Share

172. Memori Ingatan

Wanita berparas cantik tergeletak di lantai, dengan beberapa tablet obat berceceran di sekitarnya. Mata wanita itu masih terbuka, walau mulutnya sudah mengeluarkan banyak busa.

"Bunda!"

Kelopak mata Liona seketika terbuka. Nafasnya tersengal-sengal. Keringat dingin sudah membasahi keningnya.

"Mimpi itu lagi?"

Liona beringsut duduk. Akhir-akhir ini dia selalu mendapat mimpi yang sama. Mimpi yang tak lain adalah sebuah potongan memori ingatannya di masa kecilnya.

Hal itu selalu membuat Liona penasaran. Kenapa tidak semua ingatannya kembali? Kenapa hanya secuil saja yang bisa Liona ingat?

Suara pintu terbuka berhasil menyita perhatian Liona yang tadinya tengah termenung. Sehan baru saja keluar dari kamar mandi, sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Sudah bangun?"

Liona mengangguk mengiyakan.

Namun melihat wajah sang istri yang tampak berkeringat dan tak seceria biasanya, justru membuat Se
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status