Introvert adalah tipikal orang yang lebih senang menghabiskan waktu sendirian atau dengan satu atau dua orang teman yang mereka rasa dekat. Introvert sering membutuhkan waktu menyendiri untuk memulihkan energy setelah berada dalam lingkungan sosial.Introvert adalah jenis kepribadian yang cenderung lebih fokus kepada perasaan dan pikiran yang berasal dari dalam diri. Orang introvert cenderung memproses sesuatu secara internal dan berpikir dahulu sebelum bicara, dan juga lebih memilih apa yang perlu diungkapkan pada orang lain atau tdak.Jazzy mematikan layar ponselnya begitu usai membaca beberapa artikel tentang kepribadian seseorang. Dan mendapati yang terakhir, Jazzy mulai bertanya-tanya tentang dirinya sendiri.Apakah dirinya masuk ke dalam kategori introvert?Apakah dirinya sering merasa kelelahan setelah beraktivitas di luar rumah?Apakah dirinya tipe yang pemikir saat hendak melakukan sesuatu?Atau … yang mana?Jazzy bingung menentukan tentang dirinya sendiri. Apa hanya karena s
Jazzy terdiam dan kembali mengambil camilannya. Sejenak mengabaikan apa yang Clara tanyakan. Mencoba memikirkan apa yang seharusnya Jazzy jadikan sebuah jawaban. Tapi sungguh, Jazzy tak menemukan satu pun dari semua yang dirinya rasakan selama ini. Itu terlalu sulit untuk diungkapkan.“Oke, kau tak perlu memberikan aku jawaban apa yang kau rasakan. Datang dan cukup kaatakan padaku di saat kau sudah siap. Sekarang, aku coba akan membantumu dengan sedikit membacakan tentang apa itu kepribadian ekstrovert.”Jazzy mengangguk sekali lagi dan Clara mengelusi rambut halus Jazzy sebelum memfokuskan pada deretan kalimat di layar ponsel.“Jadi Carl Gustav Jung atau yang lebih akrab dengan Carl Jung mendefiniskan kepribadian adalah keseluruhan akan perasaan, pemikiran dan tingkah laku baik sadar maupun tidak. Di sini, Carl Jung membagi dua kepribadian yaitu introvert yang sudah kau baca tadi dan ekstrovert yang artinya kepribadian yang lebih cenderung menikmati ruang bebas yang aktif dengan cara
“Soal saham?” ulang Austin dengan bingung. “Untuk apa?”William datang berkunjung di malam hari selepas dari kantornya. Hari ini jadwalnya cukup padat sehingga harus terlambat pulang. Belum lagi dengan urusan saham yang di sampaikan oleh Tuan Bruke pagi tadi.“Aku heran dengan Bradley. Bukankah sudah jelas tertera dan pengadilan memutuskan bahwa hak asuk Lucas dan Jazzy jatuh kepada kita. Artinya, dia sudah bukan lagi bagian dari keluarga Anderson. Lalu untuk apa?”Kedua bahu William terangkat. Sikap tak pedulinya mulai mencuat di tambah dengan kondisi moodnya yang memburuk lantaran kelelahan. Pasti sangat merepotkan—batin Austin sembari menyesap kopi hitam pahitnya.“Aku akan mencoba menemui Tuan Bruke dan membicarakan ini dengan Bradley. Terkadang, aku hanya sedikit trauma dengan apa yang pernah Bradley lakukan kepada Clara.”Dengan jelas Austin melihat darah bercecer di lantai dan Clara yang hampir kehilangan denyut nadinya. Hidup dan mati Clara ada di tangannya kala itu. Terlambat
“Mama bilang apa soal es krim?”William hanya bersandar pada pintu masuk menuju dapur rumahnya. Ada Clara yang sedang mengaduk sesuatu di atas penggorengan dan Axel yang di sisinya dengan sekotak es krim.“Aku akan gosok gigi setelah ini.” Negosiasi Axel bersama Clara—di mata William—selalu gagal. Putra pertamanya itu, Clara mendidilnya sedikit keras. “Mama, ayolah.” Axel masih terus merayu dan Clara mengembuskan napasnya dengan pelan.Tatapan mata Clara selalu lembut sekeras apa pun ketiga anaknya selalu meminta. Dan William bangga dengan sifat Clara; sabar dan penuh cinta.“Axel, mama tak ingin mengambil risiko soal kau yang akan sakit gigi di kemudian hari atau papa yang akan memergokinya setelah ini. Kau tahu bagaimana papa?”Dan Axel selalu diam jika sudah nama William yang disebutkan.“Terkadang, papa memang memberimu kesempatan tapi bukan untuk selalu kau lakukan. Sekarang, keputusan ada di tanganmu.”“Baiklah.” Axel menunduk lesu dan pergi dari sana. Berjalan dengan enggan dan
Karena yang namanya waktu terus berlalu, bergulir dan bahkan berganti. Maka manusianya juga meng-upgrade dirinya sendiri ke arah yang lebih baik atau yang lebih buruk sekali pun. Itu tergantung dari manusianya sendiri. Toh hidupnya ada di tangannya sendiri. Dan setiap apa pun yang ingin dilakukan adalah atas dasar keputusannya. Bukan orang lain yang mengatur dan ikut-ikut berkomentar.Sama halnya yang terjadi pada Jazzy. Mikaela juga termasuk dalam kategori merubah dirinya. Dua gadis remaja itu benar-benar melakukan perubahan besar terutama pada rambutnya. Yang membuat Alaina melihatnya geleng-geleng.“Serius?” katanya berteriak. “Kaela, kau punya mama—masih punya mama—dan Jazzy kau masih punya aku sebagai kakakmu, Clara seperti mamamu dan juga Austin serta William! Kalian serius melakukan ini? Astaga!”Yang kebakaran jenggot hanya Alaina seorang. Sedang Clara tampak tersenyum girang. Sesekali memegang ujung rambut Jazzy dan Kaela secara bergantian. Jika boleh jujur, Clara suka dengan
Bradley merasa tak puas dengan penjelasan yang di sampaikan Tuan Bruke. Masa tahannya akan berakhir satu pekan lagi dan pengajuan yang dirinya minta belum mendapatkan titik terang.“William betul-betul sialan!” umpatnya kesal. Tuan Bruke mendengarnya dengan jelas dan membiarkan kondisi terbakarnya hati Bradley. Itu bukan bagian dari tanggungjawabnya. Tuan Bruke hanya semata-mata bekerja dan melakukan pekerjaannya. Sisanya, bukan ranah dirinya untuk ikut campur.“Mereka anak-anakku. Lucas dan Jazzy jelas-jelas aku yang melahirkan dan darah milik Anderson mengalir pada keduanya. Lalu apa yang William lakukan! Terkutuk!”“Rekeningmu—isi rekening—“ Tuan Bruke meralatnya dan mengeluarkan bukti-bukti transfer yang selama ini dilakukan oleh Austin dan William. “Nominalnya sudah lebih dari cukup. Baik Austin mau pun William menyetujui permintaanmu yang ingin hidup di kampong dan mengelola sebuah kafe. Mereka akan mengirimkan uangnya, berapa pun yang kau minta. Tapi tidak dengan saham milik Lu
Kita bergeser pada kehidupan Jazzy Anderson. Yang banyak diam namun mempelajari dan penuh pertimbangan.Jazzy Anderson—jika orang lain yang melihatnya—mempunyai kehidupan sempurna yang selama ini di idam-idamkan oleh kebanyakan anak seusianya. Jazzy Anderson bisa memiliki apa saja tanpa harus meminta atau berusaha begitu keras. Berbeda dengan anak-anak lainnya yang rela melakukan banyak pengorbanan demi mendapatkan barang yang di incarnya.Tapi itu penampilan luarnya saja. Hanya penilaian orang sekilas tentang kehidupan seorang Jazzy Anderson. Yang faktanya tertulis bahwa itu semua tak sesuai dengan apa yang Jazzy alami.Karena mendapatkan kehidupan yang sempurna bak di negeri dongeng. Jazzy kehilangan banyak hal dan momen yang tak bisa Jazzy nikmati di usianya. Jazzy kehilangan kasih sayang. Jazzy kehilangan kebebasan. Jazzy kehilangan kesempatan untuk menikmati permainan apa yang di mauinya. Dan Jazzy kehilangan banyak momen untuk bisa bersama dengan papanya.Dan predikat kehidupan
“Kau punya orang yang spesial?” Jazzy paham ke mana arah dan maksud yang William tanyakan. Alih-alih menjawab, Jazzy justru mendengar lanjutan William yang cukup mengejutkan. “It’s okay jika kau punya satu orang spesial yang kamu anggap benar-benar spesial. Aku tak membatasi apa pun yang kau punyai dan kau anggap spesial. Apa pun itu, aku menghargainya sebagai pilihanmu. Good job Jazzy. Kau sudah dewasa yang benar-benar dewasa. Aku tak menyadarinya selama ini.”William benarkan letak rambut Jazzy ke belakang telinga. Dan sekali lagi embusan napasnya terdengar. Kali ini sedikit lebih berat.“Aku mendadak dilemma,” ucap William. Wajahnya berubah murung entah karena fakta Jazzy yang sudah tumbuh menjadi seorang gadis remaja dengan kekasih hatinya atau Jazzy yang memiliki orang spesial entah itu siapa.“Aku takut memanjakanmu—pada awalnya. Sehingga aku selalu bersikap dingin padamu. Tapi aku juga salah dengan lebih memilih Kaela pada waktu itu. Aku sangat ingin menjadi temanmu, tapi aku j