Home / Romansa / Menikahi Duda Kaya / Bab 3. Acara Reuni

Share

Bab 3. Acara Reuni

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-01-31 12:47:57

Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan.

"Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu.

"Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif.

"Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!"

"Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu.

"Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu.

"Iya, Bu!" ucap Raihan singkat.

"Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang.

"Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.

Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodohan membuatnya kesal. Entah kenapa semua orang di rumahnya menginginkan dia segera menikah. Padahal trauma masa lalunya saja, dia belum bisa melupakannya.

Raihan merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Mungkin karena lelah, Raihan tertidur pulas di kamarnya.

Malam harinya, ibu Mayang membangunkan Raihan. Raihan terpaksa membuka matanya karena ibunya terus mendesaknya untuk mengantar Mila ke acara reuni sekolahnya. Dengan malas Raihan menuruti permintaan ibunya, dia mengganti bajunya lalu keluar menghampiri Mila yang sudah menunggu di depan rumahnya.

"Kak Raihan, terima kasih karena kamu mau menemaniku ke acara reuni sekolahku!" ucap Mila sambil tersenyum manis.

"HM...." hanya itu jawaban dari Raihan.

Ibu Mayang tersenyum karena rencananya berhasil membuat Raihan jalan bersama Mila. Sementara Raihan hanya melipat wajahnya, bahkan enggan untuk sekedar tersenyum.

Raihan menyalakan mesin mobilnya, tanpa menoleh sedikitpun pada Mila. Jelas Mila paham, jika Raihan terpaksa menemaninya karena desakan Ibu Mayang.

"Kak, semoga di acara reuni nanti, kamu tidak jenuh ya! Karena pasti akan membosankan untukmu!" ucap Mila sambil tersenyum.

"Oh, iya! Kak, aku punya sedikit cerita menarik. Aku dulu punya teman di SMA yang sangat baik sekali. Di acara reuni ini aku akan bertemu dengannya. Aku pasti akan memperkenalkan temanku itu padamu!" ucap Mila dengan wajah berbinar-binar.

"Terserah, aku tidak perduli!" gumam Raihan sambil fokus pada kemudinya.

Sampai di acara reuni sekolah, Mila langsung menuntun Raihan masuk kedalam sebuah kafe yang disewa untuk acara reuni itu. Semua teman-teman masa SMA Mila menatap tajam ke arah laki-laki yang ada disamping Mila. Itu karena Raihan memiliki wajah yang menarik dipandang. Dia terlihat berwibawa dan cool, membuat wanita yang meliriknya pasti akan tergoda.

"Mana sahabatku? Apa dia belum datang?" tanya Mila pada Indah.

"Sepertinya belum. Tunggu saja!" ucap Indah sambil duduk di kursi.

Raihan masih sibuk dengan ponsel yang ada di tangannya, hingga suara wanita itu membuat Raihan menoleh.

"Maaf ya, aku telat! Ini semua karena kakiku keseleo, ini saja aku minta antar pada adikku Hana," ucap Rena sambil tersenyum.

Kedua mata Raihan menatap ke arah Rena, jelas membuat Rena terkejut dan memalingkan wajahnya. Sementara Rena dengan ketakutannya pada pria duda itu, namun berbeda dengan Raihan, dia nampak bahagia bisa bertemu kembali dengan Rena.

"Rena, aku rindu padamu! Sudah berapa lama kita tidak bertemu?" teriak Mila.

"Hahaha... Kita masih tinggal di bumi yang sama, kamu bisa mengunjungi rumahku jika kamu mau!" ucap Rena sambil tersenyum.

Raihan masih terus menatap Rena tanpa berkedip, membuat Rena salah tingkah dibuatnya. Rena menarik tangan Mila sambil berbisik-bisik.

"Siapa laki-laki yang bersamamu itu?" tanya Rena.

"Dia calon suamiku!" tawa Mila sambil menutup mulutnya.

"Apa? Kamu mau menikah dengan seorang duda beranak satu itu?" bisik Rena pelan.

"Duda? Punya anak satu? Apa kamu mengenalnya, Rena?" tanya Mila.

Rena semakin bingung menjelaskan pada sahabatnya tentang pria yang ada di hadapannya itu. Raihan tersenyum lalu mendekat ke arah Rena yang ngobrol berdua dengan Mila.

"Kamu masih ingat aku?" tanya Raihan sambil tersenyum.

Mila melotot dengan perubahan sikap Raihan saat bertemu dengan Rena. Baru kali ini di dalam pertemuannya bersama Raihan, Mila melihat laki-laki itu tersenyum bak seorang laki-laki normal. Padahal biasanya dia hanya menjawab dengan kata-kata singkat, seperti iya, atau tidak.

"Kenapa kita harus selalu bertemu!" ucap Rena ketus.

"Mungkin kamu diciptakan untuk jadi jodohku!" tawa Raihan.

"Apa? Tidak, aku tidak suka dengan duda!" ucap Rena polos.

Sepasang mata Raihan melotot menatap ke arah Rena, jelas Raihan tersinggung dengan kata-kata Rena yang menyinggung tentang statusnya sebagai duda. Tangan Raihan mengunci kedua tangan Rena, membuat Rena tersudut di tembok. Mata mereka saling tatap, terlihat kepanikan dari wajah Rena.

"Kamu mau apa?" ucap Rena pelan.

"Aku ingin memperlihatkan padamu, kelebihan seorang duda! Aku akan mengajari seperti apa duda akan mencintai gadisnya!" ucap Raihan sambil mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena.

Rena menutup matanya, namun bibir Raihan berhasil mengecup bibir manis milik Rena. Semua yang melihat itu jelas bertepuk tangan, dan mengira Rena adalah kekasih Raihan.

Raihan terlihat puas dengan aksinya, namun berbeda dengan Rena. Entah kenapa Rena merasa direndahkan dengan sikap yang dilakukan Raihan padanya. Rena mendorong tubuh Raihan lalu keluar dari acara reuni itu. Dengan kaki yang masih sedikit sakit, Rena berjalan kearah jalan raya.

Namun lagi-lagi Raihan mengejarnya dengan mobil yang dikendarainya.

TIN... TIN... TIN...

Suara klakson mobil membuat Rena menghentikan langkahnya. Raihan keluar dari mobilnya, dia langsung memegang tangan Rena.

"Kenapa kamu pergi? Apa aku terlihat lancang dengan sikapku tadi?" tanya Raihan.

"Sangat lancang, Tuan!" ucap Rena sambil menepis tangan Raihan yang menyentuhnya.

"Maafkan aku! Aku tidak bermaksud bersikap lancang padamu. Namun kata-katamu yang menerangkan tentang statusku benar-benar membuatku kesal. Memang apa masalahnya jika aku seorang duda? Apa duda itu sangat rendah di matamu?" tanya Raihan membuat mata Rena menatap ke arahnya.

"Maafkan aku! Aku tidak bermaksud menyakitimu dengan kata-kataku. Harusnya aku tidak berbicara seperti itu padamu!" ucap Rena sambil menundukkan kepalanya.

"Jelas aku marah! Dan semudah itu meminta maaf, setelah kamu menghina duda tampan dan kaya sepertiku? Rena, aku mau kamu melakukan satu hal untukku, setelah itu aku akan memaafkanmu!" ucap Raihan sambil tersenyum.

"Apa?"

"Izinkan aku mengantarmu pulang sampai ke rumahmu!" ucap Raihan sambil menuntun Rena masuk ke dalam mobilnya.

Jelas Rena tidak berani menolak, apalagi laki-laki ini adalah majikan ditempat ibunya bekerja. Tentu lambat laun Raihan akan tahu jika ibu Rena bekerja sebagai pelayan di rumah itu.

Mobil itu melaju menyusuri jalan raya yang cukup ramai. Namun sesekali Raihan menoleh ke arah Rena untuk memastikan wanita itu nyaman bersamanya.

"Kamu kuliah juga seperti Mila?" tanya Raihan.

Namun tak ada jawaban dari bibir Rena, dia bahkan memalingkan wajahnya menghadap ke arah jendela. Raihan menarik nafas panjang, mencoba untuk memberikan pertanyaan yang kedua.

"Kamu ambil jurusan apa? Ayolah Rena, apa kamu akan terus diam selama aku mengendarai mobil ini?" ucap Raihan kesal.

Raihan menghentikan mobilnya disebuah jalan yang cukup sepi. Rena yang awalnya pura-pura sombong, langsung menatap ke arahnya.

"Mau apa? Ayo jalan lagi!" ucap Rena dengan wajah khawatir.

"Turun dari mobilku!" ucap Raihan.

"Apa? Kau minta aku turun ditempat seperti ini?" ucap Rena panik.

"Kamu tidak suka berada bersamaku, kan! Jadi lebih baik kamu cari tumpangan lain!" ucap Raihan membuat Rena semakin ketakutan.

'Bagaimana ini? Dasar duda menyebalkan!' batin Rena dalam hati.

Related chapters

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sed

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 2. Rena Karisma

    Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya."Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir."Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan."Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas."Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal."Kau kenal dengannya?" tanya ayah."Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?""Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran."Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir."Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya."Mana

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sed

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 2. Rena Karisma

    Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya."Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir."Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan."Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas."Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal."Kau kenal dengannya?" tanya ayah."Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?""Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran."Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir."Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya."Mana

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status