Share

Menikahi Supir Pribadi
Menikahi Supir Pribadi
Penulis: Syatizha

Bab 1

Penulis: Syatizha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Aku hamil.”

Dua kata yang dilontarkan dari bibir tipis seorang gadis yang berdiri di depan meja kerja membuat Samuel mendongak. Namun, lelaki itu terkejut hanya beberapa detik, setelahnya menyandarkan punggung pada kursi kebesaran. Terlihat santai.

“Lalu?”

“Kau harus bertanggung jawab! Harus menikahiku!”

Sorot mata gadis berusia dua puluh tiga tahun menghunus tajam pada lelaki yang tersenyum mengejek.

“Lucu sekali! Kenapa harus aku yang bertanggung jawab?” Pertanyaan yang serupa ejekan terdengar menyakitkan bagi Helena.

“KARENA KAU AYAH DARI ANAK YANG AKU KANDUNG, SAMUEL!”

Kesabaran Helena Abimanyu sudah tak terbendung. Laki-laki itu seolah tak merasa bahwa dirinya-lah yang harus bertanggung jawab atas kehamilannya.

“Kau pikir aku percaya kalau aku yang menghamilimu? Hei, kau ini wanita yang tiap malam datang ke Club. Coba kau ingat-ingat, siapa saja lelaki yang menikmati tubuhmu itu!”

Kedua mata Helena membeliak sempurna. Dia memang sering datang ke club’ malam. Tetapi, kalau pun bercinta dengan lelaki lain, ia selalu menggunakan pengaman.

Kedua tangan Helena mengepal kuat. Hatinya terasa remuk. Samuel jelas-jelas telah menghinanya. Merendahkan dia seperti seorang pelacur.

“Kurang ajar kau, Keparat! Aku memang sering ke Club’ malam. Tetapi, sejak memutuskan menjadi kekasihmu, aku tidak pernah tidur dengan lelaki lain!” elak Helena sengit. Napasnya memburu karena emosi yang tak terkendali.

“Terserah apa katamu. Yang jelas, aku tidak akan mau menikahimu! Sudahlah, lebih baik kau keluar dari ruanganku. Pekerjaanku sedang banyak!”

Samuel tidak peduli dengan pengakuan Helena.

Emosi dalam diri Helena sudah tak dapat dibendung. Kaki jenjangnya melangkah cepat, mendekati Samuel yang duduk santai di kursi kebesaran.

Helena, menyuruh Samuel berdiri.

“Apa lagi, Helena? Aku sedang sibuk. Sebaiknya malam ini kita tidak usah bercinta dulu.”

Mendengar perkataan Samuel, Helena tak dapat menahan diri lagi. Helena melayangkan tamparan keras pada pipi kiri Samuel.

“Kau laki-laki biadab, Samuel! Tidak mau bertanggung jawab atas kehamilanku, tapi masih saja berpikir bercinta denganku! Keparat!"

Lelaki itu akhirnya tersulut emosi. menatap nyalang gadis yang selalu berpakaian seksi.

PLAAAKKK!

“Aaarrgghh!”

Tubuh Helena mundur beberapa langkah. Pipinya terasa kebas akibat balasan tamparan Samuel Christian.

“Berani sekali kau menamparku! Kau mesti ingat, aku sudah punya istri! Sudah punya anak! Dari awal aku sudah katakan padamu, kalau kau hanya kekasih simpananku!”

Samuel mengingatkan Helena tentang awal hubungan mereka. Memang benar, sebelum mereka menjalin hubungan lebih serius, Samuel pernah bertanya pada Helena, “apa kau mau menjadi kekasih simpananku?”

Helena langsung menganggukkan kepala karena ia sudah terlanjur jatuh hati pada pengusaha berusia tiga puluh lima tahun itu.

Samuel Christian, sosok lelaki bertubuh tinggi tegap, berparas tampan, memiliki wibawa dan juga kaya raya. Meskipun kekayaan yang dimilikinya milik orang tua istrinya. Cinta Helena pada Samuel benar-benar telah membuatnya buta dan tuli.

Kedua mata Helena berembun. Hatinya sungguh hancur lebur. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa. Samuel benar, dirinya dulu rela menjadi kekasih simpanan karena sudah tergila-gila dengan pesona seorang Samuel. Mereka pun hidup satu apartemen meski tidak terikat hubungan suami istri. Kini, Helena sedang mengandung benih Samuel.

“Ta-tapi ... anak ini anakmu. Hanya denganmu, a-aku tidak memakai kontrasepsi ketika ... ketika bercinta.”

Helena berkata terbata-bata. Kesedihan tidak dapat disembunyikan dari raut wajah cantik itu. Helena masih berharap kalau Samuel bersedia menjadikan dirinya istri kedua.

Samuel mencebik, duduk kembali dengan tenang, membenarkan letak dasi.

“Aku tidak percaya dan aku tidak peduli! Kalau kau ingin menikah, carilah lelaki yang bersedia menikahimu! Tetapi, jangan aku! Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah menikahimu!”

Sorot mata Samuel menghujam. Tidak ada lagi cinta dari binar kedua matanya. Tutur katanya tak lagi terdengar lembut, serta tidak ada lagi lembutnya perlakuan dari lelaki yang kerap kali menemani malam Helena. Sungguh malang nasib putri bungsu Abimanyu Adiwilaga. Setelah ini, kehidupannya akan hancur. keluarga besar Helena pasti tidak akan mau menerima kondisinya yang tengah Helena alami. Hamil tanpa seorang suami.

Helena menyeka kasar air mata, menghela napas berat, lalu berkata, “Baiklah! Kalau kau tidak mau menikahiku, aku akan datang ke rumahmu. Meminta izin pada Angela agar kau boleh menikah denganku!” ancam Helena, menyunggingkan senyum sinis. Samuel mendongak, kedua matanya memerah.

Braakkkhh!

Samuel kembali emosi. Menggebrak meja kerja dengan keras. Lantas, lelaki itu mendekati Helena, menjambak rambutnya.

"Kalau kau berani mendatangi istriku, aku pastikan ... perusahaan Abimanyu Corporation akan hancur! Kau tahu, aku telah menanamkan saham yang sangat besar! Aku juga ... salah satu investor di perusahaan papamu. Kau jangan macam-macam, Helena!”

Kedua mata Helena terpejam, rambutnya dijambak kuat Samuel. Air mata kembali menetes. Tidak menyangka jika perusahaan Samuel bekerja sama dengan perusahaan Abimanyu Adiwilaga. Dia pikir, lelaki yang telah menjadikan kekasih simpanan itu tidak bekerja sama dengan perusahaan papanya.

Helena tak mampu berkata-kata lagi. Membiarkan Samuel menghempaskan rambutnya dengan kasar. Kini, jalan satu-satunya yang harus Helena tempuh menggugurkan kandungannya agar nama baik keluarga Abimanyu tetap terjaga. Dia tidak mau bernasib serupa dengan Kakaknya yang diusir dari rumah karena hamil di luar nikah.

Tanpa berkata apa-apa lagi, Helena memutuskan keluar ruangan. Berjalan cepat menuju area parkir.

Supir pribadi Helena membukakan pintu mobil saat melihat kedatangan majikannya. Lalu, mempersilakan gadis itu masuk dan duduk dengan nyaman.

Jaka, nama supir yang memiliki postur tubuh tinggi tegap itu masuk ke dalam mobil, mengemudikan kendaraan, meninggalkan perusahaan nomor satu di kota ini.

Jaka melirik majikannya dari kaca spion depan. Dahinya mengerut, melihat Helena menangis tersedu-sedu.

Selama bekerja menjadi supir pribadi Helena, baru sekarang melihat Helena menangis.

Lelaki yang duduk di balik kemudi itu ingin bertanya, namun ia tak memiliki keberanian hanya sekadar bertanya tentang apa yang dialami Helena.

Helena berusaha menghentikkan tangisan. Ia mengeluarkan handphone, mencari alamat orang yang bisa menggugurkan kandungan. Jika Helena menggugurkan kandungannya melalui dokter, ia sanksi kalau dokter tersebut mau mengabulkan keinginannya.

“Jaka, apa di kampungmu ada dukun yang bisa menggugurkan kandungan?”

Dari pada repot-repot mencari di internet, lebih baik ia bertanya pada supir pribadinya. Supir yang bekerja sejak enam bulan lalu.

“Dukun? Memangnya kandungan siapa yang ingin digugurkan, Nona?”

Jaka tidak dapat menutupi rasa penasaran yang mendera hati.

“Aku! Aku ingin menggugurkan kandungan ini!” jawab Helena memukul perut yang belum terlihat membuncit.

“No-Nona hamil?” Jaka terkejut setengah mati mendengar jawaban Helena.

“Ya. Aku hamil. Sialnya, lelaki yang menghamiliku tidak mau bertanggung jawab. Jaka, aku harus menggugurkan anak ini! Aku tidak mau keluarga besarku menanggung malu atas kehamilanku! Aku juga tidak mau kalau Papa ... Papa akan mencoret namaku di daftar ahli waris.”

Jaka menarik napas panjang, mendengar rencana Helena. Dia memang tidak berhak melarang majikannya untuk melakukan apapun termasuk membunuh janin yang tidak berdosa.

“Maaf, Nona. Di kampung saya tidak ada dukun aborsi. Nona, sebaiknya pertimbangkan kembali keputusan Nona. Jangan sampai Nona menyesal. Setahu saya, menggugurkan kandungan sangat beresiko. Salah satu resikonya, nyawa Nona tidak bisa terselamatkan.”

“Kau jangan menakutiku! Aku tidak mau mati! Aku ingin menuntut balas pada Samuel! Dia telah menghamiliku! Dialah ayah dari anakku ini!”

"Kalau begitu, lahirkan anak itu pada waktunya. Kelak, Nona akan bersyukur karena anak itu terlahir selamat di dunia ini.”

Kening Helena mengkerut, kedua aslisnya bertaut. Baru kali ini ada supir yang berani memberi saran padanya.

“Eh, kalau aku tetap mempertahankan kehamilanku, lalu siapa laki-laki yang sudi menjadi ayahnya? Sudah jelas, si Samuel tidak mau bertanggung jawab! tidak mau menikahiku! Kalau sampai keluarga besarku tahu, apalagi ibu tiriku, pasti aku akan diusir dari rumah! Pasti Papa akan mencoret namaku dari daftar ahli waris! Tidak! Aku tidak mau bernasib sama dengan Kak Bella!"

Jaka tidak menanggapi. Dia pun bingung, harus dengan cara apa agar kehamilan Helena tetap dipertahankan. Sepersekian menit tidak ada yang bicara. Hingga dimenit ke lima belas, Helena memanggil, "Hmm ... Jaka?"

"Iya, Nona?"

"Bagaimana kalau ... kalau kau saja yang menikahiku?"

Ckiiittt ....

Jaka spontan menginjakkan rem saking terkejut mendengar pertanyaan Helena.

"Apa? A-apa saya ... saya tidak salah dengar?"

Bab terkait

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 2

    “Tentu saja kau tidak salah dengar! Sudahlah, bulan depan kau harus mau menikah denganku dan harus mau mengakui bayi yang aku kandung adalah anakmu!” Entah bahagia atau bersedih, perasaan yang Jaka alami saat ini. Bermimpi pun tidak, dapat menikahi anak konglomerat seperti Helena Abimanyu.“Tapi, Nona ... sa-saya hanya seorang supir. Nanti apa kata orang? Apa tidak membuat malu Nona dan keluarga besar?” Jaka tidak langsung menyetujui rencana Helena. Dia tahu, kalau gadis itu menikahinya hanya agar menutupi aib yang sedang dialami. Kehamilan yang sebetulnya bukanlah suatu aib, justru sebuah anugrah. “Harus dirahasiakan! Aku mau menikahimu karena selama ini orang-orang tidak pernah melihat wajahmu. Wajahmu selalu ditutupi masker. Hm ... Jaka, kau tentu tahu? Kalau aku adalah pewaris Abimanyu. Aku tidak mau, kalau harta warisan yang semestinya menjadi milikku harus jatuh pada Cella, si anak tiri itu! Hanya karena aku hamil!” Cella Paramitha, anak dari ibu tiri Helena dari suami sebelu

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 3

    “Ssssa-saya ... saya hanya ... hanya pengusaha perkebunan teh,” jawab Jake Abraham alias Jaka, suaranya terdengar sangat gugup. Helena menoleh, menggelengkan kepala. “Perkebunan teh?” tanya Abimanyu mengerutkan kening. Merasa tak percaya akan yang diucapkan Jake. “Iya, Pa. Perkebunan teh. Jadi, Jake ini punya perkebunan teh yang luasnya puluhan bahkan ratusan hektar, Pa. Perkebunan tehnya itu ada di kota ... di kota Bogor. Pokoknya Jake ini orang yang kaya raya, Pa. Keluarganya keluarga yang terhormat di sana!” seloroh Helena, berusaha meyakinkan Abimanyu tentang latar belakang Jake. Masalah itu benar atau tidak, urusan belakangan! Terpenting sekarang, Abimanyu mau memberi restu untuk pernikahannya. Meskipun Helena menikahi supir pribadi. Jake hanya terdiam, tersenyum simpul. Abimanyu manggut-manggut, lalu mempersilakan Jake Abraham duduk di sofa ruang tamu. Abimanyu memberi isyarat pada istri keduanya agar jangan ikut bersama mereka. Helena tersenyum mengejek, berhasil membuat Sara

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 4

    Helena bernapas lega karena masalah yang dihadapinya telah menemukan jalan keluar. Beruntung, ia memiliki supir pribadi yang lumayan tampan dan cukup cerdas. Abimanyu, Saraswati maupun Cella pasti tidak akan menyangka kalau Jaka adalah supir pribadi Helena. Setelah kepergian Jaka dari rumah, Helena masuk ke dalam rumah. Melenggang santai menuju kamarnya yang telah lama ia tinggalkan.“Kau mau kemana?” Langkah kaki Helena terhenti mendengar pertanyaan dari ibu sambungnya. Helena membalikkan badan, bersidekap. “Mau ke kamar,” jawab Helena santai, mengulas senyum tipis. “Kau mau tinggal di sini lagi?” tanya Saraswati sinis. Wanita itu jelas saja tidak suka Helena kembali tinggal di rumah megah nan mewah ini. Jika ada Helena di rumah, sudah dapat dipastikan, gerak-gerik Saraswati dan Cella tidak sebebas saat tidak ada Helena di sini. “Tentu saja, ini kan rumahku! Dan kau dan anakmu itu ... di sini hanya me-num-pang!” Kata terakhir, ditekankan Helena. Sontak, Saraswati geram, mendengar

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 5

    “Ternyata kau ada di sini lagi,” ucap Cella setelah Abimanyu berangkat ke kantor di ruang makan. Helena mendongak, tersenyum tipis. “Ternyata kau masih tidak punya urat malu masih tinggal di rumahku,” balas Helena, menyindir wanita yang duduk di kursi bersebrangan dengannya. “Jaga bicaramu, Helena!” tegur Saraswati pada anak sambungnya. Helena tersenyum sinis, menggelengkan kepala. Sedikit pun dirinya tidak merasa takut pada istri kedua papanya. “Kenapa bicaraku mesti aku jaga? Faktanya kan memang begitu. Kalian berdua hanya menumpang tinggal di rumahku! Oh ya, Cella ... apa kau sudah tahu kalau aku akan menikah dalam waktu dekat?” tanya Helena mencondongkan tubuh lebih ke depan, menatap lekat. Cella mengerutkan kening, menoleh pada Mamanya. “Memangnya siapa pria yang mau menikahimu? Setahuku, kau tidak punya kekasih!” Beruntung, selama ini Helena menyembunyikan Samuel pada keluarganya. Mengingat status Samuel masih suami orang. Sebelumnya Helena pikir, Samuel akan memilihnya dari

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 6

    “Maaf, Pak Samuel. Ini pesanan Nyonya Angela.” Samuel tersentak mendengar salah satu karyawan butik menyerahkan satu goodie bag pesanan istri sahnya. Ternyata keberadaan Samuel di butik ini karena mengambil pesanan istrinya.Dalam hati Helena bergemuruh. Rasa cemburu masih ada di dalam hati. Namun, sebisa mungkin ia menguasainya agar tidak terlihat oleh Samuel. Helena tersenyum manis sambil mengeratkan tangannya pada lengan Jaka.Samuel mengambil alih goodie bag dari tangan karyawan butik, tanpa mengucapkan terima kasih.“Helena, aku masih tidak percaya kalau lelaki ini adalah calon suamimu! Tidak mungkin kau selingkuh dariku! Tidak mungkin secepat itu kau mendapat penggantiku! Aku tahu betul, kau sangat tergila-gila padaku! Ya, ‘kan?”Helena dan Jaka membeliakkan kedua mata, lalu tertawa sumbang sambil menggelengkan kepala.“Aku kira kau pintar, Samuel Christian? Hahahah ... kau sendiri kan yang bilang kalau aku adalah ... wanita murahan? Sering bergonta-ganti pasangan! Yes, that’s t

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 7

    “Hahahaha ... aku bercanda, Jak. Sudahlah, lupakan! Pernikahan kita nanti hanya sandiawara. Tetapi, kau tenang saja, aku akan membuatmu menjadi Raja di rumah dan perusahaanku. Rasanya aku sudah tidak sabar, ingin membuat Cella dan Mamanya pergi dari rumah," ucap Helena sungguh-sungguh. Jaka hanya terdiam sambil merunduk. Sebelumnya wanita itu mengajak ia belajar saling mencintai. Apa dirinya pantas mencintai dan dicintai gadis kaya raya dan cantik seperti Helena? “Iya. Semua yang kita lakukan hanya sandiwara.” “Jak, aku ingin langsung pulang saja.” “Baik.” Kendaraan yang mereka tumpangi meluncur menuju rumah besar Abimanyu Adiwilaga. Pengusaha ternama dan disegani dalam kalangan dunia bisnis. Seorang pria yang hanya memiliki dua anak perempuan. Dua anak yang nantinya akan meneruskan tahta perusahaannya. Tetapi sayang, anak sulungnya sudah tidak dapat diharapkan lagi. Tiba di rumah, hari mulai terlihat gelap. Dengan cekatan, Jaka membuka pintu mobil bagian Helena. Wanita itu seper

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 8

    “Helena, Papa ingin menyampaikan pembagian harta warisan untuk kalian.”Benar dugaan Helena, sesuatu yang disampaikan Abimanyu bukanlah kabar baik melainkan kabar buruk. Bagaimana bisa, Saraswati dan anak dari suami sebelumnya mendapat hak warisan dari Abimanyu? Sedangkan anak kandungnya sendiri, kak Bella? Tidak mendapat sepeser pun."Kak Bella bagaimana, Pa?”“Berulang kali Papa katakan, jangan kau sebut nama dia di rumah ini!” Abimanyu mulai menggertak. Helena menyandarkan punggung. Melirik Cella dan Mamanya, mereka tersenyum licik.‘Sekarang kalian boleh menertawakan kami, tetapi suatu saat, kami yang akan menertawakan kalian.’“Kak Bella anak kandung Papa meskipun pernah melakukan kesalahan.” Tak menyerah, Helena membela kakak kandungnya.“Kalau kau tetap membicarakannya, Papa tidak akan memberimu hak waris!” Abimanyu mengancam. Seketika mulut Helena terkunci. Ia tak berani bicara lagi. Bisa gawat kalau Helena pun tidak dapat warisan. Semua aset kekayaan Papanya akan dikuas

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 9

    Mendapat pertanyaan seperti itu, Saraswati langsung salah tingkah. Dia menelan saliva, tak menyangka kalau Abimanyu bertanya demikian. “Tentu saja tidak, Mas. Ya sudah kalau Mas gak mau membuatnya sekarang, gak masalah. Kalau begitu, aku keluar dulu. Mas masih mau di sini?” Susah payah Saraswati mengendalikan kegugupannya. Jauh dari dalam hati, ia tak mau kalau Abimanyu mencurigainya. Curiga kalau dirinya dan Cella membuat rencana. Rencana yang akan mengancam keselamatan Tuan Abimanyu.“Aku mau di sini saja. Oh ya, tolong kau panggilkan Helena. Aku ingin berbicara masalah pernikahannya,” ucap Abimanyu duduk di kursi tanpa ingin menatap wajah istrinya. “Bukankah, kita sudah sepakat kalau pernikahan Helena diundur?” Saraswati seolah mengingatkan suaminya atas kesepakatan yang mereka bicarakan tempo hari. Tuan Abimanyu sebelumnya sudah terhasut tetapi sekarang tidak akan. Hati dan kedua matanya telah terbuka. Tuan Abimanyu sudah tahu perilaku istri kedua dan anak tirinya. Sungguh sangat

Bab terbaru

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 74

    Raut wajah Jake sangat sumringah mendengar kalimat yang diucapkan kakak iparnya. Kali ini Jake sangat bahagia karena benih yang ada di dalam rahim Helena adalah benih darinya. Jake menaiki anak tangga dengan senyum lebar. Membuka pintu kamar, terlihat Helena tengah tergolek lemah. Jake langsung mendekati, menggenggam telapak tangan istrinya. "Ada apa, Jake?" tanya Helena lemah, pandangannya sangat sendu, wajah putihnya semakin memucat. "Kata Kak Bella dan Mama Saraswati, kamu sedang hamil." Ucapan yang disampaikan Jake membuat kening Helena mengkerut. Ia berpikir sejenak, bagaimana mungkin dirinya hamil padahal belum lama mengalami keguguran?"Tapi, aku kan Jake---"Kalimat Helena terpotong. Ia tak boleh merusak kebahagiaan yang terlihat dari raut wajah suaminya. Lebih baik, ia ke dokter kandungan saja, memeriksakan kondisinya. "Baiklah. Kita ke dokter aja, ya? Supaya lebih pasti.""Iya, Sayang. Aku siap-siap dulu. Kamu mau ganti pakaian gak?" Jake bertanya tergesa-gesa. Helena meng

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 73

    Roger mencaci maki istrinya. Dia tentu terkejut mendengar Cella menyerahkan sertifkat apartemen pada Toni Sanjaya yang tak lain papa kandung Cella sendiri. Sebenarnya Roger tak pantas bicara demikian. Terserah Cella mau memberikan sertifikat apartemen ke siapapun. "Kamu kenapa marahin aku? Memangnya kenapa dengan papaku? selama ini ke aku baik kok." Cella tidak terima Roger membentak, mencaci maki dirinya. Toni dulunya memang pernah jahat, tetapi belakangan lelaki itu sering membantu Cella dan juga menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya terhadap Cella. Kasih sayang yang selama ini tidak pernah Cella dapatkan. "Kenapa marahin kamu? Ya karena kamu bodoh. Papamu baik ke kamu karena ada maunya. Kalau kamu gak percaya padaku, buktikan saja nanti sendiri. Aku yakin seratus persen, papamu itu akan menjual apartemenmu," tandas Roger tanpa keraguan. Sedikit banyak Roger sudah tahu sifat Toni. Lelaki itu selalu saja memanfaatkan kesempatan. Sekarang Cella telah menyerahkan surat berharga p

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 72

    "Cella, kalau boleh, Papa ingin lihat sertifikat apartemen ini. Ya takutnya ada yang salah," ucap Toni beralasan. Padahal dalam hati, ia menyimpan rencana busuk. Tak peduli dia adalah istrinya, anaknya, atau pun temannya. "Takut ada yang salah gimana, Pah?" Cella tak mengerti. Dia sudah lama membeli apartemen ini. Sampai sekarang tidak ada masalah apa-apa."Ya kamu gak tau aja, di luar sana ada banyak orang yang tertipu membeli apartemen gara-gara sertifikatnya palsu." Cella menyimak penuturan yang disampaikan Toni. "Masa sih, Pah? Aku selama ini gak pernah bermasalah.""Ya coba bawa ke sini dulu. Papah ingin lihat." Toni mengeluarkan sebungkus rokok, mengambil sebatang dan memantiknya. "Baiklah." Cella beranjak, masuk ke dalam kamar, mengambil sertifikat apartemen yang disimpan rapi di laci bawah meja rias. Kemudian, menunjukkan pada Toni yang tak lain ayah kandungnya. "Ini, Pah. Aku bikin ini langsung ke notaris. Kayaknya gak mungkin kalau palsu."Toni mengabaikan ucapan Cella.

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 71

    "Kamu kenapa terlihat murung, Saras?" tanya abimanyu saat mereka berada di dalam kamar."Aku teringat Cella," jawab Saraswati, wajahnya terlihat sendu. Bertemu kembali dengan Cella membuatnya murung. Kesedihan yang dialami Saraswati jauh dari Cella begitu dalam. Sebagai seorang ibu, Saraswati pun merindukan wanita yang dulu terlahir dari rahimnya."Kenapa Cella? apa dia meneleponmu? menyakiti hatimu lagi?" Abimanyu tampak mengkhawatirkan istrinya. Ia merangkul pundak Saraswati, membelai pelan dan berusaha menenangkan.Saraswati menatap Abimanyu dengan wajah kebingungan. Dia tidak tahu harus menjawab apa. "Enggak, Mas. Cella gak telepon aku. Aku hanya merindukannya. Kamu tentu tau, kalau aku selama ini selalu membelanya. Apapun yang dia lakukan, aku selalu berada di dekatnya. Aku hanya tidak membelanya saat ia lebih memilih menikah dengan lelaki yang telah memiliki istri. Itu seperti mengorek lukaku di masa lalu, Mas. Aku merasa kalau Cella gak ubahnya dengan wanita yang telah mengha

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 70

    Setelah hidup bersama selama beberapa waktu, Cella mulai merasa bahwa Roger telah berubah menjadi seorang yang berbeda dari saat pertama mereka bertemu. Roger semakin sering merendahkan Cella, memarahinya dan mengabaikan kebutuhan dan perasaannya. Cella merasa sangat kesal pada awalnya, tetapi dia bersikeras untuk tetap bersama Roger dan tetap berharap bahwa akan ada perubahan di masa depan.Namun, semakin lama, sifat Roger yang buruk semakin jelas, terutama setelah dia mulai membandingkan Cella dengan istri pertamanya. Roger sering menyebutkan istri pertamanya dengan nama yang buruk dan menyatakan bahwa ia lebih memilih Cella daripada istri pertamanya. Cella merasa sangat terhina dan keberatan dengan perlakuan Roger tersebut.Suatu hari, Cella tidak tahan lagi dan menghadap Roger, marah dan bertanya mengapa dia begitu berubah dan tidak mencintai dia seperti saat dia memilihnya untuk menjadi istrinya."Kenapa kamu begitu berubah, Roger? Aku tahu bahwa kamu lebih memilih aku daripada i

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 69

    Bella dan Helena berdiri di depan butik mereka yang baru saja dibuka pada hari pertama bisnis mereka. Wajah mereka dipenuhi dengan antusiasme dan harapan untuk menjadi sukses dalam bisnis mereka. Keduanya saling berpandangan selama beberapa menit, kemudian Bella mulai membuka pintu toko dan para pelanggan mulai berdatangan untuk memeriksa produk-produk yang mereka tawarkan."Sudahkah kamu siap untuk menjadi pengusaha hebat?" tanya Bella kepada Helena dengan antusiasme."Sudah siap di hari pertama yang indah ini!" jawab Helena sambil tersenyum.Bella dan Helena saling menatap dan tersenyum, kemudian Bella menunjukkan produk-produk terbaru mereka, termasuk pakaian dan aksesoris terbaru yang menyenangkan."Produk-produk itu sangat indah, Kak Bella. Aku yakin kita akan sukses dalam waktu singkat!" kata Helena dengan senyum lebar.Namun, tidak lama setelah butik dibuka, Bella dan Helena mendapati bahwa persaingan di bisnis fashion cukup ketat. Orang-orang yang menjual produk yang sama deng

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 68

    Saraswati terkejut mendengar nama anak kandungnya disebut Melani. Jadi, benar ... kalau Roger yang menjadi suami Cella adalah suami Melani juga. Helena dan Bella menoleh pada Saraswati yang tampaknya merunduk malu. Bella merangkul bahu Saraswati, memberinya ketenangan. Sedangkan Helena terdiam membisu, tidak tahu harus berkata apa. Beruntung, Roger tidak mengenal Saraswati adalah Ibu kandung Cella. Jika mengenal, entah apa yang terjadi. "Mohon maaf, Mbak Melani. Kalau begitu pamit, ya?" Helena tak enak berada di tengah-tengah pertengkaran suami istri yang akan bercerai itu. Apalagi melihat Saraswati yang salah tingkah karena nama anaknya disebut oleh pemilik dua ruko yang akan dijadikan usaha butik oleh mereka."Oh iya, silakan. Terima kasih banyak, ya?" timpal Melani mengabaikan keberadaan Roger yang kesal dengan jawaban istrinya. Jauh dari lubuk hati Roger, ia menyesal karena telah berselingkuh sampai menikah dengan Cella. Ia pikir, bercerai dengan Melani akan memudahkan dirinya me

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 67

    Nama itu nampak tak asing di telinga Saraswati. Seperti pernah mendengarnya. Ia berusaha mengingat-ingat siapa gerangan wanita yang bernama lengkap Melani Wira Atmaja?"Tadi karyawan saya menyampaikan katanya kalian ingin membeli ruko yang di sebelah cafe saya, ya?" Pertanyaan Melani membuyarkan lamunan Saraswati. Bella dan Helena serempak menganggukkan kepala. Mereka memang berencana ingin membeli ruko yang berada di samping cafe ini. Rencananya ruko tersebut akan dibuat usaha butik. "Benar, Mbak. Kami memang berniat membelinya jika harganya cocok," jawab Helena tersenyum simpul. Melani manggut-manggut, kemudian wanita itu langsung menawarkan harga. Bella dan Helena tidak menyangka kalau harga yang ditawarkan Melani sesuai keinginannya. Mereka pikir, harga dua ruko tersebut sangat mahal. Kalau sesuai harga yang ditawarkan Melani, Bella maupun Helena langsung menyanggupi. Meskipun mereka merasa heran, kenapa Melani menjual dua ruko itu di bawah harga pasaran?"Mbak Melani maaf, apa g

  • Menikahi Supir Pribadi   Bab 66

    Cella semakin bingung mendengar pertanyaan dari wanita yang di seberang telepon sana. Apa mungkin itu adalah istri pertama papanya?"Aku anak kandung papa Toni dari istri pertamanya. Sekarang katakan padaku, di mana papa Toni? Aku ingin bicara padanya." Tanpa memikirkan resikonya, Cella mengatakan yang sejujurnya. Padahal jika Cella tahu, kalau dulu wanita itulah yang merebut Toni dari mamanya, mungkin Cella tidak sembrono mengatakan siapa dirinya sebenarnya. "Apa? Jadi kamu anaknya si Saraswati itu?" Suara seseorang yang berada di ujung telepon mengejek kejujuran Cella. Namun, sedikit pun Cella tidak merasa cemas jika kejujurannya ini akan membuat Toni sangat marah."Iya. Aku anaknya. Bahkan beberapa hari kemarin aku sempat tinggal di rumah papa Toni." Cella seolah sengaja ingin memberitahu tentang kedekatannya dengan Toni. Wanita bernama Friska itu sangat geram mendengar pengakuan yang disampaikan anak tirinya. Friska mengepalkan kedua telapak tangan. Amarahnya sudah naik ke atas u

DMCA.com Protection Status