Share

84

Penulis: Lavender
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-02 10:12:13

“Really?”

Hari berlalunya cepat sekali. Tiba-tiba sudah menginjak di penghujung hari dan baik Austin mau pun William masih sibuk dengan berkas pekerjaan. Memang tidak ke kantor, hanya duduk bersantai di ruang kerja William yang super nyaman dengan interior serba kayu. Di tambah dengan jendela kaca yang besar memperlihatkan kondisi di luar.

“Siapa yang lebih frustrasi?” William membalik pertanyaan yang Austin tanyakan. “Kau pikir menjadi dewasa itu mudah!” cibir William kesal maksimal. Austin dengan segala cara pikirnya yang simple, kadang-kadang membuat William geram.

“Aku tak mengatakan itu mudah. Tapi dewasa tentang sebuah proses—“

“Jadi siapa yang lebih frustrasi di sini?”

Nah … Austin dan William walaupun berbagi rahim bersama, nyatanya otak keduanya tak bisa dianggap bisa sama. Austin yang simple berpadu dengan William yang konvensional. Tak perlu di bayangkan! Intinya mereka unik dan istimewa secara naluriah.

“Belum aku temukan jawabannya siapa yang paling frustrasi di sini.” Me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menikah Denganku   85

    I had a dream.Dan Alaina tak pernah menyangka jika mimpinya menjadi kenyataan. Kembali berhadapan dengan mama dan papanya—memang secara tidak sengaja. Namun jelas membuat Alaina yang tak pernah siap bertemu keluarganya shock. Terlebih ada Clara di sampingnya. Yang memperlihatkan ekspresi datarnya entah karena apa.Alunan musik yang sedang memenuhi ruangan di mana Alaina dan Clara menghabiskan waktu makan siangnya, mendadak terasa sangat pas. Sialan sekali, bukan?“Bagaimana kabarmu?” tanya mama Alaina dengan senyum manisnya. “Kau tak pernah pulang dan sebentar lagi natal.”Alaina menggeleng. Tersenyum miris dan meremas tangan Clara meminta bantuan.“Kita akan liburan natal dan akhir tahun bersama.” Alaina memberikan jawaban asal yang langsung diangguki oleh Clara. “Lagi pula Austin benar-benar sibuk dan sulit sekali mengajaknya untuk berkunjung.”Karena toh untuk apa Alaina harus pulang?Kehadirannya sudah cukup tak diinginkan. Dan Alaina enggan mengenalkan kedua anaknya kepada kelua

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Menikah Denganku   86

    I stopped resisting the unpleasant feelins, and accepted that happiness has nothing to do with feeling good all the time. –Rupi Kaur-“Dan aku tahu: kau dengan sejuta mulut pedasmu!” William tertawa. Membayangkan ekspresi kedua orangtua Alaina yang di bantai habis-habisan oleh Clara. Dan Clara yang dengan entengnya menyampaikan segala asumsinya. Istrinya itu tak hanya cantik secara fisik. Secara keseluruhan memang sempurna plus dengan mulut pedasnya yang … wah sekali.“Karena sebagian dari mereka, mengharapkan kehidupan anak-anaknya membaik. Mereka hanya ingin apa yang pernah mereka alami tak menimpa anak-anaknya. Dan cara mereka berbeda-beda.” William akan mengatakan bahwa itu egois. Beberapa orang yang takut kehilangan cenderung melakukan hal-hal yang tak masuk akal.William hanya menyampaikan apa yang menjadi pandangannya saja. Bukan untuk membela tindakan kedua orangtua Alaina mau pun bagaimana cara Clara membuat semuanya terungkap.“Beberapa orangtua pun menganggap bahwa, anak-an

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Menikah Denganku   87

    Ini malam tergalau milik Alaina. Yang tak banyak bicara seperti malam-malam biasanya. Alaina menyediakan makan malam seperti biasanya hanya tingkahnya saja yang sedikit berbeda. Membuat Austin menghela napas terus-menerus.“Papa sakit?” Sampai-sampai Kaela mengajukan tanya yang demikian. “Sebentar. Kaela ambilkan obat untuk papa.” Yang hengkang dari sana meninggalkan Michael.“Mama ke mana, pa?” Padahal Michael mendengar sendiri apa yang Alaina katakan soal badannya yang tidak enak. “Papa bertengkar?”Oh, rupanya Michael sudah besar. Sudah mengerti situasi kedua orangtuanya.“Mama sedang tak enak badan,” jawab Austin dengan suara rendah dan menerima obat yang di berikan oleh Kaela.“Dan papa ikutan sakit? Orang dewasa kalau bertengkar harus sampai sakit sama-sama ya, pa?”Konyol!Hampir-hampir Austin tersedak. Dan Kaela menyuruh Michael untuk cepat-cepat bergegas pergi ketika di lihatnya piring Michael kosong.“Papa tak seharusnya terlalu lelah bekerja. Maaf, Kaela membuat papa kesusa

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Menikah Denganku   88

    Tiba waktunya.Bradley melangkah keluar. Menghirup semilir angin yang membelai wajahnya dan menghirup udara sedalam-dalamnya untuk masuk ke rongga paru-parunya. Ini yang sangat Bradley rindukan selama ini; kebebasan.Kedua kelopak matanya terkatup rapat dan Bradley masih dengan kenyamanannya menikmati udara pagi hari. Hingga seorang pria di usia 40-an menghampirinya.“Mobilmu, Nyonya,” katanya sopan. Menghadap ke depan dan menunggu respons Bradley selanjutnya.“Austin? William? Atau Lucas? Ah tak mungkin jika bocah tengil itu!”Si pria tak menjawab dan menggiring Bradley menuju mobilnya. Membukakan pintunya lalu duduk di sisi pengemudi.“Aku tak tahu jika mereka akan sebaik ini dengan mengirimkan orang untuk menjemputku. Apa mereka tak sibuk?”Tidak ada jawaban yang Bradley dapatkan dari pertanyaannya. Semuanya diam dan hanya deru mesin yang bersuara.Meninggalkan area ‘kurungan’ yang menjadi tempat Bradley selama ini, mobil melaju dengan kecepatan normal dan bergabung dengan mobil-mo

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Menikah Denganku   89

    “Kopi? Minuman dingin atau yang lainnya?” tawar William santai. Sekretarisnya masih sibuk memberikan beberapa file yang harus William tanda tangani sedang Bradley terlalu cepat untuk datang ke kantornya. “Ah, aku memesankan humburger dan Coca-Cola kesukaanmu. Aku tahu, kau pasti akan meminta itu. Jadi—““Kau takut aku kabur?” potong Bradley tepat sasaran.“Benar sekali. Yeah, kau selalu menjadi yang bisa diandalkan jika itu menyangkut isi otakku. Padahal … Kau bukan ibuku dan kau tidak melahirkanku. Atau kau memang sangat menyayangiku?” cibiran yang William layangkan tak pernah tanggung-tanggung sensasinya.Mau selama apa pun Bradley tak melihat William, tak berbicara dengan William, tetap saja mulut pedasnya tak pernah berubah. Dan kali ini, Bradley merasakan yang namanya kesakitan.“Anggap saja aku baik-baik saja.” Bradley mengedikan bahu. Tak mengambil pusing apa yang William katakan. Toh terlepas dari benar dan tidaknya, William takkan peduli dengan keadaan yang Bradley alami. Wil

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-02
  • Menikah Denganku   90

    Tentang seks edukasi.Begitu yang sedang Clara persiapkan materinya untuk Jazzy. Karena sebentar lagi, adik iparnya itu akan hengkang dari rumahnya dan menuju ke asrama Universitas yang sudah di incarnya. Sebenarnya, tak banyak yang bisa Clara sampaikan mengenai pendidikan seks. Karena Clara, menjalani masa remajanya dengan penuh kehati-hatian.Tapi tentu itu tak bisa di berlakukan sama untuk Jazzy dan kalangan remaja lainnya. Kebanyakan, remaja yang sedang bertumbuh dalam mencari jati dirinya, rasa keingintahuannya tentang suatu hal amatlah tinggi.Dulu pun, Clara juga merasakan dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Sebagai contoh, seperti apa rasanya alkohol, vodka, sampanye dan semua jajaran minuman yang berujung dengan memabukkan. Tak sampai di situ, Clara juga mulai penasaran dengan proses hubungan intim yang terjadi pada pria dan wanita yang berujung bisa hamil. Banyak hal yang Clara ingin tahu namun hanya bisa memendamnya. Dan baru mengerti saat bersama William.“Kau meman

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Menikah Denganku   91

    “Kau punya kekasih? Maaf jika ini terlalu lancang dank au merasa aku sudah mencampuri urusan pribadimu. Tapi aku ingin kau tak hanya menganggap aku sebagai kakakmu semata. Sesekali kau boleh menganggapku sebagai temanmu dan lawan bicaramu.”Seolah-olah langsung mengerti ke mana arah pembicaraan yang Clara bawa dan Clara pun mengerti bagaimana ekspresi Jazzy saat di tanya begitu. Jika sedang dalam suasana bercanda, maka Clara akan tertawa melihat betapa memerahnya wajah putih Jazzy.“It’s okay jika kamu punya seseorang yang spesial atau jika sebutanmu adalah kekasih. Aku tenang jika kau memang memilikinya. Terkadang, dalam setiap perjalanan kita tak hanya membutuhkan seorang teman namun juga dukungan untuk melewati kesenangan dan kesusahan itu secara bersama-sama.” Clara menjeda. Meminum kembali es kopinya dan meletakkan novel yang sejak tadi di pangkunya. “Aku hanya ingin sedikit memberimu masukan soal seks edukasi. Aku yakin kau sudah mendapatkannya di sekolah. Dan aku hanya ingin me

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05
  • Menikah Denganku   92

    Alaina pernah menguatkan dirinya sendiri dengan kata-kata yang di temuinya. Begini bunyinya: Aku bangga pada diriku sendiri. Bayangkan, sakit mana lagi yang tidak pernag aku rasakan? Tentang keluarga, percintaan, pertemanan, kekecewaan, dan pengkhianatan. Mentalku di hajar habis-habisan pleh keadaan, meski kadang terlintas di pikiranku untuk menyerah, tapi akhirnya aku bersyukur mentalku tetap aman.Makanya sekarang ini Alaina hanya bisa mensyukuri tentang apa yang sudah di milikinya.Berterima kasih untuk luka dan kenangan yang pernah tercipta sehingga Alaina benar-benar menjadi manusia yang sesungguhnya. Dan berharap di lain kesempatan, setiap duri yang menyebabkan luka di hatinya bisa memberinya kekuatan.“Mama serius membuatkan ini untukku?” Kaela masih tidak percaya dengan tindakan Alaina yang mendadak berubah hangat. Padahal, beberapa hari yang lalu Alaina bak singa kelaparan: menyerang dan membiarkan Kaela begitu saja. “Mama sudah tak marah?” Ragu-ragu Kaela bertanya.“Untuk?”

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-05

Bab terbaru

  • Menikah Denganku   118

    Clara merasa jika loncatan dalam hidupnya terjadi begitu cepat. Sekarang siapa yang menyangka jika pada akhirnya Clara berada di sini, di sisi William Anderson yang arogan dan konvensional tapi tidak dipungkiri jika Clara pun mencintai pria kaku ini. Clara tidak akan menjadi munafik sekadar mengakui jika dirinya memang takut kehilangan William. Setelah kesepian seorang diri dan ditemukan dengan William, pelangi yang tidak pernah Clara lihat nyatanya memang seindah itu."Memikirkan apa?"Malam adalah waktu yang tepat bagi Clara dan William menghabiskan waktu bersama. Sudah sejak dulu kala pillowtalk menjadi pilihan keduanya untuk mengungkapkan perasaan satu sama lain dan apa-apa saja yang sudah dilalui hari ini. Bersama mau pun tidak, dekat atau jauh mereka berdua akan selalu terhubung satu sama lain. Bahkan semesta seperti memberi dukungan untuk keduanya melakukan hal itu."Keringkan rambutmu dengan benar."William baru selesai dengan urusan mandinya. Hari ini William pulang agak laru

  • Menikah Denganku   117

    "Sejak dulu mereka selalu penurut. Kamu membuatku iri melihat bagaimana mereka tumbuh dengan baik." Alaina datang dari arah pintu garasi yang membuat Clara terpekik kaget sekaligus senang. "Kapan datang? Kamu tidak memberi kabar akan datang." Clara memanyunkan bibir persis seperti bocah tidak diberi permen keinginannya. "Bagaimana kabarmu?" Clara bertanya karena melihat lingkaran hitam di bawah mata Alaina kentara terlihat. "Berhenti mengomeliku!" Alaina duduk di kursi dekat Clara dan tersenyum tipis. "Aku sedang iri dengan caramu mendidik mereka. Tahukah kamu bahwa Kaela bukan lagi Kaela yang aku kenal? Dan ya aku baik. Aku ini orang paling handal dalam menjadi diri." Clara tidak punya daya untuk membela atau membenarkan kisah hidup yang Alaina alami dengan segala keputusan yang menurut orang dewasa matang tapi bagi Kaela itu tidak adil. Menjadi dewasa memang memusingkan sejak dulu kala dan Clara membenarkan hal itu. Dan apa pun yang Alaina katakan semuanya terasa sangat menyesa

  • Menikah Denganku   116

    Pancake buatan Clara selalu menjadi favorit William. William bahkan bersumpah jika seumur hidupnya dia mau menikmati pancake buatan Clara setiap harinya. Namun berbanding terbalik dengan kedua putranya yang memandangi pancake itu diikuti hidung mengkerut tanda tidak sukanya."Kenapa?" William menyeruput kopi hitamnya setelah menelan pancakenya. "Kalian akan protes tentang masakan mama dan apa yang sudah papa beri? Kalian tidak mau mensyukuri itu?" William bukan tipe orang tua keras yang akan langsung menghakimi tindakan anaknya. William hanya bersikap tegas untuk membuat anak-anaknya merasa ditegasi."Aku merasa kenyang papa." Alex mengutarakan yang dirasakannya. "Pancake buatan mama bukannya tidak enak tapi bukan termasuk favoritku.""Lalu, apa makanan favoritmu?" tanya William santai dan memasukan lagi potongan pancakenya. "Ah, kamu menyukai makanan cepat saji seperti sampah yang akan membuatmu tidak hidup sehat, begitu?""Bukan begitu papa." Kali ini Axel membuka suaranya yang leb

  • Menikah Denganku   115

    Sudah memutuskan menikah, artinya sudah memperkirakan apa saja yang akan terjadi. Bukan hal aneh jika sekarang banyak yang melakukan perjanjian pranikah sebelum akhirnya berhadapan dengan pendeta dan Tuhannya. Itu juga yang Clara pikirkan melihat kondisi dewasa saat ini. Meski pernikahannya bersama William terbilang singkat, jelas, dan padat bukab berarti tidak ada masalah yang menerpa kehidupan rumah tangga mereka. Perjalanan mereka terbilang penuh liku. Bukannya tidak mensyukuri sudah diberi bahagia sampai sejauh ini. Clara hanya ingin berbagi cerita, kisah dan mungkin sedikit nasihat. Bahwa sebelum meyakinkan diri untuk terikat dalam sebuah komitmen yang panjang maka pikirkanlah matang-matang. Menikah tidak sekadar memiliki ikatan dan merubah status namun juga menyatukan dua kepala dalam satu pemikiran. Agar tidak timbul ego untuk menang sendiri dan merasa paling benar."Apa yang kamu pikirkan?"William selesai dengan mandinya. Hari ini William pulang lebih awal karena tidak ada p

  • Menikah Denganku   114

    Kehidupan Clara dan William yang sesungguhnya baru dimulai. Ketiga anaknya telah beranjak dewasa dan William punya kesibukan yang selalu tak terduga. Clara merasa kesepian tapi selalu ditepisnya. Beruntungnya ada Valerie dan Stella yang bisa menjadi temannya."Kalian sudah berkenalan?" Clara sedikit terkejut saat Valerie dan Stella jauh lebih akrab dari bayangannya. "Aku senang mendengarnya. Jadi Stella, ada kue apalagi di tokomu?""William memberiku resep.""William?" Clara terperangah tidak percaya. "Manusia es itu berubah jadi baik dan memberimu resep?""Yang tidak pernah aku duga-duga. Manusia itu bukan lagi sedingin kutub, dia mulai hangat.""Aku tidak percaya ini.""Aku juga. Tapi ini kenyataan yang terjadi. Dia sungguh memberiku resep kue dan setelah aku sajikan di etalase semua pelanggan menyukainya.""Kamu harus membaginya padaku. Aku juga ingin tahu rasanya. Sebaik apa resep kue dari William sampai-sampai dia sangat pelit." Clara menyesap kopi panasnya sambil membayangkan ra

  • Menikah Denganku   113

    Kata berakhir tidak benar-benar selalu berakhir. Buktinya Clara dan William menemukan sebuah kehidupan sulit meski bukan dari dirinya langsung. Adalah Valeria yang terpuruk karena Justin, kekasihnya, yang bimbang ingin membersamai siapa. Belum lagi dengan fakta di mana Valeria menyembunyikan kehamilannya.Valerie hanya diam mematung menatap langit sore yang mulai kekuningan. Sunyi di rumah Clara adalah yang biasa karena anak-anaknya belum kembali dari tempat les. Tapi bagi Valerie itu sebuah penyiksaan. Dan dengan sabarnya, Clara ikut diam duduk di kursi santai.Jika melepas adalah ungkapan kata yang selaras dengan tindakan, bisa jelaskan padaku adakah rasa sakit? Jika ada, bisakah berhenti dan biarkan genggaman tangan ini tetap bertaut. Aku tak bisa—walau aku sudah memaksa. Genggaman tangan ini, kau tahu? Meski ini erat, kehangatan yang tersalur bahkan tak mampu memberi ketenangan, sedikit pun.Kau tahu soal sakit tapi tak berdarah? Sepertinya inilah definisi rasa sakit tapi tak meng

  • Menikah Denganku   112

    “Karena semuanya sudah berakhir …” Bradley mengembuskan napasnya. Wanita paruh baya itu ada di kediaman Clara dan William. Sedang bersama dengan Axel, Alex, Alexa, dan Michael. Menunggu Alaina yang baru saja tiba. “Ini bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang benar. Aku juga tidak tahu ingin mengatakan ini sebagai apa. Tapi setidaknya kau lebih beruntung mengambil keputusan. Tidak apa, mungkin ini yang terbaik. Kau punya rencana?”Alaina menggeleng sebentar dan berpikir. Wajahnya terlampau tenang dan baik-baik saja padahal baru mengambil keputusan besar. Clara sampai terheran-heran di buatnya.“Ah, aku punya satu tempat di ruang terbuka. Di pinggiran kota yang lumayan banyak lalu-lalang pelancong. Mungkin, aku bisa membuka toko kue di sana. Menjajakan kue-kue buatanku.”Semuanya terdiam. Alaina juga terdiam bahkan William yang menjadi pria satu-satunya di sana juga terdiam. Lalu berdeham setelah melirikkan kedua matanya ke kanan dan ke kiri.“Kau bilang ingin kembali ke Ontario.”

  • Menikah Denganku   111

    Karena tidak semua kisah harus berakhir dengan bahagia. Meski permulaan selalu membahagiakan. Tapi sudah konsekuensi dari setiap pertemuan selalu ada perpisahan.Alaina memaknai perjalanan hidupnya seperti itu. Toh itu sudah di catat sejak dulu kala. Sudah menjadi hukum alam bahwa kehidupan yang kita jalani akan ada pengakhiran.Sama halnya dengan selembar kertas yang sudah Alaina bubuhkan tanda tangannya. Pada akhirnya, pertemuan manisnya dengan Austin dan perjalanan susah senang yang dilaluinya harus ada di titik ini: berpisah.Alaina sudah memaafkan, andai itu dijadikan pertanyaan mengapa bisa ada perpisahan.Mengenai Austin yang berselingkuh, Alaina menutup bukunya rapat-rapat. Ada banyak pertanyaan yang ingin Alaina ajukan. Termasuk; apa kurangnya Alaina. Bukan itu saja, Alaina juga ingin menanyakan perihal apa maunya Austin sehingga bisa berbuat seperti ini. Tapi alih-alih mengucapkannya, Alaina justru menemukan dua fakta yang lebih berguna. Pertama, Alaina merasa happy dan bers

  • Menikah Denganku   110

    Sesi pillowtalk milik Clara dan William setiap malam selalu terjadi. Sesibuk apa pun William, akan ada waktu penting seperti ini untuk ketiga anaknya dan Clara. William hanya menyadari sesusah apa untuk mempertahankan setelah mendapatkan dan enggan untuk bermain-main dengan sesuka hati. William hanya menjaga dan diimbangi oleh Clara.“Apa lagunya?” tanya William dengan melingkarkan tangan kekarnya di perut Clara. Yang masih ramping dan seksi meski sudah melahirkan tiga anak sekaligus.“Pillowtalk. Sesuai dengan hobi kita.” Clara ciumi telapak tangan besar William. Telapak tangan yang sudah sangat bekerja keras untuk keluarga ini dan menjaga Clara serta ketiga anaknya.“Out Of Love, bagaimana?” William ingin mendengarkan lagu itu. Yang terdengar lembut dan ingin segera memejamkan kedua kelopak matanya dalam dekapan Clara. “Hari ini melelahkan,” ucapnya.Clara memutar lagu sesuai yang William mau dan mengelusi tangannya yang melingkar di perutnya.“Sesuatu yang buruk?”Komunikasi antara

DMCA.com Protection Status