Share

Part 48. Cemburu

Aku memilih diam berusaha menenangkan hati yang bergejolak, Bang Amar pun sama. Aku tak ingin bertanya lebih jauh mengenai kalimat yang sudah lolos dari bibirnya.

Mobil Bang Amar sudah terparkir sempurna di depan rumah Farah, aku membuka pintu mobil setelah mesin mobil dimatikan.

"Abang langsung pulang ya, Na! Kebetulan habis magrib Mama minta temenin ke rumah temennya," ucap Bang Amar seraya menoleh ke arahku dengan tangan yang masih memegang setir.

"Iya, Bang. Makasih banyak, ya."

"Iya, Na. Maaf kalau kata-kataku tadi membuatmu tak nyaman."

"Tak apa, aku masuk dulu, Bang," jawabku berusaha menghilangkan rasa canggung. Bang Amar mengangguk.

Akau berjalan memasuki gerbang rumah Farah tanpa menoleh lagi ke arah Bang Amar, hati ini kenapa semakin berharap jika Bang Amar memiliki rasa yang sama untukku, padahal kutahu jika Farah memang lebih tepat untuknya.

*****

Haikal baru saja masuk ke rumahnya, lebih tepatnya rumah peninggalan orang tuanya. Amarah yang sejak tadi tertahan kini ia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status