Share

Bab 116

116

Aku tercengang seraya memegangi dada saat Mbak Lani mengambil bingkisan itu dariku, lalu melemparnya kasar ke jalan.

Lidahku terasa kelu sulit untuk berucap. Hanya pandangan kaget yang kualihkan dari jalan, ke arah wajah Mbak Lani yang mendelik tajam.

"Aku tidak butuh makanan darimu!" ujar Mbak Lani dengan telunjuk mengarah padaku.

"Mbak, itu bukan dariku, tapi dari—"

"Aku gak butuh!" sergahnya lagi. "Dari siapa pun makanan itu, aku enggak peduli. Kamu sengaja datang ke sini, pasti untuk menghina putraku, kan? Kamu senang, kan karena anakku seperti suamimu yang jelek itu?"

Kugelengkan kepala menanggapi sikap dan ucapan Mbak Lani yang sama sekali tidak benar.

Sejak melahirkan bayi yang memiliki tanda lahir hitam di dagunya, Mbak Lani selalu mengurung diri. Dia juga selalu beranggapan jika apa yang terjadi pada anaknya, itu gara-gara suamiku yang menularkan tanda hitam di wajah putranya.

Padahal, itu sama sekali tidak benar. Buktinya, Rayyan tidak seperti ayahnya. Jikapun benar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status