Beranda / Romansa / Menikahi Duda Kaya / Bab 8. Ingin Lebih Dekat

Share

Bab 8. Ingin Lebih Dekat

Penulis: Risma123
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-01 12:42:16

Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot.

"Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan.

"Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.

Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.

Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?

Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah.

"Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.

Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sedang berbicara dengannya. Rena mengamati kembali wajah laki-laki itu, namun sepertinya dia benar-benar tidak mengenalnya.

"Siapa kamu?" tanya Rena dengan wajah penuh tanya.

"Kenalkan aku Galih. Aku kebetulan lewat dan melihat kamu berdiri di sini. Mau pergi ke mana? Apa mau jika aku mengantarmu?" tanyanya.

"Tidak. Tidak usah! Aku tidak terbiasa bergantung pada orang lain. Apalagi dengan laki-laki yang sama sekali tidak aku kenal," ucap Rena sambil berjalan menuju taksi yang berhenti di hadapannya.

Laki-laki itu tersenyum menatap kepergian Rena yang tidak menghiraukan kehadirannya.

"Menarik!" ucap Galih sambil berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Laki-laki itu membawa mobilnya menuju sebuah kantor besar. Dia menatap sebuah foto yang ada di samping kemudinya, foto Raihan dan Alif putranya. Laki-laki itu menatap tajam pada foto yang berada di tangannya.

"Aku akan menghancurkan hidupmu! Bisa-bisanya kamu mengalahkan setiap tender yang diajukan perusahaanku. Aku sudah muak dengan kekalahan! Lihat saja, aku akan merebut wanita yang bernama Rena itu darimu!" ucap Galih lalu masuk ke dalam kantornya.

Sementara di tempat lain, Raihan tengah membuat rencana untuk bisa membuat Rena terikat dengannya. Beberapa kali dia mengukir senyum di bibirnya dengan rencana yang sedang dibuatnya sendiri.

"Lihat saja, Nona anti duda! Kamu yang akan datang ke rumahku kali ini. Kamu yang akan menemuiku dan menjadi baby sitter untukku!" tawa Raihan.

Keesokan harinya, Rena baru bangun dari tidurnya. Menatap jam dinding di kamar menunjukan pukul 06.00 pagi. Tiba-tiba ayah Rena memanggil dengan wajah yang terlihat begitu panik.

"Ada apa ayah?" tanya Rena bingung.

"Ibumu, lihat ibumu!" ucap ayah sambil menarik tangan putrinya.

Rena berjalan menuju kamar orangtuanya, mendapati ibunya tengah berbaring di tempat tidur dengan ditutupi selimut tebal.

"Ibu, ada apa denganmu?" tanya Rena.

"Nak, ibu tidak enak badan!" bisik ibu sambil mempererat pegangan selimutnya.

"Ayo kita ke dokter, Bu!" ajak Rena.

"Tidak, Nak! Ibu tidak apa-apa! Hanya saja..."

"Hanya saja apa, Bu?" 

"Tolong gantikan tugas Ibu menjadi pelayan di rumah Tuan Raihan!" 

"Apa? Tidak mau!" tolak Rena dengan wajah kesal.

"Nak, tolong Ibu!" pinta Ibu memelas.

"Tapi kenapa harus aku, Bu? Ada Hana, suruh saja dia yang menggantikan tugas Ibu di rumah duda itu!" ucap Rena kesal.

"Hana? Adikmu itu masih terlalu kecil. Sudah, lebih baik kamu saja! Kamu hanya perlu membantu membuat sarapan dan membersihkan rumah itu. Ibu tidak mau berdebat denganmu, Ibu mau istirahat!" ucap ibu Rena sambil menutupi tubuhnya dengan selimut.

Sementara Rena terpaksa melakukan hal yang diinginkan ibunya. Rena bersiap pergi ke rumah Raihan diantar oleh adiknya, Hana. Sampai di depan gerbang rumah Raihan, Rena mengusap wajahnya menahan kesal di hatinya.

"Kenapa tidak masuk, Kak?" tanya Hana.

"Aku malas jika harus bertemu dengan duda itu!"

"Siapa? Duda tampan itu?" tanya Hana.

"Tampan? Memangnya kamu sudah melihatnya secara langsung?"

"Tidak sih! Tapi ayah dan ibu bilang, duda itu sangat tampan!" ucap Hana sambil tersenyum.

"Sudahlah, aku mau masuk!" ucap Rena sambil masuk ke dalam gerbang rumah itu.

Rena berjalan masuk ke dalam rumah Raihan, dia mengendap-endap seperti maling untuk menghindari pertemuan dengan Raihan.

"Nak, kamu sedang apa?" tanya ibu Raihan sambil tersenyum.

Rena yang kepergok pemilik rumah, segera memperbaiki posisi jalannya yang aneh.

"Nyonya besar, maafkan saya!" ucap Rena sambil tersenyum.

"Mana ibumu?" 

"Ibuku sedang sakit Nyonya! Saya kemari untuk menggantikan tugas ibuku!" 

"Benarkah? Kebetulan sekali! Saat ini Raihan sedang lari pagi diseputaran komplek. Tolong kamu buatkan dia susu hangat dan roti bakar untuknya!" senyum ibu Raihan.

"Baik, Nyonya!" ucap Rena sambil masuk ke dalam dapur.

Di dalam dapur Rena sudah sibuk dengan tugasnya. Dia membuat roti bakar dan susu hangat untuk Raihan. Tiba-tiba Raihan masuk ke dalam dapur, dia lalu mengambil roti bakar yang dibuat Rena.

"Aku sudah bilang, kamu yang akan datang padaku! Terbukti hari ini kamu ke rumahku dan menyiapkan sarapan untukku. Benar-benar rencana Tuhan yang sangat indah!" tawa Raihan.

"Huh, kamu pikir aku suka melakukan ini untukmu? Aku hanya tidak punya pilihan lain, kondisi memaksaku harus bertemu denganmu!" ucap Rena sambil menatap tajam ke arah Raihan.

Raihan tersenyum, lalu mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena. Tiba-tiba...

CUP ...

Satu kecupan mendarat di bibir Rena. Sepertinya Raihan memang suka membuat Rena mengeluarkan tanduknya. Dia mencium Rena tanpa rasa bersalah. 

"Apa yang kamu lakukan?" teriak Rena sambil memukul bagian tubuh Raihan. Hal itu membuat para pelayan lain menatap ke arah mereka.

"Jangan hiraukan kami, kalian bisa lanjutkan pekerjaan kalian!" ucap Raihan sambil tersenyum.

Raihan menarik lembut tangan Rena, matanya menatap tajam ke arah gadis itu. Rena memundurkan tubuhnya hingga membentur dinding. Sementara Raihan mengunci tubuh Rena di dalam pelukannya.

"Kenapa kamu suka melakukan ini padaku?" teriak Rena.

"Karena kamu menggemaskan!" 

"Menggemaskan apa! Kamu pikir aku ini boneka?"

"Sudahlah diam! Kenapa kamu terus berteriak seperti itu? Kamu ingin penghuni rumah ini melihat aku menciummu agar mereka segera menikahkan kita berdua? Kalau begitu, maka berteriaklah yang keras! Asal kamu tahu, ayah dan ibuku saat ini sedang mencarikan pendamping hidup untukku. Barangkali jika mereka melihat kita sedekat ini mereka akan langsung menentukan tanggal pernikahan untuk kita!" 

"Hah, tidak waras!" ucap Rena kesal.

"Berteriaklah! Aku ingin melihat reaksi keluargaku saat melihatku menyerangmu seperti ini!" tawa Raihan. 

Rena membungkam mulutnya, kini dia hanya bisa pasrah dengan hal yang dilakukan Raihan padanya. Melihat Rena tidak bereaksi, Raihan semakin gemas melihatnya.

Rena dan Raihan saling menatap, mereka saling beradu padangan. Jelas tidak dapat dipungkiri jika pesona wajah Raihan membuat Rena terkesima. Sayangnya status dudanya lah yang menjadi pertimbangan untuk Rena mencintai Raihan.

"Ayah sedang apa dengan Mama?" tanya Alif yang memperhatikan mereka berdua.

Rena dan Raihan tampak gugup, dengan cepat Raihan melepaskan pelukannya di tubuh Rena. Tertangkap basah dan diganggu anak kecil seperti apa rasanya? Tentu hal itu membuat Raihan dan Rena malu setengah mati dibuatnya. 

Bab terkait

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 2. Rena Karisma

    Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya."Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir."Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan."Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas."Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal."Kau kenal dengannya?" tanya ayah."Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?""Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran."Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir."Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya."Mana

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-28

Bab terbaru

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sed

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 2. Rena Karisma

    Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya."Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir."Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan."Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas."Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal."Kau kenal dengannya?" tanya ayah."Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?""Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran."Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir."Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya."Mana

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status