Home / Pernikahan / Menikahi Pria Lumpuh / 7. Takdir menyakitka

Share

7. Takdir menyakitka

Author: Kareniavorg
last update Last Updated: 2024-01-24 09:00:11

"Sudah, sudah. Tolong hentikan tangisanmu itu Nona Thena. Hidup dengan tuanku gak seburuk itu," desis Ismail jengkel. "Nona nangis karena fisik tuan Briant yang cacat, iya? Itu gak usah dipikirin. Nona cuma jadi istri tuan Briant sampe tuan Briant selesai sama tujuannya, toh selama pernikahan juga tuan Briant gak akan nyentuh Nona."

Thena tak menjawab. Ia tetap terisak-isak pedih di atas tempat tidurnya.

"Buat apa menangis seperti itu? Seharusnya malah Nona bahagia karena dengan menikahi tuanku, Nona bakal hidup bagaikan ratu selagi Nona jadi seorang penurut. Nona mau apa? uang banyak? Mobil? baju bagus? Atau sebidang tanah? tuan Briant bisa ngasih itu semua buat Nona kalo Nona mau."

Namun, Thena masih saja diam, membuat Ismail jadi gemas sendiri.

"Seharusnya Nona tahu betul, kalo gak menjawab ucapan orang yang usianya lebih tua itu sama dengan gak sopan," sarkasmenya.

Seketika, Thena pun menghentikan isak tangisnya.

"Maaf, pak mandor," sesalnya. Beberapa kali, ia menyeka air matanya lalu kemudian memberanikan dirinya untuk menatap lurus ke arah Ismail.

Memangnya apa yang harus dikatakan oleh Thena? kecacatan Briant hanyalah salah satu alasan kenapa Thena merasa menderita atas kenyataan bahwa dirinya sudah dijual belikan, karena penderitaan sejatinya adalah berasal dari Bimo.

Pria yang sangat dicintai Thena itu dengan teganya membuang Thena layaknya sampah.

"Kenapa melamun? Masih menyesali segalanya? Masih sedih karena harus menikahi pria cacat?" brondong Ismail.

"Tidak, pak. Bukan begitu, s-saya cuma masih sedikit syok," ungkapnya.

"Terima saja takdirmu, Nona. Coba belapang dada dan lihatlah sekeliling, supaya Nona sadar kalo harusnya Nona bersyukur karena dipilih oleh tuan Briant. Sekarang, silakan tanda tangan di atas materai."

Ismail menyerahkan 4 lembar kertas HVS yang disampul hijau pada Thena. Itu adalah kontrak y pernikahan yang harus Thena tandatangani.

"Baik, pak mandor." Suara Thena menyahut setuju.

Dengan tangan yang gemetar, Thena mengambil pena yang diulurkan oleh Ismail, dan segera membubuhkan tanda tangannya di atas materai yang ditempel di lembar terakhir kontrak itu.

***

"Bangun pagi, mandi, pake baju bagus terus harus merias wajah dan wangi. Setelah itu, harus nganterin sarapan ke kamar tuan Briant dan harus sarapan berdua dalam rangka saling mengenal," papar Surti menjelaskan pelan-pelan tentang rutinitas yang harus dilakukan Thena.

"Tapi, Bi. Gimana mungkin aku makan berdua sama tuan Briant, kalo aku saja belum bercerai?" tanya Thena pada Surti.

Sementara itu, Surti hanya tersenyum tipis. "Pak Mandor bilang kalo urusan perceraian Nona sedang diajukan ke pengadilan. Jadi, Nona Thena gak perlu risau. Nona cuma perlu melakukan rutinitas seperti sebagaimana semestinya," ungkap Surti.

Helaan napas berat itu terdengar dari bibir Thena. Bukan lega, karena Thena sudah kehilangan perasaan lega-nya saat ia dijual ke rumah ini. Setelah dijual, yang Thena rasakan adalah keresahan yang tidak ada ujungnya.

"Baik, bi Surti," sahut Thena patuh.

Surti tersenyum hangat. "Kalo gitu, Nona Thena mandi dulu gih. Sebentar lagi waktu makan siang, jadi Nona harus kelihatan seger dan cantik buat nemenin tuan Briant makan di kamarnya."

Thena tidak ada menjawab. Ia hanya melamun dengan tatapan matanya yang menyorot kosong ke arah jendela kamar yang masih tertutup tirai sekalipun matahari sudah naik ke singgasananya.

Surti yang merasa sadar situasi pun bergegas pamit pada Thena lalu melenggang pergi dari kamar itu meninggalkan Thena dengan lamunannya.

***

Daging sapi yang dulu hanya terwujud dalam bentuk mimpi di siang bolong, kini bisa Thena lihat tersaji di piring yang khusus untuknya.

Thena menatap takjub beef steak di hadapannya lalu mengangkat wajahnya, lalu menatap Ismail dan Briant secara bergantian.

"Ini beneran daging sapi?" tanya Thena dengan suara serak. Kentara sekali kalau dia hampir menangis.

"Iya, Nona Thena, itu olahan daging sapi Wagyu premium. Apa Nona pikir itu daging babi?" tanya Ismail seraya memicingkan matanya.

Thena menggeleng lemah. "Bukan, pak. Saya cuma baru pertama kali bisa lihat daging sapi," ungkap Thena.

Sejenak, Ismail dan Briant mematung. Mereka terlihat saling berpandangan lalu seolah baru saja berkomunikasi lewat pikiran, Ismail tiba-tiba mengangguk pada Briant lalu menatap Thena dengan senyuman.

"Kalo begitu, nanti biar aku katakan pada Surti untuk sering membuat menu dari bahan daging sapi, khusus buat Nona," katanya.

Dengan mata berbinar, Thena menatap Ismail dengan senang. "Beneran pak? Makasih banyak!" serunya ceria.

"Berterimakasihnya pada tuan Briant saja, Nona. Aku ini bukan siapa-siapa. Tuan Briant yang memberikan aku perintah," ungkapnya.

Mendengar itu, secepat kilat Thena meraih bolpoin dan buku note berukuran pas di saku, lalu menuliskan sesuatu di sana. Hanya kalimat 'Terima kasih, tuan.' yang Thena tulis dengan huruf kapital agar terbaca oleh Briant.

Sedangkan Briant, ia hanya menjawab ucapan terima kasih itu dengan gerakan kelopak matanya yang terpejam sejenak.

Melihat interaksi Thena dan Briant, membuat Ismail mengulas senyum tipis lalu kemudian ia pun pamit pergi dan membiarkan Thena dan Briant berduaan saja.

Hening seketika melingkupi keduanya. Briant sibuk menusuk beef steak yang sudah dipotong dadu oleh Ismail itu dengan menggunakan garpu, lalu memadukannya ke dalam mulutnya. Ia terlihat kesusahan mengunyah dengan rahang yang bengkok, sehingga Thena lebih memilih fokus pada Beefsteak di piringnya daripada harus menatap ke arah Briant.

Ia takut Briant tersinggung dengan tatapan matanya.

"Apa Mak sama Abah udah makan? Apa mereka sedih pas denger aku dijual?" gumam Thena pelan, bertanya pada dirinya sendiri.

Ditatapnya Beefsteak yang sudah dipotong dadu oleh Surti itu dengan tatapan nanar, lalu Thena meletakkan garpunya disamping piring.

Selera makannya mendadak hilang.

"Aku makan daging sapi di sini, tapi Mak sama Abah makan apa di rumah? Apa bahkan mereka gak makan lagi hari ini?" suara Thena kembali bermonolog.

Susan dan Abimanyu yang merupakan orang tua kandungnya Thena hanyalah buruh pemetik daun teh. Bayaran yang diberikan pun tidak seberapa dibandingkan dengan perjuangan mereka yang harus rela, ketika telinga mereka jadi setengah tuli karena harus mendengar deru mesin setiap kali mengantarkan hasil petikan daun teh-nya ke pabrik pengolahan.

Kadang gaji hariannya hanya 15-20 ribu saja, tidak cukup untuk bayar kontrakan ataupun makan sehari-hari.

Tak lama kemudian, Thena tersadar dari lamunannya, ketika secarik kertas note digeser ke arahnya.

'Apa kamu menemaniku makan hanya untuk melamun?'

Begitulah kira-kira kalimat yang tertulis di note, terasa menunjukkan emosi marah, ketika dibaca, membuat Thena bergegas menulis permintaan maafnya di kertas note yang sama, lalu mengembalikannya pada Briant.

'Maaf tuan. Tiba-tiba saja kepala saya pusing,' tulis Thena berbohong.

Karena takut Briant marah karena merasa tersinggung dengan sikapnya yang tidak memakan makanannya, Thena pun segera menyuapkan sepotong daging sapi itu ke dalam mulutnya dan segera menikmati makanannya dengan tenang.

Related chapters

  • Menikahi Pria Lumpuh   8. Membiasakan Diri

    Dengan hati-hati, Ismail mendorong kursi roda Brian untuk masuk ke dalan kamar mandi lalu kemudian ia pun membiarkan Brian di dalam kubikel shower.(Keluarlah. Aku bisa sendiri,) ucap Brian dengan bahasa isyarat."Baik tuan," sahut Ismail dengan ucapan verbal, lalu kemudian mengangguk untuk memberikan tanda pada Brian bahwa dia mengiyakan perintah majikannya itu.Tanpa menunggu lama, Ismail pun melenggang pergi keluar dari kamar mandi dan menutup kembali pintunya dengan rapat-rapat.Tak ada yang perlu Ismail khawatirkan karena kamar mandi itu sudah dirancang khusus untuk menyesuaikan dengan kondisi fisik Brian yang tak sempurna.Sementara itu, sepeninggalnya Ismail, Brian perlahan menggerakan dagunya dan membuatnya kembali ke posisi normalnya.Perlahan, Brian memijat rahangnya yang terasa pegal karena harus mempertahankan posisi bengkoknya untuk waktu yang lama."Aku harap semua sandiwara melelahkan ini bisa segera berak

    Last Updated : 2024-01-25
  • Menikahi Pria Lumpuh   9. Belenggu Brian

    Sudah hampir sepekan Athena terkurung di dalam kamar ini, kamar mewah bernuansa putih di karpet lembutnya, di ranjang, juga di semua furniture-nya.Kamar ini dibuat dengan ukuran yang sangat luas dan bahkan melebihi ukuran rumah bedeng yang ditinggali oleh Athena dengan Bima. Namun, sekaligus kemewahan yang ia dapatkan di rumah mewah milik Brian ini, tetap saja Athena tak merasa bahagia.Surti setengah jam yang lalu masuk, membawa nampan makanan, meletak- kannya di meja. Lalu tanpa berkata apa-apa pergi dan mengunci kembali pintu itu dari luar.Dan selama setengah jam yang panjang itu pula, Athena mencoba setengah mati untuk tidak melirik pada nampan yang sangat meng- goda itu. Perutnya keroncongan, dan dia merasa haus. Dia belum makan dari siang karena berpikir untuk membuat dirinya kelaparan. Setidaknya, ia lebih memilih mati karena kelaparan daripada harus dijadian pelacur atau dijual ke pria hidung belang.Aroma makanan itu terasa begitu menggoda,

    Last Updated : 2024-01-25
  • Menikahi Pria Lumpuh   10. Hukuman Athena

    Athena dikurung di kamarnya dengan pintu yang sengaja dikunci dari luar oleh Surti. Dua orang pengawal bahkan berjaga di sana, tak membiarkan satu celah pun bisa membuat Athena kembali kabur."Di mana dia? Terus dokternya bagaimana?" tanya Ismail pada Surti dengan wajah dinginnya."Di dalam kamar, sudah di amankan. Bu dokter udah aku bayar. Udah aku bebaskan dan dibiarkan pulang," jawab Surti memaparkan.Ismail meremas kantong obat yang dibawanya itu, lalu dengan emosi dia masuk dengan kasar ke kamar Athena untuk sekadar melayangkan tatapan tajamnya pada Athena yang terduduk menangis di tepi tempat tidurnya."Kenapa kamu berbuat begitu, Nona? Padahal hanya tinggal duduk manis dan diam merasakan semua kemewahan ini saja, tapi tetap membantah? Ckckck... apa kemewahan ini masih kurang?" cibir Ismail.Athena diam.Ia tak berani menjawab, sehingga yang dilakukannya saat ini hanya menangis terisak-isak, tak mampu mengeluarkan barang sa

    Last Updated : 2024-01-26
  • Menikahi Pria Lumpuh   11. Percobaan Bunuh Diri

    Jelas satu kampung gempar. Mereka membicarakan Bima yang tiba-tiba bisa beli rumah di kota, dan bisa beli berbagai macam barang elektronik yang bahkan sebelumnya sangat mustahil bisa dibeli oleh Bima. Naasnya, kabar ini juga sampai ke telinga Athena dengan Ismail yang lebih dulu memulai pembicaraan. "Bima menikah bulan depan dengan calonnya yang bernama Ayu, Nona Athena pun harus segera mempersiapkan diri. Nona akan segera menikah dengan tuan Brian," kata Ismail tanpa tedeng aling-aling. Tidakkah Ismail tahu bahwa saat ini hati Athena sedang berdarah-darah? Suaminya akan menikah lagi dengan perempuan lain setelah dia menjualnya! Mata Athena sudah berlinangan air mata. Ia ingin sekali menyalahkan takdir hidupnya. Kenapa? Kenapa Athena harus hidup semenyengsarakan ini?! "Jangan bersedih lagi hanya untuk mantan suamimu, Nona Athena. Dia sudah tidak berhak mengusik ketenangan hidup Nona, walau sekedar dalam pikiran." Suara Ismail kembali

    Last Updated : 2024-01-26
  • Menikahi Pria Lumpuh   12. Tangguh

    "Kamu mau apa? Emas atau baju baru? Biar aku belikan," tawar Bima pada Ayu– si kembang Desa yang pernah jadi mantan kekasihnya. Kembang desa yang sejatinya tetap Athena, dan itu tidak bisa ditampik lagi. Hanya karena Athena sudah menikah dan Ayu masihlah seorang gadis, posisinya jadi tergeser. "Emang kalo aku mau emas, mas Bima mau beliin?" tanya Ayu dengan suara manja yang dibuat-buat. "Tentu. Kamu mau apapun pasti aku beliin, karena aku sekarang punya banyak uang. Kamu mau kan nikah sama aku?" tanya Bima seraya menjawil dagu Ayu. Ayu tersenyum senang, terlihat menunduk malu-malu dengan kedua pipinya yang tiba-tiba bersemu merah. "Iya, aku mau." Ayu menjawab tenang. "Tapi, mas... Athena gimana? Athena masih istri kamu, kan? Aku gak mau kalo dijadiin istri ke dua." Bima terkekeh geli. "Tenang, sayang... aku sama Athena udah bercerai secara agama, jadi kita bisa menikah bulan depan dengan lancar." Pernyataan Bima m

    Last Updated : 2024-01-27
  • Menikahi Pria Lumpuh   13. Sandiwara Brian

    Brian sudah mengubah posisinya ke posisi awal, ketika akhirnya dia meraih lonceng dan membunyikannya. Ia bahkan berpura-pura membangunkan Athena, untuk mengurangi kecurigaan Ismail ketika melihat Athena yang berbaring di tempat tidurnya. (Coba periksa dia, Ismail. Tiba-tiba saja dia terbaring seperti ini,) kata Brian pada Ismail. Ismail mengernyit bingung dan buru-buru mengarahkan jemarinya untuk memeriksa denyut nadi di leher dan pergelangan tangan Athena. "Nona Athena hanya tidur, tuan," ujar Ismail seraya mengabarkan hal itu menggunakan bahasa isyaratnya. (Kenapa tiba-tiba?) "Karena tadi saya minta resep obat tidur demi kesehatan Nona Athena dan mungkin sekarang obatnya mulai bekerja, apa sekarang saja saya pindahkan Nona Athena ke kamarnya?" tanya Ismail, masih dengan ucapan yang diiringi dengan gerakan bahasa isyaratnya. Brian menggeleng pelan. (Gak perlu. Biarkan dia di sini saja dulu,) sahut Brian datar.

    Last Updated : 2024-01-27
  • Menikahi Pria Lumpuh   14. Harus Tegar

    "Hai Athena!" teriak Ayu dengan sengaja menyapa Athena yang saat itu hendak berbalik pergi dari area pakaian wanita. "Jangan dilihat," kata Ismail mengingatkan. "Aku baik-baik aja, pak." Tanpa mengindahkan perintah Ismail, Athena berbalik dan menatap datar ke arah Bima dan Ayu yang berjalan bergandengan tangan menghampirinya. "Kamu apa kabar? Tapi kayaknya baik-baik aja ya?" tanya Ayu yang bahkan tidak perlu memerlukan jawaban sama sekali. Perempuan itu tersenyum pongah, mencibir keadaan Athena yang dijual bagaikan barang kepada pria cacat. Athena tidak menjawab. Ia memilih bungkam dan menatap tanpa ekspresi ke arah Bima yang terlihat tak merasa berdosa sama sekali saat bertemu dengan Athena. Bahkan, untuk permintaan maaf demi remeh temeh pun, Bima tidak sudi mengucapkannya. "Kenapa Bima? Sepertinya kamu sedang menikmati uangmu," cibir Ismail menyahut tiba-tiba. Ismail tersenyum miring, sementara Bima malah mendengus kasar dan menatap Athena dan Brian secara bergantian. "Tentu

    Last Updated : 2024-01-28
  • Menikahi Pria Lumpuh   15. Hadiah Mengerikan

    "Ada tamu," ucap Ayu pada Bima yang sedang mengancingkan kemejanya setelah percintaan panasnya dengan Ayu selesai. Ya, memang belum menikah, tapi Bima dan Ayu melakukannya atas dasar suka sama suka dan juga mereka beranggapan tidak ada salahnya melakukan hubungan intim lebih dulu karena toh mereka sebentar lagi menikah. "Siapa?" tanya Bima lalu merangkul pinggang Ayu dengan mesra dan menariknya untuk mendekat sampai tubuh mereka pun saling merapat. Di detik itu juga Bima mendaratkan ciuman ringan di bibir dan pipi Ayu. "Itu, Abah sama Emaknya si Athena," papar Ayu. Ia mengarahkan jari telunjuknya untuk membebelai pipi, rahang dan bibir Bima. "Mau ngapain mereka ke sini?" tanya Bima lagi. "Mana aku tahu," jawab Ayu mengangkat bahunya ringan. "Ya sudah, aku temuin mereka dulu. Kamu jangan kemana-mana, kamu belum makan." "Iya. Aku bakal nungguin kamu di sini aja," sahut Ayu dengan ceria, lalu duduk di tepi ranjang milik Bima yang kini sudah diganti dengan kasur empuk. Rumah Bima

    Last Updated : 2024-01-28

Latest chapter

  • Menikahi Pria Lumpuh   113. Balas dendam pertama

    Hari Senin pagi, Athena begitu semangat melangkahkan kakinya memasuki lift VIP khusus para eksekutif perusahaan.Hari ini sangat menyenangkan bagi Athena karena ia berangkat bekerja diantar oleh Reza. Pria itu bahkan datang pagi-pagi sekali untuk sekadar menjemput Athena. Bahkan,Reza begitu telaten menyuapi Valerie, membuat Athena merasa benar-benar punya pasangan yang cocok untuk dirinya dan ayah yang baik untuk anaknya."Morning, Bu Aleah. Anda sepertinya sangat ceria hari ini, tidak seperti biasanya." Suara Brian menyapa.Sontak, saat itu Athena menoleh ke belakang, untuk sekadar mendapati Brian yang tersenyum tipis ke arahnya.Ah, sial memang. Saking larutnya dalam rasa senang, Athena bahkan sampai tidak melihat keberadaan Brian.“O-Oh… morning pak Brian,” sahut Athena sedikit terbata. Ia berdeham sejenak sebelum akhirnya ia menetralkan raut wajahnya kembali menjadi terlihat tanpa ekspresi."Diantar oleh suami, bu?" ta

  • Menikahi Pria Lumpuh   112. Kencan pertama

    You Hate When People See You Cry Because You Want To Be That Strong Girl. At The Same Time, Though, You Hate How Nobody Notices How Torn Apart And Broken You Are.(Anonymous)***“Baba, pon unyi.” (Papa, handponenya bunyi.) Suara menggemaskan itu terdengar, disusul dengan langkah kecil Valerie yang datang menghampiri Andreas dengan sebuah ponsel yang digenggam erat oleh tangan mungilnya.Andreas dan Athena yang saat itu sedang duduk di ruang tamu membicarakan soal bisnis pun akhirnya menoleh ke arah Valerie yang berjalan sedikit limbung ke arah mereka.“Oh, iya beneran bunyi. Makasih ya?” Andreas menyahut senang seraya meraih tubuh mungil Valerie untuk duduk dipangkuannya.Ia mengambil ponselnya dan menerima panggilan itu untuk beberapa saat, sebelum akhirnya padangdan matanya tertuju ke arah Athena.“Ada apa?” tanya Athena.Andreas tak langsung menjawab. Ia menutup lubang spiker

  • Menikahi Pria Lumpuh   111. Penerimaan

    "Kak Andre," panggil Athena ragu. Ia bersandar pada daun pintu ruang praktek Andreas di klinik pria itu.“Ada apa?” sahut Andreas bertanya, setelah ia selesai membungkus semua obat-obatan racikannya.“Eng… itu… aku mau tanya… apa dokter Reza… suka ngerayain ulang tahun?” tanya Athena dengan suara yang sedikit terbata-bata.Mendengar itu, Andreas pun seketika mengulum senyumnya dan berbalik menatap Athena dengan kedua alis yang sengaja naikkan sebelah, berniat menggoda Athena.“Apa ini artinya kamu mau memberikan lampu hijau pada penantian Reza selama ini?”Athena menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia tiba-tiba saja merasa malu dan canggung kalau harus mengakui niatannya.“Eng.. iya, aku pikir kata-kata kakak juga ada benernya. Mulai dari hari ini aku mau buka hati aku buat dokter Reza. Apa kakak tahu di mana dokter Reza biasanya ngerayain ulang tahun?”

  • Menikahi Pria Lumpuh   110. Quarter life crisis

    “Minum obat anda, tuan.” Suara Ismail menegur Brian yang masih saja keras kepala tak mau meminum obatnya sama sekali.Brian masih tetap memilih terus berbaring lemah di atas tempat tidurnya, sambil terus mendiamkan demam menggorogoti tubuhnya lebih lama lagi.“Berhenti mengoceh, Ismail. Suaramu membuat kepalaku makin sakit,” protes Brian seraya menarik selimutnya sampai menutupi seluruh kepalanya.“Tuan, kan, harus mengurus perusahaan. Belum lagi proyek bersama perusahaan Hilton. Kalau anda masih terbaring lemah seperti ini, bu Aleah Dominique pasti akan marah besar. Anda tahu sendiri bagaimana murkanya beliau seperti apa?"Brian diam. Ia enggan menjawab ucapan Ismail dan memilih tetap memejamkan matanya.Pada akhirnya Ismail hanya bisa menghela napas berat dan mengembalikan botol pil obat anti depresan juga obat demam Brian itu ke dalam laci nakas."Ah, ternyata tuan sudah tak punya semangan hidup. Padahal saya

  • Menikahi Pria Lumpuh   109. Kakak laki-laki

    "Brian Atmaja bercerai," ucap Andreas membaca headline dari berita online yang ia baca di ponselnya. “Ckckck... jaman sekarang berita perceraian orang-orang kaya lebih banyak dimuat di media berita, darpada informasi saham atau apapun yang lebih pending,”lanjutnya berkomentar.Sementara Athena tampak termenung mendengar kabar itu. Entah ia harus bereaksi seperti apa. Sebab, untuk sekadar bergembira pun ia tak mampu. Hatinya sudah terlanjur kosong untuk sekadar memberikan reaksi soal Brian.“Kamu gak mau ketawa gitu?” tanya Andreas seraya menoleh ke arah Athena.Athena menggeleng cepat.“Gak deh makasih. Gak peduli juga hidup mereka berantakan atau apa pun juga, kecuali kalo mereka sengsara karena perbuatanku, barulah aku senang." Sudut bibir Athena berkedut, menyunggungkan senyum miring untuk beberapa saat.Andreas terbahak, lalu mengulurkan tangannya untuk sekadar mengusap gemas puncak kepala Athena.&ldq

  • Menikahi Pria Lumpuh   108. Biarkan aku mengetuk hatimu

    Tak ada banyak yang aku harapkan.Cukup dengan melihatmu setiap pagi menyajikan senyum dan ucapan selamat pagi tiap kali aku bangun tidur pun, aku sudah bahagia.Ah, andai semua harap tentangmu bisa jadi nyata, Aleah.(Reza Zanuardi)***"Atas nama ibu Aleah Dominique?" suara seorang kurir langsung menyapa begitu Athena membuka pintu mansion Andreas.Bukannya langsung menjawab, Athena justru mengerutkan keningnya bingung dengan segala tanya di kepala-Dia tahu alamat ini dari mana? batin Athena.“Ya, saya sendiri. Ada keperluan apa?”tanya Athena akhirnya, alih-alih menanyakan pertanyaan yang sebelumnya sempat terlintas di kepalanya.“Oh, ini ada kiriman bunga dan kotak hadiah untuk ibu Aleah Dominique atas nama pengirim Reza Zanuardi,” jawabnya ringan seraya mengulurkan rangkaian bungan mawar-bunga baby birth dan tulip ungu itu kepada Athena.Sedangkan Athena sudah

  • Menikahi Pria Lumpuh   107. Keputusan besar

    "Aku gak mau pisah, please...." Mona bersimpuh di kaki Brian. "Aku bisa dihukum mati kalo orang tuaku tahu aku hamil sama orang lain."Surat gugatan cerai itu sudah Brian berikan pada Mona. Sudah ia tanda tangani juga, dan hanya tinggal menunggu Mona untuk menanda tanganinya juga, tapi perempuan itu malah membuat segalanya jadi terhambat."Jangan mempersulit keadaan, Mona. Tanda tangani saja," tukas Brian yang tak memperdulikan bagaimana Mona begitu memohon dengan sungguh-sungguh kepadanya.Perempuan itu bahkan memeluk erat kaki Brian dan tak melepaskannya sekalipun sudah beberapa kali Brian melepaskan tautan tangan Mona dari sana."Aku hamil Brian, jangan ceraikan aku. Kalo kita cerai aku harus gimana? Anakku pasti akan hidup tanpa ayah, Brian. Aku mohon... jangan ceraikan aku."Dengan wajah yang berurai air mata, Mona mendongak menatap Brian dengan tatapan memelas. Ia memohon belas kasihan Brian.Helaan napas berat kemudian terdengar dari

  • Menikahi Pria Lumpuh   106. Usaha Reza

    "Ngapain?" ketus Athena saat mendapati Reza dan sepeda motornya yang sudah terparkir di depan pintu keluar lobi kantor.Namun, seolah tak terpengaruh dengan wajah dingin dan ucapan Athena yang ketus, Reza justru memamerkan senyum manisnya pada Athena.“Bukan apa-apa sih. Tadi,aku isi bensinnya full tank. Jok belakang juga kosong,kayaknya seru kalo bonceng kamu,” ujar Reza dengan senyuman manis yang tak pernah sekalipun luntur dari wajahnya, menciptakan dua lesung pipit yang terlihat tak kalah manis menghiasi kedua pipinya.Sial memang.“Saya nunggu kakak saya datang jemput,” sahut Athena menolak secara halus. Ia memalingkan wajahnya ke arah lain,menghindari untuk melihat betapa senyuman manis Reza yang benar-benar mengganggunya.“Andreas ada jadwal OP di rumah sakit, jadi gak mungkin jemput.”“Nanti pasti sebentar lagi pak Lukman bakal jemput ke sini,” kata Athena masih terus mengutarakan

  • Menikahi Pria Lumpuh   105. Testpack

    "Tuan tadi kelihatan dingin pada nona Aleah, kenapa?" tanya Ismail begitu ia selesai membantu Brian untuk merebahkan dirinya ke atas tenpat tidur."Karena dia bukan Athena," jawab Brian ringan. "Dia mirip Athena, makanya aku ingin terus melihatnya. Tapi, setelah Athena ditemukan, aku gak lagi mau melihat Aleah. Aku sudah punya tempat tujuan ke mana aku harus melepas rinduku pada Athena," lanjutnya.Mendengar jawaban itu, Ismail pun mengangguk-nganggukan kepalanya."Silakan minum obatnya," ucap Ismal seraya mengulurkan obat anti depresan untuk Brian.Ya, depressi Brian kembali parah setelah ia sangat terpukul dengan penemuan mayat Athena dan Valerie."Aku gak mau minum obat." Brian mendorong pelan uluran tangan Ismail, menghalaunya agar tak memberikan obat itu lagi."Tapi, sakit tuan bisa makin parah kalau gak minum obat.""Aku ingin mati, Ismail... aku cuma ingin pergi," racau Brian membuat Ismail seketika menghembuskan napas be

DMCA.com Protection Status