Home / Romansa / Menikahi Calon Mertua / 78. Masa Lalu Terburuk

Share

78. Masa Lalu Terburuk

Author: Vhiaraya
last update Last Updated: 2023-11-09 09:47:31

Di sudut ruangan, Jhon menggertakkan gigi sambil mengepal tangan. Melihat betapa kompak dan serasinya Gregory dan si kembar membuatnya marah. Ia takut Dilara akan melihat semuanya di mulai dari kejadian Shane dengan pria pelontos. Ya, ia melihat semuanya dan Gregory terlihat sangat keren.

"Tidak boleh. Lara tidak boleh melihat kejadian ini."

Jhon bergegas keluar dari ruangannya hendak menghampiri Dilara. Berharap wanita itu sedang sibuk bekerja di dapur dan tidak melihat kejadian apa pun di luar. Langkahnya terlihat sangat besar dengan raut serius.

"Hai, Lara," sapa Jhon setelah sampai di dapur. Wajah tampannya menunjukkan senyum terbaik.

Saat ini, Dilara sedang mengayun spatula dan membolak-balik fish cake. Mendengar sapaan, ia hanya menoleh sekilas dan kembali sibuk. Meskipun demikian, bola matanya sempat digerakkan ke atas sambil berpikir. Sikap Jhon benar-benar aneh menurutnya.

"Ada apa Pak Jhon?" tanya Dilara.

"Sejak tadi kau di sini 'kan? Ah, maksud aku ... sejak kau melihat ana
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menikahi Calon Mertua    79. S2 - Rasanya Sangat Menyakitkan

    "Aku tahu, tapi aku tidak ada maksud apa-apa. Aku hanya ...." Gregory terlihat kebingungan harus bagaimana menjelaskannya."Kalau kau tahu, lalu untuk apa kau membelikan pakaian untukku? Apa aku ini lelucon bagimu?" tanya Dilara geram.Ia sudah mengatakannya sejak awal kalau mereka berdua hanya sebatas orang tua dari Shine dan Shane. Selain itu, tidak ada status lain dan tidak perlu bersikap di luar batas."Oke, aku minta maaf. Tapi setidaknya dengarkan dulu penjelasanku," sahut Gregory dengan raut memohon."Penjelasan apa? Menurutmu apa yang perlu dijelaskan? Bukankah tujuanmu memang ingin mendekatiku?" tanya Dilara nyalang diakhiri senyuman sinis.Meski belum pernah menjalin hubungan dengan laki-laki mana pun, tetapi Dilara tahu ciri-ciri pria yang hendak merebut hatinya. Sama seperti Jhon, ia tahu kalau Gregory berusaha merayunya secar perlahan. Jika orang lain, ia hanya perlu bersikap bersikap abai. Menunjukkan perisai bahwa mereka tidak akan bisa menembus pertahanannya. Begitu p

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menikahi Calon Mertua    80. S2 - Apa Kau Mengkhawatirkanku?

    "Shine, Shane. Kalian baik-baik saja 'kan?" tanya Gregory khawatir."Iya, Shine baik-baik saja.""Shane juga Daddy. Hanya sedikit pusing saja.""Syukurlah." Gregory menghembuskan napas lega.Beberapa saat yang lalu terdengar suara debuman cukup keras. Kepala Gregory terbentur setir dan anak-anak pun tubuhnya terdorong ke depan. Beruntung, pria itu berhasil menginjak pedal rem tepat waktu. Jika tidak, mungkin akan terjadi kecelakaan besar. Akan tetapi, suara debuman keras apa itu?"Lara." Gregory terlihat sangat terkejut mengingat Dilara. Menoleh ke belakang dan melihat posisi mobil mereka berdekatan. Baru saja hendak turun, terdengar suara klakson saling bersahutan. Sepertinya kondisi mobilnya yang berhenti benar-benar mengganggunya jalannya lalu lintas."Sial!" umpat Gregory dalam hati. Lalu, ia bergegas melajukan mobilnya dan segera menepi. "Kalian tunggu di sini sebentar, ya, Sayang. Daddy mau lihat kondisi Mommy dulu."Belum sempat mendapat jawaban dari kedua putranya, Gregory la

    Last Updated : 2023-11-09
  • Menikahi Calon Mertua    81. S2 - Merebut Anak-anak Dariku

    "Apa maksudmu berkata seperti itu? Apa kau berusaha merebut anak-anak dariku secara perlahan?" tanya Dilara nyalang.Wanita itu menggertakkan giginya dengan suara rendah. Jika posisinya saat ini sedang berdua saja dengan Gregory. Mungkin tangannya sudah dilayangkan dan menampar wajah tampan pria itu. Jadi, kalo ini Gregory benar-benar beruntung.Gregory bergegas menepikan mobilnya. Ia takut wanita itu salah paham. "Jangan salah paham dulu, Lara. Aku hanya--.""Aku hanya apa? Sudah kubilang kalau aku tidak akan pernah mempercayai kata-katamu," potong Dilara menggebu."Aku tahu itu, bahkan kau sudah sering sekali mengatakannya. Aku hanya akan menjaga anak-anak selagi kau bekerja dan tidak lebih dari itu," jelas Gregory tidak kalah mwnggebu.Yah. Ia sudah merasa lebih dari cukup hanya dengan diakui sebagai ayah anak-anak. Sudah bisa menghabiskan waktu bersama saja membuatnya merasa sangat bahagia. Tidak pernah terlintas sedikit pun di benaknya untuk merebut si kembar dari tangan Dilara.

    Last Updated : 2023-11-13
  • Menikahi Calon Mertua    82. S2 - Trik Licik

    Mendengar pertanyaan yang Gregory lontarkan membuat Dilara mengangkat kepala dengan terkejut. Ia pikir, pertanyaan macam apa itu?"Jangan berpikir sesuatu yang tidak-tidak," ujar Dilara mengingatkan.Wanita itu tahu dengan jelas apa isi kepala Gregory. Sampai sekarang belum menikah itu karena pilihannya. Jika ia menikah, otomatis fokusnya akan terbagi. Di mulai dari anak-anaknya, pekerjaan, dan suaminya. Yang paling penting, ia tidak ingin menjadi lalai. Lalai terhadap anak dan suaminya nanti."Memangnya kau pikir apa yang sedang aku pikirkan?" tanya Gregory sinis."Apa pun itu, aku tidak peduli. Satu hal yang harus kau tahu kalau aku tidak butuh pria lain dalam hidupku kecuali Shine dan Shane," sanggah Dilara menggebu.Ibu dua anak itu tidak memiliki pengalaman apa pun terhadap pria. Tidak pernah dihianati atau sebagainya. Hanya pernah mengejar dua pria dengan membabi buta yang membuatnya terluka dalam."Mungkin kau tidak butuh, tapi anak-anak. Bukankah mereka butuh sosok ayah?" Greg

    Last Updated : 2023-11-13
  • Menikahi Calon Mertua    83. S2 - Lepas atau Aku Teriak

    "Maaf, aku tahu ini salahku." Akhirnya tangan Gregory terulur dan meremas jemari Dilara pelan.Sumpah demi apa pun, pria dua anak itu sungguh-sungguh menyesal. Rasanya sangat menyakitkan mendapat kebencian yang begitu dalam dari Dilara."Lepas, lepaskan tanganku, Om Greg," geram Dilara berusaha melepaskan diri."Beri aku kesempatan untuk memperbaiki segalanya, Lara." Alih-alih melepaskan tangan Dilara, Gregory justru semakin erat menggenggamnya."Lepas atau aku teriak," ancam Dilara.Meski enggan, tetapi mendapat ancaman seperti itu membuat Gregory melepaskannya. Tidak mungkin ia membiarkan Dilara berteriak di tempat umum. Terlebih di sana ada kedua anaknya."Aku sudah melepaskan tanganmu. Jadi, tenanglah dan jangan membuat orang lain salah paham. Kalau sampai anak-anak melihat bagaimana?" ucap Gregory sambil mengangkat kedua tangan.Sontak, Dilara menoleh ke arah dua putranya berada. Memikirkan kedua putranya sudah melalui banyak hal berat membuatnya menyesal. Kenapa harus dirinya da

    Last Updated : 2023-11-13
  • Menikahi Calon Mertua    84. S2 - Kami Adalah Favorit Mommy

    "Kalau begitu, tidak perlu kau tanyakan," kata Dilara ketus."Tapi aku ingin menanyakannya padamu," balas Gregory bersikeras."Ya sudah, tanyakan saja. Jangan melarangku untuk tidak marah karena itu hakku," ujar Dilara sedikit meninggikan suaranya.Ya, benar. Entah marah atau tidak, itu sudah menjadi hak Dilara. Hal itu tergantung dengan apa yang akan Gregory tanyakan. Kalau pertanyaannya tidak menyinggung perasaan, maka permintaan Gregory untuk Dilara tidak marah akan dikabulkan."Jadi begini, aku ingin memberi kebahagiaan lengkap untuk anak-anak." Gregory berusaha setenang mungkin."Lalu?" Dilara meminta Gregory untuk melanjutkan ucapannya. Entah mengapa, ia merasa curiga dengan apa yang akan Gregory katakan."Kalau hanya status ayah dan ibu, tetapi tidak tinggal bersama membuat mereka bertanya-tanya dan berpikir yang tidak-tidak. Jadi--." Gregory cukup tersentak karena tiba-tiba Dilara memotong ucapannya."Jadi maksudmu, kau ingin aku menerimamu dan menikah denganmu?" tanya Dilara

    Last Updated : 2023-11-13
  • Menikahi Calon Mertua    85. S2 - Apa Rencana Kita Berhasil?

    "Anak-anak sedang apa, sih?" gumam Dilara menatap heran kedua putranya.Wanita itu melihat si kembar duduk saling berseberangan dengan tubuh lesu. Lalu, ia bergegas mendekat dan memastikan."Ya ampun, Shine, Shane." Dilara terkejut dengan mulut dan mata yang terbuka lebar.Untuk pertama kalinya bagi wanita itu melihat kedua anaknya tertidur di sana. Merebahkan kepala di meja dengan manik mata yang terpejam."Bagaimana bisa? Sebelumnya mereka tidak pernah tertidur di sini?" tanya Dilara pada dirinya sendiri.Ibu dua anak itu berkacak pinggang. Menggerakkan bola matanya bingung tidak tahu harus berbuat apa. Sesaat kemudian, ia memutuskan untuk membangunkan Shine dan Shane."Shane, Shine, bangun, Nak." Dilara berusaha membangunkan dengan mengusap kepala putranya bergantian."Sayang-sayangnya mommy, bangun, Nak."Si kembar terlihat membuka mata secara perlahan. Menggeliat sambil menguap seolah mereka benar-benar tertidur. Padahal mereka sedang melakukan rencana yang telah ayahnya buat."A

    Last Updated : 2023-11-13
  • Menikahi Calon Mertua    86. S2 - Menginap

    ["Hari ini aku tidak bisa pulang tepat waktu karena rekan kerja lawan shift-ku tidak masuk. Jadi, bisakah kau mengurus anak-anak untuk malam ini saja?""Tidak masalah. Bukankah sebelumnya aku sudah bilang kalau--."["Aku tahu. Untuk masalah ini, kita bicarakan nanti malam saja setelah pekerjaanku selesai."Awalnya, Dilara memang ingin membicarakan tentang hal itu. Namun, kejadian yang tak disangka-sangka justru terjadi dan ia terpaksa harus meminta tolong pada Gregory sebelum membahasnya."Baiklah. Jadi, apa aku perlu membawa anak-anak pulang sekarang atau nanti?"Gregory pikir, apa bedanya sekarang dan nanti pukul lima. Lagi pula, si kembar akan tetap ikut bersamanya pulang ke rumah selama beberapa jam.["Terserah kau saja, tapi menurutku sekarang lebih baik karena anak-anak terlihat sangat kelelahan.""Oke. Kalau begitu, aku dan anak-anak pulang dulu. Kau kabari saja satu jam sebelum pulang agar aku tidak terlambat menjemput."["Ya. Titip salam buat anak-anak. Aku tidak bisa ke depa

    Last Updated : 2023-11-17

Latest chapter

  • Menikahi Calon Mertua    94. S2 - Tumbuh Janin di Rahim Dilara

    Dilara seolah menerima perlakuan Gregory, padahal ia berusaha menahan. Awalnya ia ingin mendorong tubuh pria itu menjauh, tetapi takut tekanan yang dibuat akan membuat ayah kedua anaknya kesakitan.Meskipun demikian, lama-kelamaan ia mulai terlena. Tanpa sadar meresapi dan membuka mulutnya secara perlahan memberi akses Gregory untuk menjelajahi setiap rongga mulutnya.Ketika napas keduanya memburu, keringat gairah menyelimuti, Gregory menjauhkan kepalanya. Bola mata berkabutnya menatap netra cantik Dilara yang sama berkabutnya dengannya."Bisakah kita melakukannya?" tanya Gregory dengan suara serak."Hah? Apa?" Dilara tersentak kaget mendengar pertanyaan Gregory. Ia sampai melangkah mundur dengan tidak seimbang."Tidak, tidak ada." Gregory menggeleng sambil tersenyum.Bisa lebih banyak interaksi dan sampai berciuman saja sudah membuat Gregory sangat bahagia. Jadi meski ingin, ia tidak boleh terlalu terburu-buru. Sedikit menahannya tidaklah sulit, sementara selama ini ia bisa menunggu

  • Menikahi Calon Mertua    93. S2 - Aku Mencintaimu

    "Pagi, Sayang," sapa Gregory dengan suara renyah.Semalam setelah mengetahui Satya mengatakan tentang kondisinya pada Dilara, Gregory tidak bisa tenang. Sekedar untuk menutup mata dan tidur saja kesulitan. Pikirannya kacau takut membuat anak-anaknya khawatir. Jadi tepat pukul tiga pagi, ia meminta Satya agar mengantarnya pulang. Kini, di sanalah pria dua anak itu berada. Berdiri di depan pintu ruang meja makan menatap tiga orang tercintanya.Sontak, semua orang yang ada di meja makan menoleh ke asal suara. Manik mata si kembar terlihat berbinar-binar. Mereka beranjak berdiri dan mendorong kursi ke belakang."Daddy!" teriak si kembar bersamaan sambil berlari mendekat.Melihat betapa antusias kedua putranya, muncul guratan khawatir di wajah Dilara. Ia ingat betul luka yang Gregory alami ada di dada kiri. Kemudian, lekas beranjak mengejar Shine dan Shane berusaha melindungi Gregory dengan cara berdiri membentangkan kedua tangan tepat di depan tubuh pria itu."Mommy, Shine mau peluk Daddy

  • Menikahi Calon Mertua    92. S2 - Koma

    Satu minggu kemudian.Waktu menunjukkan pukul delapan malam dan saat ini si kembar sedang berbaring mengapit ibunya di kamar tamu, tempat Dilara menghabiskan malam selama tinggal di rumah Gregory."Mommy, Shine rindu Daddy," rengek Shine."Shane juga, Mommy," kata Shane menimpali."Iya, Sayang, mommy tahu." Dilara menatap kedua putranya sendu secara bergantian.Ia tahu betul bagaimana perasaan Shine dan Shane. Setiap saat mereka akan mempertanyakan perihal ayahnya. Tidak berhenti menatap ponsel dengan gelisah hanya menunggu ayah mereka menelepon atau melakukan panggilan video. Tidak fokus dalam bermain dan terlihat lesu. Tidak nafsu makan, bahkan lebih sering melamun."Bukankah sudah waktunya Daddy pulang? Tapi kenapa sudah semalam ini belum juga sampai?" Shine mengangkat kepala menatap sang ibu.Sejak pertama kali Gregory pergi, pria mungil itu sibuk menghitung hari. Rasanya tidak sabar ingin berkumpul bersama sang ayah dan bermanja-manja."Iya, benar. Seharusnya Daddy pulang sejak p

  • Menikahi Calon Mertua    91. S2 - Dasar Om Greg Mesum!

    "Menjauh, menjauh dariku!" Dilara menggerak-gerakkan kepalanya tidak sudi."Diam atau kau akan menyesal, Lara!" ancam Gregory.Sontak, Dilara langsung terdiam. Sementara itu, Gregory merapikan rambutnya yang berantakan. Pada kesempatan ini, Dilara menyentuh dada bidang Gregory dan mendorongnya. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai pria itu berbuat nekat. Bahkan ia sendiri tidak berani membayangkannya."Aku memang bilang begitu, tapi kau tidak mau menurut. Jadi, jangan salahkan aku." Gregory mendekatkan wajahnya setelah tersenyum menyeringai. Ia tidak bisa menahan lagi untuk tidak mengecup bibir merah Dilara."Oke-oke, aku mengaku salah. Sekarang berbaringlah dan aku akan menemanimu tidur dengan tenang," ujar Dilara menyerah.Selain mengalah, tidak ada yang bisa Dilara lakukan. Posisinya tidak ada yang menguntungkan dan justru ia akan menyesal jika salah bertindak."Tidak. Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja," tolak Gregory tanpa bergerak sedikit pun."Astaga, Om Greg. Berbaringlah

  • Menikahi Calon Mertua    90. S2 - Mengungkung Tubuhnya dan Mengunci Kedua Tangannya

    "Lepas, turunkan aku! Turunkan aku, Om Greg!" teriak Dilara histeris. Tangannya bergerak memukuli Gregory dan kakinya diayun kuat-kuat.Tanpa menghiraukan pergerakan Dilara, Gregory masuk ke dalam kamar mandi. Meletakkan wanita itu di wastafel dan tersenyum lembut."Sebentar ya, mommy-nya anak-anak. Daddy-nya anak-anak akan menyiapkan air hangat agar kau bisa berendam dengan nyaman."Dengan napas yang memburu, Dilara merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan. Mengingat pikiran kotornya membuat pipinya memerah. Padahal Gregory tidak melakukan apa pun selain membawanya ke kamar mandi."Tidak perlu. Aku tidak ingin berendam. Lebih baik kau keluar sekarang," sanggah Dilara ketus."Ya sudah, terserah kau saja. Kalau begitu, aku keluar dulu," pamit Gregory.Pria itu langsung keluar dengan jantung yang berdegup kencang. Ingin sekali melakukan hal liar dengan Dilara di kamar mandi, tetapi belum berani. Jadi, ia hanya bisa membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil membayangkan ma

  • Menikahi Calon Mertua    89. S2 - Mimpi Indah di Pelukanku

    "Apa yang kau lakukan, Om Greg?! bentak Dilara panik. Ia bergegas duduk dan menjauh sedangkan Gregory tetap berbaring.Raut wajahnya menunjukkan rasa takut yang teramat. Bagaimana tidak? Pria itu memintanya untuk menemani tidur. Pria dan wanita dewasa di dalam kamar di malam hari, kalau bukan untuk melakukan hal itu lalu apa lagi?"Astaga, Lara! Sikapmu ini seolah aku memintamu untuk melayaniku," ujar Gregory menggeleng tidak habis pikir."Lalu, apa lagi? Bukankah itu yang ada di isi kepalamu?" tanya Dilara nyalang."Astaga." Gregory mendesah keras sambil mencengkeram rambutnya frustasi.Kalau boleh, memang ia ingin melakukannya. Namun, tidak sekarang melainkan nanti setelah Dilara benar-benar mau menerima dan menikah dengannya."Kemarilah!" Gregory menepuk-nepuk kasur sebelahnya."Tidak!" tolak Dilara tegas. Duduk bersandar kepala ranjang sambil memeluk lututnya."Mau ke mari atau aku paksa?" ancam Gregory.Dilara menggeleng cepat. Napasnya bergerak cepat dengan tubuh bergetar yang s

  • Menikahi Calon Mertua    88. S2 - Temani Aku Tidur

    Tidak ingin membiarkan Gregory berbuat lebih dan mempermalukannya, Dilara menyentuh dada bidang pria itu dan mendorongnya menjauh. Menatap si kembar bergantian sebelum memusatkan atensinya pada pria tidak tahu malu itu. Dengan napas yang tersengal dan dada yang bergerak naik turun, bola matanya memerah juga membola. "Apa yang Om Greg lakukan?" tanya Dilara berbisik sambil menggertakkan gigi menahan amarah."Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya melakukan sesuatu yang memang ingin aku lakukan," sahut Gregory malas.Ia berkata tidak melakukan apa-apa, tetapi mengatakan sesuatu yang memang ingin sekali dilakukan."Lakukan apa pun sesuka hatimu dan jangan lakukan itu padaku," ujar Dilara geram. Wanita itu mengusap bibirnya kasar berusaha menghapus jejak bibir lembab ayah kedua anaknya. Ia benar-benar tidak menyangka Gregory akan berbuat tidak tahu malu seperti itu padanya."Tidak bisa. Aku tipe pria setia dan tidak bisa menyentuh wanita lain yang tidak aku cintai," tolak Gregory tegas."Cu

  • Menikahi Calon Mertua    87. S2 - Jatuh Pada Bibirnya

    ["Jangan gila, Om Greg!""Ya sudah, aku bangunkan anak-anak dan langsung menjemputmu."["Tidak, jangan."Tidak mungkin ia membiarkan Gregory membangunkan Shine dan Shane yang sedang tidur. Apalagi sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akan tetapi, ia juga tidak bisa membiarkan dirinya menginap di rumah pria itu. Kalau tidak menginap, anak-anak akan marah karena tidak ada ibunya di sana setelah bangun nanti."Jadi, aku harus bagaimana sekarang?" tanya Gregory berpura-pura bingung.["Oke. Kau suruh supir saja untuk menjemputku.""Lalu? Kau akan menginap di sini atau mau diantar pulang?" Gregory berusaha menekan kuat-kuat kebahagiaannya dengan bersikap datar. Pasalnya ia sudah tahu pilihan apa yang akan Dilara ambil. Jika bukan memilih menginap, lalu apa lagi?["Aku akan menginap, tapi kau tidak boleh macam-macam.""Tidak akan. Ya sudah, akan kukirim supir untukmu."Sepersekian detik, Dilara mengakhiri panggilan. Saat ini, Gregory berusaha menekan rasa bahagianya. Melip

  • Menikahi Calon Mertua    86. S2 - Menginap

    ["Hari ini aku tidak bisa pulang tepat waktu karena rekan kerja lawan shift-ku tidak masuk. Jadi, bisakah kau mengurus anak-anak untuk malam ini saja?""Tidak masalah. Bukankah sebelumnya aku sudah bilang kalau--."["Aku tahu. Untuk masalah ini, kita bicarakan nanti malam saja setelah pekerjaanku selesai."Awalnya, Dilara memang ingin membicarakan tentang hal itu. Namun, kejadian yang tak disangka-sangka justru terjadi dan ia terpaksa harus meminta tolong pada Gregory sebelum membahasnya."Baiklah. Jadi, apa aku perlu membawa anak-anak pulang sekarang atau nanti?"Gregory pikir, apa bedanya sekarang dan nanti pukul lima. Lagi pula, si kembar akan tetap ikut bersamanya pulang ke rumah selama beberapa jam.["Terserah kau saja, tapi menurutku sekarang lebih baik karena anak-anak terlihat sangat kelelahan.""Oke. Kalau begitu, aku dan anak-anak pulang dulu. Kau kabari saja satu jam sebelum pulang agar aku tidak terlambat menjemput."["Ya. Titip salam buat anak-anak. Aku tidak bisa ke depa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status