Alaina pernah menguatkan dirinya sendiri dengan kata-kata yang di temuinya. Begini bunyinya: Aku bangga pada diriku sendiri. Bayangkan, sakit mana lagi yang tidak pernag aku rasakan? Tentang keluarga, percintaan, pertemanan, kekecewaan, dan pengkhianatan. Mentalku di hajar habis-habisan pleh keadaan, meski kadang terlintas di pikiranku untuk menyerah, tapi akhirnya aku bersyukur mentalku tetap aman.Makanya sekarang ini Alaina hanya bisa mensyukuri tentang apa yang sudah di milikinya.Berterima kasih untuk luka dan kenangan yang pernah tercipta sehingga Alaina benar-benar menjadi manusia yang sesungguhnya. Dan berharap di lain kesempatan, setiap duri yang menyebabkan luka di hatinya bisa memberinya kekuatan.“Mama serius membuatkan ini untukku?” Kaela masih tidak percaya dengan tindakan Alaina yang mendadak berubah hangat. Padahal, beberapa hari yang lalu Alaina bak singa kelaparan: menyerang dan membiarkan Kaela begitu saja. “Mama sudah tak marah?” Ragu-ragu Kaela bertanya.“Untuk?”
William sudah berada di sana saat Austin tiba bersama Mandy. Beberapa petugas medis dari rumah sakit dan polisi sedang melihat kasus yang terjadi kali ini. Tidak banyak bukti yang di tinggalkan di lokasi kejadian atau bahkan tidak ada sama sekali.“Bagaimana?” Austin melihat berkas yang di berikan polisi untuk di bacanya dan menatap William secara tak percaya. “Aku rasa dia tak seceroboh ini untuk mengganti resep obatnya dan juga dia tak mungkin asal mengganti dokter tanpa konfirmasi atau pemeriksaan lebih lanjut. Ini …”“Pembunuhan,” kata William santai. “Kematiannya di samarkan seolah-olah ini menyangkut dengan penyakit jantungnya. Dan anehnya …” William tunjukkan satu foto yang diam-diam di ambilnya tanpa sepengetahuan petugas medis mau pun kepolisian. “Ini obat aslinya. Aku bandingkan dengan yang aku temukan di lokasi. Isinya berbeda dengan yang ada di lokasi.”“Kau yakin?” William mengedikan bahunya. “Kita perlu penyelidikan lanjutan?”“Secara pribadi. Kepolisian sudah menyebar b
Sampai petang menyapa dan matahari kembali ke peraduannya. Baik Austin mau pun William belum menunjukan batang hidungnya. Meski Clara dan Alaina tahu apa yang sedang dilakukan suaminya, tetap saja perasaan khawatir itu tak menghilang.Beruntung Kaela mengerti perihal kesibukan papanya yang tak tahu hari dan waktu. Sehingga membuat remaja yang akan berpindah tempat tinggal itu mau memahami. Kaela sudah akan melayangkan protes saat Alaina memberikannya pemahaman. Dan teralihkan dengan cepat akan kehadiran Jazzy serta Alexa, Axel, dan Alex.“Ini terlalu mendadak,” ucap Alaina yang Clara ketahui sebagai bentuk rasa khawatirnya. “Aku ingat jika kemarin masih baik-baik saja dan Tuan Bruke selalu rutin memeriksakan dirinya ke dokter.”“Umur tak ada yang tahu.” Clara memberi respons seadanya karena tak ingin membuat Alaina lebih khawatir. Tentang apa yang sudah terjadi, William sudah menceritakannya jauh sebelum musibah ini terjadi. Tapi siapa yang akan menyangka jika secepat ini?Ah, sekaran
Lucas mendadak teringat dengan nasihat Clara. Berisi tentang cinta saat pertama kali Lucas bercerita tentang dirinya yang jatuh hati kepada Stella.Seperti ini perkataan Clara:“Tentang cinta: tidak ada pria mana pun di dunia ini yang worth it untuk kita memohon. Jika dia sudah tak mau dengan kita biarkan dia pergi. Ini berlaku untuk kita para wanita yang mana harus kau renungkan sebelum kau melangkah terlalu jauh—ah kau sudah melangkah sangat jauh. Jadi nasihatku ini jangan kau lupakan. Lalu, jika dia sudah tidak jelas antara mau dan tidak mau, artinya dia tidak mau. Biarkan dia pergi. Nah, ini yang sering menjadi misteri. Apa kau pernah mengantarkan Stella ke rumahnya dank au menyapa atau menemui kedua orangtuanya? Itu penting untuk dijadikan sebuah penilaian. Yang terakhir, meski terdengar sangat klise tapi ini benar adanya. Patah hati tidak selamanya. Suatu hari nanti kau akan menemukan cinta yang baru yang akan membuatmu bersyukur. Jadi, manakah yang pernah kau terapkan atau yang
“Sudah ada hasilnya?” tanya Clara kepada William. Pukul sepuluh malam, William baru saja tiba di rumahnya dan melewatkan acara di rumah Alaina. “Kau sudah makan?”Wajah William tampak kuyu dan Clara sangsi jika suaminya bisa makan di luar sana dengan tenang.“Alexa, Alex, dan Axel mereka tidur?” William tak menjawab pertanyaan Clara dan melayangkan tanya. Clara berdeham sebagai jawaban dan memberikan baju ganti untuk William. “Terima kasih.” Di kecupnya pipi Clara lama. “Aku lelah.” Dan Clara mengangguk tak memberikan banyak pertanyaan untuk William. “Aku berharap bahwa ini takkan sama tapi—““Kau harus makan. Maaf memberimu pertanyaan yang kau sendiri merasa kesulitan untuk menjawabnya. Aku akan menghangatkan makanan untukmu.”Kaki Clara sudah akan beranjak melangkah saat William menariknya kembali.“Akan aku ceritakan tapi aku juga tak yakin jika Bradley pelakunya.” Kedua alis Clara menyatu. “Tuan Bruke menolak—bukan dari Tuan Bruke sendiri—tapi dariku dan menyampaikan bahwa permint
I Never thought it’d be easy.Alaina jadi suka mendengarkan lagu-lagu. Tidak peduli siapa yang menyanyikan asal itu bisa memberinya sedikit hiburan. Bukan Alaina ingin egois dengan tak memedulikan masalah yang sedang Austin pikul. Tapi saat Austin mengatakan untuk jangan khawatir dan fokus kepada Mikaela serta Michael. Maka Alaina sepenuhnya mencurahkan perhatian kepada kedua anaknya.Dan lagu yang sore ini dirinya dengarkan sedikit mewakilkan perasaannya yang campur aduk.Alaina takut berjauhan dengan Kaela namun juga tak ingin menghalangi cita-cita sang putri. Sudah bisa menentukan pilihan, bertanggungjawab jika risiko tak mengenakan akan muncul, cukup membuat Alaina mengerti bahwa putrinya itu sudah dewasa.Cause we both so distant now. And the walls are closing in on us. And we’re wondering how.Kaela bahkan mencari perhatian lewat rambutnya yang di warnai. Bukankah artinya Alaina terlalu memberi Kaela tekanan?“Mama,” panggil Kaela, mengejutkan Alaina dengan majalah di pangkuanny
Selembar bulu matamu yang lepas dan jatuh ke bumi suaranya berdentum. Kukira ia tak rela meninggalkanmu. Ternyata dentuman tadi hanya sejenis pengumuman tentang indahnya kebebasan.Jazzy menemukan kata-kata itu di sebuah portal internet. Dan suka dengan maknanya yang terasa sangat pas untuk dirinya.Tuhan mempertemukan kita bukan tanpa sebab. Kau yang akan melatih sabarku, atau aku yang akan melatih sabarmu. Kau yang akan mengajariku, atau aku yang akan mengajarimu tentang banyak hal. Semoga kita mampu memantaskan diri untuk saling menghargai dan melengkapi. Mari merangkai cerita.Ah, Jazzy mengibaratkan kalimat di atas untuk Clara dan William. Kedua pasangan itu terlihat sangat sempurna dan melengkapi satu sama lain. Baik Claram au pun William bisa saling menyeimbangkan sifat serta sikapnya masing-masing. Jika Clara sedang di mode ‘debat’ maka William akan menjadi pihak yang sukarela merespons. Tidak peduli argument siapa yang paling benar dan siapa yang akan kalah pada akhirnya. Int
Bradley mendatangi rumah keluarga Tuan Bruke untuk menyampaikan bela sungkawa. Bertemu dengan istrinya yang masih menangis sesenggukan. Dan kedua anak Tuan Bruke yang masih menanggapi satu dua pertanyaan dari para pelayat yang datang.“Aku ikut bersedih.” Istri Tuan Bruke mengangguk dan berbisik lirih mengucapkan terima kasih. “Aku tak menyangka sama sekali. Seperti baru kemarin aku melihat dan berbincang dengan Tuan Bruke. Dia sering mengunjungi aku selama di Lembaga Pemasyarakatan dan membawakan makanan yang aku suka. Bagiku, Tuan Bruke seperti keluargaku sendiri.”Tapi siapa yang akan menyangka?Istri Tuan Bruke hanya mengangguk sekali lagi. Tangisannya sesenggukan meski mencoba di tahan setengah mati. “Aku mewakilkan suamiku jika ada perkataan dan perbuatannya yang membuat hatimu meninggalkan rasa sakit. Dengan sangat aku mewakilkan permintaan maafnya.”Bradley menggeleng dan memeluk istri Tuan Bruke.“Aku yang meminta maaf. Tuan Bruke seringkali aku repotkan. Tuan Bruke benar-ben