แชร์

Bab 2. Rena Karisma

ผู้เขียน: Risma123
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-01-31 12:06:27

Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya.

"Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir.

"Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan.

"Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas.

"Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal.

"Kau kenal dengannya?" tanya ayah.

"Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?"

"Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir.

"Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya.

"Mana mungkin ayah! Nama Raihan itu banyak, mana mungkin majikan ibu," ucap ibu sambil tersenyum.

"Majikan? Ibu bekerja? Dimana? Sejak kapan?" tanya Rena dengan banyak pertanyaan.

"Ibu baru mulai bekerja kemarin! Jadi pelayan di rumah mewah. Gajinya lumayan, bisa membantu biaya kuliahmu, Nak!" ucap ibu sambil memeluk anak perempuannya itu.

"Apa hanya kuliah kak Rena saja yang penting untuk Ibu? Bagaimana dengan kuliahku, Bu?" ucap Hana kesal.

"Nak, maafkan ibu dan ayah! Uang kami belum cukup untuk membiayai kuliahmu. Nanti setelah Kakakmu selesai kuliah, kamu pasti akan kuliah juga!" ucap ibu sambil tersenyum.

"Baiklah. Aku sadar betul aku anak pungut kalian!" ucap Hana cemberut.

"Hei, adikku yang cantik! Kenapa kamu marah? Siapa yang bilang kamu anak pungut?" ucap Rena sambil mencubit pipi adiknya.

"Kata Kak Rian. Aku anak pungut, makanya wajah aku dengan kalian berbeda!" ucap Hana.

"Siapa bilang? Kamu percaya dengan kakakmu Rian? Dia itu suka berbicara asal saja, tidak usah diperdulikan!" ucap ibu sambil mengusap rambut Hana.

"Aku sedih sekali, bu! Kak Rian selalu bilang aku anak pungut, aku merasa adik yang tidak dianggap!" ucap Hana sambil memeluk ibunya.

"Sudahlah Hana, adik kesayanganku! Biar nanti aku yang memberi pelajaran pada Rian. Lihat saja, aku akan balas dendam!" ucap Rena dengan wajah kesal.

Seketika Hana tersenyum menatap ke arah Rena, ada perlindungan kuat dari Rena untuk adiknya Hana. Rian memang satu-satunya anak laki-laki yang dimiliki oleh ibu Wina dan bapak Lukman. Hanya saja tingkahnya berubah sejak bergabung dengan geng motor. Dia suka sekali berbuat ulah, melakukan hal buruk diluar rumah, bahkan kini Rian sudah satu bulan tidak pulang ke rumah.

"Nak, kamu bisa menolong ibu hari ini?" tanya ibu pada Rena.

"Membantu apa?"

"Ikut ibu ke tempat majikan ibu sebentar! Tadi nyonya besar di rumah itu meminta ibu membuat kue. Tiba-tiba saja ibu ingat, jika kamu pandai membuat kue enak!" ucap ibu Rena sambil tersenyum.

"Aku? Tidak! Kenapa harus aku?" ucap Rena menolak.

"Tapi ibu percaya, pemilik rumah pasti menyukai kue buatanmu!"

"Ibu bukankah tadi kamu bilang mereka orang kaya raya? Mana mungkin mereka suka dengan kue buatanku! Mereka bisa dengan mudah membeli kue di toko yang mahal dan enak. Kenapa repot-repot membuat sendiri!" ucap Rena sambil memegangi kakinya yang sakit.

"Benar juga! Untuk apa mereka repot-repot membuat jika mereka bisa membeli kue itu sendiri di toko!" ucap ayah.

"Lagipula kakiku masih sakit!" ucap Rena menatap sendu pada ibunya.

"Baiklah. Jika kau tidak mau menolong ibu, tidak apa-apa! Mungkin ini akhir dari pekerjaan ibu sebagai pelayan di rumah besar itu!" ucap ibu dengan wajah sedih.

"Hahaha ... Ibumu drama, Rena! Lebih baik kamu turuti keinginannya!" bisik ayah pada anak perempuannya itu.

"Baiklah!" ucap Rena pelan.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, Rena dan ibunya sudah sampai di rumah besar milik keluarga Raihan. Rena berjalan pelan memasuki rumah mewah itu. Sesekali matanya menatap tajam ke arah rumah mewah yang dia masuki.

"Besar sekali rumahnya, Bu? Berapa pelayan yang ada disini, Bu?" bisik Rena takjub.

"Ada delapan pelayan! Kamu bisa bayangkan, seberapa kaya majikan ibu?"

"Untuk apa aku membayangkan? Aku juga tidak mungkin menjadi nyonya rumah ini, kan!" tawa Rena.

"St... Jangan lancang! Kamu tidak tahu, tuan muda rumah ini adalah seorang duda tampan. Ingat ya, jangan berani menggodanya! Jika itu terjadi, maka bersiaplah dipecat!" ancam ibu.

"Aku tidak berminat menikahi seorang duda!" tawa Rena sambil berjalan menuju dapur.

Rena menatap dapur besar yang ada dirumah itu, ada beberapa pelayan yang sedang sibuk memasak makanan di sana. Rena berjalan pelan mengikuti langkah ibunya. Walau kakinya masih nyeri, namun Rena berusaha membuat kue bolu yang enak.

Bahan-bahan membuat kue sudah siap di meja. Terlihat Rena sudah lihai membuat kue. Hanya dalam hitungan menit, kue itu siap untuk dipanggang di oven.

Setelah selesai membuat bolu pelangi dan bolu coklat, Rena menyajikan kue itu di meja makan. Sementara sebagian lagi disimpan di dapur agar para pelayan juga dapat menyicipi kue buatannya.

"Ibu, sepertinya tugasku sudah selesai! Aku pulang ya!" ucap Rena sambil berjalan keluar dari dapur.

Ada seorang anak laki-laki yang duduk di kursi meja makan. Anak itu terlihat lahap memakan kue buatan Rena. Rena tersenyum, lalu mendekat ke arah anak itu.

"Hai, kamu pasti anak pemilik rumah ini ya? Bagaimana, apa kau suka dengan kue buatanku?" tanya Rena sambil duduk di samping anak itu.

"Kamu siapa? Kenapa aku baru lihat kau disini, Kak?" tanya Alif, anak dari Raihan itu.

"Aku memang bukan pelayan rumah ini. Tapi, ibuku yang bekerja sebagai pelayan rumah ini. Siapa namamu?" tanya Rena sambil tersenyum.

"Aku Alif, siapa namamu, kak?"

"Aku Rena!"

"Baiklah, aku panggil kak Rena. Boleh?" tanya Alif sambil memakan kembali kue yang ada di tangannya.

"Asal jangan panggil Mama, aku tidak masalah!" tawa Rena membuat Alif ikut tertawa.

"Kamu benar-benar cantik. Apa kamu sudah punya pacar kak?" tanya Alif sambil tersenyum menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apa? Kamu menggodaku ya? Aku ini sudah besar, kamu tidak boleh berpacaran denganku!" tawa Rena sambil mencubit lembut pipi Alif.

"Bukan pacar untukku, tapi pacar untuk ayahku!" ucapnya dengan senyum polosnya.

Sontak Rena menatap tajam ke arah anak itu, dia memperhatikan anak itu dengan seksama.

'Jadi Alif anak dari duda pemilik rumah ini? Ya Tuhan, lebih baik aku segera pulang, sebelum aku benar-benar bertemu dengan Ayah anak ini!' batin Rena dalam hati.

Rena berdiri dari duduknya, merasa tidak nyaman dengan ucapan Alif tentang ayahnya, membuat Rena berdiri dan keluar dari rumah itu.

"Apa-apaan? Masa anak berumur 6 tahun ingin menjodohkan aku dengan ayahnya!" gerutu Rena sambil berjalan keluar dari pintu gerbang.

Saat dia berdiri menunggu angkutan umum di luar gerbang rumah itu, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Sontak membuat Rena kaget dan segera menyingkir dari tempatnya berdiri.

Raihan yang melihat Rena ada didepan rumahnya, langsung menghentikan mobilnya. Dengan cepat Raihan keluar dari mobil hitam miliknya itu.

"Gadis itu? Dia ada di depan rumahku?" gumam Raihan sambil berjalan keluar dari mobilnya.

Rena yang melihat laki-laki itu mendekat ke arahnya, dia terlihat panik. Lalu Rena memutuskan untuk naik taksi yang lewat di hadapannya. Rena berhasil melarikan diri dari Raihan.

"Huh... Jadi laki-laki yang hampir menabrakku kemarin adalah duda yang dimaksud ibu? Ya Tuhan, kenapa aku harus lari seperti maling?" gerutu Rena dari dalam mobil taksi.

Sementara Raihan melamun, menatap kepergian gadis itu.

"Kenapa gadis itu menghindariku? Ada apa? Apa aku terlihat menakutkan untuknya?" ucap Raihan sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.

Raihan masuk ke dalam rumahnya dengan pikiran yang terisi penuh dengan wanita itu.

"Rena... Aku benar-benar ingin mengenal wanita itu!" gumam Raihan dalam hati.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat Part 1

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang seda

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Ingin Lebih Dekat Part 2

    Raihan tersenyum lalu menggendong anak laki-laki kesayangannya itu. Sementara wajah Alif, masih menatap penuh tanya pada ayahnya."Apa yang sedang Ayah lakukan bersama Mama? Kenapa kamu memeluknya seperti itu? Apa kamu takut jika Mama akan pergi seperti ibuku?" tanya si kecil Alif.Raihan diam, dia cukup terkejut mendengar ucapan dari bibir Alif. Mengenang masa lalunya adalah hal paling menyakitkan untuk Raihan. Wanita bernama Dita itu, bukan hanya telah menghancurkan hatinya tapi juga menyiksa hidup Alif.Sejak Alif dilahirkan, Dita dengan tega pergi tanpa pamit meninggalkan Raihan dan Alif yang kala itu masih bayi. Tak ada kabar berita selama kepergiannya. Hanya tersebar kabar jika Dita telah menikah lagi dengan seorang pengusaha sukses dan pindah ke luar negeri.Hal itu benar-benar membuat Raihan terpukul, bahkan hancur, sehancur-hancurnya. Namun berlahan dia sadar, air matanya terlalu berharga untuk menangisi wanita seperti Dita. Dia lebih memikirkan kebahagiaan anaknya dan mengeja

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 10. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-02

บทล่าสุด

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 57. Bukan Istri Sempurna

    Raihan tersenyum ke arah Rena, mengecup kening istrinya penuh cinta. Terlihat begitu takut jika kehamilan akan menyiksa sang istri."Jika kamu belum siap, aku bisa menunggu!" ucap Raihan pelan."Kenapa? Tadi kamu yang paling antusias? Sekarang tiba-tiba kamu berubah jadi khawatir seperti itu. Apa yang kamu pikirkan? Tidak mau aku mengandung anakmu? Apa aku tidak layak?" ucap Rena kesal."Hei, tajam sekali mulutmu ini! Aku melakukan itu karena mengkhawatirkan keadaanmu. Aku baru menyadari jika proses memiliki anak butuh perjuangan saat melahirkan. Aku tidak tega jika kamu harus merasakan sakit itu!" "Bodoh sekali! Aku ini wanita. Aku mau punya anak dari rahimku sendiri. Percayalah, aku pasti kuat!" ucap Rena memeluk tubuh Raihan."Benarkah? Kamu sudah siap untuk hal itu?" "Tenang saja, aku sudah siap!" ucap Rena sambil tersenyum.Beberapa hari kemudian, Rena kembali bekerja di kantor Raihan. Dia terlihat serius mengerjakan tugas dari manager Ana tentang desain kantor Amazong. Anggist

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 56. Wanita Di Masa Lalu

    Rena meminta banyak hal malam ini, dan mendapatkan semuanya dari kerja keras suaminya. Entah kenapa Rena merasa bangga, menikmati hidup ala kadarnya seperti ini. Yang terpenting di saat hidup tak menjadi seorang sultan, Rena merasa jauh dicintai dan merasa percaya diri mendampingi Raihan. Satu-satunya ketakutan Rena selama ini adalah status Raihan sebagai orang terkaya yang mencolok."Kelihatannya kamu sangat menikmati makan ini ya? Apa kamu suka melihat suamimu jadi pedagang rendahan?" ucap Raihan kesal."Hahaha... Bukan begitu, tapi aku lebih tenang saat kamu bukan siapa-siapa. Terakhir kali, aku dan Amor berdebat karena dirimu. Hari ini, aku dan Sinta juga berdebat karenamu. Sejujurnya aku tidak suka dengan statusmu sebagai sultan. Tidak bisakah kita hidup sebagai rakyat biasa saja?" ucap Rena menyandarkan kepalanya di bahu Raihan."Kamu istriku yang konyol! Saat banyak wanita mendekatiku karena uang, kamu justru malah ingin aku meninggalkan semuanya. Tapi itulah yang membuat aku

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 55. Honeymoon Ala Kadar

    Raihan mengunci pintu kamar hotel dengan senyum menggoda. Terlihat jelas keromantisan yang akan terjadi pada Rena dan Raihan saat itu. Hanya dengan sedikit sentuhan, Raihan mampu membuat Rena tak berdaya melawannya.Tubuh mungil Rena membuat Raihan beberapa kali menelan ludahnya. Merasakan nafsunya memuncak hingga ke ubun-ubun. Dalam sekejap, pakaian yang dikenakan Rena lepas dari tubuhnya. Raihan tersenyum menyeringai, menatap tubuh polos itu membuat dia langsung menyerang Rena tanpa aba-aba. Rena hanya mengerang, sesekali tangannya mencengkram kuat punggung Raihan yang berada di atas tubuhnya.Tak lama setelah selesai melakukan aktivitas kegemaran Raihan, Rena terlelap tidur. Raihan dengan bangga memeluk istrinya dan mengusap lembut pucuk kepala Rena. Terlihat wajah bahagia terpancar dari bibir Raihan."Jika kamu benar-benar berhasil mengandung anakku, aku akan semakin menyayangimu. Hal yang paling indah yang kumiliki, adalah menjadikan kamu pasangan hidupku dan ibu untuk putraku, A

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 54. Jebakan Salah Alamat

    Rena kembali masuk ke dalam kamar hotel itu, menahan kesal menghadapi tingkah sekertaris suaminya. Secara terang-terangan dia ingin menjebak Raihan, tentu saja Rena merasa sangat kesal.Raihan tersenyum menatap ke arah Rena, dari atas tempat tidur. Dia masih terlihat lemah setelah menghabiskan waktu untuk bertarung dengan Rena. "Kenapa sayangku? Kenapa dengan ekspresi wajahmu yang menggemaskan itu? Apa kamu sedang marah?" tanya Raihan."Tentu saja aku marah. Sekertarismu bermasalah, sejak datang menemuiku dia terus mengancamku. Cih, dia pikir dia bisa mengancamku? Aku istrimu, aku lebih berhak atas kamu daripada wanita itu'kan?" ucap Rena kesal."Iya sayang, kamu lebih berhak atas aku dibanding siapapun! Jika kamu cemburu seperti ini, aku merasa sangat bahagia. Ayo kita buat adik untuk Alif!" bisik Raihan sambil mengedipkan sebelah matanya."Huh, apa-apaan! Ingin punya anak? Bisakah kamu jaga dirimu dulu agar tidak digoda wanita lain? Bagaimana jika saat aku sedang hamil, kamu digoda

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 53. Rena Vs Sekertaris Licik Part 2

    Rena menoleh ke arah sekertaris Raihan yang berada di belakangnya. Merasa bisa menggagalkan rencana sekertaris itu untuk menjebak suaminya. Terlihat Sinta mengerutkan keningnya, menatap kesal ke arah Rena yang berada di dalam pelukan Raihan saat itu. "Kurang ajar! Kenapa wanita bodoh itu harus ikut ke luar kota segala? Jika ini terjadi, maka dia akan mengganggu rencanaku untuk mendapatkan hati Tuan Raihan!" gumam Sinta sambil meremas kesal tangannya sendiri.Rena dan Raihan duduk di kursi belakang mobil, sementara Sinta duduk di depan, disebelah supir pribadi Raihan. Sesekali mata sekertaris itu menatap ke arah Rena dan Raihan melalui kaca spion mobil. Rena yang sadar gerak-geriknya sedang diperhatikan, dengan sengaja memeluk mesra suaminya. Dia bisa melihat sekertaris itu terlihat kesal, ajang untuk memanas-manasi hati Sinta berjalan dengan sukses."Sayang, kenapa tiba-tiba kamu manja seperti ini? Apa yang terjadi padamu?" tanya Raihan seolah tahu ada hal yang tak biasa terjadi pad

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 52. Rena Vs Sekertaris Licik Part 1

    Rena terkejut, dia dengan wajah bahagia menerima rangkaian bunga yang diberikan Raihan. Saat Raihan memberikan kotak perhiasan, Rena membuka kotak itu dengan gugup. Ternyata sebuah kalung canting dengan batu permata merah diberikan Raihan untuk Rena. Rena mengembangkan senyumnya, memeluk mesra suami yang ada di hadapannya."Terima kasih sayang," ucap Rena masih menenggelamkan wajahnya di tubuh Raihan."Apa kamu suka?" "Sangat suka, terima kasih!" ucap Rena mempererat pelukannya.Wanita-wanita sosialita yang ada diacara itu, menatap iri pada Rena. Tidak ada yang mengira jika Tuan Raihan yang dikenal arogan, cuek, dan pekerja keras itu, mampu memberikan kejutan manis untuk istrinya. Bisik-bisik itu membuat Rena enggan melepaskan pelukannya di tubuh sang suami."Sayang, lepaskan pelukanmu dulu! Aku mau pakaikan kalung ini untukmu," ucap Raihan sambil mengambil kalung dan memasangkan kalung itu di leher Rena.Semua orang bersorak-sorai menatap ke arah Rena dan Raihan. Senyum terukir inda

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 51. Hari Menyenangkan Sebagai Nyonya

    Septina dan Erlina menatap ke arah Rena dengan senyum bersinar di wajah mereka. Seolah tidak percaya jika sahabat mereka tidak bohong tentang status pernikahannya dengan CEO pemilik perusahaan. "Rena, aku tidak mengira jika kamu benar-benar istri rahasia Tuan Raihan. Kenapa kamu menyembunyikan statusmu sebagai istri Tuan Raihan?" ucap Erlina sambil tersenyum. "Aku sudah bilang waktu itu, tapi kalian tidak percaya. Aku mau bilang apa, jika kalian tidak percaya padaku!" ucap Rena mulai memetik dokumen di tangannya. "Maafkan kami karena kami sempat tidak percaya dengan ucapanmu. Wajarlah kami meragukanmu, kamu bahkan tidak terlihat seperti seorang nyona besar. Kamu bahkan masih masih menjadi desainer rendahan setelah hubunganmu dan Tuan Raihan terkuak di media sosial. Apa yang kamu pikirkan?" ucap Septina bingung. "Memangnya hal mengasyikkan apa yang bisa dilakukan sebagai istri CEO kaya?" tanya Rena. "Apa kamu bertanya hal seperti ini pada kami? Tentu saja kami akan menghabiskan u

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 50. Status Yang Rumit

    Setelah selesai melakukan hubungan percintaannya bersama Rena, Raihan terkapar lemas di samping Rena berbaring. Dia mengecupi setiap bagian wajah istrinya penuh kasih sayang. Rena menundukkan kepalanya, walaupun sudah sering melakukan hal itu bersama suaminya, namun dia masih tidak bisa menyembunyikan rasa malunya."Kenapa sayang? Setelah kamu menggodaku, dan membuatku sepuas ini, wajahmu terlihat tidak bahagia? Apa kamu masih marah padaku?" bisik Raihan."Tidak. Tidak ada yang harus membuatku marah! Kamu suamiku, kamu berhak melakukan apapun padaku termasuk memberitahukan hubungan kita pada dunia. Aku yang minta maaf, selama ini aku bersikeras menyembunyikan hubungan kita. Maafkan aku!" bisik Rena merasa bersalah."Tidak apa-apa. Mulai sekarang, kamu tidak perlu berpura-pura tidak mengenalku. Aku adalah suamimu dan kamu adalah istriku. Kedepannya aku ingin kita tetap bersama-sama, dengan begitu tidak akan ada orang yang bisa mengganggu dan menghancurkan hubungan kita," ucap Raihan me

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 49. Rahasia Terbongkar

    Mendengar penuturan Raihan, Rena hanya bisa menundukkan kepalanya. Dia tidak mampu menatap ke arah Amor ataupun Galih. Namun Raihan tak gentar, membongkar semua rahasia tentang pernikahannya dengan Rena."Apa? Jadi wanita ini istrimu? Desainer rendahan? Apakah tidak ada wanita lain yang lebih baik dari dia? Kamu menolak cintaku hanya untuk wanita seperti ini?" teriak Amor tidak percaya."Rena adalah wanita yang aku cintai. Aku harap kedepannya jika kamu masih ingin tetap kuanggap teman, tolong bicara yang sopan pada istriku. Siapapun orang yang menyakiti istriku, aku akan membalasnya dengan harga yang setimpal!" ancam Raihan kesal."Lalu, bagaimana dengan proyekku? Aku butuh desainnya segera!" sambung Galih dengan senyum sinisnya."Aku akan menyuruh seseorang untuk menggantikan istriku. Aku tidak akan membiarkan istriku berhubungan dengan pria manapun, apalagi denganmu! Ayo kita pulang!" ucap Raihan menarik lembut tangan Rena masuk ke dalam mobil."Raihan, tidak bisa begini padaku! Ma

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status