Beranda / Romansa / Menikah Dengan Pria Gila / Bab 2. Keraguan Lisa

Share

Bab 2. Keraguan Lisa

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 19:42:31

Lisa diseret masuk ke kamar Yasmin, adik tirinya itu oleh sang Ibu dengan hentakan keras dan kasar. Lalu, mendorong tubuhnya hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai.

“Ah!” tanpa sadar Lisa menjerit.

“Jangan sok-sok-an tersakiti kamu! Dasar memalukan sekali kamu! Bilang saja kalau kamu kebelet mau kawin, kan?!” ucapan itu terdengar sinis di telinga Lisa.

Namun, Lisa yang sudah terbiasa diperlakukan buruk oleh ibunya ini, hanya bisa diam.

“Itu!” tunjuknya ke arah pakaian yang ada di atas tempat tidur pada Lisa, “pinjam itu saja dari Yasmin untuk kamu pakai.”

Yasmin sang adik tiri berjalan mendekati Lisa yang mencoba untuk berdiri. “Aku hanya bisa meminjamkan baju itu padamu, Mbak, karena badanmu yang kecil itu aku hanya punya baju itu yang layak.” Yasmin berkata dengan santai.

Lisa masih diam, dia lalu mengambil pakaian itu, sebuah kebaya model lama berwarna krem, lalu kain batik tulis yang ‘bau lemari’ sangat menempel, baju ini memang cukup sederhana dan pas di badannya.

“Ini alat make up-nya! Ingat pakainya yang benar! Kalau rusak, Mbak harus ganti!” sinis Yasmin sambil menyerahkan beberapa jenis make up padanya.

Lisa masih mematung, dia masih saja tidak percaya kalau dirinya benar-benar harus menikah dengan pria itu.

Pria yang akhirnya bisa menyebutkan namanya dan membuatnya penasaran.

‘Tunggu! Kalau pria itu tadi menyebutkan namanya, apa dia mengingat siapa dirinya?’ Batin Lisa bertanya-tanya.

Lisa yang baru menyadari hal ini segera keluar dari kamar Yasmin.

“Lisa! Mau kemana kamu?!” Ida berteriak pada Lisa yang buru-buru keluar kamar.

Lisa langsung menghampiri kamar dimana Gandha berada.

Namun, saat pintu terbuka terlihat ayahnya sedang menggantikan pakaian pria itu!

“Lisa, Ayah sedang membantunya mengganti pakaian, kamu bisa keluar dulu.” Duha berkata pada anaknya.

“Tapi, Yah, dia itu sudah ingat!” Lisa berkata pada ayahnya dengan antusias.

Duha mengerutkan keningnya seraya berkata, “Lisa, ayah mohon kamu jangan membuat ulah lagi.”

Setelah ayahnya mengatakan hal demikian Lisa harus menelan kekecewaan kembali. Apalagi, saat melihat pria asing itu kembali ke setelan awalnya. Tatapan kosong ke depan, wajah tanpa ekspresi dan datar, persis bayi besar yang tidak bisa melakukan kegiatan apapun selain di tempat tidur.

***

Flash back.

Satu bulan sebelumnya.

Lisa dan ayahnya bertemu dengan pria asing yang terdampar di tepi laut saat mereka akan pulang ke rumah selepas bekerja di pabrik pengolahan garam milik Juragan Pardi, orang terkaya di kampung mereka saat ini.

“Siapa dia?” Lisa bertanya pada ayahnya.

“Ayah juga tidak tahu, Nak. Coba ayah lihat dulu, apa dia masih hidup?” Segera mereka menghampiri pria itu.

Tubuhnya saat itu banyak terdapat luka dan wajahnya penuh dengan lebam. Keadaannya sangat mengenaskan.

“Kita lapor kepala kampung dulu.” Duha secara tidak langsung memerintah Lisa, sementara dia memastikan pria ini masih hidup atau tidak.

Lisa mengerti dengan perintah ayahnya ini, dia lalu gegas ke rumah Munir, kepala kampung untuk melaporkan hal ini pada beliau.

Setelah menerima laporan Lisa ini, Munir segera menghampiri ke tempat yang dimaksud.

Sesampainya di sana Lisa melihat kalau ayahnya sedang berusaha untuk menyadarkan pria itu.

“Ayah, apa dia masih hidup?” Lisa bertanya.

“Dia masih bernafas dan jantungnya juga berdetak, tetapi dia masih belum sadar.” Duha berkata dengan nada khawatir.

“Pak Duha, kita bawa dia ke rumah Bapak saja, kan rumah Pak Duha dekat dari sini.” Munir berkata pada Duha dan langsung disetujui begitu saja.

Akhirnya pria ini dibawa ke rumah Duha. Awalnya Ida protes karena suaminya membawa orang asing ke rumahnya, terlebih lagi dia masih dalam keadaan tidak sadar. Kebetulan, sekali Yasmin, anak mereka yang baru pulang ke kampung mengambil cuti kerja, dia adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit besar di kota.

“Yasmin, tolong bantu Ayah lihat dulu keadaannya,” pinta Duha pada anaknya ini.

Sebagai anak yang baik di mata ayahnya, Yasmin terpaksa memeriksanya, dia mengatakan kalau pria ini masih pingsan dan dalam keadaan yang kurang baik. Berikan waktu istirahat dan gantikan pakaiannya.

Duha melakukan apa yang dikatakan oleh Yasmin, dia menggantikan pakaian pria itu, dan Duha juga melihat beberapa bekas luka dan juga lebam di sekujur tubuhnya. Setelah bersih, Yasmin datang kembali dan mengobati luka pria itu dengan setengah hati.

Tidak lama berselang pria itu bangun, dia terlihat kebingungan dan melihat orang lain dengan mata yang ketakutan.

Pak Duha berusaha untuk bertanya tentang dirinya, namun sayangnya pria itu hanya diam dan membisu. Yasmin mengatakan mungkin saja pria ini sedang hilang ingatan, lantaran syok berat karena sesuatu yang mungkin terjadi padanya.

“Pak, lebih baik kita serahkan saja dia sama pihak yang berwenang, mana tahu ada orang yang mencarinya.” Ida istrinya berkata dengan sedikit ketus.

Namun, saat akan dibawa keluar pria itu selalu menjerit dan berkata dengan suara lirih, “Tolong … tolong aku … aku akan melakukan apa saja, asal kalian jangan membunuhnya, tolong aku ….” Kalimat ini bagai sebuah rekaman yang selalu berulang. Kalimat yang sama dengan cara penyampaian yang terdengar pilu.

Hingga akhirnya, Duha memutuskan agar tetap merawat pria asing ini sampai dia bisa mengingat siapa dirinya.

Setelah sadar, pria ini hanya bisa berteriak seperti tadi, lalu pandangannya juga terlihat kosong dan dia persis seperti seorang yang lumpuh, melakukan semuanya di atas tempat tidur. Pun buang hajat, dia merasa seolah tidak terjadi apapun.

Duha yang selalu membersihkannya, menggantikan pakaiannya dan juga mengelap badannya. Ida benar-benar marah dengan kelakuan suaminya ini. Dia tidak habis pikir kenapa suaminya sampai dengan sangat bodoh mau merawat orang yang tidak dikenal seperti ini.

Awalnya, Duha meminta istrinya untuk menyuapinya makan, tentu saja Ida menolak dengan tegas permintaan ini.

“Enak saja! Suruh saja Lisa melakukannya! Kalian yang menemukannya kemarin dan membawanya ke sini. Jadi, lebih baik kalian saja yang bertanggung jawab dengan orang asing itu!” Kalimat Ida terdengar sangat tegas dan tidak bisa dibantah.

Lisa akhirnya mengatakan pada sang ayah kalau dia bersedia membantu pria itu untuk mengurus makannya, tetapi untuk urusan menggantikan pakaian dan celananya tetap menjadi urusan Duha.

Begitulah kejadian ini terjadi, rutinitas mereka bertambah sejak kehadiran pria ini. Pria ini seperti orang linglung, tiba-tiba suka menjerit hal yang mereka tidak mengerti, entah bahasa asing apa yang digunakannya.

Sampai akhirnya selepas Lisa memberikan makan malam pada pria itu, hujan turun lebat, dan terjadilah kehebohan yang berujung pada dirinya harus menikah dengan pria yang dia ketahui namanya adalah Gandha.

***

“Mbak Lisa!” Terdengar suara lengkingan tertangkap di telinga Lisa.

“Udah selesai belum?” Yasmin masuk ke kamar untuk memastikan kalau Lisa sudah selesai.

“Nah, lumayanlah, sekarang mending Mbak Lisa keluar, calon suami Mbak yang gila itu udah nungguin di depan, tuh!” Ucapan Yasmin jelas terdengar mengejek.

Lisa berusaha mengatur napasnya, dia benar-benar tidak menyangka sama sekali kalau akhirnya dia akan menikah di usianya yang ke 25 tahun, dimana usia ini malah sudah dianggap perawan tua oleh orang-orang di kampung mereka.

Sampai di ruang tamu, Lisa sudah mendapati beberapa orang yang sudah datang, tatapan mereka kepada Lisa jelas menunjukkan rasa penghakiman.

Kemudian, dia melihat ke arah calon suaminya itu. Wajahnya yang menyedihkan, tatapan kosongnya, serta wajahnya yang masih terdapat beberapa bekas luka membuatnya terlihat menyedihkan, wajarlah orang-orang saat ini sedang membicarakannya.

Menyadari hal ini, Dalam hati Lisa ragu, apa mungkin calon suaminya bisa berkata lantang untuk mengucapkan ijab kabul pernikahan? Namun, prasangkanya segera dia tepis.

‘Tadi dengan suara jelas, pria ini menyebutkan siapa namanya. Apa mungkin dia …?’

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 3. Bicara Dengan Benar

    Entahlah, tapi yang jelas sekarang ini pikiran Lisa, benar-benar berkecamuk hebat. Kemudian dia tiba-tiba terpikir hal lain. Selain dia bisa mengucapkan namanya dengan jelas tadi, kebiasaan pria ini selama ini hanya bisa menjerit-jerit dengan nada pilu dan tidak bisa mengatakan kalimat lain dan kalimat apa pun selain minta tolong. Lalu, pandangannya hanya lurus ke depan dengan tatapan kosong seperti bukan orang yang waras.Tiba-tiba saja, dorongan dari dalam dirinya yang kuat ini akhirnya membuat Lisa diam-diam berdoa dalam hati, agar pria asing ini tidak mampu mengucapkan kalimat sakral itu di hadapan orang ramai.Namun, lantunan doa dalam hatinya itu terganggu, tatkala suara-suara lain kembali tertangkap di telinganya.“Nah, si Lisa akhirnya nikah juga!” Celetuk salah satu tetangga mereka yang dikenal Lisa sangat akrab dengan ibu tirinya ini.“Ya gak masalah juga sih nikah dengan pria ini, yang penting kan laku,” sahut yang lain dengan santai.Lisa hanya bisa diam dan menundukkan ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 4. Dia Bicara Normal

    “Bagaimana saksi, apa ini sah?”“Sah!” Beberapa orang menjawab dengan lantang. “Alhamdulillah,” ucap yang hadir di sana. Kini, Lisa benar-benar sudah resmi menjadi seorang wanita bersuami.Doa dipanjatkan setelah ijab kabul terdengar. Namun, Lisa masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri, rasanya dia tidak percaya dengan banyak hal yang baru saja terjadi.Tentang kehidupannya yang akan datang bahkan tentang suaminya sendiri.Setelah doa selesai, seperti biasanya pengantin biasanya akan melakukan prosesi cium tangan suami. Kalau selama ini Lisa hanya melihatnya saat menghadiri acara sakral teman-temannya, kali ini dia adalah pengantinnya.Berat rasanya untuk melakukan hal ini, apalagi dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan dengan pria asing yang dia tidak kenal sama sekali. Keringat keluar dari telapak tangannya, tatkala pria itu memberikan tangannya di depan Lisa.Bekas goresan luka yang cukup dalam masih terlihat jelas di punggung tangan suaminya itu, hal ini membuat Lisa men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 5. Berhenti Memikirkannya

    “Mas Gandha, apa kamu paham apa yang aku katakan?” Lisa kembali mengulang tanya untuk memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi jika suaminya bisa diajak bicara dengan normal.“Aku … aku hanya ingat namaku, aku juga ingat kalau aku belum menikah,” ucap Gandha, “tapi selebihnya, aku tidak bisa mengingat apapun, kecuali ….” Tiba-tiba Gandha menghentikan ucapannya, dia memegang kepalanya dan memejamkan mata, sekarang ekspresi wajahnya menampakkan kalau saat ini dia sedang kesakitan.“Ah … aku … aku tidak bisa mengingat apapun,” ucapnya dengan suara yang serak, matanya masih terpejam.“Sudah, Mas, cukup, tidak perlu memaksakan diri.” Lisa menenangkan suaminya, lalu kemudian dia berjalan ke arah meja, dimana di atasnya terdapat segelas air minum.“Minum dulu, tenangkan dirimu,” ucap Lisa dengan nada khawatir.Gandha melakukannya dengan bantuan Lisa.“Bagaimana rasanya? Apa sudah lebih baik?” tanya Lisa lagi.Dia mengangguk dan memberikan gelas itu pada Lisa. “Terima kasih.”“Mas, aku juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 6. Apa Dia Ingat?

    Lisa tertegun sejenak, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu dan adik tirinya itu. Hanya saja selama ini dia masih diam dan tidak melawan untuk mengurangi percekcokan yang terjadi di rumah ini.Ayah dan ibunya juga kerap kali bertentangan pendapat yang ujung-ujungnya Duha akan mengalah, karena dia merasa bahwa dia sudah gagal menjadi kepala rumah tangga yang tidak bisa membuat keluarganya bahagia.Ah … andai saja ayahnya saat itu tidak ditipu, pasti keluarga mereka akan baik-baik saja saat ini. Pikiran Lisa melayang ke saat itu, karena sejak ayahnya jatuh, mereka terpaksa kembali ke kampung dan bertahan hidup dengan sangat sederhana, sangat berbalik dari kehidupan sebelumnya.“Lisa, ayah mau bicara padamu,” panggil ayahnya setelah Lisa membereskan rumahnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Lisa pada Duha, lalu sang ayah memberikan isyarat agar anaknya duduk di sebelahnya.“Lisa, Ayah tahu kamu tidak melakukannya,” ucapnya dengan nada penuh sesal.Lisa terdiam, lalu … kenapa ayah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 7. Dia Sembuh?

    “Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya. Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 7. Dia Sembuh?

    “Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya. Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sa

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 6. Apa Dia Ingat?

    Lisa tertegun sejenak, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu dan adik tirinya itu. Hanya saja selama ini dia masih diam dan tidak melawan untuk mengurangi percekcokan yang terjadi di rumah ini.Ayah dan ibunya juga kerap kali bertentangan pendapat yang ujung-ujungnya Duha akan mengalah, karena dia merasa bahwa dia sudah gagal menjadi kepala rumah tangga yang tidak bisa membuat keluarganya bahagia.Ah … andai saja ayahnya saat itu tidak ditipu, pasti keluarga mereka akan baik-baik saja saat ini. Pikiran Lisa melayang ke saat itu, karena sejak ayahnya jatuh, mereka terpaksa kembali ke kampung dan bertahan hidup dengan sangat sederhana, sangat berbalik dari kehidupan sebelumnya.“Lisa, ayah mau bicara padamu,” panggil ayahnya setelah Lisa membereskan rumahnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Lisa pada Duha, lalu sang ayah memberikan isyarat agar anaknya duduk di sebelahnya.“Lisa, Ayah tahu kamu tidak melakukannya,” ucapnya dengan nada penuh sesal.Lisa terdiam, lalu … kenapa ayah

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 5. Berhenti Memikirkannya

    “Mas Gandha, apa kamu paham apa yang aku katakan?” Lisa kembali mengulang tanya untuk memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi jika suaminya bisa diajak bicara dengan normal.“Aku … aku hanya ingat namaku, aku juga ingat kalau aku belum menikah,” ucap Gandha, “tapi selebihnya, aku tidak bisa mengingat apapun, kecuali ….” Tiba-tiba Gandha menghentikan ucapannya, dia memegang kepalanya dan memejamkan mata, sekarang ekspresi wajahnya menampakkan kalau saat ini dia sedang kesakitan.“Ah … aku … aku tidak bisa mengingat apapun,” ucapnya dengan suara yang serak, matanya masih terpejam.“Sudah, Mas, cukup, tidak perlu memaksakan diri.” Lisa menenangkan suaminya, lalu kemudian dia berjalan ke arah meja, dimana di atasnya terdapat segelas air minum.“Minum dulu, tenangkan dirimu,” ucap Lisa dengan nada khawatir.Gandha melakukannya dengan bantuan Lisa.“Bagaimana rasanya? Apa sudah lebih baik?” tanya Lisa lagi.Dia mengangguk dan memberikan gelas itu pada Lisa. “Terima kasih.”“Mas, aku juga

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 4. Dia Bicara Normal

    “Bagaimana saksi, apa ini sah?”“Sah!” Beberapa orang menjawab dengan lantang. “Alhamdulillah,” ucap yang hadir di sana. Kini, Lisa benar-benar sudah resmi menjadi seorang wanita bersuami.Doa dipanjatkan setelah ijab kabul terdengar. Namun, Lisa masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri, rasanya dia tidak percaya dengan banyak hal yang baru saja terjadi.Tentang kehidupannya yang akan datang bahkan tentang suaminya sendiri.Setelah doa selesai, seperti biasanya pengantin biasanya akan melakukan prosesi cium tangan suami. Kalau selama ini Lisa hanya melihatnya saat menghadiri acara sakral teman-temannya, kali ini dia adalah pengantinnya.Berat rasanya untuk melakukan hal ini, apalagi dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan dengan pria asing yang dia tidak kenal sama sekali. Keringat keluar dari telapak tangannya, tatkala pria itu memberikan tangannya di depan Lisa.Bekas goresan luka yang cukup dalam masih terlihat jelas di punggung tangan suaminya itu, hal ini membuat Lisa men

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 3. Bicara Dengan Benar

    Entahlah, tapi yang jelas sekarang ini pikiran Lisa, benar-benar berkecamuk hebat. Kemudian dia tiba-tiba terpikir hal lain. Selain dia bisa mengucapkan namanya dengan jelas tadi, kebiasaan pria ini selama ini hanya bisa menjerit-jerit dengan nada pilu dan tidak bisa mengatakan kalimat lain dan kalimat apa pun selain minta tolong. Lalu, pandangannya hanya lurus ke depan dengan tatapan kosong seperti bukan orang yang waras.Tiba-tiba saja, dorongan dari dalam dirinya yang kuat ini akhirnya membuat Lisa diam-diam berdoa dalam hati, agar pria asing ini tidak mampu mengucapkan kalimat sakral itu di hadapan orang ramai.Namun, lantunan doa dalam hatinya itu terganggu, tatkala suara-suara lain kembali tertangkap di telinganya.“Nah, si Lisa akhirnya nikah juga!” Celetuk salah satu tetangga mereka yang dikenal Lisa sangat akrab dengan ibu tirinya ini.“Ya gak masalah juga sih nikah dengan pria ini, yang penting kan laku,” sahut yang lain dengan santai.Lisa hanya bisa diam dan menundukkan ke

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 2. Keraguan Lisa

    Lisa diseret masuk ke kamar Yasmin, adik tirinya itu oleh sang Ibu dengan hentakan keras dan kasar. Lalu, mendorong tubuhnya hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai.“Ah!” tanpa sadar Lisa menjerit.“Jangan sok-sok-an tersakiti kamu! Dasar memalukan sekali kamu! Bilang saja kalau kamu kebelet mau kawin, kan?!” ucapan itu terdengar sinis di telinga Lisa.Namun, Lisa yang sudah terbiasa diperlakukan buruk oleh ibunya ini, hanya bisa diam.“Itu!” tunjuknya ke arah pakaian yang ada di atas tempat tidur pada Lisa, “pinjam itu saja dari Yasmin untuk kamu pakai.” Yasmin sang adik tiri berjalan mendekati Lisa yang mencoba untuk berdiri. “Aku hanya bisa meminjamkan baju itu padamu, Mbak, karena badanmu yang kecil itu aku hanya punya baju itu yang layak.” Yasmin berkata dengan santai.Lisa masih diam, dia lalu mengambil pakaian itu, sebuah kebaya model lama berwarna krem, lalu kain batik tulis yang ‘bau lemari’ sangat menempel, baju ini memang cukup sederhana dan pas di badannya.“Ini ala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status