Share

Menikahi CEO Tiran
Menikahi CEO Tiran
Penulis: AdewinBW

1. Pengkhianatan

Hari ini seharusnya menjadi momen bahagia bagi seorang Arabella, karena hari ini bertepatan dengan perayaan anniversarry ke dua tahun hubungannya dengan Axel, tunangannya. Namun sejak pagi Axel tak ada menghubunginya sekalipun, bahkan pria itu tak membalas satu pun panggilan yang Bella tujukan padanya. Merasa khawatir, Bella bergegas untuk mengunjungi apartemen Axel untuk memastikan kondisi pria tersebut.

Selang beberapa puluh menit kemudian tibalah Bella di apartemen Axel menggunakan taxi online, ia memiliki card cadangan untuk unit apartemen tunangannya tersebut. Saat ia sudah berada di dekat pintu, sayup-sayup terdengar suara tak lazim dari dalam kamar. Bella merapatkan telinganya pada daun pintu dan benar saja, terdengar lenguhan antara sepasang pria dan Wanita yang suaranya ia hafal betul.

“Axel …” gumam Bella, “tidak mungkin!”

Bella mengeluarkan card untuk membuka pintu, dengan sekali dorongan ia membanting pintu dan betapa mengejutkannya, Bella melihat Axel dengan Irena yang merupakan adiknya sedang berada di atas ranjang tanpa sehelai benangpun. Keduanya tampak terkejut melihat Bella yang datang tiba-tiba.

“B-Bella …” ucap Axel dengan gugup, “Kenapa kamu bisa ada disini?” Axel menarik handuk yang kebetulan tergeletak di atas lantai lalu menutupi tubuh bagian bawahnya. Sementara Irena menutupi tubuhnya dengan selimut dan sesekali menyisir rambutnya yang berantakan dengan jari.

“Harusnya aku yang bertanya pada kalian! Mengapa wanita jalang itu ada di atas ranjangmu tanpa sehelai benangpun!” Bella menahan amarah, ingin rasanya ia mencabik kedua makhluk menjijikan dihadapannya sekarang. “Axel, aku pikir selama ini kamu betul-betul setia. Aku pikir setelah pengorbanan yang aku beri untukmu sampai jadi sukses seperti ini sudah cukup menjadi alasan bahwa kamu hanya milik aku seorang. Tapi nyatanya? Kamu pengkhianat!”

“Dan kamu Irena …,” lanjut Bella, “aku tidak sudi memanggilmu dengan sebutan adik lagi! Setelah aku banyak mengalah padamu karena tubuh kamu lemah, semua yang kuinginkan aku berikan untukmu, apa kurang?! Sampai tunanganku pun kamu ambil jalang?!”

Irena bangkit berusaha mendekati Bella. Namun saat ia baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba Irena menjatuhkan tubuhnya seolah-olah kepalanya pusing, “Aduh kepalaku,” ucap Irena sambil memijat pelipisnya dengan wajah memelas.

Dengan sigap Axel merengkuh Irena dan mendudukannya di atas Kasur, “Bel! Jaga ucapanmu! Jangan bicara seperti itu kepada Irena! Kamu tahu ‘kan adik kamu ini lemah, jangan kamu maki-maki dia seperti itu!”

Bella membuang muka, ia merasa jijik dengan tindakan Axel. Padahal saat ini ia sedang menjadi korban tapi tak ada sedikitpun dari mereka berdua menampilkan wajah menyesal. Bahkan sampai saat ini pun Axel masih membela Irena yang sudah jelas ratu drama. Ayah, Ibu sampai tunangannya semua berpihak pada adiknya itu.

Jika diingat-ingat kembali, sejujurnya Bella sering memergoki Axel dan Irena berinteraksi terlalu dekat walau tidak seintim sekarang, namun apabila Bella menceritakan itu pada ayah dan ibunya mereka selalu memaklumi dengan dalih bahwa Irena tidak punya teman karena tubuhnya yang lemah jadi wajar saja jika ia ingin dekat dengan siapapun, bahkan ibunya dengan berani memarahi Bella agar jangan menuduh adiknya itu berlebihan.

Bella yang menyadari hal itu kini tidak bisa mengalah lagi. Ia kini ingin memperjuangkan kebahagiaannya dan lepas dari belenggu memuakkan ini. Dengan mantap Bella sudah memutuskan apa yang akan ia lakukan.

“Nih ambil! Mulai sekarang pertunangan kita batal!” Bella melemparkan cincin pertunangannya ke depan muka Axel. Ia tak ingin melanjutkan hubungan dengan pria yang tak setia, apalagi bekas pakai adiknya sendiri.

Dengan langkah cepat Bella meninggalkan apartemen Axel dan mulai menaiki taxi online yang sudah ia pesan saat menuruni lift. Di dalam mobil ia tak henti menangis, bagaimana tidak, Alex pria yang ia cintai dan menjadi harapan satu-satunya baginya untuk memulai hidup baru, kini harus hancur seketika. Rasanya, Bella mengutuk takdir yang harus ia terima, bahwa tidak ada seorang pun yang menyayanginya.

Bella teringat pertemuan pertamanya dengan Alex dua tahun silam, mereka berdua berada di sebuah coffeshop, pada saat itu Alex tidak sengaja menumpahkan kopinya dan mengenai lengan Bella, untuk menebus kesalahannya Alex meminta nomor Bella dan akhirnya mereka melanjutkan hubungan menjadi sepasang kekasih. Bella yang belum pernah berpacaran sebelumnya merasa bahwa Alex adalah pria yang tepat, ia baik, lembut, dan selalu menghibur Bella saat sedang berada dalam masalah di keluarganya.

Alex mengetahui situasi Bella yang harus selalu menjaga adiknya, Irena. Bella bahkan tidak memiliki kekasih sebelumnya karena dilarang oleh Ayahnya, beliau khawatir jika Bella memiliki kekasih akan melupakan kewajibannya untuk menjaga Irena. Namun karena Bella sudah menginjak usia dewasa, ditambah ia juga merasa yakin pada Alex akhirnya mereka mau tidak mau menyetujuinya, walaupun pada awalnya ayah dan ibu Bella menentang keras.

Keluarga Bella menyetujui Alex dengan syarat jika mereka menikah, orangtuanya tidak akan mengeluarkan sepeserpun biaya pernikahan. Karena bagi mereka, Bella boleh menikah apabila Irena sudah menikah. Sebelum itu terjadi, jangan harap Bella bisa dituruti kemauannya.

Alex merupakan seorang perintis usaha di bidang teknologi, ia mendirikan startup yang berfokus pada SEO, digital marketing, research dan data analyst dan lain-lain. Alex bukan dari kalangan orangtua berada, ia memiliki keterbatasan biaya dalam memulai usahanya, Bella rela merogoh uang tabungannya yang ia kumpulkan dengan susah payah dan memberikannya pada Alex sebagai modal untuk permulaan. Ternyata usahanya berkembang pesat, dibantu dengan Bella kini Alex memiliki perusahaan menengah yang mumpuni.

Namun, usaha Bella dalam menopang Alex menemaninya dari nol justru berbalik menjadi petaka. Ia tidak menyangka bahwa Alex dengan berani mengkhianatinya. Di sisi lain, Bella sudah terlalu muak dengan belenggu memuakkan yang diberikan orang terdekatanya, ia harus mencari cara bagaimana agar ia mampu keluar dari bayang-bayang keluarganya dan mantan tunangannya itu. Karena ia juga layak bahagia.

Bella berjalan dengan gontai menaiki tangga, terlihat Ayah dan Ibunya yang sudah pulang dan kini tengah berada di ruang tamu.

“Darimana kamu, Bella? Di mana Irena?” tanya Ayah Bella.

Bella hanya melirik sekilas kemudian mengabaikan pertanyaan ayahnya, ia bergegas naik ke kamarnya.

“Hei! Bella!” sentak Ibu, “kalau orangtua bertanya itu jawab dengan sopan! Punya telinga tidak kamu?!”

Bella tetap tidak menggubris dan akhirnya memasuki kamar, ia menutup pintu lalu menguncinya. Untuk malam ini ia ingin menjadi anak pembangkang yang tidak ingin menjawab ayah dan ibunya ataupun mengabaikan adiknya. Ia sudah terlalu lelah menjadi orang bodoh yang selalu menoleransi perbuatan orang disekitarnya dan menganggap suatu saat penderitaannya akan berakhir.

Ini bukan di negeri dongeng, itu semua hanya bayang semu, tidak ada lagi kisah cinta ala cinderella yang ia bayangkan bersama Axel. Ia harus berubah demi kebahagiaannya.

“Pokoknya bagaimanapun caranya aku harus keluar dari rumah ini!” ucap Bella dengan tegas. Kali ini ia benar-benar harus mengubah nasib, ia tidak mau menjadi bayang-bayang adiknya lagi apalagi atas fakta yang terjadi hari ini.

“Oke, pertama-tama aku harus menyusun rencana terlebih dulu untuk pergi dari sini,” Bella berfikir, tahap pertama ialah harus mencari tempat tinggal.

Bella membuka ponsel dan mencari sebuah apartemen yang biayanya cukup terjangkau untuknya. Walau Ayah dan Ibunya berperilaku kejam padanya, namun mereka tetap menghidupi Bella dengan lumayan layak khususnya dalam hal materi, walaupun tidak seroyal seperti perlakuan pada Irena. Ditambah Bella yang bekerja di perusahaan ayahnya juga mendapat sallary yang cukup dan ia sering menyimpan uang-uangnya tersebut untuk ditabung.

Bella yang rajin menabung merasa tidak sia-sia dengan tindakannya itu, setelah ia mendapatkan unit incarannya, ia kembali mengecek saldo di rekeningnya. Ia memiliki saldo yang cukup untuk hidup selama tiga bulan ke depan sudah termasuk biaya sewa. Bella sudah memantapkan hatinya, mulai saat ini ia akan hidup mandiri, lepas dari tekanan di dalam hidupnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status