Share

Part 47. Kau Masih Seperti Dulu

"Jika ingin menangis, menangislah, Na. Jangan sungkan! Aku cukup mengerti keadaanmu," ucap Bang Amar lembut.

Aku tertunduk dalam, luka yang masih menganga kini bak tersiram air garam setelah mendengar tuduhan Bang Haikal tadi. Impian untuk menua bersama Bang Haikal kini tenggelam tak bersisa.

"Andaikan saja dulu aku berani mengatakannya padamu," lirih Bang Amar hampir tak terdengar, lelaki itu seakan berbicara sendiri.

Kuusap cepat air mata yang masih berurai, menarik napas dalam, mencoba untuk bertenang.

"Maksud, Abang?" tanyaku pelan tanpa menoleh ke asal suara, Bang Amar tersentak demi mendengar pertanyaan dariku.

"Gak papa, Na?" jawabnya, sambil berusaha menetralisir keterkejutannya dengan kembali tersenyum.

Aku menerka-nerka apa yang baru saja kudengar. Mungkinkah Bang Amar dulu pernah memiliki rasa yang sama untukku? Ah, sudahlah aku tak ingin lebih sakit lagi, cukuplah Bang Haikal yang telah menoreh luka perih di hatiku, jangan sampai aku kembali terluka karena perasaanku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status