Home / Lain / Menikahi Bu Manajer / H-3 Pernikahan

Share

H-3 Pernikahan

Author: Ursa Mayor
last update Last Updated: 2021-07-01 22:57:59

 Akhir-akhir ini rasanya hari berlalu dengan cepat, tahu-tahu sudah tiga hari jelang pernikahanku dengan Erika. Ya, dua minggu itu terlalu cepat untuk menikmati sisa masa lajangku yang akan berakhir dalam waktu dua hari. Hari ini aku jadi bangun lebih pagi untuk mempersiapkan pernikahan dengan Erika, wanita dingin yang sama sekali tidak kucintai. 

      Agenda  hari ini adalah menyebar undangan dan fitting dress. Hanya itu saja tugas kami karena sisa persiapan seperti dekorasi hingga gedung untuk resepsi  sudah diurus semua oleh Om Jayanta,  kami sebagai calon mempelai jadi tidak banyak memakan energi terlalu banyak. Namun, tetap saja aku merasa was-was setelah mendengar pendapat Bu Dewi tentang pernikahan.

***

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menikahi Bu Manajer   Fitting Pakaian Pengantin

    Mataku menantang tatapan Rey. Tidak terima dengan perlakuannya terhadap calin istriku itu.Bug! Bogem mentah dari tanganku mengahantam pipi pria berwajah oriental itu hingga dia terhempas ke lantai.“Itu untuk Erika!” Aku merangsek masuk, menarik tangan Erika keluar dari ruang kerja. Beberapa karyawan berdiri di depan ruangan, membuat suasana jadi sedikit riuh. Tanpa memperdulikan Rey, kami berjalan meninggalkan kekasih Erika. Erika

    Last Updated : 2021-07-03
  • Menikahi Bu Manajer   Hari Pernikahan

    Sinar matahari yang turun menghangatkan pesta yang akan kami gelar di hari suci ini. Suasana serba putih namun tidak mengilangkan nuansa hijau kental dengan bunga indah yang menyempurnakan. Kain karpet putih terbentang sepanjang jala menuju altar, dimana samping kanan-kiri bertabur kelopak bunga mawar. Bunga-bunga segar juga menghias indah, berdiri di samping kanan- kiri, dimana penyangga tersebut terbalut kain berwarna putih juga. Terlihat simple dan putih. Konsep pernikahan outdoor ini disiapkan oleh Om Jayanta, katanya dipilih atas ide Dwi. Waktu mengalir begitu lembut sampai-sampai aku tidak sadar kalau hari ini tiba dengan cepat, datang begitu saja. Hari yang akan merubah status hubunganku dengan Erika dari bertunangan menjadi menikah. Taman ini jadi saksi bisu dengan puluhan pasang mata yang dudu

    Last Updated : 2021-07-08
  • Menikahi Bu Manajer   Kekacauan

    Teriakan yang tiba-tiba itu mendapat perhatian dari para tamu. Puluhan pasang mata itu memandang ke sosok pria berwajah oriental berdiri di ujung altar putih dengan pakaian semi formal. "Siapa dia?""Apa katanya?" Begitulah pertanyaan para undangan yang terheran-heran dengan kemunculan sosok Rey yang tiba-tiba. Dia berlari di altar, mendekat ke arah kami yang duduk di gazebo pernikahan sembari berteriak, "Kamu gak akan bahagia hidup dengannya, Erika. Pria ini hanya ingin mengambil hartamu!" Dua orang security kemudian berlari, mengkuti Rey. Rey semakin mendekat, dia mengeluarkan sesuatu dari dalam saku blazzer warna hitam, sebilah besi tipis dan tajam yang bertangkai, berkilau di bawah sinar matahari. Melihat sesuati yang berpotensi berbahaya ini, aku mendorong Erika yang entah sejak kapan sudah berdiri tanpa kusadari. Aku menendang kursi ya

    Last Updated : 2021-07-09
  • Menikahi Bu Manajer   Rasa yang Membuncah

    Sontak, aku bangkit dari tempatku, berlari ke arah dokter. "Bagaimana keadaan mama saya, dokter?" tanyaku. Dokter diam untuk sesaat, melihat alas papan lalu mengela napas."Pendarahan hebat. Sekarang masih dalam keadaan kritis.""Apa bisa selamat?""Tunggu sampai pasien melewati masa kritisnya. Setelah itu, semoga keadaannya berangsur membaik.""Boleh saya lihat keadaannya?""Maaf, belum boleh. Kalau begitu, saya permisi!" Dokter kemudian melenggang lalu menghilang di ujung lorong. Kutatap pintu ruangan tempat mama dirawat. Rasanya aku ingin menerobos masuk, menggenggam tangan mama erat-erat. Akan tetapi, rasa sakit di dadaku ini mengujam bersamaan dengan mataku yang terasa perih namun hangat. Seperti terserang de javu,aku membeku. Memoriku kembali memanggil tubuh kaku papa di brankar dengan tangan menjuntai ke bawah. Efek psikomatis menyerang kakiku, gemetar de

    Last Updated : 2021-07-10
  • Menikahi Bu Manajer   Perjanjian Pernikahan Nomor 5

    “Pak, bangun, jangan tidur di sini. Kami mau buka.” ucapnya. Suara itu membuat mataku samar-samar melihat bayangan seseorang dengan pakaian putih. Sontak, aku bangun dari posisi terlentang. Begitu aku sepenuhnya tersadar, aku bertanya kepada perawat yang membangunkanku. “Jam berapa ini, Mbak Suster?” tanyaku. Dia melirik benda yang melingkar di pergelangan tangannya. “Jam delapan,” jawabnya. Aku mengambil posisi duduk, mengumpulkan nyawa yang seolah baru saja kembali dari kelananya.“Maaf, saya ketiduran.” Aku tersenyum tanpa rasa bersalah karena sudah menggunakan fasilitas umum untuk keperluanku sendiri. Perawat itu hanya menggelengkan wajahnya, heran kemudian berdecap dan berlalu setelahnya sembari memeluk papan alas di dada. Semalam, rasa lapar dan lelahku dikalahkan oleh rasa kantuk. Aku berjalan dari atap ke ruang tunggu di depan loket pendaftaran. Aku menyibak rambut, menging

    Last Updated : 2021-07-16
  • Menikahi Bu Manajer   Pecundang di Cermin

    Dramaku dengan Erika cukup membuat mama terhibur. Ruang rawat ini terasa ceria, dipenuhi gelak tawa mama. Padahal, ibu susuku itu masih lemas di atas brankan dengan infus yang melekat. Sejak papa meninggal, tawa mama ikut mati bersama raga papa. Kalau mama bisa tertawa seperti ini, aku akan terus melakoni drama suami-istri ini. Pokoknya, asal mama bisa senyum dan tertawa saja sudah cukup. “Aduh, aku lapar!” keluhku. Selain kopi, perutku belum terisi apa-apa sejak kemarin. Aku bahkan tidak menjamah prasmanan di pesta. “Ah, maaf ya, aku lupa masak dan lupa bawain kamu makanan,” ujar Erika sembari menepuk perutku.“Memangnya Erika bisa masak dengan baik?” Pertanyaan terlontar dari bibir mama. Pertanyaan yang membuat harga diri Bu Manajer runtuh karena hasil masakan waktu itu. Erika melirikku, mengerling tajam. “Udahlah Ma, gak usah dibahas!” ucapku. Mama menghela napas dalam, menge

    Last Updated : 2021-07-17
  • Menikahi Bu Manajer   Kedai Muram

    Matahari tepat berada di atas kepala manusia yang pergi ke mana pun itu, melawan panas yang menyengat kulit. Jalanan kota masih begitu padat, suara klakson bersahutan, ingin segera keluar dari kerumunan padat benda besi. Gorden yang tersibak langsung mempersilahkan bias matahari masuk ke kamar rawat VIP. Di jendela, aku menopang dagu, memandang ke bawah sana. Pemandangan dari atas memang sanat bagus. Meski pun di bawah sana kecil tapi, mata bisa menjangkau semuanya. “Pras!” Suara mama lirih, membuyarku dari lamunan singkat. Mama baru bangun dari tdurnya, kemudian mencoba bersandar pada bantal. Aku mendekat, membantu mama meningggikan bantal.“Sebaiknya berbaring saja,” saranku.“Mama capek kalau tiduran terus,” ucapnya. “Kamu gak pergi ke kedai?” “Gak bisa ninggalin Mama sendirian.” Aku mengerutkan badan, menyembunyikan ekspresi kalutku tentang kedai.“Terjadi sesuatu

    Last Updated : 2021-07-18
  • Menikahi Bu Manajer   Malam Peristiwa

    “Setidaknya kamu berusaha lebih keras lagi untuk kedai ini. Kamu cuma lari saja dari kedai yang nyaris bangkrut. Alih-alih mengembangkan kedai, kamu malah ambil paruh waktu dengan alasan supaya bisa menutupi kekurangan operasional!” Yus malah mendongkol sembari memandangku lekat-lekat.“Kamu tutup saja kedai ini. Kami berdua bisa cari kerjaan lain, kok! Cuma buang-buang waktu saja kerja di sini!” keluh Dita. Aku dipojokkan oleh mereka yang tidak tahu apa-apa tentang usahaku untuk terus mempertahankan mereka di sini. Inilah yang aku terima karena tidak bisa berbisnis dengan baik dan tidak punya kemampuan memimpin yang baik. “Seharu-““Aku minta maaf!” Nadaku meninggi, memandang mereka berdua bergantian. Meski aku meminta maaf, mereka tetap memasang wajah sinis. Kedai dengan arura ceria namun sepi mendadak menyatu dalam ketegangan di antara kami bertiga. “Aku sungguh minta maaf pada kal

    Last Updated : 2021-07-21

Latest chapter

  • Menikahi Bu Manajer   Surat Dari Penulis

    Kepada Pembaca, Kepada pembaca, dengan ini penulis menyatakan novel Menikahi Bu Manajer sudah tamat pertanggal 23 Desember 2021. Hampir 7 bulan menyelesaikannya karena kesibukan bekerja dan kadang juga dilanda malas. Menikahi Bu Manajer mungkin bukan karya yang sempurna tetapi, author berharap semua bisa menikmati karya yang tidak sempurna ini dan para pembaca bisa turut menikmati prosesnya. Author sangat berharap bisa membuat karya yang lebih sempurna lagi tentunya dengan kritik, saran dan masukan dari para pembaca. Jadi, silakan tuangkan sarannya di sini mengenai kekurangan dalam novel Menikahi Bu Manajer. Nantikan karya selanjutnya yang lebih baik, ya. Semangat semuanya.Salam dari langit utara,Ursa Mayor, Jangan lupa follow akun media sosial penulisF*: Omang YayuzI*: @mang_yayus

  • Menikahi Bu Manajer   Ekstra Bab : Memutus Penderitaan

    Dua bulan kemudian, hubunganku dengan Erika berangsur akur. Kami menjalankan semua kesibukan kami bersama dan yang menggembirakan adalah aku mendapat berita bahwa Rey masuk bui dengan pasal berlapis. Kabar itu kudapat dari Rahayu melalui pesan singkat Waktuchat. Ayahnya dipecat dari Jayanta Tambang. Dan hari ini, aku tidak sengaja bertemu Dita di sebuah kafetaria. Gadis ceria itu sangat senang melayaniku dan menguarkan keceriaannya kembali. Di sela-sela senggangnya, dia bahkan mendampingku seperti sekarang, duduk satu meja. “Kak Pras, aku sangat senang karena Yus sudah bebas. Padahal, aku juga sebenarnya tidak punya bukti apa-apa tentang kasus kedai itu.” Dita memulai pembicaraan. “Lupakan masalah itu. Aku tidak akan membiarkan dia di sana terlalu lama.” “Tapi, bagaimana Kak Pras membebaskannya tanpa syarat?” tanya Dita. Aku menyedot es capucino di depanku. “Rahasia!” jawabku kemudian sambil terse

  • Menikahi Bu Manajer   Pulihkan Dengan Sebatang Cokelat

    Aku malah jadi frustasi karena semua ini. Mendadak jadi pemimpin hanya karena ancaman yang kulakukan. “Sebenarnya Papa mau aku gimana?” Aku mengumpat kepada papa yang sudah tidak ada dan tentu saja sudah tidak bisa mendengar keluh kesahku. Pernikahan dengan Erika yang membuat hidup berantakan, cerita-cerita yang tidak masuk akal dari ayah mertua, Erika atau mungkin juga dari Tante yang tidak masuk ke logikaku dan sekarang menjadikanku pemegang Jayanta Tambang. Sekarang aku baru menyadari sesuatu, pemicu sebenarnya dari kehidupanku yang berantakan bukanlah pernikahanku dengan Erika, tetapi kepemilikan saham. Aku tidak bisa mengatakan diriku ini alat untuk merebut kekuasaan karena di sisi lain aku juga yang diuntungkan, tetapi aku menyayangkan keputusan mereka. “Kamu ini gak sopan banget, malah melenggang gitu aja!” Erika sudah duduk di kursi di sebelahku, menutup pintu wagon dengan kesal. “Kenapa sih, Pras!” tanyanya sembari melipat t

  • Menikahi Bu Manajer   Aku Kecewa Tapi Mencintainya

    Suara TV dari ruang tamu membuat mataku terbuka padahal seingatku sebelum aku tidur semalam, aku sudah mematikannya. Namun, agaknya Erika bangun sebelum aku bangun. Bukan tanpa alasan mataku jadi terbuka tetapi, karena telingaku menangkap suara seorang pewarta yang membawakan berita pagi ini. “CEO Jayanta Tambang melaporkan kasus putranya….” Kalimat itulah alasan utama. Aku bangkit dari tempat tidur, melakukan peregangan pada bagian badan, menguap melepaskan sisa kantuk. Badanku terisi ulang dengan energi, tapi tenggorokan yang kering memaksa untuk pergi ke dapur dan mengambil minum. “Sebenarnya, apa yang kamu lakukan kemarin?” Erika masih dengan pakaian yang dia kenakan semalam, duduk bersila di sofa sambil menatap layar. Di layar TV terpampang highlight bertuliskan, “Putra Jayanta Tambang Tersandung Kasus.” Ternyata, secepat ini beritanya tersiar. “Jawab, Pras!” Erika menurunkan hodie telinga kucing, memand

  • Menikahi Bu Manajer   Piyama Erika

    Puas menghabiskan sisa hari ini bersama Tante dan Ryan, aku pulang ke rumah dengan bekal masakan hasil karya Tante ketika langit sudah mulai gelap. “Aku pulang!” Kudapati istriku itu sedang duduk di sofa mengenakan piyama putih sembari bersila. Ekspresinya sangat serius menonton tayangan luar negeri, seakan dia tidak menyadari kehadiranku dia sama sekali tidak menoleh atau bahkan membalas salam. Tetapi satu hal yang membuat aku terenyum adalah atasan tambahan yang dia kenakan. Atasan yang dia kenakan sangat kontras dengan kepribadiannya. Jaket rajut warna cokelat dengan hodie bertelinga mirip seperti hewan kucing atau semacamnya. Saking seriusnya menonton dan suara TV yang mengalahkan derap langkahku, aku berjalan mendekat, menarik salah satu telinga kucing pada hodienya. Masih belum juga menyadari kehadiranku dan mengira hodienya melorot aku ikut bersenandung ketika iklan dengan soundtrack anak-anak muncul. “

  • Menikahi Bu Manajer   Anak Perempuan di Album Foto Lama

    Meski rumah ini sudah ditinggal oleh orang tuaku, pintu rumah yang selalu terbuka seakan selalu menyambutku kapan saja aku datang. Bagaimana pun keadaanku dan sesulit apapun masalah yang menghampiri, rumah ini adalah tempat aku meletakkan semua lelah untuk sesaat. Sekarang pun masih tetap sama hanya saja, dengan kasih yang datang dari orang berbeda. Kasih seorang ibu juga. Aku memasuki ruang tamu, kudapati Tante sedang membuka sebuah benda seperti buku. “Aku pulang!” Aku memberi salam. Tante pun menoleh untuk sesaat. “Eh, Pras,” sahutnya. “Lihat apa, Tante?” tanyaku sembari mendongak. Tampak beberapa foto nostalgia di dalam album foto yang dipangku Tante. “Mendadak Tante kangen sama orang tuamu. Juga beberapa fotomu waktu kecil.” Tante tersenyum sembari membalik album. “Oh ya, sebelum lupa-,” Aku mengeluarkan dokumen dari dalam saku jass kemudian memberikannya pada Tante-.”tolong disimpan dengan baik lagi, ya1"

  • Menikahi Bu Manajer   Riset Produk : Perintah Presdir

    “Selanjutnya, saya serahkan kepada Rahayu dan Bapak.” Aku bangkit dari posisiku. “Saya tunggu di law firm.” Rahayu menyodorkan kartu namanya kemudian menepuk pundakku memberi tanda untuk segera pergi. Kami berdua berjalan bergantian dengan derap langkah yang tegas. “Kok bisa-bisanya kamu berpikir tentang rencana ini?” tanya Rahayu ketika kami menuruni tangga, keluar dari gedung. “Yah, mau bagaimana lagi. Aku juga gak ada cara lain. Dengan begini pun firma hukummu seharusnya diuntungkan,” jawabku. “Apa Erika tahu tentang ini?” tanyanya lagi. “Ini tidak ada hubungannya lagi dengan Erika. Aku pun gak perlu validasi dari istriku.” Kami berhenti di depan mobil wagonku. Rahayu pun tersenyum untuk pertama kalinya kepadaku. “Kali ini, aku serahkan padamu.” Aku berbalik, membuka pintu mobil. “Tunggu!” “Apalagi?” “K

  • Menikahi Bu Manajer   Kemenanganku

    Aku duduk di sofa, menyilangkan kakiku dan merentangkan tangan di atas daun sofa. Pria paruh baya yang kulihat di TV pasca Rey dijebloskan dipenjara untuk pertama kalinya sekarang ada di di depanku. “Kamu siapa? Kenapa lancang masuk ke ruangan ini tanpa izin?” tanyanya. “Dia Pras, Ayah!” sahut Rey. “Salam, Pak!” Aku menangkupkan tangan sambil tersenyum. “Jadi kamu yang telah merebut Erika dari anak saya?" Pria itu mendekat sembari mengarahkan telunjuknya kepadaku. “Tenanglah, Pak!” ucapku santai. “Apa maksudmu datang ke sini tiba-tiba begini? Belum puas kamu membawa penderitaan kepada anakku?” Senyum di bibirku luntur seketika. Aku bangkit berdiri di hadapan pria yang sudah membesarkan Rey hingga dia menjadi seberengsek itu. “Penderitaan katamu, wahai Tuan CEO yang terhormat?” Kupandang wajahnya yang berkerut. Sesaat kemudian, aku beralih pandang ke Rey yang berdiri di depan meja kerja mewah ayahnya.

  • Menikahi Bu Manajer   Mendatangi Kantor Jayanta Tambang

    Sesaat kemudian, Tante turun membawa dokumen yang kuminta. Dia mengeluarkan seluruh isinya di hadapanku. “Kamu hanya perlu dokumen pailit, jadi Tante akan memberikan itu saja. Sisanya, Tante akan menyimpannya untukmu nanti.” Tante memasukan dokumen yang kuperlukan ke dalam amplop kemudian merapikan sisanya. “Ini.” Tante mengulurkan benda pipih cokelat itu kepadaku. Aku mengambilnya kemudian menyimpan di kantong bagian dalam jasku. “Sebenarnya Tante mengkhawatirkanmu. Maafkan, Tante atas tamparan itu. Kamu sudah seperti putraku sendiri, Nak.” Tante mulai terisak. Aku berjongkok di hadapan tante, meletakkan kepalaku di pahanya. “Tante, aku mencintaimu. Cuma Tante yang bisa gantiin sosok Mama dan orang tua untukku. Aku minta maaf karena lancang dan merepotkan selama ini. Terima kasih.” Aku kembali merasakan kehangat seorang ibu ketika tangan tante mengelus lembut kepalaku. A

DMCA.com Protection Status