Home / Romansa / Menikahi Duda Kaya / Bab 2. Rena Karisma

Share

Bab 2. Rena Karisma

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-01-31 12:06:27

Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya.

"Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir.

"Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan.

"Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas.

"Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal.

"Kau kenal dengannya?" tanya ayah.

"Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?"

"Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir.

"Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya.

"Mana mungkin ayah! Nama Raihan itu banyak, mana mungkin majikan ibu," ucap ibu sambil tersenyum.

"Majikan? Ibu bekerja? Dimana? Sejak kapan?" tanya Rena dengan banyak pertanyaan.

"Ibu baru mulai bekerja kemarin! Jadi pelayan di rumah mewah. Gajinya lumayan, bisa membantu biaya kuliahmu, Nak!" ucap ibu sambil memeluk anak perempuannya itu.

"Apa hanya kuliah kak Rena saja yang penting untuk Ibu? Bagaimana dengan kuliahku, Bu?" ucap Hana kesal.

"Nak, maafkan ibu dan ayah! Uang kami belum cukup untuk membiayai kuliahmu. Nanti setelah Kakakmu selesai kuliah, kamu pasti akan kuliah juga!" ucap ibu sambil tersenyum.

"Baiklah. Aku sadar betul aku anak pungut kalian!" ucap Hana cemberut.

"Hei, adikku yang cantik! Kenapa kamu marah? Siapa yang bilang kamu anak pungut?" ucap Rena sambil mencubit pipi adiknya.

"Kata Kak Rian. Aku anak pungut, makanya wajah aku dengan kalian berbeda!" ucap Hana.

"Siapa bilang? Kamu percaya dengan kakakmu Rian? Dia itu suka berbicara asal saja, tidak usah diperdulikan!" ucap ibu sambil mengusap rambut Hana.

"Aku sedih sekali, bu! Kak Rian selalu bilang aku anak pungut, aku merasa adik yang tidak dianggap!" ucap Hana sambil memeluk ibunya.

"Sudahlah Hana, adik kesayanganku! Biar nanti aku yang memberi pelajaran pada Rian. Lihat saja, aku akan balas dendam!" ucap Rena dengan wajah kesal.

Seketika Hana tersenyum menatap ke arah Rena, ada perlindungan kuat dari Rena untuk adiknya Hana. Rian memang satu-satunya anak laki-laki yang dimiliki oleh ibu Wina dan bapak Lukman. Hanya saja tingkahnya berubah sejak bergabung dengan geng motor. Dia suka sekali berbuat ulah, melakukan hal buruk diluar rumah, bahkan kini Rian sudah satu bulan tidak pulang ke rumah.

"Nak, kamu bisa menolong ibu hari ini?" tanya ibu pada Rena.

"Membantu apa?"

"Ikut ibu ke tempat majikan ibu sebentar! Tadi nyonya besar di rumah itu meminta ibu membuat kue. Tiba-tiba saja ibu ingat, jika kamu pandai membuat kue enak!" ucap ibu Rena sambil tersenyum.

"Aku? Tidak! Kenapa harus aku?" ucap Rena menolak.

"Tapi ibu percaya, pemilik rumah pasti menyukai kue buatanmu!"

"Ibu bukankah tadi kamu bilang mereka orang kaya raya? Mana mungkin mereka suka dengan kue buatanku! Mereka bisa dengan mudah membeli kue di toko yang mahal dan enak. Kenapa repot-repot membuat sendiri!" ucap Rena sambil memegangi kakinya yang sakit.

"Benar juga! Untuk apa mereka repot-repot membuat jika mereka bisa membeli kue itu sendiri di toko!" ucap ayah.

"Lagipula kakiku masih sakit!" ucap Rena menatap sendu pada ibunya.

"Baiklah. Jika kau tidak mau menolong ibu, tidak apa-apa! Mungkin ini akhir dari pekerjaan ibu sebagai pelayan di rumah besar itu!" ucap ibu dengan wajah sedih.

"Hahaha ... Ibumu drama, Rena! Lebih baik kamu turuti keinginannya!" bisik ayah pada anak perempuannya itu.

"Baiklah!" ucap Rena pelan.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, Rena dan ibunya sudah sampai di rumah besar milik keluarga Raihan. Rena berjalan pelan memasuki rumah mewah itu. Sesekali matanya menatap tajam ke arah rumah mewah yang dia masuki.

"Besar sekali rumahnya, Bu? Berapa pelayan yang ada disini, Bu?" bisik Rena takjub.

"Ada delapan pelayan! Kamu bisa bayangkan, seberapa kaya majikan ibu?"

"Untuk apa aku membayangkan? Aku juga tidak mungkin menjadi nyonya rumah ini, kan!" tawa Rena.

"St... Jangan lancang! Kamu tidak tahu, tuan muda rumah ini adalah seorang duda tampan. Ingat ya, jangan berani menggodanya! Jika itu terjadi, maka bersiaplah dipecat!" ancam ibu.

"Aku tidak berminat menikahi seorang duda!" tawa Rena sambil berjalan menuju dapur.

Rena menatap dapur besar yang ada dirumah itu, ada beberapa pelayan yang sedang sibuk memasak makanan di sana. Rena berjalan pelan mengikuti langkah ibunya. Walau kakinya masih nyeri, namun Rena berusaha membuat kue bolu yang enak.

Bahan-bahan membuat kue sudah siap di meja. Terlihat Rena sudah lihai membuat kue. Hanya dalam hitungan menit, kue itu siap untuk dipanggang di oven.

Setelah selesai membuat bolu pelangi dan bolu coklat, Rena menyajikan kue itu di meja makan. Sementara sebagian lagi disimpan di dapur agar para pelayan juga dapat menyicipi kue buatannya.

"Ibu, sepertinya tugasku sudah selesai! Aku pulang ya!" ucap Rena sambil berjalan keluar dari dapur.

Ada seorang anak laki-laki yang duduk di kursi meja makan. Anak itu terlihat lahap memakan kue buatan Rena. Rena tersenyum, lalu mendekat ke arah anak itu.

"Hai, kamu pasti anak pemilik rumah ini ya? Bagaimana, apa kau suka dengan kue buatanku?" tanya Rena sambil duduk di samping anak itu.

"Kamu siapa? Kenapa aku baru lihat kau disini, Kak?" tanya Alif, anak dari Raihan itu.

"Aku memang bukan pelayan rumah ini. Tapi, ibuku yang bekerja sebagai pelayan rumah ini. Siapa namamu?" tanya Rena sambil tersenyum.

"Aku Alif, siapa namamu, kak?"

"Aku Rena!"

"Baiklah, aku panggil kak Rena. Boleh?" tanya Alif sambil memakan kembali kue yang ada di tangannya.

"Asal jangan panggil Mama, aku tidak masalah!" tawa Rena membuat Alif ikut tertawa.

"Kamu benar-benar cantik. Apa kamu sudah punya pacar kak?" tanya Alif sambil tersenyum menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apa? Kamu menggodaku ya? Aku ini sudah besar, kamu tidak boleh berpacaran denganku!" tawa Rena sambil mencubit lembut pipi Alif.

"Bukan pacar untukku, tapi pacar untuk ayahku!" ucapnya dengan senyum polosnya.

Sontak Rena menatap tajam ke arah anak itu, dia memperhatikan anak itu dengan seksama.

'Jadi Alif anak dari duda pemilik rumah ini? Ya Tuhan, lebih baik aku segera pulang, sebelum aku benar-benar bertemu dengan Ayah anak ini!' batin Rena dalam hati.

Rena berdiri dari duduknya, merasa tidak nyaman dengan ucapan Alif tentang ayahnya, membuat Rena berdiri dan keluar dari rumah itu.

"Apa-apaan? Masa anak berumur 6 tahun ingin menjodohkan aku dengan ayahnya!" gerutu Rena sambil berjalan keluar dari pintu gerbang.

Saat dia berdiri menunggu angkutan umum di luar gerbang rumah itu, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Sontak membuat Rena kaget dan segera menyingkir dari tempatnya berdiri.

Raihan yang melihat Rena ada didepan rumahnya, langsung menghentikan mobilnya. Dengan cepat Raihan keluar dari mobil hitam miliknya itu.

"Gadis itu? Dia ada di depan rumahku?" gumam Raihan sambil berjalan keluar dari mobilnya.

Rena yang melihat laki-laki itu mendekat ke arahnya, dia terlihat panik. Lalu Rena memutuskan untuk naik taksi yang lewat di hadapannya. Rena berhasil melarikan diri dari Raihan.

"Huh... Jadi laki-laki yang hampir menabrakku kemarin adalah duda yang dimaksud ibu? Ya Tuhan, kenapa aku harus lari seperti maling?" gerutu Rena dari dalam mobil taksi.

Sementara Raihan melamun, menatap kepergian gadis itu.

"Kenapa gadis itu menghindariku? Ada apa? Apa aku terlihat menakutkan untuknya?" ucap Raihan sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.

Raihan masuk ke dalam rumahnya dengan pikiran yang terisi penuh dengan wanita itu.

"Rena... Aku benar-benar ingin mengenal wanita itu!" gumam Raihan dalam hati.

Related chapters

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sed

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

    Last Updated : 2025-01-31

Latest chapter

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang sed

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 2. Rena Karisma

    Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya."Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir."Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan."Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas."Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal."Kau kenal dengannya?" tanya ayah."Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?""Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran."Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir."Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya."Mana

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 1. Raihan Aldiano

    Seorang laki-laki tampan keluar dari rumah mewah menuju mobil hitam yang terparkir sempurna didepan rumahnya. Laki-laki itu menatap sekilas jam yang ada ditangannya untuk memastikan jika dia tidak akan telat sampai ke kantornya."Ayah..."Suara anak laki-laki terdengar keras memanggil ayah padanya. Sontak dia menoleh dan memeluk tubuh anak laki-laki itu. Pria tampan berkulit putih, berhidung mancung dengan mata sipit itu, tersenyum menatap ke arah anak kecil yang berada dalam pelukannya."Ayah... Kamu mau pergi kemana?" tanya Alif sambil menatap ke arah ayahnya."Ayah mau pergi ke kantor, Nak! Kamu di rumah saja bersama Oma dan Opa ya?" ucap Raihan sambil memegang bahu anak laki-lakinya."Tidak mau. Aku mau ikut dengan Ayah!" ucap Alif dengan wajah kesal."Nak, dengarkan Ayah! Ayah pergi ke kantor untuk bekerja dan Ayah bekerja untuk membahagiakanmu. Jadi kamu harus mengerti ya!" ucap Raihan sambil mengecup kening anak laki-lakinya itu.Raihan masuk ke dalam mobilnya lalu membuka kaca

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status