Share

98. Tiga Kata Itu

Penulis: Indy Shinta
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-03 11:08:53
Ivan termangu memandangi amplop coklat yang disodorkan Aden. “Apa ini, Den?” tanyanya bingung.

“Buka aja. Buat elu.” Aden mengedikkan kepala.

Ivan menurut, membuka amplop cokelat itu dan mengecek isinya, lalu mendelik kaget. Ivan memandangi Aden dengan bola matanya yang masih membesar, bingung, heran, sekaligus takjub melihat segepok uang ratusan ribu sebanyak itu di tangannya, buat dirinya!

“Apa maksudnya ini, Den?”

Aden tersenyum dengan sorot rahasia yang membuat Ivan penasaran, sebab ‘tak ada makan siang yang gratis.’

Ivan menutup amplop itu dan menyorongkannya kembali kepada Aden. “Sorry, Den, jangan minta gue melakukan hal aneh-aneh semacam jadi kurir narkoba misalnya.”

Aden terpingkal-pingkal. “Segitunya elu buruk sangka ke gue, Van! Ya nggaklah, anjir ... kurir narkoba, kepikiran aja lu sampai ke situ, Van? Kebanyakan nonton acara patroli lu, ah! Kayak emak-emak aja.”

“Terus, apa ini?”

“Hasil penjualan foto Kakak elu.” Aden tersenyum seraya menatap Ivan lurus-lurus.

“Fo
Indy Shinta

Terima kasih atas VOTE dan dukungan pembaca sekalian. Enjoy reading :)

| 1
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
juna sehat terus ..kaya nya penyakit nyesek Juna kumat dh ..aduh Van kmu jangan mau d manfaatin Aden .kasian Mey foto2 nya d jual d luar negri kaya nya foto fulgar tubuh nya mey dh dn Aden itu jahat .berkedok foto grafer .nanti klo ketauan yg d tangkep kmu dn Mey Van .Aden lepas tangan ...
goodnovel comment avatar
Jovita Cell
jadi galau ni authorr... juna knp ya... apakah ada sesuatu
goodnovel comment avatar
rini yusan rianti
updateny lama bangett......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   99. Istri yang Cemburu

    “Mbak, ayolah ..., Mbak Mei harus makan. Sejak kemarin Mbak Mei belum makan,” bujuk Maryam seraya memandang sedih bosnya yang sedang dirundung duka. “Gimana gue bisa makan, Mar. Juna juga belum makan, dia nggak bisa makan, dia ... dia__” Mei menangis lagi untuk ke sekian kalinya. Matanya sembab dan lingkar matanya terlihat bengkak karena kebanyakan menangis. Maryam nyaris putus asa membujuk Mei. Padahal Maryam juga ingin menangis. Menjerit. Memekik. Tak tega melihat Jonathan juga terbaring lemah di dalam kamar ICU. Bahkan kondisi Jonathan jauh lebih parah daripada Juna. Namun lebih malang lagi sopir mereka, Pak Karman, yang meninggal di tempat akibat kecelakaan itu. Meninggalkan istrinya yang kini menjadi janda dan tiga anak yang masih berusia sekolah. Tetapi Maryam yakin bos mereka pasti akan menjamin hidup ketiga anak Pak Karman dengan beasiswa dan menyantuni keluarga Pak Karman setiap bulan. Maryam merahasiakan hasil investigasi kecelakaan kemarin dari Mei, bahwa ada yang telah

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   100. Sang Cucu

    Di sebuah ruang kantor Direktur rumah sakit tempat Juna di rawat, Utomo tengah berbincang dengan dokter Joe. “Setelah sekian lama tak berjumpa, kita harus kembali bertemu lagi dalam kondisi seperti ini, Dok. Kondisi yang mengguncang traumatis saya sebenarnya,” keluh Utomo kepada dokter Joe, yang pernah merawat Sekar saat kecelakaan dulu, dan kini dokter Joe pula yang langsung menangani Juna, putera dari mantan pasiennya itu. Utomo tak ingin cucunya ditangani dokter bedah lain selama masih ada dokter Joe, dokter terbaik di bidangnya, yang sekarang telah menjabat sebagai Direktur rumah sakit ini . “Kondisi Juna tak seburuk Sekar, Pak Tomo. Beruntung dia tak mengalami cedera yang parah di bagian kepala maupun organ vital lainnya. Tetapi memang butuh waktu relatif lama untuk pemulihan tulangnya yang retak dan mengalami dislokasi.” “Tapi, ... cucu saya tidak akan mengalami cacat permanen kan, Dok? Lumpuh, misalnya?” Utomo memberanikan diri menanyakan hal yang sebenarnya sangat takut dia

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   101. You are The Best I Ever Had

    Entahlah. Mei sendiri tak tahu kenapa bibit ketidaksukannya kepada Anjani mudah sekali bertumbuh di hatinya. Mungkin karena tahu jika wanita ini pernah tidur dengan Juna, sementara itu di depan Opa Tomo Anjani selalu menyebut Juna sebagai adik. Bah! Kakak perempuan macam apa yang meniduri adik lelakinya sendiri? Mei membiarkan Anjani di sini karena Opa Tomo, jika tidak Mei ingin sekali menendangnya keluar. Mei tidak suka melihat cara Anjani memandangi Juna yang tengah terbaring di dalam ruangan khusus yang dibatasi dengan kaca, Juna jadi seperti ikan yang berada di dalam akuarium yang hanya bisa dipandangi tanpa bisa disentuh. Perasaan Mei dikuasai cemburu. Kesal mendapat kunjungan dari mantan-mantan Juna, kemarin Raya dan sekarang Anjani. ‘Awas aja, Jun, pas elu udah sehat nanti gue bakal bikin perhitungan sama elu, bakal gue kelitikin sampai elu ampun-ampunan. Senang lu ya, masih sering ditengokin mantan?' Uh! Mei ingin sekali memukuli Juna dengan guling sekarang juga, lalu mende

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-04
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   102. Pengakuan

    Mei tersenyum menerima begitu banyak perhatian untuk Juna, berupa buket bunga dan ucapan dukungan yang dikirimkan ke ruang perawatan Juna dari kalangan sesama pengusaha, teman-teman SMA, dan juga teman-teman sosialita Mei dan Juna. Meskipun Mei membatasi akses tamu yang ingin membesuk Juna, tetapi tak menghentikan aliran dukungan mereka kepada Juna. Teman-teman bergantian menelepon Mei. Salah satunya Anna yang turut menyampaikan simpati dan dukungannya untuk Juna dan juga Mei. “Yang kuat ya, Mei. You’re not alone, elu punya kita semua. Jangan diambil hati omongan para netizen, mereka nggak tahu kejadian yang sebenarnya. Tapi kita semua tahu kok elu dan Juna kayak gimana. Elu fokus aja dengan pemulihan Juna. Elu juga jaga kesehatan ya, Mei?” “Thank you, An.” “My pleasure, beib.” Setelah menerima telepon dari Anna, Mei menyeduh kopi paginya. Mei sedang meletakkan kopi yang baru saja diseduhnya ke atas meja kala Maryam mendatanginya. “Mbak Mei,” panggil Maryam dengan wajah lelahnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   103. Surat dari Masa Lalu

    Utomo menelepon dan mengucapkan belasungkawa kepada Mei begitu Maryam mengabarkan kematian Danu. “Mei, dampingi dulu saja tantemu. Bagaimanapun, dia tetap keluargamu. Tantemu membutuhkan dukunganmu saat ini.” “Opa. Tapi. Bagaimana dengan Juna? Ada perkembangan apa hari ini? Jujur, saya berat meninggalkannya.” And I miss him so much. I miss my hubby. Lanjut Mei dalam hati. “Ada aku, Mei. Aku tak akan membiarkan siapapun menyakiti cucuku. Percayalah padaku.” Utomo meyakinkan Mei. Mei menghela napas berat. “Baik, Opa.” Mei menutup sambungan teleponnya dengan Utomo. Dan mengurusi tantenya yang berduka. Selesai pemakaman, Mei istirahat dalam ruangan yang dulu pernah menjadi kamarnya semasa belum menikah dengan Juna. Di kamar ini, dia kerap merasa kesepian dan ketakutan. Digempur kesedihan yang seperti tak berkesudahan. Sampai akhirnya Juna datang bagai pangeran berkuda putih yang menjemput Mei, membawanya angkat kaki jauh-jauh dari sini. “Mei,” panggil Tante Dilla di ambang pintu. M

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-05
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   104. Seperti Muntahan Lahar

    “Mar, ayo balik ke rumah sakit sekarang.” Maryam yang masih mengobrol dengan Ivan segera mengangguk-angguk dan menelepon sopir mereka agar menjemput. “Pak Sur masih beli bensin, Mbak. Karena macet dan mengantre lama di pom bensin, katanya paling cepat sampai sini kira-kira 30 menit lagi.” Mei menggeleng. “Ah. Kelamaan. Kita naik taksi saja,” katanya dengan nada tak sabar. “Baik, Mbak.” Maryam bersiap memesan taksi online. “Kak Mei, biar saya antar saja, kebetulan saya bawa mobil. Kalau pesan taksi bisa saja lama datangnya, kalau Kakak memang buru-buru, hayuk saya antar saja?” Aden yang sedang hadir melayat tiba-tiba mengajukan diri. “Kamu nggak repot?” “Nggak, makanya saya menawari Kakak.” Akhirnya Mei menerima tawaran Aden. “Bagaimana kabar Mas Juna, Kak? Saya doakan lekas membaik ya, Kak. Saya ikut prihatin. Saya yakin Mas Juna orang baik, nggak seperti yang diberitakan,” ujar Aden sambil menyetir. Mei tersenyum tipis. Dia tidak fokus pada pembicaraan ini karena pikirannya

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   105. Barter

    “I love you, Jun. I love you so much,” ucap Mei sambil membelai-belai sayang wajah suaminya yang masih pucat. Sesuai niat dan tekadnya, Mei benar-benar mengucapkan kalimat itu tanpa penundaan begitu Juna membuka matanya. "I love you," tegasnya sekali lagi. Sekarang Juna sudah dipindahkan ke dalam kamar perawatan biasa, bukan lagi di dalam ruang akuarium yang membuat Mei repot karena harus memakai pakaian steril dulu setiap kali ingin menjenguk suaminya. Juna tersenyum dan berkedip-kedip. Juna belum sanggup mengeluarkan suara untuk membalas ungkapan cinta sang istri karena kerongkongannya terasa sangat kering dan tenggorokannya juga sakit untuk bersuara, efek pemasangan sonde selama dia tak sadarkan diri. Mei menggenggam erat-erat tangan suaminya, lalu mengecupnya dengan sangat lama, air matanya yang deras membasahi kulit tangan Juna, air mata bahagia. “Thank you, Jun. Akhirnya elu bangun juga. Gue kangen banget sama elu, Jun. I miss you so much!” Meski lemah, tapi Mei bisa merasak

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-06
  • Menikahi Mantan Pacar Teman   106. Tak Semudah Angan-Angan

    Dokter mengizinkan Juna pulang setelah hampir sebulan menjalani perawatan di rumah sakit. Namun dokter Joe mewanti-wanti agar Juna tetap rutin melakukan kontrol berkala dan terapi fisik untuk mengembalikan fungsi otot dan alat geraknya yang sementara ini masih lumpuh akibat dislokasi dan fraktur tulang kaki. “Welcome home, Jun.” Mei berkata sambil mendorong kursi roda Juna memasuki rumah mereka yang luas. Bersamaan dengan itu suara terompet yang ditiup beramai-ramai oleh para pekerja rumah saling bersahutan seperti suasana tahun baru, menyambut sang tuan yang telah kembali pulang. “Selamat datang, Mas Juna ...!” Teriak mereka semua sambil bertepuk tangan meriah. Senyum hangat mewarnai wajah mereka, menatap haru dan rindu kepada sang majikan. “Semoga lekas sembuh ya, Mas Juna, kami semua siap melayani Anda,” ucap seorang kepala pelayan sambil memberikan sebuah karangan bunga. Juna tersenyum menerimanya. “Siap melayani Anda, udah kayak polisi aja lu pada,” selorohnya, kemudian Juna m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-07

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   183. Yes or No

    Mei buru-buru ke dapur, meneguk segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang kering karena menahan gondok kepada Juna yang malah mengusilinya soal penggrebegan tadi. Wajah Mei jadi merah padam, bukan hanya karena marah pada keadaan. Tapi dia juga bingung bagaimana caranya menjelaskan ke Vincent? Tadi dia mengecek i*******m dan benar saja, kejadian tadi sudah tayang di I* TV milik Anna dan meraih banyak penonton. “Tuh, kan. Netizen malah belain kita dan kasih selamat sekalian. Orang-orang sekarang sudah tahu soal anak kita, Mei. Juga tentang kita yang sudah rujuk. Dahlah ... yuk, jadiin real aja?” Juna meletakkan ponsel setelah ikut mengecek dan membaca komentar yang berseliweran di I* itu. Juna kemudian merangkul Mei yang duduk menunduk di sofa sambil memegangi kepalanya yang pening. Juna memijiti pundak Mei hingga wanita itu terlihat sedikit nyaman. Mei menangis sambil mengatakan kalau dia takut Vincent marah, takut Vincent kecewa kepadanya. Mei juga meminta saran dan pendapat

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   182. Kesempatan dalam Kesempitan

    “Gue kangen banget sama Vi, Mei. Please? Gue sekarang tahu kenapa gue langsung jatuh cinta sama Vi sejak awal ketemu dulu. Dan semakin ke sini gue semakin sering kangen sama dia. Ternyata itu yang namanya ikatan batin. Iya ‘kan? Elu sendiri tadi bilang, bakal beri gue ruang buat mencurahkan kasih sayang gue ke Vi?” Mei memutar bola mata. “Iya, tapi nggak gini juga keleus ..., lu lihat ini jam berapa sekarang? Jam 12 malam. Gila lu mau masuk-masuk kamar janda tengah malam gini.” Juna tertegun. Setelah pembicaraan seriusnya tadi, sekarang Mei dengan cepat kembali ke mode cablak. Juna garuk-garuk kepala. “Dih, cepat juga waktu berlalu ya, Mei?” “Ya iyalah, dodol. Situ aja nangisnya berapa jam sendiri?” “Njirr ..., jangan cerita ke siapa-siapa ya, Mei. Tengsin gue.” “Wani piro?” Lalu Mei terkekeh jahat. “Cih. Lu kayak John Wick aja, Mei!” seloroh Juna. Karena John Wick suka menantang imbalan Juna dengan dua kata yang sama itu, ‘wani piro’. “John Wick? Keanu Reeves?” Mei kebingunga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   181. Tak Cukup Hanya Cinta

    Juna merengkuh kedua tangan Mei. Tangan Mei terasa hangat dalam genggaman Juna yang dingin. “Mei ...,” panggil Juna seraya mengecup lembut punggung tangan wanita itu, “gue udah tahu semuanya, ... siapa sebenarnya Vi,” ucapnya begitu lirih. “Sorry ..., I’m too late.” Juna mendesahkan sejuta penyesalan. Juna berlutut di depan Mei seraya mendongak, mempertemukan tatapan mereka. “Mei ...,” panggilnya lagi, karena wanita itu tak jua bersuara sejak tadi. Mei membeku dalam kediaman panjangnya. “Gue sungguh-sungguh minta maaf. Mungkin permintaan maaf gue ini nggak sepadan dengan penderitaan yang sudah elu lewati seorang diri selama ini.” Juna mengetatkan genggamannya seiring pecutan sesal yang kian melecut-lecut dalam hatinya. Juna baru tahu dari Anjani ..., jika ternyata Mei dalam kondisi mengandung darah dagingnya saat Juna menceraikannya dulu. Saat Juna mengusirnya siang itu, meninggalkan rumahnya di bawah terik cahaya mentari yang membakar kulit, dengan berjalan kaki. Ya ..., berjalan ka

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status