Share

Bab 99

"Hay, apa kabar, Raya?"

Mbak Cindy, wanita itu tersenyum manis padaku. Rasanya aku takut sekali melihat dia ada di sini. Takut jika rasa tidak sukanya padaku, masih melekat dalam hatinya.

"Kabar baik, Mbak," ucapku dengan tercekat.

Aku menghampiri keluarga kecil itu dan ikut duduk berkumpul bersama mereka. Namun, mataku menelisik mencari tuan rumah. Tidak aku dapati Mama di ruangan ini.

"Kapan datang?" tanyaku berbasa-basi.

"Baru saja. Kamu dari mana?"

"Aku dari rumah sakit, lebih tepatnya habis ketemu Mbak Kinanti. Oh, iya, Mama ke mana?" Aku kembali bertanya.

"Kami tidak tahu. Saat kami pulang pun, rumah sudah sepi seperti ini. Hanya ada Bibi, itu pun dia tidak tahu ke mana perginya Mama. Aku telepon juga, tidak diangkat." Mas Raffa menjelaskan.

Aku memindai penampilan Mbak Cindy yang sangat jauh berbeda dari penampilan dia sebelum pergi ke pesantren. Kini dia lebih tertutup dengan memakai pakaian syar'i yang membalut tubuh indahnya.

Harapanku, bukan hanya penampilan dia yang ber
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status