Home / Romansa / Menikahi Duda Kaya / Bab 2. Rena Karisma

Share

Bab 2. Rena Karisma

Author: Risma123
last update Last Updated: 2025-01-31 12:06:27

Siang itu terik matahari menyinari bumi, Rena yang baru pulang kuliah, berjalan dengan kaki terpincang-pincang. Wajahnya terlihat meringis, menahan nyeri yang ada di kakinya.

"Ya ampun, Nak! Kenapa dengan dirimu? Apa yang terjadi?" teriak ayah Rena penuh rasa khawatir.

"Tidak apa, ayah! Tadi saat menolong nenek tua menyebrang jalan, ada pengendara mobil ngebut. Aku sedikit terkejut dan jatuh, lalu kakiku terkilir!" ucap Rena menjelaskan.

"Kenapa tidak hati-hati? Bagaimana jika kamu sampai celaka? Bukankah itu berbahaya?" teriak ibu cemas.

"Memangnya aku yang salah? Laki-laki itu yang membawa mobil ngebut. Huh... Laki-laki menyebalkan!" ucap Rena kesal.

"Kau kenal dengannya?" tanya ayah.

"Siapa? Pengendara ugal-ugalan itu?"

"Iya. Kau mengenalnya?" tanya ayah penasaran.

"Tidak. Aku tidak mengenalnya! Tapi dia bilang namanya Raihan," ucap Rena sambil mengusap kakinya yang terkilir.

"Raihan? Apa jangan-jangan majikan ditempat ibu bekerja!" ucap ayah sambil menoleh ke arah istrinya.

"Mana mungkin ayah! Nama Raihan itu banyak, mana mungkin majikan ibu," ucap ibu sambil tersenyum.

"Majikan? Ibu bekerja? Dimana? Sejak kapan?" tanya Rena dengan banyak pertanyaan.

"Ibu baru mulai bekerja kemarin! Jadi pelayan di rumah mewah. Gajinya lumayan, bisa membantu biaya kuliahmu, Nak!" ucap ibu sambil memeluk anak perempuannya itu.

"Apa hanya kuliah kak Rena saja yang penting untuk Ibu? Bagaimana dengan kuliahku, Bu?" ucap Hana kesal.

"Nak, maafkan ibu dan ayah! Uang kami belum cukup untuk membiayai kuliahmu. Nanti setelah Kakakmu selesai kuliah, kamu pasti akan kuliah juga!" ucap ibu sambil tersenyum.

"Baiklah. Aku sadar betul aku anak pungut kalian!" ucap Hana cemberut.

"Hei, adikku yang cantik! Kenapa kamu marah? Siapa yang bilang kamu anak pungut?" ucap Rena sambil mencubit pipi adiknya.

"Kata Kak Rian. Aku anak pungut, makanya wajah aku dengan kalian berbeda!" ucap Hana.

"Siapa bilang? Kamu percaya dengan kakakmu Rian? Dia itu suka berbicara asal saja, tidak usah diperdulikan!" ucap ibu sambil mengusap rambut Hana.

"Aku sedih sekali, bu! Kak Rian selalu bilang aku anak pungut, aku merasa adik yang tidak dianggap!" ucap Hana sambil memeluk ibunya.

"Sudahlah Hana, adik kesayanganku! Biar nanti aku yang memberi pelajaran pada Rian. Lihat saja, aku akan balas dendam!" ucap Rena dengan wajah kesal.

Seketika Hana tersenyum menatap ke arah Rena, ada perlindungan kuat dari Rena untuk adiknya Hana. Rian memang satu-satunya anak laki-laki yang dimiliki oleh ibu Wina dan bapak Lukman. Hanya saja tingkahnya berubah sejak bergabung dengan geng motor. Dia suka sekali berbuat ulah, melakukan hal buruk diluar rumah, bahkan kini Rian sudah satu bulan tidak pulang ke rumah.

"Nak, kamu bisa menolong ibu hari ini?" tanya ibu pada Rena.

"Membantu apa?"

"Ikut ibu ke tempat majikan ibu sebentar! Tadi nyonya besar di rumah itu meminta ibu membuat kue. Tiba-tiba saja ibu ingat, jika kamu pandai membuat kue enak!" ucap ibu Rena sambil tersenyum.

"Aku? Tidak! Kenapa harus aku?" ucap Rena menolak.

"Tapi ibu percaya, pemilik rumah pasti menyukai kue buatanmu!"

"Ibu bukankah tadi kamu bilang mereka orang kaya raya? Mana mungkin mereka suka dengan kue buatanku! Mereka bisa dengan mudah membeli kue di toko yang mahal dan enak. Kenapa repot-repot membuat sendiri!" ucap Rena sambil memegangi kakinya yang sakit.

"Benar juga! Untuk apa mereka repot-repot membuat jika mereka bisa membeli kue itu sendiri di toko!" ucap ayah.

"Lagipula kakiku masih sakit!" ucap Rena menatap sendu pada ibunya.

"Baiklah. Jika kau tidak mau menolong ibu, tidak apa-apa! Mungkin ini akhir dari pekerjaan ibu sebagai pelayan di rumah besar itu!" ucap ibu dengan wajah sedih.

"Hahaha ... Ibumu drama, Rena! Lebih baik kamu turuti keinginannya!" bisik ayah pada anak perempuannya itu.

"Baiklah!" ucap Rena pelan.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, Rena dan ibunya sudah sampai di rumah besar milik keluarga Raihan. Rena berjalan pelan memasuki rumah mewah itu. Sesekali matanya menatap tajam ke arah rumah mewah yang dia masuki.

"Besar sekali rumahnya, Bu? Berapa pelayan yang ada disini, Bu?" bisik Rena takjub.

"Ada delapan pelayan! Kamu bisa bayangkan, seberapa kaya majikan ibu?"

"Untuk apa aku membayangkan? Aku juga tidak mungkin menjadi nyonya rumah ini, kan!" tawa Rena.

"St... Jangan lancang! Kamu tidak tahu, tuan muda rumah ini adalah seorang duda tampan. Ingat ya, jangan berani menggodanya! Jika itu terjadi, maka bersiaplah dipecat!" ancam ibu.

"Aku tidak berminat menikahi seorang duda!" tawa Rena sambil berjalan menuju dapur.

Rena menatap dapur besar yang ada dirumah itu, ada beberapa pelayan yang sedang sibuk memasak makanan di sana. Rena berjalan pelan mengikuti langkah ibunya. Walau kakinya masih nyeri, namun Rena berusaha membuat kue bolu yang enak.

Bahan-bahan membuat kue sudah siap di meja. Terlihat Rena sudah lihai membuat kue. Hanya dalam hitungan menit, kue itu siap untuk dipanggang di oven.

Setelah selesai membuat bolu pelangi dan bolu coklat, Rena menyajikan kue itu di meja makan. Sementara sebagian lagi disimpan di dapur agar para pelayan juga dapat menyicipi kue buatannya.

"Ibu, sepertinya tugasku sudah selesai! Aku pulang ya!" ucap Rena sambil berjalan keluar dari dapur.

Ada seorang anak laki-laki yang duduk di kursi meja makan. Anak itu terlihat lahap memakan kue buatan Rena. Rena tersenyum, lalu mendekat ke arah anak itu.

"Hai, kamu pasti anak pemilik rumah ini ya? Bagaimana, apa kau suka dengan kue buatanku?" tanya Rena sambil duduk di samping anak itu.

"Kamu siapa? Kenapa aku baru lihat kau disini, Kak?" tanya Alif, anak dari Raihan itu.

"Aku memang bukan pelayan rumah ini. Tapi, ibuku yang bekerja sebagai pelayan rumah ini. Siapa namamu?" tanya Rena sambil tersenyum.

"Aku Alif, siapa namamu, kak?"

"Aku Rena!"

"Baiklah, aku panggil kak Rena. Boleh?" tanya Alif sambil memakan kembali kue yang ada di tangannya.

"Asal jangan panggil Mama, aku tidak masalah!" tawa Rena membuat Alif ikut tertawa.

"Kamu benar-benar cantik. Apa kamu sudah punya pacar kak?" tanya Alif sambil tersenyum menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apa? Kamu menggodaku ya? Aku ini sudah besar, kamu tidak boleh berpacaran denganku!" tawa Rena sambil mencubit lembut pipi Alif.

"Bukan pacar untukku, tapi pacar untuk ayahku!" ucapnya dengan senyum polosnya.

Sontak Rena menatap tajam ke arah anak itu, dia memperhatikan anak itu dengan seksama.

'Jadi Alif anak dari duda pemilik rumah ini? Ya Tuhan, lebih baik aku segera pulang, sebelum aku benar-benar bertemu dengan Ayah anak ini!' batin Rena dalam hati.

Rena berdiri dari duduknya, merasa tidak nyaman dengan ucapan Alif tentang ayahnya, membuat Rena berdiri dan keluar dari rumah itu.

"Apa-apaan? Masa anak berumur 6 tahun ingin menjodohkan aku dengan ayahnya!" gerutu Rena sambil berjalan keluar dari pintu gerbang.

Saat dia berdiri menunggu angkutan umum di luar gerbang rumah itu, tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan gerbang. Sontak membuat Rena kaget dan segera menyingkir dari tempatnya berdiri.

Raihan yang melihat Rena ada didepan rumahnya, langsung menghentikan mobilnya. Dengan cepat Raihan keluar dari mobil hitam miliknya itu.

"Gadis itu? Dia ada di depan rumahku?" gumam Raihan sambil berjalan keluar dari mobilnya.

Rena yang melihat laki-laki itu mendekat ke arahnya, dia terlihat panik. Lalu Rena memutuskan untuk naik taksi yang lewat di hadapannya. Rena berhasil melarikan diri dari Raihan.

"Huh... Jadi laki-laki yang hampir menabrakku kemarin adalah duda yang dimaksud ibu? Ya Tuhan, kenapa aku harus lari seperti maling?" gerutu Rena dari dalam mobil taksi.

Sementara Raihan melamun, menatap kepergian gadis itu.

"Kenapa gadis itu menghindariku? Ada apa? Apa aku terlihat menakutkan untuknya?" ucap Raihan sambil mengusap wajahnya yang berkeringat.

Raihan masuk ke dalam rumahnya dengan pikiran yang terisi penuh dengan wanita itu.

"Rena... Aku benar-benar ingin mengenal wanita itu!" gumam Raihan dalam hati.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 3. Acara Reuni

    Raihan duduk mendekati Alif yang berada di meja makan. Biasanya di saat Raihan pulang, Alif langsung memeluknya dan bermanja-manja pada ayahnya itu. Namun kali ini berbeda, Alif terlihat fokus menghabiskan kue yang ada di meja makan."Alif, kamu sedang apa?" tanya Raihan sambil mengusap lembut wajah anak laki-lakinya itu."Aku sedang makan kue! Cobalah ayah, kue ini rasanya enak!" bujuk Alif."Tidak, Nak! Kamu kan tahu, jika ayah tidak suka makanan manis!""Tapi ini beda ayah! Kuenya dibuat dengan penuh cinta," tawa Alif masih asyik menyantap kue itu."Nak, kamu sudah pulang?" tanya Mayang sambil duduk di kursi sebelah anak laki-lakinya itu."Iya, Bu!" ucap Raihan singkat."Berarti kamu bisa mengantar Mila ke acara reuninya malam ini?" ucap ibu Mayang dengan senyum senang."Apa? Mila? Tidak, aku tidak mau! Ibu jangan mulai, aku tidak mau dijodohkan!" ucap Raihan sambil berjalan meninggalkan ibunya dan Alif di meja makan.Raihan masuk ke dalam kamar, rasanya mendengar kata-kata perjodo

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 4. My Hero

    Rena menatap ke arah Raihan dengan wajah memohon, agar Raihan menarik kembali ucapannya. Jelas Rena tidak berani diturunkan di tempat sepi seperti itu. Terlebih karena Rena memiliki phobia terhadap kegelapan."Kenapa diam? Turun dari mobilku!" ucap Raihan dengan suara pelan namun cukup membuat Rena gemetar.Raihan keluar dari mobilnya lalu menurunkan Rena secara paksa."Apa harus sekasar ini?" ucap Rena dengan wajah kesal."Lalu harus bagaimana? Bukankah kamu merasa tidak nyaman berada di dekatku? Pulang sana sendiri, lakukan hal sesuka hatimu!" ucap Raihan sambil masuk kembali ke dalam mobilnya.Mobil Raihan benar-benar melaju kencang meninggalkan Rena sendiri. Dengan kaki yang masih sakit, Rena berjalan pelan melewati jalan raya yang sepi."Bagaimana ini? Dia benar-benar meninggalkanku sendiri di sini? Ya Tuhan, aku takut! Didepan jalan raya itu sepertinya gelap sekali. Lampu jalannya sepertinya mati. Aku tidak berani ke sana!" ucap Rena sambil duduk di sebuah kursi jalanan.Rena me

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 5. Kesempatan

    Rena masih memeluk erat tubuh Raihan, matanya terpejam dengan keringat yang bercucuran. Raihan menoleh ke arah wajah Rena yang ketakutan, sementara tangan kanannya memegang tangan Rena yang memeluk tubuhnya."Kita sudah sampai di depan mobilku! Apa kamu akan terus memelukku seperti ini?" tawa Raihan.Rena membuka matanya, menatap kearah wajah Raihan yang terlihat tersenyum ke arahnya. Jelas Rena segera melepaskan pelukannya di tubuh Raihan."Maaf!" ucap Rena menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang merah, menahan malu."Sudahlah! Ayo masuk!" ucap Raihan sambil membukakan pintu mobilnya.Rena masuk ke dalam mobil itu, begitupun dengan Raihan. Mobil itu melaju melewati keheningan malam. Jam baru menunjukkan pukul 10 malam namun suasana jalanan nampak hening dan sepi.Rena diam-diam menatap ke arah Raihan yang sedang fokus mengemudi. Tentu saja Raihan cepat tanggap, dia tahu jika wanita yang berada di sebelahnya tengah memperhatikannya."Sudah ku bilang, jangan remehkan statusk

    Last Updated : 2025-01-31
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 6. Dibuat Frustasi

    Rena menatap kesal pada laki-laki yang berada di hadapannya itu. Tangannya sudah bersiap untuk memberikan pelajaran pada duda tampan yang tersenyum menatapnya saat itu. "Apa yang akan kamu lakukan dengan tanganmu itu? Kamu mau bersiap memukulku ya?" tawa Raihan."Jelas, aku akan memukulmu! Hitung berapa kali kamu mencuri ciuman di bibirku. Sebanyak itu aku akan memukulmu!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan justru tertawa mendengar kata-kata Rena, dia bahkan semakin berani mendekatkan wajahnya ke arah wajah Rena."Mau apa?" tanya Rena dengan mata melotot menatap ke arah Raihan yang berada beberapa inci dari wajahnya."Aku ingin menciummu lebih banyak, aku rela dipukul seribu kali olehmu asal aku mendapatkan kecupan mesra setiap harinya!" bisik Raihan."Huh, dasar laki-laki mesum!" ucap Rena sambil memukul bahu Raihan.Rena berjalan keluar dari kamar, namun Raihan tidak semudah itu melepaskannya. Raihan terus membututi Rena sampai di ruang tamu rumahnya."Mau apalagi? Sudah cukup, p

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 7. Sandiwara Jadi Mama

    Mobil Raihan berhenti di depan sekolah Alif. Dengan wajah gembira, Alif membukakan pintu mobil untuk Rena. Dia tersenyum sambil menarik lembut tangan Rena. Tentu Rena benar-benar tidak bisa menolak keinginan Alif."Ayo Mama! Aku ingin segera mengenalkanmu pada kawan-kawanku," ucap Alif sambil tersenyum."Alif, kamu bisa ajak kawan-kawanmu kemari untuk menemui mamamu ya!" ucap Raihan sambil tersenyum ke arah anak laki-lakinya itu.Alif yang masih polos, melakukan hal yang diminta ayahnya. Dia berlari ke dalam gerbang sekolah untuk memanggil kawan-kawannya.Rena masih diam di dalam mobil, wajahnya terlihat kesal menatap ke arah Raihan."Kenapa dengan wajahmu? Apa kamu tidak suka jika Alif memperkenalkan dirimu sebagai calon mamanya?" tanya Raihan sambil tersenyum."Jika tahu jawabannya, untuk apa bertanya!" ucap Rena kesal."Kenapa kamu marah? Harusnya kamu senang, karena anakku mendukung hubungan kita!" tawa Raihan."Hubungan apa? Ayah dan anak sama-sama membuatku gila!" ucap Rena kesa

    Last Updated : 2025-02-28
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 8. Ingin Lebih Dekat Part 1

    Raihan berdiri mendekat ke arah Rena, dia membisikkan sesuatu yang membuat mata Rena melotot."Aku akan pergi kali ini! Tapi kamu yang akan datang menemuiku nanti. Lihat saja!" bisik Raihan."Tidak mungkin! Cepat pergi, itu akan lebih baik untukku!" ucap Rena dengan wajah kesal.Raihan tertawa menatap wajah Rena, dia menghampiri ayah Rena lalu berpamitan pulang. Rena pura-pura acuh, namun tetap mengikuti langkah kaki Raihan sampai dia masuk ke dalam mobilnya.Raihan menatap ke arah Rena sambil tersenyum, dia melambaikan tangannya dengan mengedipkan sebelah matanya, Rena buru-buru membuang pandangan ke arah lain. Entah kenapa terukir senyum di wajah Rena. Apa Rena sudah mulai jatuh hati pada sang duda?Rena berjalan pelan ke arah jalan raya untuk mencari angkutan umum. Seketika matanya melotot menatap seorang laki-laki turun dari mobil mewah."Hai, kamu sedang apa? Mau ku antar? Apa kamu butuh tumpangan?" tanya laki-laki itu.Rena menatap dengan seksama, siapa laki-laki tampan yang seda

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 9. Ingin Lebih Dekat Part 2

    Raihan tersenyum lalu menggendong anak laki-laki kesayangannya itu. Sementara wajah Alif, masih menatap penuh tanya pada ayahnya."Apa yang sedang Ayah lakukan bersama Mama? Kenapa kamu memeluknya seperti itu? Apa kamu takut jika Mama akan pergi seperti ibuku?" tanya si kecil Alif.Raihan diam, dia cukup terkejut mendengar ucapan dari bibir Alif. Mengenang masa lalunya adalah hal paling menyakitkan untuk Raihan. Wanita bernama Dita itu, bukan hanya telah menghancurkan hatinya tapi juga menyiksa hidup Alif.Sejak Alif dilahirkan, Dita dengan tega pergi tanpa pamit meninggalkan Raihan dan Alif yang kala itu masih bayi. Tak ada kabar berita selama kepergiannya. Hanya tersebar kabar jika Dita telah menikah lagi dengan seorang pengusaha sukses dan pindah ke luar negeri.Hal itu benar-benar membuat Raihan terpukul, bahkan hancur, sehancur-hancurnya. Namun berlahan dia sadar, air matanya terlalu berharga untuk menangisi wanita seperti Dita. Dia lebih memikirkan kebahagiaan anaknya dan mengeja

    Last Updated : 2025-03-01
  • Menikahi Duda Kaya   Bab 10. Masa Pendekatan

    Rena mencuci mukanya di wastafel sambil menahan rasa malu, sementara si kecil Alif tertawa menatap ke arahnya. Rena mengambil handuk kecil yang ada di laci khusus handuk bersih. Dia mengusap wajahnya yang basah dengan handuk itu."Mama, apa kuenya masih lama matangnya?" tanya Alif seraya turun dari kursinya."Masih lama! Bermain saja dulu! Jika sudah matang, aku akan memanggilmu," ucap Rena sambil tersenyum.Alif menurut, dia kembali bermain dengan wajah gembira. Sementara Rena masih berkutat membuat puding untuk Alif."Ayahnya memang duda yang menyebalkan! Tapi anaknya, aku suka! Dia anak baik dan penurut. Terlebih, aku iba mendengar dia yang merindukan sosok ibu dalam hidupnya. Aku sengaja membuat banyak makanan untuknya, agar dia bisa menghabiskan semuanya. Huh, anak yang manis! Tidak seperti ayahnya, duda sombong!" ucap Rena sambil menuangkan puding itu pada wadah.Setelah berkutat beberapa jam, Rena akhirnya selesai dengan semua pekerjaannya. Dia menghidangkan makanan itu di meja

    Last Updated : 2025-03-02

Latest chapter

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 62. Adu Mulut

    Dengan wajah kesal wanita itu menggerutu, saat security membawanya keluar dari rumah Raihan. Dita tidak habis pikir, jika kali ini rencananya gagal untuk menggoda Raihan. Tujuan utama Dita mendekati Raihan adalah untuk mengambil alih semua harta milik Raihan. Dita tidak pernah tulus mendekati Raihan, dia hanya ingin memanfaatkan Alif sebagai jembatan merebut harta milik mantan suaminya itu. Saat security datang untuk mengusir Dita, tiba-tiba Alif datang dan menatap ibunya yang tengah menangis. Dita mendekat ke arah Alif, berharap anaknya bisa memaafkan dia. Tentu tujuannya adalah menjadikan Alif sebagai batu loncatan mendapatkan kekuasaan Raihan.Namun di luar dugaan, Alif bukannya merasa iba malah dia terlihat menikmati hal yang dialami ibunya. Perasaan seorang anak kecil saat melihat ibu kandungnya, tentu akan merasa senang. Tapi ibu kandung Alif ini berbeda, dia tidak mengharapkan Alif dari awal melahirkannya dan Alif tahu itu. Justru Alif menganggap, jika semua hal buruk yang dia

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 61. Menggoda Istri Itu Menyenangkan

    Keesokan harinya, Raihan membuka mata menatap sang istri masih terlelap di dalam tidur. Raihan memainkan jemari tangannya di wajah Rena. Terlihat Rena beberapa kali merasa terganggu dengan hal yang dilakukan Raihan. Dia menggeliat, dan menepis tangan Raihan, tapi Rena masih menutup rapat matanya. "Jangan ganggu aku, aku masih ngantuk!" keluh Rena dengan mata yang enggan terbuka. Raihan tertawa mengecup setiap bagian inci wajah Rena dengan lebih menggoda. Rena dengan wajah kesal membuka matanya. Memandang ke arah suaminya yang terlihat senang menatap ekspresi kesal wajah Rena. "Kamu suka selalu menggangguku, apa tidak punya pekerjaan lain?" ucap Rena kesal. "Kamu lihat dirimu. Ini sudah siang, tapi kamu belum bangun juga. Aku sebagai seorang suami akan berangkat ke kantor, tapi istrinya justru belum bangun dari tempat tidur. Menurutmu apakah ini masuk akal?" ucap Raihan tersenyum senang. "Kenapa harus membangunkanku? Jika kamu butuh air hangat untuk mandi, kamu bisa sediakan sendi

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 60. Palang Merah Mengganggu

    Rena dipaksa oleh Raihan masuk ke dalam mobil. Dia tidak berani menolak saat suaminya mau ngajak dia ke sebuah hotel. Hotel mewah dengan gedung 30 lantai. Rena memandangi gedung mewah itu dengan mengikuti langkah suaminya. Sampai di depan kamar hotel, Rena masuk bersama Raihan. Tanpa ada aba-aba suaminya itu langsung menyerang Rena dengan penuh nafsu. Rena tahu betul, ini adalah salah satu cara Raihan untuk melakukan serangan balik dari istrinya. Hingga Rena hanya bisa menutup matanya melihat kebuasan suaminya.Raihan mendorong tubuh Rena hingga jatuh di atas tempat tidur. Dress berwarna putih yang Rena pakai tersibak hingga terlihat bagian bawah tubuh Rena. Dengan gerakan cepat Rena menarik dress itu agar menutupi celana dalamnya yang terlihat."Apa yang kamu lihat? Matamu langsung melotot seperti itu, melihat hal seperti ini!" oceh Rena kesal."Kenapa ditutup, nanti juga pasti akan kubuka lagi! Jangan bilang, jika kamu masih malu padaku setelah menikah hampir satu bulan? Apa yang m

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 59. Hukuman Cinta

    Air mata Rena membasahi jas yang dikenakan Raihan. Terlihat kesedihan yang mendalam dari tatapan mata Rena pada Raihan. Isak tangis masih terdengar, membuat Raihan merasa bersalah mengucapkan kata-kata kasar pada istrinya itu. "Maafkan aku! Tidak seharusnya aku meneriakimu seperti tadi. Aku khilaf, maafkan aku!" ucap Raihan mengusap lembut wajah Rena."Kamu jahat! Kamu bisa mengencani banyak wanita tapi kenapa aku tidak? Kamu bisa menempel pada banyak wanita, kenapa aku tidak? Kamu terus mengaturku ini dan itu, tapi pernahkah kamu bercermin untuk menghargaiku sedikit saja? Oh tidak, pria kaya raya sepertimu tidak akan menghargai orang lain. Kamu bisa melakukan apapun, karena kamu punya segalanya dan mampu membeli harga diri orang lain, termasuk harga diri istrimu sendiri!" teriak Rena kesal.Raihan tak bicara, dia menatap istrinya lekat, Raihan merasa sangat bersalah karena membuat istrinya marah padanya saat itu. CUP ...Raihan mengecup bibir Rena, Raihan juga menghapus air mata ya

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 58. Image Yang Meresahkan

    Rena tersenyum dan akhirnya mengiyakan apa yang dikatakan Raihan padanya. Kini Rena mulai belajar menjadi wakil CEO didampingi oleh sang suami. Rena terlihat bersungguh-sungguh dalam mempelajari setiap hal yang diperintahkan oleh Raihan dan tugasnya sebagai wakil CEO. Tapi saat Rena benar-benar sedang serius, Raihan justru malah menggoda istrinya. Dia terlihat senang memberikan banyak pekerjaan yang bukan pekerjaan Rena sebagai wakil CEO. Rena diminta untuk menulis nama panjang Raihan di kertas seratus lembar. Tak hanya itu Rena diminta untuk memajang foto Reyhan disebelah mejanya. Walaupun terlihat pekerjaannya cukup aneh, tapi Rena berusaha untuk tidak melawan. Dia mengerjakan setiap pekerjaan yang diperintahkan oleh Raihan tanpa perdebatan. Padahal Rena tahu betul jika sang suami saat ini tengah mengerjainya. "Sudah selesai belum, pekerjaan yang barusan aku berikan? Setelah selesai kamu bisa memulai tugas yang lain. Di sini ada beberapa tumpukan dokumen yang harus kamu periksa. H

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 57. Bukan Istri Sempurna

    Raihan tersenyum ke arah Rena, mengecup kening istrinya penuh cinta. Terlihat begitu takut jika kehamilan akan menyiksa sang istri."Jika kamu belum siap, aku bisa menunggu!" ucap Raihan pelan."Kenapa? Tadi kamu yang paling antusias? Sekarang tiba-tiba kamu berubah jadi khawatir seperti itu. Apa yang kamu pikirkan? Tidak mau aku mengandung anakmu? Apa aku tidak layak?" ucap Rena kesal."Hei, tajam sekali mulutmu ini! Aku melakukan itu karena mengkhawatirkan keadaanmu. Aku baru menyadari jika proses memiliki anak butuh perjuangan saat melahirkan. Aku tidak tega jika kamu harus merasakan sakit itu!" "Bodoh sekali! Aku ini wanita. Aku mau punya anak dari rahimku sendiri. Percayalah, aku pasti kuat!" ucap Rena memeluk tubuh Raihan."Benarkah? Kamu sudah siap untuk hal itu?" "Tenang saja, aku sudah siap!" ucap Rena sambil tersenyum.Beberapa hari kemudian, Rena kembali bekerja di kantor Raihan. Dia terlihat serius mengerjakan tugas dari manager Ana tentang desain kantor Amazong. Anggist

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 56. Wanita Di Masa Lalu

    Rena meminta banyak hal malam ini, dan mendapatkan semuanya dari kerja keras suaminya. Entah kenapa Rena merasa bangga, menikmati hidup ala kadarnya seperti ini. Yang terpenting di saat hidup tak menjadi seorang sultan, Rena merasa jauh dicintai dan merasa percaya diri mendampingi Raihan. Satu-satunya ketakutan Rena selama ini adalah status Raihan sebagai orang terkaya yang mencolok."Kelihatannya kamu sangat menikmati makan ini ya? Apa kamu suka melihat suamimu jadi pedagang rendahan?" ucap Raihan kesal."Hahaha... Bukan begitu, tapi aku lebih tenang saat kamu bukan siapa-siapa. Terakhir kali, aku dan Amor berdebat karena dirimu. Hari ini, aku dan Sinta juga berdebat karenamu. Sejujurnya aku tidak suka dengan statusmu sebagai sultan. Tidak bisakah kita hidup sebagai rakyat biasa saja?" ucap Rena menyandarkan kepalanya di bahu Raihan."Kamu istriku yang konyol! Saat banyak wanita mendekatiku karena uang, kamu justru malah ingin aku meninggalkan semuanya. Tapi itulah yang membuat aku

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 55. Honeymoon Ala Kadar

    Raihan mengunci pintu kamar hotel dengan senyum menggoda. Terlihat jelas keromantisan yang akan terjadi pada Rena dan Raihan saat itu. Hanya dengan sedikit sentuhan, Raihan mampu membuat Rena tak berdaya melawannya.Tubuh mungil Rena membuat Raihan beberapa kali menelan ludahnya. Merasakan nafsunya memuncak hingga ke ubun-ubun. Dalam sekejap, pakaian yang dikenakan Rena lepas dari tubuhnya. Raihan tersenyum menyeringai, menatap tubuh polos itu membuat dia langsung menyerang Rena tanpa aba-aba. Rena hanya mengerang, sesekali tangannya mencengkram kuat punggung Raihan yang berada di atas tubuhnya.Tak lama setelah selesai melakukan aktivitas kegemaran Raihan, Rena terlelap tidur. Raihan dengan bangga memeluk istrinya dan mengusap lembut pucuk kepala Rena. Terlihat wajah bahagia terpancar dari bibir Raihan."Jika kamu benar-benar berhasil mengandung anakku, aku akan semakin menyayangimu. Hal yang paling indah yang kumiliki, adalah menjadikan kamu pasangan hidupku dan ibu untuk putraku, A

  • Menikahi Duda Kaya   Bab 54. Jebakan Salah Alamat

    Rena kembali masuk ke dalam kamar hotel itu, menahan kesal menghadapi tingkah sekertaris suaminya. Secara terang-terangan dia ingin menjebak Raihan, tentu saja Rena merasa sangat kesal.Raihan tersenyum menatap ke arah Rena, dari atas tempat tidur. Dia masih terlihat lemah setelah menghabiskan waktu untuk bertarung dengan Rena. "Kenapa sayangku? Kenapa dengan ekspresi wajahmu yang menggemaskan itu? Apa kamu sedang marah?" tanya Raihan."Tentu saja aku marah. Sekertarismu bermasalah, sejak datang menemuiku dia terus mengancamku. Cih, dia pikir dia bisa mengancamku? Aku istrimu, aku lebih berhak atas kamu daripada wanita itu'kan?" ucap Rena kesal."Iya sayang, kamu lebih berhak atas aku dibanding siapapun! Jika kamu cemburu seperti ini, aku merasa sangat bahagia. Ayo kita buat adik untuk Alif!" bisik Raihan sambil mengedipkan sebelah matanya."Huh, apa-apaan! Ingin punya anak? Bisakah kamu jaga dirimu dulu agar tidak digoda wanita lain? Bagaimana jika saat aku sedang hamil, kamu digoda

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status