Share

97. Pengkhianatan

Ketiadaan Juna membuat Mei enggan melakukan aktivitas paginya. Menu sarapan terasa hambar, kopi pun terasa lebih pahit dari biasanya. Padahal semuanya ini harus dibayar dengan harga yang sangat mahal. Namun Mei terpaksa melanggar pantangannya khusus hari ini, dia tak menghabiskan sarapan, menyia-nyiakan makanan sehingga harus dibuang. Mengabaikan fakta jika di belahan bumi lain masih banyak orang-orang yang kelaparan dan butuh makan. Tetapi mau bagaimana lagi, gairahnya meredup, hanya karena ketiadaan Juna di sisinya sepagi ini. Diam-diam kini Mei menyadari, Juna sudah menjadi bagian hidupnya yang paling penting, sulit dipisahkan dari dirinya lagi.

“Elu di mana sih, Jun? Tumben nggak ngabarin gue?” Mei melempar ponselnya ke bantal karena tak menemukan sedikitpun pesan maupun telepon Juna untuknya. Dia ingin menelepon Jonathan, tetapi diurungkannya niat itu.

“Juna pasti punya alasan, dia juga pernah lupa pulang gara-gara lembur di kantor sampai lupa waktu,” ucap Mei pada dirinya sendir
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status