Share

23. Me-ngi-dam

Penulis: Vhiaraya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-09-20 16:32:07

Jantung Serkan dan Dilara berdegup kencang. Bagaimana kalau Guzel sampai mendengar pembicaraan mereka? Apa yang akan wanita itu pikirkan tentang keputusan Serkan menjauhkan Dilara darinya.

"Kenapa kau tiba-tiba ada di sini? Bukankah kau bilang ingin pergi ke kamar mandi?" tanya Serkan sambil melangkah mendekat.

Sementara Dilara, gadis itu bergegas membuang muka ke samping dan menghapus air matanya.

"Aku belum sempat ke kamar mandi, Mas." Guzel memijit pelipisnya, "Baru sampai pertengahan anak tangga, tiba-tiba kepalaku pusing dan perut aku rasanya mual mau muntah," imbuhnya menjelaskan.

"Selain itu, apa ada yang lain? Wajahmu juga pucat." Serkan lekas merangkul bahu Guzel dengan khawatir, "Tapi tidak panas," imbuhnya sambil menyentuh dahi sang istri.

"Tidak ada, Mas," sahut Guzel menggeleng lemah.

Gejala yang Guzel tunjukkan sama seperti wanita hamil pada umumnya. Hanya saja, wanita itu belum sadar karena dulu ketika hamil Dilara tidak mengalami keluhan apa pun. Tidak mual dan muntah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikahi Calon Mertua    24. Lara Ingin Tinggal di Rumah Saja

    "Tidak, Mas. Aku rasa, aku hanya butuh buah mangga. Untuk dokter, kita batalkan saja dan besok pagi kita bisa langsung pergi menemui dokter spesialis kandungan," ujar Guzel sudah sangat ingin menikmati buah mangga muda."Batalkan?" Serkan menatap Guzel yang mengangguk sebagai jawaban, "Jadi, kau ingin aku memetik buah mangga sekarang juga?" imbuhnya ragu."Iya. Kau juga tidak boleh menyuruh orang lain. Aku ingin kau sendiri yang memetik," sahut Guzel menjelaskan.Sepertinya, tidak bisa diragukan lagi meski hanya nol koma sekian persen. Sudah terlihat jelas bahwa saat ini Guzel memang benar-benar hamil. Jika tidak, mana mungkin wanita itu akan membuat permintaan aneh seperti itu."Aku bahkan belum pernah memanjat pohon. Lalu, bagaimana caraku memetik mangga?" batin Serkan frustasi."Sayang, kenapa malah melamun?" tanya Guzel sambil mengguncang lengan suaminya."Iya, ini aku mau jalan." Serkan menoleh menatap istrinya sambil mengulas senyum lembut, "Tunggu sebentar, yah. Aku ke belakang

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    25. Hamil Tiga Anak Kembar

    "Apa? Pulang? Baru semalam tinggal di sini dan kau mau pulang?" Guzel benar-benar terkejut mendengar penuturan putrinya."Iya, Ma. Lara sudah besar dan sudah seharusnya belajar mandiri. Kalau begini terus, yang ada Lara selalu bergantung pada Mama," sanggah Dilara mantap.Apa pun alasannya, ia harus membuat sang ibu percaya. Apa pun yang terjadi, jangan sampai gagal membujuk. Apalagi, ia sudah tidak bisa bergerak karena kecerobohannya sendiri."Tidak bisa, Sayang. Kalau mau belajar mandiri nanti saja. Setidaknya setelah kau masuk ke universitas. Itu juga tidak harus tinggal terpisah dengan mama," tolak Guzel menggebu.Rasanya baru kemarin melahirkan Dilara dan putrinya sudah sebesar ini. Meskipun begitu, Guzel tetap menganggap anaknya masih kecil. Bahkan seluruh ibu di dunia selalu mengganggap anak mereka anak kecil."Maaf, Ma, tapi Lara maunya sekarang," sergah Dilara bersikeras."Tidak boleh. Mama maunya kita sama-sama terus," ujar Guzel kekeh menolak keinginan putrinya.Manik mata

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    26. Membuat Anak Semudah Membuat Adonan Kue

    "Apa? Hamil tiga anak kembar?" tanya Guzel terkejut."Iya, makanya kakek datang ke sini. Kakek ingin memastikan apa kau benar-benar hamil tiga anak kembar atau tidak," sanggah Arash bersemangat."Tapi ... sepertinya keluarga saya tidak memiliki riwayat anak kembar," ujar Guzel ragu takut akan melukai hati kakek mertuanya.Meski ia tidak tahu di mana keluarganya, tetapi melihat Dilara yang hanya anak tunggal membuatnya yakin tidak memiliki riwayat keluarga kembar. "Kita coba pastikan saja," kata Serkan menimpali."Maksudmu?" tanya Lunara dengan dahi yang berkerut."Sejak semalam, Guzel mengalami pusing dan mual muntah. Dia sampai meminta mangga muda di taman belakang rumah. Rencana kita mau menemui dokter spesialis kandungan saat ini juga," sahut Serkan menjelaskan.Jika keluarganya tidak datang secara tiba-tiba. Mungkin ia dan sang istri sedang bersiap untuk pergi. Lalu, tidak lama lagi akan mengetahui hasil tentang gejala yang Guzel alami."Benarkah?" tanya Arash berbinar."Iya, Kek

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    27. Penyebab Kematian Mendiang Derya

    "Apa?!" Serkan benar-benar terkejut mendengar permintaan istrinya, bahkan ia sampai berteriak. Bagaimana bisa ia memakan buah mangga yang sangat itu? Semalam mencoba satu potong saja, rasanya seperti giginya tidak bisa digunakan lagi untuk mengunyah."Kenapa? Kau tidak mau?" tanya Guzel muram.Melihat ekspresi wajah sang istri membuat Serkan tidak tega. Namun, membayangkan betapa asamnya mangga muda itu membuatnya menelan ludah dan manik mata yang bergerak menyipit. Terlebih dengan giginya yang saling diadu."Ma-mau, kok. Aku mau, kok, Sayang," sahut Serkan terbata.Meski sulit, tetapi ia berusaha mengabulkan karena tidak ingin membuat istri dan calon anaknya kecewa. Apalagi banyak orang yang mengatakan kalau bayi akan mengeluarkan air liur terus-menerus jika keinginan ketika di dalam kandungan tidak terwujud. Jadi, ia tidak ingin nanti anaknya ileran setelah lahir."Ya sudah, kita ke dapur sekarang. Kita ambil rujak mangganya." Guzel meraih tangan Serkan dan bergegas menariknya."Ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    28. Katakan!

    "Papa sudah tenang di atas sana, Sayang. Mama mohon, berhenti membahas masalah apa pun tentang Papa," sanggah Guzel tidak suka.Tidak hanya sekali dua kali Dilara mengungkit masalah mendiang ayahnya. Berandai-andai dan menyalahkan takdir atas kematian sang ayah yang secara tiba-tiba ketika bertugas.["Tidak, Ma. Kali ini bukan seperti yang Mama pikirkan. Papa--." Ucapan Dilara terpaksa harus terhenti."Cukup, Lara! Jangan buat papamu khawatir dan tidak tenang di atas sana," potong Guzel menggebu.["Papa pulang, Ma. Papa masih hidup dan sekarang sedang duduk di depan Lara," ujar Dilara tidak kalah menggebu.Bagai disambar petir di pagi hari, Guzel beranjak duduk dengan tiba-tiba. Manik matanya memerah dan membola. Bagaimana bisa suaminya masih hidup, sedangkan lima tahun lebih ia menyaksikan jasadnya dengan mata dan kepalanya sendiri. Meskipun dalam kondisi yang sulit untuk dikenali, tetapi hasil tes DNA menyatakan bahwa jasad itu memang Derya."Jangan bercanda, Dilara! Tidak seharusny

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    29. Mengibarkan Bendera Perang

    "Apa?!" Serkan langsung beranjak berdiri karena terlalu terkejut. Bagaimana mungkin orang yang sudah tiada bisa kembali hidup? Terlebih, ia melihat dengan jelas kejadian ketika Derya menyelamatkannya. Pria itu terperosok masuk ke dalam lift dan tidak lama kemudian terjadi ledakan yang cukup keras. Jadi, tidak mungkin bukan kalau Derya selamat?"Apa kau percaya?" tanya Serkan berharap sang istri tidak mempercayai ucapan Dilara."Tidak, Mas. Aku juga berpikir seperti apa yang ,Mas, pikirkan saat ini. Hanya saja, Lara bersikeras dan marah ketika aku tidak mempercayai ucapannya," balas Guzel bingung."Dilara," batin Serkan sambil mengepalkan tangannya kuat-kuat. Hampir saja ia luncurkan kepalan tangannya jika tidak ingat ada Guzel di sisinya.Selama ini, ia merasa ada sesuatu yang janggal. Seringaian tipis Dilara waktu itu membuatnya curiga. Namun, ia berusaha mengenyahkan pikiran buruk itu. Tidak disangka, ternyata harinya telah tiba."Apa yang akan kau lakukan sekarang?" tanya Serkan p

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    30. Sikidipapap

    "Apa kau benar-benar ingin pulang dan melihat pria itu?" tanya Serkan setelah peraduan."Iya, Mas," sahut Guzel mengangguk."Baiklah, aku akan mengantarmu sore nanti," kata Serkan santai.Entah apa yang terjadi pada Serkan. Bukankah sebelumnya pria itu menolak permintaan Guzel dengan tegas. Ia sampai marah-marah tidak jelas dan menuduh istrinya yang tidak-tidak. Mungkinkah ia memiliki rencana terselubung di balik keputusannya?"Apa kau serius?" tanya Guzel berbinar."Tentu saja. Bukankah aku rumahmu? Kau ke sana hanya untuk bertamu bukan?" Serkan balik bertanya."Ya, kau adalah rumah tempatku kembali," balas Guzel langsung memeluk suaminya erat.Mereka mencurahkan cinta satu sama lain sambil berpelukan. Menikmati waktu tanpa memikirkan apa pun yang mungkin akan terjadi nanti sore, besok, maupun seterusnya. Sepasang suami istri itu hanya ingin menunjukkan perasaan cinta yang kian membuncah."Apa kau mengantuk, hum?" tanya Guzel sambil mengusap lembut pipi suaminya.Sejak tadi, Serkan s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-20
  • Menikahi Calon Mertua    31. Menggairahkan dan Menantang

    Serkan menurunkan senderan kursi Guzel secara perlahan. Ia masih tidak mempedulikan ucapan istrinya yang seolah keberatan bermain-main di dalam mobil, terlebih di jalan raya."Mas Serkan mau apa?" tanya Guzel sambil menyilangkan kedua tangannya di depan tubuhnya."Mau jenguk Jerome atau Callum," sahut Serkan santai."Nanti saja, Mas. Saat ini kehamilanku masih di trimester pertama. Kalau sering-sering, aku takut kenapa-napa," ujar Guzel menjelaskan.Selain takut orang lain akan memergoki mobil bergoyang, Guzel juga takut janin di perutnya merasa terganggu. Apalagi, kehamilan di trimester pertama masih sangat lemah."Benarkah? Lalu, selama ini apa?" tanya Serkan menatap Guzel lekat seolah tidak setuju dengan ucapan sang istri."Se-selama i-ini aku hilaf, Mas. Besok-besok tidak lagi, deh. Besok-besok aku akan belajar untuk menahan diri," sahut Guzel panik.Ia sadar selama satu bulan ini jauh lebih agresif. Lebih sering meminta daripada diminta. Meski setiap hari menginginkannya, tetapi

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-22

Bab terbaru

  • Menikahi Calon Mertua    94. S2 - Tumbuh Janin di Rahim Dilara

    Dilara seolah menerima perlakuan Gregory, padahal ia berusaha menahan. Awalnya ia ingin mendorong tubuh pria itu menjauh, tetapi takut tekanan yang dibuat akan membuat ayah kedua anaknya kesakitan.Meskipun demikian, lama-kelamaan ia mulai terlena. Tanpa sadar meresapi dan membuka mulutnya secara perlahan memberi akses Gregory untuk menjelajahi setiap rongga mulutnya.Ketika napas keduanya memburu, keringat gairah menyelimuti, Gregory menjauhkan kepalanya. Bola mata berkabutnya menatap netra cantik Dilara yang sama berkabutnya dengannya."Bisakah kita melakukannya?" tanya Gregory dengan suara serak."Hah? Apa?" Dilara tersentak kaget mendengar pertanyaan Gregory. Ia sampai melangkah mundur dengan tidak seimbang."Tidak, tidak ada." Gregory menggeleng sambil tersenyum.Bisa lebih banyak interaksi dan sampai berciuman saja sudah membuat Gregory sangat bahagia. Jadi meski ingin, ia tidak boleh terlalu terburu-buru. Sedikit menahannya tidaklah sulit, sementara selama ini ia bisa menunggu

  • Menikahi Calon Mertua    93. S2 - Aku Mencintaimu

    "Pagi, Sayang," sapa Gregory dengan suara renyah.Semalam setelah mengetahui Satya mengatakan tentang kondisinya pada Dilara, Gregory tidak bisa tenang. Sekedar untuk menutup mata dan tidur saja kesulitan. Pikirannya kacau takut membuat anak-anaknya khawatir. Jadi tepat pukul tiga pagi, ia meminta Satya agar mengantarnya pulang. Kini, di sanalah pria dua anak itu berada. Berdiri di depan pintu ruang meja makan menatap tiga orang tercintanya.Sontak, semua orang yang ada di meja makan menoleh ke asal suara. Manik mata si kembar terlihat berbinar-binar. Mereka beranjak berdiri dan mendorong kursi ke belakang."Daddy!" teriak si kembar bersamaan sambil berlari mendekat.Melihat betapa antusias kedua putranya, muncul guratan khawatir di wajah Dilara. Ia ingat betul luka yang Gregory alami ada di dada kiri. Kemudian, lekas beranjak mengejar Shine dan Shane berusaha melindungi Gregory dengan cara berdiri membentangkan kedua tangan tepat di depan tubuh pria itu."Mommy, Shine mau peluk Daddy

  • Menikahi Calon Mertua    92. S2 - Koma

    Satu minggu kemudian.Waktu menunjukkan pukul delapan malam dan saat ini si kembar sedang berbaring mengapit ibunya di kamar tamu, tempat Dilara menghabiskan malam selama tinggal di rumah Gregory."Mommy, Shine rindu Daddy," rengek Shine."Shane juga, Mommy," kata Shane menimpali."Iya, Sayang, mommy tahu." Dilara menatap kedua putranya sendu secara bergantian.Ia tahu betul bagaimana perasaan Shine dan Shane. Setiap saat mereka akan mempertanyakan perihal ayahnya. Tidak berhenti menatap ponsel dengan gelisah hanya menunggu ayah mereka menelepon atau melakukan panggilan video. Tidak fokus dalam bermain dan terlihat lesu. Tidak nafsu makan, bahkan lebih sering melamun."Bukankah sudah waktunya Daddy pulang? Tapi kenapa sudah semalam ini belum juga sampai?" Shine mengangkat kepala menatap sang ibu.Sejak pertama kali Gregory pergi, pria mungil itu sibuk menghitung hari. Rasanya tidak sabar ingin berkumpul bersama sang ayah dan bermanja-manja."Iya, benar. Seharusnya Daddy pulang sejak p

  • Menikahi Calon Mertua    91. S2 - Dasar Om Greg Mesum!

    "Menjauh, menjauh dariku!" Dilara menggerak-gerakkan kepalanya tidak sudi."Diam atau kau akan menyesal, Lara!" ancam Gregory.Sontak, Dilara langsung terdiam. Sementara itu, Gregory merapikan rambutnya yang berantakan. Pada kesempatan ini, Dilara menyentuh dada bidang Gregory dan mendorongnya. Tidak bisa dibayangkan kalau sampai pria itu berbuat nekat. Bahkan ia sendiri tidak berani membayangkannya."Aku memang bilang begitu, tapi kau tidak mau menurut. Jadi, jangan salahkan aku." Gregory mendekatkan wajahnya setelah tersenyum menyeringai. Ia tidak bisa menahan lagi untuk tidak mengecup bibir merah Dilara."Oke-oke, aku mengaku salah. Sekarang berbaringlah dan aku akan menemanimu tidur dengan tenang," ujar Dilara menyerah.Selain mengalah, tidak ada yang bisa Dilara lakukan. Posisinya tidak ada yang menguntungkan dan justru ia akan menyesal jika salah bertindak."Tidak. Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja," tolak Gregory tanpa bergerak sedikit pun."Astaga, Om Greg. Berbaringlah

  • Menikahi Calon Mertua    90. S2 - Mengungkung Tubuhnya dan Mengunci Kedua Tangannya

    "Lepas, turunkan aku! Turunkan aku, Om Greg!" teriak Dilara histeris. Tangannya bergerak memukuli Gregory dan kakinya diayun kuat-kuat.Tanpa menghiraukan pergerakan Dilara, Gregory masuk ke dalam kamar mandi. Meletakkan wanita itu di wastafel dan tersenyum lembut."Sebentar ya, mommy-nya anak-anak. Daddy-nya anak-anak akan menyiapkan air hangat agar kau bisa berendam dengan nyaman."Dengan napas yang memburu, Dilara merapikan pakaian dan rambutnya yang berantakan. Mengingat pikiran kotornya membuat pipinya memerah. Padahal Gregory tidak melakukan apa pun selain membawanya ke kamar mandi."Tidak perlu. Aku tidak ingin berendam. Lebih baik kau keluar sekarang," sanggah Dilara ketus."Ya sudah, terserah kau saja. Kalau begitu, aku keluar dulu," pamit Gregory.Pria itu langsung keluar dengan jantung yang berdegup kencang. Ingin sekali melakukan hal liar dengan Dilara di kamar mandi, tetapi belum berani. Jadi, ia hanya bisa membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil membayangkan ma

  • Menikahi Calon Mertua    89. S2 - Mimpi Indah di Pelukanku

    "Apa yang kau lakukan, Om Greg?! bentak Dilara panik. Ia bergegas duduk dan menjauh sedangkan Gregory tetap berbaring.Raut wajahnya menunjukkan rasa takut yang teramat. Bagaimana tidak? Pria itu memintanya untuk menemani tidur. Pria dan wanita dewasa di dalam kamar di malam hari, kalau bukan untuk melakukan hal itu lalu apa lagi?"Astaga, Lara! Sikapmu ini seolah aku memintamu untuk melayaniku," ujar Gregory menggeleng tidak habis pikir."Lalu, apa lagi? Bukankah itu yang ada di isi kepalamu?" tanya Dilara nyalang."Astaga." Gregory mendesah keras sambil mencengkeram rambutnya frustasi.Kalau boleh, memang ia ingin melakukannya. Namun, tidak sekarang melainkan nanti setelah Dilara benar-benar mau menerima dan menikah dengannya."Kemarilah!" Gregory menepuk-nepuk kasur sebelahnya."Tidak!" tolak Dilara tegas. Duduk bersandar kepala ranjang sambil memeluk lututnya."Mau ke mari atau aku paksa?" ancam Gregory.Dilara menggeleng cepat. Napasnya bergerak cepat dengan tubuh bergetar yang s

  • Menikahi Calon Mertua    88. S2 - Temani Aku Tidur

    Tidak ingin membiarkan Gregory berbuat lebih dan mempermalukannya, Dilara menyentuh dada bidang pria itu dan mendorongnya menjauh. Menatap si kembar bergantian sebelum memusatkan atensinya pada pria tidak tahu malu itu. Dengan napas yang tersengal dan dada yang bergerak naik turun, bola matanya memerah juga membola. "Apa yang Om Greg lakukan?" tanya Dilara berbisik sambil menggertakkan gigi menahan amarah."Aku tidak melakukan apa-apa. Hanya melakukan sesuatu yang memang ingin aku lakukan," sahut Gregory malas.Ia berkata tidak melakukan apa-apa, tetapi mengatakan sesuatu yang memang ingin sekali dilakukan."Lakukan apa pun sesuka hatimu dan jangan lakukan itu padaku," ujar Dilara geram. Wanita itu mengusap bibirnya kasar berusaha menghapus jejak bibir lembab ayah kedua anaknya. Ia benar-benar tidak menyangka Gregory akan berbuat tidak tahu malu seperti itu padanya."Tidak bisa. Aku tipe pria setia dan tidak bisa menyentuh wanita lain yang tidak aku cintai," tolak Gregory tegas."Cu

  • Menikahi Calon Mertua    87. S2 - Jatuh Pada Bibirnya

    ["Jangan gila, Om Greg!""Ya sudah, aku bangunkan anak-anak dan langsung menjemputmu."["Tidak, jangan."Tidak mungkin ia membiarkan Gregory membangunkan Shine dan Shane yang sedang tidur. Apalagi sekarang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Akan tetapi, ia juga tidak bisa membiarkan dirinya menginap di rumah pria itu. Kalau tidak menginap, anak-anak akan marah karena tidak ada ibunya di sana setelah bangun nanti."Jadi, aku harus bagaimana sekarang?" tanya Gregory berpura-pura bingung.["Oke. Kau suruh supir saja untuk menjemputku.""Lalu? Kau akan menginap di sini atau mau diantar pulang?" Gregory berusaha menekan kuat-kuat kebahagiaannya dengan bersikap datar. Pasalnya ia sudah tahu pilihan apa yang akan Dilara ambil. Jika bukan memilih menginap, lalu apa lagi?["Aku akan menginap, tapi kau tidak boleh macam-macam.""Tidak akan. Ya sudah, akan kukirim supir untukmu."Sepersekian detik, Dilara mengakhiri panggilan. Saat ini, Gregory berusaha menekan rasa bahagianya. Melip

  • Menikahi Calon Mertua    86. S2 - Menginap

    ["Hari ini aku tidak bisa pulang tepat waktu karena rekan kerja lawan shift-ku tidak masuk. Jadi, bisakah kau mengurus anak-anak untuk malam ini saja?""Tidak masalah. Bukankah sebelumnya aku sudah bilang kalau--."["Aku tahu. Untuk masalah ini, kita bicarakan nanti malam saja setelah pekerjaanku selesai."Awalnya, Dilara memang ingin membicarakan tentang hal itu. Namun, kejadian yang tak disangka-sangka justru terjadi dan ia terpaksa harus meminta tolong pada Gregory sebelum membahasnya."Baiklah. Jadi, apa aku perlu membawa anak-anak pulang sekarang atau nanti?"Gregory pikir, apa bedanya sekarang dan nanti pukul lima. Lagi pula, si kembar akan tetap ikut bersamanya pulang ke rumah selama beberapa jam.["Terserah kau saja, tapi menurutku sekarang lebih baik karena anak-anak terlihat sangat kelelahan.""Oke. Kalau begitu, aku dan anak-anak pulang dulu. Kau kabari saja satu jam sebelum pulang agar aku tidak terlambat menjemput."["Ya. Titip salam buat anak-anak. Aku tidak bisa ke depa

DMCA.com Protection Status