Share

Part 65. Kekhawatiran Tentang Keturunan

Aku terdiam sibuk menata debar jantung yang tak beraturan. Benarkah yang dikatakan Bang Fikri barusan? Berarti ucapan Bang Amar saat menjemputku waktu itu memang benar. Wajahku serasa menghangat.

Pikiranku mengembara jauh sebelum mengenal Bang Haikal. Hati ini lebih dulu tertarik pada kepribadian Bang Amar. Lelaki tampan nan santun yang kukagumi sejak dulu.

"Tapi mengapa dia tak pernah mengatakannya padaku? Bahkan dulu tersenyum padaku saja seperti beban baginya."

Bang Fikri menatapku lalu tertawa geli. "Kau tahu apa alasan Amar melakukannya?" Aku menggeleng. Bang Fikri menarik napas panjang lalu menghembusnya perlahan. "Jauh sebelum kau dilamar Haikal, ia sudah mempersiapkan mentalnya untuk mengatakannya padamu …," Bang Fikri menjeda kalimatnya. "Hanya saja sebelum ia sempat mengatakannya, kamu membawa Haikal untuk bertemu Ibu, tepat saat Amar menemuiku di rumah Ibu."

Yang dikatakan Bang Fikri memang benar. Saat Bang Haikal pertama kali ke rumah menemui orang tuaku, Bang Amar mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status