!" datar Hanifa seraya menyentak kasar tangan Respati.Hal ini sukses membuat Anisa terkejut bukan main. Dia menatap intens ke arah pasangan itu. Sepertinya, sedang ada perselisihan di antara mereka. "Dek. Mas minta maaf—""Buat apa minta maaf? Mas nggak salah, kok. Harusnya aku sadar diri nggak usah pergi ke sana. Supaya aku nggak direndahin sama orang dan juga supaya nggak dibentak-bentak sama suami sendiri!" lirih Hanifa memotong ucapan Respati.Sebenarnya, wanita itu sama sekali tidak mau membahas hal ini didepan mertuanya. Salahkan saja Respati yang justru memancing mereka untuk membahas hal iniAnisa pun semakin mengerutkan kening. Apalagi ketika mendengar penuturan dari sang menantu yang terdengar sangat menyayat hati."Kalian kenapa? Pati. Hanifa kamu apakan, hah?" tegas Anisa yang suaranya sangat tidak bersahabat. Hanifa terisak hebat yang seketika membuat Anisa semakin naik pitam. Respati pun bingung hendak berbuat apa. Mau kembali memeluk sang istri, tapi sang empu

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 104. Bentakan Respati

    "Loh, ngapain kamu ke situ? Itu loh punya calon istrinya Mas Pati. Dengan kata lain, suatu saat nanti itu punya saya, Delina Nugraha!" tegas wanita itu yang ternyata namanya Delina Nugraha. Pergerakan tangan Hanifa yang ingin membuka pintu kontrakan pun sontak saja terhenti. Ia menatap malas ke arah penghuni baru yang sialnya berada tepat di samping rumah kontrakan yang memang dikhususkan untuknya. Hanifa kembali tak menggubris dan hendak membuka pintu lagi. Sayangnya, Delina justru menarik kasar tubuh sang empu yang beruntungnya masih bisa menjaga keseimbangan. "Kamu itu apa-apaan, sih? Sudah dibilang jangan ke situ! Budeg apa gimana? Pergi sana!" usir Delina. Tidak tau saja jika wanita yang sedang di usir ini adalah ibu kontrakan dua puluh pintu yang salah satunya sedang dia tempati. "Mbak yang apa-apaan? Ini tempat saya, jadi saya bebas mau keluar masuk. Toh, saya juga punya kunci!" Hanifa yang kepalang dongkol tentu saja langsung mengangkat kunci kontrakan yang ia punya. Hal

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 103. Ibu Kontrakan yang Sesungguhnya

    Setelah hampir satu bulan masa pemulihan, Abimana pun sudah kembali berjalan dengan normal. Bahkan, wajahnya yang dulu sempat di perban, sekarang sudah tidak lagi. Perut Widya juga sudah mulai menonjol dan hal itu membuat Abimana semakin muak. Lelaki itu bahkan merencanakan sesuatu supaya bayi yang ada di dalam kandungan Widya bisa luruh begitu saja. "Mas Abi. Aku pengen makan pizza tapi Tante Santi yang buat!" rengek Widya, ketika mereka semua sedang berada di meja makan. Santi langsung menatap bengis ke arah wanita hamil itu. Semakin hari, ada saja permintaan nyeleneh dari Widya. Bahkan, dia seperti tak berpikir jika sekarang ini Abimana sedang menganggur. Pendapatan keluarga kecil itu hanya dari usaha konveksi yang dijalani oleh Banu dan Santi. Sayangnya, beberapa minggu ini penghasilan menurun karena banyak sekali para tetangga yang enggan ke sana. "Makan saja yang ada. Jangan banyak tingkah kamu!" sentak Santi kesal bukan kepalang. Sudah malas dan tidak pernah mau membantu

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 102. Kissing and Ice Cream

    "Sayang—""Mas, kamu tau sendiri, kan, perempuan hamil itu sensitif sekali. Jangankan perempuan hamil, yang tidak hamil saja sangat sensitif kalau lihat beginian. Kamu habis ngapain, sih?" Nada bicara Hanifa mulai bergetar.Wanita itu sepertinya takut jika masa lalu yang buruk akan terulang lagi di saat dirinya baru saja pulih dan merasa bahagia. Respati lekas mendekat dan mulai mendekap erat tubuh Hanifa. Pecah sudah tangisan sang istri. Tangisan yang sangat menyayat hati. "Kamu tau sendiri kalau aku ini anak broken home. Masih kecil ditinggal pisah sama orang tua. Ayah nikah lagi, sementara Ibu pergi ke luar negeri dan sampai sekarang nggak balik lagi. Bahkan, aku juga pernah gagal berumah tangga. Aku nggak bisa dibeginikan, hiks ...."Hanifa mengeluarkan segala keluh kesalnya. Biarkan saja suaminya mengatai dirinya cengeng atau semacamnya. Yang jelas, wanita itu sedikit terguncang. Jemari Respati terulur untuk mengusap air mata Hanifa. Bahkan, sampai sekarang lelaki itu belum m

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 101. Noda Lipstik Siapa?

    Santi menatap sinis ke arah Widya yang sejak pagi tadi sudah leha-leha menonton televisi. Padahal, pekerjaan di dapur masih banyak. Masakan belum rampung semua. Peralatan makan tadi malam pun juga belum di cuci.Seenak jidat wanita hamil itu malas-malasan. Jika dulu Santi selalu membela Widya. Kini, tidak lagi. "Wid. Masak sana, Tante mau bersihin depan rumah!" tegas Santi membuat Widya melotot seraya merengut."Tan, aku tuh lagi hamil. Masa iya Tante suruh masak? Bukannya apa, kalau wanita hamil itu cocoknya di manja!" tegas Widya kesal bukan main. "Masalahnya kamu bukan mantu Tante, ya. Kamu cuma numpang di sini. Sudah tidak kerja di perusahaan. Imbasnya pun juga ke Abi, kemarin dia di pecat sama Renjana, karena menganggap Abi tidak becus jagain kamu yang menjadi wanita gatal begitu," sinis Santi yang ucapannya terlalu pedas. Widya menghela napas. Demi apapun, dia itu jarang bekerja di dapur. Bahkan, untuk bersih-bersih rumah pun dia malas sekali. Maunya leha-leha, tapi uang data

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 100. Trending Topik

    Sejak semalam hingga pagi ini, Respati terus menerus muntah-muntah. Semua anggota keluarganya bahkan sampai panik sendiri. Lelaki itu tak bisa berjauhan dari sang istri. "Kamu kenapa, sih, Mas? Terlalu capek atau gimana? Perasaan kemarin siang masih baik-baik saja dan masih bisa bercanda sama aku." Hanifa tentu saja merasa sangat khawatir dengan keadaan sang suami. "Mau ke rumah sakit saja atau bagaimana?" tawar Anisa yang sama khawatirnya seperti yang di rasakan oleh sang menantu. "Di sini saja sama Nifa. Hirup aromanya Nifa mualnya jadi hilang!" lirih Respati.Jika biasanya lelaki itu sangat berwibawa dan penuh kharisma, berbeda dengan sekarang. Ia tampak terlihat sangat sayu dan pucat. "Lemah sekali, sih, kamu, Pati? Ini tuh namanya morning sickness. Biasanya wanita hamil yang mengalami, tapi ternyata kamu yang gantiin Nifa!" omel sang Nenek yang merasa sebal dengan cucu lelakinya.Respati sama sekali tak membalas ucapan sang Nenek. Lelaki itu sekarang ini sedang sibuk menghiru

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 99. Memuaskan Diri

    Tengah malam, Respati terbangun dan terus menerus menghela napas. Dia tidak bisa tidur tanpa memeluk istrinya. Ini semua gara-gara peraturan nyeleneh dari sang Nenek. Jika bisa, dia ingin memulangkan wanita tua itu ke luar negeri lagi. "Punya istri, tapi kok tidur sendiri? Tidak bisa dibiarkan ini!" Respati akhirnya bangkit dari kamar. Ia lekas berjalan dengan tergesa menuju lantai bawah, lantaran kamar Nenek Laksmi ada di lantai satu. Wanita tua itu tentu saja sudah tak bisa naik turun tangga lantaran tubuhnya sudah ringkih di makan oleh usia. "Pati, mau ke mana?" Respati terkejut bukan main ketika tak sengaja berpapasan dengan sang Mama yang baru keluar dari kamar."Mau nyusulin istri, Ma. Pati tidak bisa tidur kalau tidak peluk Nifa," ujar Respati tanpa ada yang ditutupi.Anisa tertawa geli ketika mendapati anak sulungnya yang sangat bucin seperti ini. "Ya sudah, hati-hati. Kalau perlu, gendong saja Nifa bawa kembali ke kamar kalian. Jangan sampai Nenek kamu bangun, bisa heboh

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 98. Istri Hamil Harus Dimanja

    Widya baru membuka mata setelah beberapa saat pingsan karena kebodohannya sendiri. Wanita itu mendapati keberadaan Abimana yang sebagian wajahnya masih di perban. Bahkan, salah seorang bidan juga ada di sana. "Harusnya Bapak jaga dengan baik kandungan istrinya!" omel bidan tersebut seraya menatap datar ke arah Abimana. Abimana datang, karena tadi sempat ditelepon oleh orang yang menolong Widya ketika pingsan dan pendarahan di taman. Sebenarnya, kontak pertama di ponsel Widya itu Bowo, tapi sialnya lelaki itu sama sekali tak mau mengangkat. Alhasil, mereka memilih kontak Abimana yang berada di daftar favorite kedua di ponsel Widya. "Ibunya juga ada masalah apa? Kalian bertengkar? Mbok ya bisa berpikir dengan baik loh. Sebentar lagi kalian punya anak, tapi kenapa Ibunya justru mengkonsumsi nanas dan obat keras?""Anak saya sudah mati, Bu?" tanya Widya mengabaikan pertanyaan bidan barusan. Bahkan, raut wajah Widya tidak ada sedih-sedihnya dan justru terlihat sangat penasaran. "Syukur

  • Menjadi Cantik Setelah Talak 3   Bab 97. Usaha Melenyapkan Janin

    Hanifa mengerjapkan mata setelah beberapa waktu lalu sempat pingsan. Wanita itu menatap sekitar dan mendapati keberadaan suami dan kedua mertuanya. Hanya minus Nenek Laksmi saja dan entah di mana keberadaan orang tua itu. "Sayang. Apa yang sakit? Bilang sama Mas!" Respati gegas mendekat dan langsung mengusap dengan sayang wajah sang istri. Tangan kiri Hanifa yang terbebas dari selang infus pun lekas membimbing tangan suaminya untuk di letakkan di atas dada. "Dadaku yang sakit, Mas. Aku nggak nyangka kamu hamili wanita la—"Cup!Bibir ranum itu dipangut oleh Respati. Persetan jika di dalam ruangan ini masih ada kedua orang tua mereka. Lelaki itu tak peduli.Handoko rasanya ingin sekali memberikan bogeman mentan pada Respati. Dia masih kesal bukan main lantaran tadinya sedang sibuk, tapi dia buru-buru dihubungi oleh istrinya untuk segera datang ke rumah sakit lantaran Hanifa jatuh pingsan. Pria paruh baya itu tentu saja langsung meninggalkan pekerjaan. Baginya, keluarga adalah nomor

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status