Home / Romansa / Menikahi Mantan / Dua Kata Sakral

Share

Menikahi Mantan
Menikahi Mantan
Author: CEAVEN

Dua Kata Sakral

Author: CEAVEN
last update Last Updated: 2024-06-11 21:52:24

DUA KATA SAKRAL

"Jasmine tolong berhenti balapan, Sayang!"

Kata-kata larangan sang bunda untuk Jasmine kembali terngiang.

Namun, gadis itu tetap pergi setelah mengiyakan permintaan sang bunda membawa dua orang bodyguard bersamanya.

Di pertandingan balapan kali ini, tidak ada yang tahu selain penyelenggara jika salah satu peserta mereka adalah seorang wanita.

Jasmine memang sengaja menutupi identitasnya. Semua mudah dengan uang, semua yang Jasmine butuhkan terpenuhi.

Seruan penonton di arena balap motor sport begitu bergemuruh, memberi semangat pada jagoan mereka masing-masing.

Jasmine yang sudah lama tidak balapan hari itu tidak kalah bersemangat kala terjun dalam sirkuit balapan.

Jasmine yang kembali di minta sang bunda untuk menikah, memilih menyalurkan rasa kesalnya pada hobi balapnya.

Mau secara langsung menolak permintaan sang bunda, gadis itu nyatanya tidak sanggup mengutarakan. Sebab sampai detik ini pun dirinya belum juga memiliki sosok untuk ia jadikan sandaran hati, di kala suka maupun duka seumur hidupnya.

"Alan ...."

"Alan ...."

"Alan ... kamu yang terbaik!"

Seru penonton yang dominan pada sebuah nama yang mungkin memang seorang winner di pertandingan balap motor belakangan ini.

Jasmine tidak mengenal sosok Alan itu, maka ia lebih memilih untuk tidak memperdulikannya.

Jasmine yang baru tiba di sirkuit setelah mengetahui hari ini ada pertandingan balap motor sport itu, memilih fokus pada kepuasan hati menyalurkan hobinya di lintasan balap motor kali ini.

"Nona berhati-hatilah!"

Suara salah seorang bodyguard wanita, yang terlibat percakapan di antara keduanya beberapa menit lalu.

"Kamu, sudah ketularan bawel seperti bunda."

Jasmine terkekeh seorang diri kala teringat kembali ocehan sang bodyguard wanita itu.

Beruntung saat tengah meraung-raungkan suara motor sportnya kali ini, Jasmine sudah menggunakan pakaian savety balapan yang lengkap dengan helm full face miliknya. Sehingga saat ia tersenyum atau bahkan tertawa sekalipun, tidak ada yang akan menyadari wajah cantiknya.

"Maaf, Nona. Saya hanya khawatir pada keselamatan Anda. Selama beberapa bulan terakhir ini, Nona sudah tidak lagi balapan atau hanya sekedar berlatih," ungkap sekretaris pribadinya. Sekretaris itu nyatanya tidak kalah khawatir dari sang bodyguard wanita tadi.

"Kamu, tidak perlu terlalu khawatir, Gina. Meski sudah lama tidak balapan. Insting pada hobi balapku ini masih sangat kuat untuk bisa menang di pertandingan kali ini,'" sahut Jasmine pada angin.

Jasmine memang bertekad di balapan kali ini untuk bisa memenangkan pertandingan. Meski ada sedikit kekhawatiran seperti yang sekretarisnya tadi utarakan.

Sebab memang benar adanya, dirinya sudah terlalu lama vakum tidak balapan atau sekedar berlatih saja pun tidak pernah. Namun, demi melampiaskan rasa kesal, kali ini ia harus bisa menang.

Brum ... brum ... brum ....

Jasmine menarik pedal gas motor sport miliknya untuk sedikit pemanasan berkeliling sirkuit sebelum melakukan balapan sungguhan.

Motor sport berwarna hitam dof keluaran Ducati kesayangan jasmine itu nyatanya mampu membuat Jasmine terlihat berkali-kali lebih keren.

Cukup satu kali putaran saja Jasmine melakukan pemanasan dengan motor sport kesayangannya itu, mengelilingi sirkuit yang akan di gunakan balapan kali ini.

Beberapa menit kemudian, lampu kuning sudah menyala, sebagai tanda persiapan para peserta menempati posisi balapan yang telah ditentukan melalui nomor undian.

Jasmine berada di urutan ke dua saat mengambil undian posisi start tadi.

Sedang urutan pertama terlihat Alan dengan pesonanya bertengger di sana.

Semua peserta balapan kini lengkap berada di posisi masing-masing. Lampu hijau menyala bersamaan dengan bendera yang dibawakan seorang race flag girl mengibarkan bendera bermotif catur sebagai tanda balapan telah di mulai.

Brem ... brem ... brem ....

Suara bising mesin motor sport saling bersahutan, mereka lepas landas serempak.

Alan nampak memimpin balapan masih sama bertengger di posisi terdepan seperti saat start.

Sedang Jasmine terlihat saling berebut posisi kedua dengan pembalap yang tadi berada di posisi ke tiga saat start di belakangnya.

"Ayo Jasmine, Lo harus bisa," ucap Jasmine menyemangati dirinya sendiri.

Bremmmm ....

Dengan kelincahan yang Jasmine miliki, gadis itu berhasil merebut posisi ke dua. Posisi pembalap ke tiga berjarak semakin jauh, lebih jauh dan akhirnya tertinggal cukup jauh dari Jasmine yang terus memacu pedal gas motor sportnya.

"Yess!"

Jasmine terus memacu gas motor di tangannya lagi dan lagi seolah tiada rasa takut demi sebuah ambisi kemenangan.

Setelah putaran ke tiga Jasmine berhasil menyusul pembalap yang berada di posisi ke satu.

"Nah, itu dia," gumam Jasmine.

Kini dua pembalap yang berada di posisi paling depan saling menyalip untuk mendahului.

Alan terlihat kesulitan melawan kelincahan pembalap yang bersaing dengannya itu.

Meski begitu Alan tentu tidak mau mengalah begitu saja.

Posisinya sebagai winner di beberapa kali balapan belakangan ini harus kembali dirinya pertahankan.

"Siapa, Dia? Dari motornya terlihat asing," celoteh Alan dalam hati. Ia mengira Jasmine adalah pembalap baru karena baru sekali ini melihatnya.

Padahal pada kenyataannya Jasmine justru pembalap lama yang beberapa bulan terakhir absen dari sirkuit balapan.

Untuk putaran ke empat, Alan memasang trik membiarkan Jasmine memimpin dengan jarak tetap dirinya jaga mengekor di belakang Jasmine.

"Yes, berhasil! Sekarang tinggal pertahankan posisi. Satu putaran terakhir gue yang jadi Winner," gumam Jasmine. Gadis cantik itu penuh percaya diri di balapan kali ini dirinya yang akan menempati posisi pertama sampai akhir.

Namun, ternyata setelah masuk putaran terakhir, lawan Jasmine yaitu Alan mulai menunjukan kemampuan balapannya.

Jasmine dan Alan bertarung sengit saling mendahului untuk memperebutkan posisi pertama. Hingga di 500 meter terakhir di mana posisi Jasmine masih memimpin. Alan dengan kecepatan penuh menarik pedal gas motor sport miliknya, melesat bak kilat mendahului Jasmine.

Jasmine justru terkejut saat Alan menyalip bak kilat tadi. Ban bagian depan motor sport Jasmine tergelincir ke pasir, bahkan parahnya gadis itu justru kehilangan keseimbangan hingga motor sport yang Jasmine kendarai ikut terpelanting ke pasir sepenuhnya.

Sorak gemuruh penonton menyambut kemenangan Alan seketika berubah menjadi teriakan histeris, kala kecelakaan motor sport tanpa diduga terjadi di detik-detik terakhir menuju kemenangan sang winner.

Motor sport yang Alan kendarai pun tinggal beberapa meter lagi mencapai garis finis. Namun, pria itu memilih memutar balik laju motornya kala menyadari terjadi kecelakaan pada pengendara yang baru saja ia salip itu.

Kecelakaan motor sport yang terjadi dengan jarak hanya seratus meter dari posisi kemenangan Alan membuat pria itu dengan cepat sampai di titik kecelakaan terjadi.

Alan memarkir motor sport miliknya di aspal sirkuit. Pria itu berlari dengan setengah sempoyongan, setelah berkendara dengan kecepatan tinggi menghampiri korban yang tak lain adalah Jasmine.

Saat Alan sampai di posisi Jasmine. Gadis itu masih setengah sadar dalam posisi tergeletak tak berdaya. Beruntung helm yang dipakai tidak terlepas dari kepala. Sehingga kemungkinan cidera kepala tipis terjadi. Tubuh Jasmine yang masih terbungkus baju savety juga belum terlihat ada luka yang parah di sana.

Dengan sigap Alan memangku kepala korban kecelakaan yang ia kira adalah seorang laki-laki.

"Maaf, aku izin membuka helm Kamu."

Alan kemudian membuka helm yang Jasmine kenakan tanpa menunggu jawabannya terlebih dahulu.

Srettt ....

Helm full face yang Jasmine kenakan pun kini telah terbuka. Rambut panjang Jasmine yang tadi tersembunyi di balik helm kini ikut terurai indah menyempurnakan wajah cantiknya.

Alan hampir reflek bangkit menghindarkan kepala Jasmine dari pangkuannya. Namun, tangan Jasmine berhasil menahan pergerakan reflek Alan.

"Menikahlah denganku."

Jasmine jatuh pingsan setelah mengucapkan dua kata sakral itu pada Alan. Darah segar dari kepala Jasmine terlihat mengalir di kening putih gadis itu.

Related chapters

  • Menikahi Mantan   Bertemu Kembali

    BERTEMU KEMBALI"Menikahlah denganku."Jasmine jatuh pingsan setelah mengucapkan dua kata sakral itu pada Alan. Darah segar dari kepala Jasmine terlihat mengalir di kening putih gadis itu."Hei, Kamu bangun!"Alan menggoncang berkali-kali tubuh wanita yang masih ada di pangkuannya itu. Namun, nihil wanita itu sama sekali tidak merespon.Tanpa berpikir untuk berteriak meminta pertolongan Alan lekas membopong tubuh Jasmine menuju mobil ambulans yang memang sudah tersedia di sana.Beruntung setiap balapan berlangsung memang selalu tersedia mobil ambulans lengkap dengan alat medis pertolongan pertama, sebagai wujud antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi seperti kali ini."Tolong, cepat!" seru Alan. Pria itu terlihat panik bukan main dengan tubuh Jasmine yang masih berada di gendongannya. Dengan langkah gontai pria itu berlari membawa gadis yang belum ia ketahui namanya itu mendekat pada dua petugas sirkuit yang membawa tandu darurat.Kini Jasmine terkulai tak berdaya dalam ambul

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menikahi Mantan   Gadis Yang Dirindukan

    GADIS YANG DIRINDUKAN"Mimi ... jika itu sungguh kamu. Aku merasa sangat bahagia bisa bertemu denganmu kembali seperti ini."Alan terus meracau berbicara meski hanya didengar angin. Antara terharu karena dipertemukan kembali, juga sedih mengingat kisah cintanya pernah kandas tanpa penjelasan.Alan duduk di bangku samping hospital bed yang tersedia. Meraih tangan Jasmine, mengusap lembut punggung tangan gadis yang baru bertemu kembali dengannya itu.Padahal selama ini Alan selalu menjaga pandangan dari wanita manapun. Namun, dengan Jasmine, Alan seolah lupa segalanya saat ini. Pergerakan yang ia lakukan ibarat insting dengan naluri yang begitu saja terjadi.Entah bagaimana bisa? Alan yang terkenal angkuh dan dingin pada wanita manapun. Detik ini tengah menangis di samping gadis yang baru ditolongnya itu.Waktu terus berlalu. Kesunyian kamar rawat Jasmine seolah menjadi saksi bisu kebahagiaan Alan yang tidak bisa pria itu utarakan dengan kata-kata.Akhirnya merasa lebih tenang. Alan

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menikahi Mantan   Menjadi Pusat Perhatian

    MENJADI PUSAT PERHATIAN" Kamu siapa?" tanya Jasmine pada Alan.Saat melihat Alan, Jasmine sebenarnya mengingat sosok Alan yang menolongnya saat kecelakaan waktu itu. Jasmine juga mengingat ucapannya dirinya ketika reflek mengajak Alan menikah, sebelum pingsan.Dua kata sakral yang pernah Jasmine ungkapkan murni diucapkan sebab kemunculan Alan yang mirip dengan mantan kekasihnya dahulu. Bohong jika Jasmine bilang sudah hilang rasa, nyatanya baru melihat pria yang mirip dengan masa lalunya saja langsung mengajaknya menikah.Saat ini Jasmine terpaksa memilih berpura-pura lupa ingatan. Dirinya tidak mungkin bisa menahan malu, jika ketahuan kemarin dalam keadaan setengah sadar telah mengajaknya menikah.Jasmine sebenarnya tidak menyangka juga dipertemukan kembali dengan pria yang mirip mantan kekasihnya itu di sirkuit balapan motor sport. Jasmine mengira nama Alan yang di koar-koarkan penonton di arena balapan saat itu bukanlah Alan mantan kekasihnya.Alan mematung mendengar pertanyaa

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menikahi Mantan   Tempat Favorit

    TEMPAT FAFORIT" Pria mana lagi yang kamu kencani, Mimi? Berita kamu lagi-lagi menjadi trending topik di media sosial."Gina memberikan iPad di tangannya pada Jasmine. Membiarkan gadis itu melihat berita tentang dirinya." Aku nggak sengaja ketemu dia kemarin di sirkuit! Dan jelas pertemuan kita kemarin bukan kencan Gina. Kita sedang latihan balapan," terang Jasmine.Jasmine tidak menyangka pertemuan tidak sengaja dirinya dan Alan itu bisa tertangkap Paparazzi. Bagaimana entah dirinya nanti akan menjelaskan pada Alan tentang berita ini. Jasmine khawatir Alan akan tidak nyaman sebab berita itu. Segera Jasmine mencari ponsel miliknya untuk meminta maaf. Namun, sangat kebetulan sekali ketika ponsel itu ditemukan terdapat notifikasi panggilan masuk dari Alan." Aku baru mau telfon kamu," cicit Jasmine pada Alan di seberang sana."Kenapa ?" tanya Alan.Jasmine bukan langsung menjawab justru bertanya kembali pada Alan. " Kamu sendiri telepon ada apa?" " Ladies first!" titah Alan. Pria itu

    Last Updated : 2024-06-11
  • Menikahi Mantan   Bayangan Kematian

    " Di sini tempat ternyaman. Selain pemandangan hijau dedaunan, bunga-bunga yang indah juga bantu bikin mood langsung happy lagi setelah suntuk dengan pekerjaan."Lagi-lagi Alan hanya fokus pada setiap pergerakan Jasmine tanpa berkomentar. Alan bahkan reflek langsung memeluk gadis itu saat ini. Alan sangat merindukan Jasmine.Jasmine yang kaget tentu reflek ingin melepaskan diri dari pelukan Alan. " Sebentar saja," racau Alan.Jasmine tidak mengindahkan permintaan Alan, gadis itu terus berontak meminta dilepaskan." Mimi, sebentar saja! 30 detik izinkan aku memelukmu!"Jasmine yang mendengar Alan memanggilnya Mimi sontak kaget dan bingung, " apa dia tahu selama ini aku pura-pura lupa ingatan?" tanya Jasmine dalam hati.Meski begitu Jasmine tidak ingin tahu lebih lanjut. Gadis itu memilih melanjutkan aktingnya, dan menganggap barusan ia baru saja salah dengar." Aku kangen," racau Alan, lagi.Pria itu akhirnya mengurai pelukannya pada Jasmine." Aku nggak salah dengar? Kamu kangen ak

    Last Updated : 2024-06-14
  • Menikahi Mantan   Tawa Di Atas Duka

    " Alan, aku mau ikut mereka pulang saja! Aku nggak mau sendirian."Jasmine terlihat kalut kali ini. Alan yang melihat keadaan gadis itu ikut merasa terpukul atas apa yang menimpamya."Kamu ada aku! Kamu tidak pernah sendiri."Alan membawa Jasmine kedalam pelukannya. Alan usap punggung rapuh gadis itu naik turun, berharap bisa memberikan sedikit ketenangan di sana.Sedang di hadapan Jasmine dan Alan terlihat dua pasang orang terakhir meninggalkan makam tanpa berpamitan. "Kita pulang juga, yuk!" Alan mencoba membujuk Jasmine pulang. Namun, gelengan saja yang pria itu dapat."Hari sudah mulai petang. Kita bisa berkunjung lagi besok," bujuk Alan, lagi. Pria itu tidak menyerah membujuk Jasmine. Sampai akhirnya Jasmine mau mengikuti bujukan Alan untuk turut pulang bersama.Alan mengantar Jasmine pulang ke apartemen setelah sebelumnya bertanya. Ya, saat itu Jasmine memang butuh waktu untuk menenangkan dirinya sendiri. Di tinggal pergi kembali oleh orang tua selamanya nyatanya membuat Jasmi

    Last Updated : 2024-06-15
  • Menikahi Mantan   Menyelidiki Yang Janggal

    Kalimat sang wanita menggantung ketika mendengar langkah memasuki ruangan yang terbuka lebar pintunya itu."Siapa kamu sebenarnya? Mengapa terus bersama Jasmine sedari kemarin?"Sang wanita menatap penuh tanya pada Alan yang memasukan ke dua tangan ke saku celana ketika masuk ke sana. Pembawaannya yang tenang membuat Alan berkali-kali lebih tampan, sama sekali tidak merasa terintimidasi oleh suasana yang sedang tegang di sana.Alan bukannya menjawab justru menoleh kearah Jasmine. Jasmine sendiri yang melihat kakak iparnya mengalihkan pembicaraan pun semakin geram kemudian angkat bicara kembali." Kita sedang bicara! Kamu jangan coba mengalihkan pembicaraan, ya!" Protes Jasmine. Gadis itu tidak terima kakak iparnya justru fokus pada Alan.Meski bukan anak kandung dari bunda Fatma, Jasmine lah yang paling dekat keberadaannya sebagai seorang anak semasa hidup Fatma. Dua anak Fatma lainya terlalu sibuk dengan urusan mereka, bahkan sekedar hanya untuk meluangkan waktu menemani makan bersa

    Last Updated : 2024-06-16
  • Menikahi Mantan   Memiliki Alasan Kuat

    "Kita perlu selidiki ini?"Alan menyerahkan botol yang ia temukan itu pada Jasmine. "Ini biasa bunda konsumsi. Kemarin ketika sedang telepon aku, bunda juga bilang baru mau minum vitamin. Tapi setelahnya ...,"Jasmine tidak melanjutkan kalimatnya. Mata yang tadi fokus membaca tulisan di botol obat yang gadis itu bolak-balik, kini beradu tatap dengan Alan."Jangan- jangan!"Alan dan Jasmine berucap serempak. Nyatanya saat ini isi pikiran mereka sama. Segera Alan menghubungi temannya yang bekerja di bagian farmasi. Pria itu yakin temannya akan mengecek dan mendapatkan hasil analisanya lebih cepat dari pada di tempat umum yang harus mengantri terlebih dahulu.Setelah menghubungi teman Alan, dan menyatakan menyanggupi. Alan mengajak Jasmine pergi ke sana bersamanya.Tidak membutuhkan waktu lama bagi Alan sampai di lokasi yang kebetulan berjarak 30 menit saja dari perumahan elit tempat almarhum bunda Fatma tinggal."Apa yang harus gue bantu, bro?" Teman Alan menyapa ketika Alan dan Jasmin

    Last Updated : 2024-06-20

Latest chapter

  • Menikahi Mantan   BONUS ENDING

    "Mau coba cek dulu? Kita berhenti di apotik beli tes pack dulu, ya? Kamu kapan terakhir halangan?" Alan memberondong Jasmine dengan pertanyaan, setelah wanita itu lebih dahulu mematikan sambungan teleponnya dengan Gina.Jasmine memiliki pemikiran yang sama. Namun, keinginannya makan rujak kedondong lebih dominan. "Ck! Cari rujak dulu, Al! Lagian belum pasti juga, kan aku hamil," jawab Jasmine, santai. Fokusnya kembali pada benda pipih di tangannya, mengetik huruf di papan pencarian menanyakan tempat yang mungkin menjual rujak kedondong di sana.Cukup lama tidak ditemukan karena waktu memang sudah cukup malam. Ada kedai rujak cukup jauh lokasinya juga ternyata sudah tutup. Akhirnya Jasmine tidak kehabisan akal, mengetik huruf kembali mencari toko buah yang mungkin menjual buah kedondong. Wanita itu berniat membuat rujak sendiri nanti di rumah. Akhirnya, mobil Alan belokan ke sebuah super market besar yang ada di kota itu. "Harusnya di sini ada buah yang kamu, mau," tuturnya.Sebelum

  • Menikahi Mantan   ENDING

    "Saya mendapatkannya," ungkap Rio pada Alan, yang baru sempat melakukan panggilan setelah kesibukannya di Singapura."Di mana dia sekarang?" tanya Alan, to the point."Di rumah sakit. Keadaannya kritis," jawab Rio. "Istri anda belum saya beri tahu, sesuai permintaan anda," lanjutnya.Alan memang memperingatkan Rio untuk tidak menginfokan apapun pada istrinya, sebelum dirinya kembali ke tanah air."Saya usahakan pulang secepat mungkin," kata Alan. "Tetap jaga istri saya dari kejauhan."Alan memilih segera mematikan panggilan, usai mengingatkan Rio kembali. Waktunya tidak banyak di sana agar lekas bisa kembali ke tanah air secepat mungkin. "Istri kamu belum tahu berita di sosial media tentang seseorang tertembak di sekitaran apartemen tadi pagi adalah ulah detektif swasta yang kamu sewa." Gina mengirimkan notifikasi pesan pada Alan. Membuat laki-laki itu langsung melakukan panggilan telepon pada sekretaris pribadi Jasmine. "Iya, Alan," sapa Gina dari seberang telepon sana."Gue se

  • Menikahi Mantan   Tidak Menyangka

    Pukul sembilan malam Alan Alan benar-benar pergi ke Singapura lagi, mengikuti penerbangan terakhir hari itu."Aku harusnya ikut antar kamu ke bandara," ungkap Jamsine pada Alan. Wanita itu hanya Alan perbolehkan mengantar sampai basement apartemen saja."Jangan lagi buat aku gak jadi terbang," ujar Alan, mengomentari ungkapan istrinya. Sebenarnya sedari di rumah baru tadi Alan sudah hampir mengikhlaskan tender besar yang di Singapure. Pria itu tidak bisa pergi meninggalkan Jamsine dalam situasi genting seperti saat itu. Namun, pada kenyataannya wanitanya itu pandai meyakinkan Alan untuk tetap berangkat, tentu setelah mengiyakan permintaan Alan pindah ke rumah baru mereka besok pagi."Asisten rumah tangga sesuai spesifikasi kamu datang besok pagi," ucap Alan, sambil menghujani wajah Jasmine dengan banyak kecupan di sana.Jasmine mengangguk, "makasih, ya! Kalo sudah sampai segera kabari aku."Jasmine tahu Alan sedang berat meninggalkannya, sehingga wanita itu memilih tidak banyak menan

  • Menikahi Mantan   Kursi Tantra

    "Mau kasih lihat apa?" rengek Jasmine. Menarik-narik tangan Alan, meminta pria itu lekas memberitahunya. "Sebentar lagi, kamu tahu," ujar Alan. Membawa wanitanya ke sebuah kamar yang sudah ia dekorasi sedemikian rupa."Tutup mata! Dalam hitungan ke tiga baru kamu buka!" titah Alan pada Jasmine.Jasmine mengangguk patuh, mulai memejamkan mata.Ceklek!Handle pintu Alan tarik ke bawah, pintu kamar pun terbuka. Semerbak aroma kelopak bunga mawar seketika memenuhi indera penciuman Jasmine ketika baru memasuki ruangan itu."Satu ... dua ... tiga!"Jasmine membuka mata perlahan, tepat setelah Alan selesai menyebutkan angka tiga. Betapa bahagia hati wanita itu, dalam kesibukan Alan masih sempat menyiapkan ini semua untuknya.Jasmine merasa benar-benar beruntung dipertemukan kembali dengan mantan kekasih yang sekarang justru menikah dengannya. "Kamu udah nentuin kamar utama, kenapa tadi masih nanya?" beber Jasmine. "Sengaja mau ngetes?" imbuhnya.Alan hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

  • Menikahi Mantan   Datang Ke Rumah Baru

    "Ini apa?" tanya Jasmine. Alan yang mendengar pertanyaan itu langsung membungkukkan badan, melihat dengan seksama apa yang wanitanya pertanyakan."Paper bag lagi? Bunga itu," ucap Alan, pelan. Pergerakannya secepat mungkin ke arah luar mobil. Menyelisik ke sekeliling, mencari keberadaan orang yang mengirim itu. "Mungkin belum jauh?""Tadi dikunci, kan mobilnya sebelum masuk cafe?" tutur Jasmine, ingin memastikan."Tio yang bawa mobil. Tapi aku yakin dia udah kunci," jawab Alan, yang mengetahui sahabatnya itu bukanlah tipikal pribadi yang teledor.Alan masih mengedarkan matanya ketika menjawab pertanyaan Jasmine. Sayangnya Alan tidak bisa menemukan siapapun di sana. Tidak terlihat ada orang mencurigakan di area parkir dan sekitarnya. "Apa ini diletakan sedari tadi?" Tidak ingin menduga-duga seorang diri, Alan memilih mengambil benda pipih nya dari saku celana. Mencari nama Tio di sana."Iya, bro," sapa Tio, setelah mengucapkan salam terlebih dahulu seperti biasa. "Ke parkiran sekar

  • Menikahi Mantan   Ini Apa?

    Tap ...Tap ...Tap ...Langkah kaki Alan, menggema kala memasuki cafe yang sudah mulai sepi pengunjung di jam makan siang yang sudah jauh terlewat itu.Jasmine tersenyum lebar mendapati Alan datang menyusulnya. Kemudian berdiri guna menyambut laki-lakinya itu. "Padahal gak bilang mau datang!"Bibir ranum Jasmine mengerucut, sebagai respon dari kedatangan Alan yang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Cup!Alan mencuri satu kecupan singkat di sana. "Jangan pancing aku sekarang," bisik Alan, tepat di samping telinga Jasmine.Ehem!Tio yang berdiri lima langkah di belakang Alan, berdehem guna mengingatkan. Bahwa di antara mereka berdua masih ada orang lain di sana."Dia kekeh mau nyamperin, Lo. Padahal kita tadi lagi banyak banget kerjaan," ucap Tio asal kemudian duduk di bangku kosong samping Gina.Gina yang mendapati Tio hadir, bahkan memilih duduk di sampingnya itu di buat gelagapan sendiri. Mau bagaimanapun mereka sudah cukup lama tidak bertemu. Tentulah membuat pertemuan itu ter

  • Menikahi Mantan   Keesokan Harinya

    "Data pemilik sidik jari sudah keluar," ungkap Rio pada Alan juga Tio yang baru tiba di markasnya. "Dari data yang ada, sidik jari ini menunjukan milik tuan Aris. Namun, saat ini keberadaannya tidak diketahui," sambungnya."Apa dia sudah tidak ada di kota ini?" tanya Tio, lebih dahulu berkomentar."Atau mungkin juga ganti identitas."Alan akhirnya ikut berkomentar, sambil memutar berkali-kali pena yang ada di jarinya. Posisi pria itu saat ini tengah duduk di bangku, terlihat santai. Namun, pikirannya berkelana memikirkan berbagai kemungkinan yang mungkin terjadi. Tatapan mata Alan hanya lurus ke depan, gaya Alan seperti itu justru menambah kesan tampan pada dirinya. Berkali-kali lipat lebih mempesona."Bisa jadi itu, jika ganti identitas. Identitas baru pasti terdaftar, dan terlacak sistem." Tio menimpali. "Apalagi sekarang berbagai fasilitas publik membutuhkan scan sidik jari bahkan wajah," ujarnya."Tidak ada laporan kematian atas nama tuan Aris. Kemungkinan besar dia masih hidup.

  • Menikahi Mantan   Data Tidak Valid

    "Halo, tuan, " sapa Rio, di seberang telepon sana."Di mana?" tanya Alan, tidak berniat ber basa-basi."Saya di rumah sakit, sedang temani ayah sarapan, " jawab Rio."Ke markas sekarang! Ada yang harus anda kerjakan!" titah Alan pada Rio."Baik, tuan. Saya ke sana sekarang."Usai mengucapkan itu, Rio langsung berpamitan pada sang ayah. Mengatakan bahwa dirinya ada panggilan kerja.Sang ayah tentu langsung mengiyakan kali itu. Sangat kebetulan, tidak seperti biasanya yang akan drama terlebih dahulu seperti anak kecil yang akan di tinggal orang tuanya bekerja.Sedang Alan juga sama. Pria itu mengecup kening istrinya singkat, lalu ke luar dari ruangan itu, tentu dengan paper bag hitam di tangannya.Sepeninggalan Alan, Gina yang sudah menahan rasa penasaran sedari tadi itu mulai mencecar Jasmine dengan berbagai pertanyaan. "Apa yang sudah Alan lakuin ke kamu? Kenapa sampai kamu harus pakai kursi roda? Apa Alan sekejam itu?"Cep! Gina berhenti bertanya.Jasmine yang tidak ingin mendengar

  • Menikahi Mantan   Kursi Roda

    Di kamar mandi Alan benar-benar hanya membantu Jasmine membersihkan diri. Meski bersusah payah menahan diri, nyatanya pria itu berhasil menepati janjinya. "Tahan sebentar, ya! Mungkin akan sedikit pedih," ucap Alan, sebelum membubuhkan salep pada area sensitive wanitanya itu.Jasmine reflek mencekal tangan kekar Alan yang akan mengoleskan salep itu. "Aku, bisa sendiri!" CK!Alan berdecak kesal mendapati Jasmine masih saja malu terhadapnya. "Aku udah lihat semua punya kamu. Kalo lupa!"Setelah mengucapkan itu, Alan segera melancarkan aksinya mengolesi salep di area sensitive Jasmine.Dapat dilihat wanita itu meringis menahan pedih meski hanya sesaat."Sudah!" seru Alan. Pria itu kemudian menutup salep, lalu meletakkannya kembali di kotak p3k."Bisa jalan?"Alan sengaja menanyakan itu, karena tadi saat hendak pergi ke kamar mandi, Alan yang membopongnya ke dalam toilet."Aku coba jalan pelan, ya!"Jasmine berdiri perlahan, mulai melangkah meski setengah di seret. Wanita itu benar-benar

DMCA.com Protection Status