Share

Part 64. Awal Cinta Itu Tumbuh

"Ih, kamu kayak Mbak Kun aja, Fa. Datang tiba-tiba." Aku memegang dada dengan detak jantung berpacu.

"Jahat amat sih, Na. Calon kakak ipar secantik aku dibilang kayak Mbak Kun," sewot Farah, membuatku tertawa geli.

"Iya, iya, maaf." Aku menyenderkan kepala pada bahu Farah. Tatapan mata menatap kosong ikan-ikan yang masih saja terjaga.

"Apa rencana kamu setelah ini, Na?" Suara Farah terdengar serius.

Aku menarik napas dalam mengeluarkannya perlahan. "Ibu menyuruhku kuliah, Fa."

"Wah, bagus itu. Kamu setuju?"

"Sepertinya."

"Semangat dong, Na. Kamu masih muda, Na. Cantik lagi." Farah memencet hidungku.

Tanganku spontan menampar paha Farah. "Kebiasaan kamu, Fa. Orang lagi serius juga." Gadis itu tertawa ngakak.

"Padahal isinya dua biji, tapi hebohnya bisa ngalahin pasar ikan," celetuk Bang Fikri yang berjalan mendekat ke arah kami.

"Makanya nyari calon istri jangan yang suka usil kayak gini." Bibirku mencetut.

"Kamu gak suka?" tanya Bang Fikri yang duduk di samping Farah.

"Suka,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status