Beranda / Romansa / Menikah Dengan Pria Gila / Bab 4. Dia Bicara Normal

Share

Bab 4. Dia Bicara Normal

Penulis: Nychinta
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-13 19:43:53

“Bagaimana saksi, apa ini sah?”

“Sah!” Beberapa orang menjawab dengan lantang.

“Alhamdulillah,” ucap yang hadir di sana.

Kini, Lisa benar-benar sudah resmi menjadi seorang wanita bersuami.

Doa dipanjatkan setelah ijab kabul terdengar. Namun, Lisa masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri, rasanya dia tidak percaya dengan banyak hal yang baru saja terjadi.

Tentang kehidupannya yang akan datang bahkan tentang suaminya sendiri.

Setelah doa selesai, seperti biasanya pengantin biasanya akan melakukan prosesi cium tangan suami. Kalau selama ini Lisa hanya melihatnya saat menghadiri acara sakral teman-temannya, kali ini dia adalah pengantinnya.

Berat rasanya untuk melakukan hal ini, apalagi dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan dengan pria asing yang dia tidak kenal sama sekali. Keringat keluar dari telapak tangannya, tatkala pria itu memberikan tangannya di depan Lisa.

Bekas goresan luka yang cukup dalam masih terlihat jelas di punggung tangan suaminya itu, hal ini membuat Lisa menjadi iba dengan pria ini. Seharusnya dia tidak egois, bahkan pria ini pun tak mengenalnya sama sekali, pria ini bisa saja berpikir kalau dia dijebak untuk menikah dengannya.

Segera Lisa menyambut tangan itu dan menciumnya, dan siapa sangka berikutnya pria dengan status suaminya ini mendaratkan ciuman ke kening Lisa.

Jelas hal ini membuat jantung Lisa seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Tangan kiri Gandha yang memegang kepalanya dengan lembut, lalu sentuhan bibir di keningnya yang memacu sengatan aneh dan membuat tubuh Lisa benar-benar merasa beku.

Pria ini bisa melakukan hal ini dengan benar! Apa yang sebenarnya terjadi?

Lisa bertanya-tanya dalam hati, tetapi ini menjadi sebuah misteri yang tak mungkin dia pecahkan dengan segera.

“Terima kasih,” bisiknya dengan suara husky di telinga Lisa.

Tentunya kata singkat dan padat ini membuat tubuh Lisa bergetar hebat, apalagi saat pria itu menjauhkan tubuh mereka dan membuat pandangan mereka bertemu untuk sesaat.

Sepasang manik obsidian pekat milik Gandha melihatnya dengan sangat dalam dan penuh makna, seolah ingin menyampaikan sesuatu, tetapi … Lisa masih tidak mengerti. Lisa merasakan kalau saat ini suaminya ini bertindak normal walau hanya sekejap saja, karena setelah itu, dia kembali memasang wajah bengongnya.

Setelah prosesi ijab kabul selesai, Lisa melihat ke sekitar dan saat itu matanya tertuju pada satu sosok yang melihatnya dengan pandangan kecewa, dia adalah Andrian.

‘Andrian? Sejak kapan pria itu ada di sana?’ batin Lisa.

Namun, belum sempat dia berpikir banyak, Duha memanggilnya.

“Lisa, ajak suamimu ke kamar,” titah ayahnya.

Lisa lalu membawa suaminya itu ke kamar, walau rasanya ingin sekali dia menghampiri Andrian saat ini, tetapi dia sadar dengan statusnya yang sudah tidak lajang lagi. Walau bagaimanapun juga pria ini tetaplah suaminya.

Mereka sudah ada di dalam kamar, Lisa menuntun Gandha ke tempat tidur. Nmaun, pria itu kembali ke setelan awal seperti biasa, pandangannya tetap kosong.

Setelah Gandha duduk di atas tempat tidur, Lisa duduk di tepian ranjang itu.

“Mas Gandha,” panggil Lisa untuk pertama kalinya dengan bahasa yang sangat sopan. Hal ini memancing pria itu melihat ke arahnya.

“Apa boleh aku memanggilmu seperti itu?” tanya Lisa lagi dengan suara yang terdengar putus asa.

Entah apa yang sebenarnya diharapkan oleh Lisa saat ini, dia juga tidak mengerti dengan jalan pikirannya sendiri.

Gandha mengangguk pelan. Hal ini membuat Lisa mengerutkan keningnya.

‘Apa sebenarnya pria ini mengerti dengan keadaan sekarang?’ batinnya bertanya-tanya.

“Begini,” ucap Lisa mengawali pembicaraan mereka.

“Mas, kita menikah karena terjebak keadaan. Aku tidak tahu tentangmu secara keseluruhan, pun sama denganmu.” Lisa menarik napas dalam, kini pria itu melihatnya dengan seksama, dengan tatapan yang sedikit bernyawa.

“Aku tidak tahu tentang latar belakangmu, tentang keluargamu, tentang ….” Lisa menghentikan ucapannya, matanya berkaca-kaca, tidak lama kemudian, air matanya luruh juga, dia masih sulit mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, wajahnya menunduk, entah alasan apa hingga dadanya kian sesak dan tangannya terkepal keras.

Gandha bergerak mendekatinya, lalu tangannya menggenggam tangan Lisa yang mengepal keras di atas pahanya.

“Jangan bersedih,” ucapnya dengan suara seraknya. Hal ini membuat Lisa mendongakkan wajahnya dan melihat suaminya dari jarak yang cukup dekat.

‘Apa baru saja pria ini bicara dengan normal?’ tanya Lisa dalam hati.

“Kamu … apa kamu mengerti dengan apa yang aku katakan?” tanya Lisa lagi.

Namun, sayang sekali tatapan mata pria itu kembali kosong!

Lisa menarik napas dalam dan mencoba mengatur ritme jantungnya yang saat ini masih bergejolak hebat.

“Mas, kalau aku bertanya padamu, apa kamu bisa menjawabku?” tanya Lisa dengan nada lirih.

Tidak ada jawaban yang dia dapatkan.

Kembali Lisa menarik napas dalam, dia lalu menarik tangannya dari genggaman Gandha, kemudian menghapus air mata yang masih mengalir membanjiri pipi dengan punggung tangannya secara cepat.

“Mas, seandainya kamu mengingat semuanya tolong beritahukan padaku apa yang kamu ingat.” Lisa berkata lirih.

Gandha masih diam. Dia melihat ke arah Lisa dengan pandangan kosong.

“Pun seandainya kamu adalah orang jahat, aku tetap istrimu.” Lisa berusaha mengeluarkan sedikit demi sedikit beban dalam pikirannya.

“Aku tidak tahu kenapa kamu sampai penuh dengan luka, aku juga tidak tahu kamu siapa kecuali namamu yang kamu sebutkan padaku. Aku tidak tahu darimana ayahku tahu nama lengkapmu. Apa kamu menceritakan sesuatu pada ayahku?” tanya Lisa.

Namun, Lisa seolah bicara dengan patung. Gandha masih diam dan tidak memberikan jawaban apapun.

“Mas Gandha, aku sekarang istrimu, kita menikah berdasarkan hukum agama. Kalau seandainya nanti kamu ternyata mengingat semuanya dan kamu memiliki keluarga, aku rela ditalak saat itu juga.” Ucapan yang keluar dari Lisa membuat hatinya merasa sangat sakit.

Namun, dia harus menghadapi kenyataan terburuk dan pahit dalam dirinya, dia selalu berpikir rasional, banyak kemungkinan tentang siapa Gandha sebenarnya, tidak bisa juga langsung mengatakan dia adalah orang baik atau orang jahat, karena pria itu benar-benar tidak membawa identitas apapun di tubuhnya.

Gandha masih diam membisu.

Air mata Lisa masih mengalir, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi kenyataan ini.

Kemudian, tangan Gandha terangkat, menyeka air mata yang mengalir di pipi Lisa.

Kali ini pandangan mereka bertemu, cukup lama mereka bersitatap sampai akhirnya Gandha membuka mulutnya.

“A-aku belum menikah,” ucapnya pada Lisa dengan sedikit terbata, hal ini membuat Lisa makin tercengang.

“Apa kamu mengerti dengan apa yang kukatakan?” tanya Lisa memastikan.

Dia mengangguk pelan.

“Namaku Gandha Wongso dan aku belum menikah. Terima kasih karena kamu bersedia menikah denganku.” Ucapan ini terdengar sangat tulus, diucapkan secara sadar dengan tatapan lembut yang membuat efek kejut untuk Lisa!

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 5. Berhenti Memikirkannya

    “Mas Gandha, apa kamu paham apa yang aku katakan?” Lisa kembali mengulang tanya untuk memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi jika suaminya bisa diajak bicara dengan normal.“Aku … aku hanya ingat namaku, aku juga ingat kalau aku belum menikah,” ucap Gandha, “tapi selebihnya, aku tidak bisa mengingat apapun, kecuali ….” Tiba-tiba Gandha menghentikan ucapannya, dia memegang kepalanya dan memejamkan mata, sekarang ekspresi wajahnya menampakkan kalau saat ini dia sedang kesakitan.“Ah … aku … aku tidak bisa mengingat apapun,” ucapnya dengan suara yang serak, matanya masih terpejam.“Sudah, Mas, cukup, tidak perlu memaksakan diri.” Lisa menenangkan suaminya, lalu kemudian dia berjalan ke arah meja, dimana di atasnya terdapat segelas air minum.“Minum dulu, tenangkan dirimu,” ucap Lisa dengan nada khawatir.Gandha melakukannya dengan bantuan Lisa.“Bagaimana rasanya? Apa sudah lebih baik?” tanya Lisa lagi.Dia mengangguk dan memberikan gelas itu pada Lisa. “Terima kasih.”“Mas, aku juga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 6. Apa Dia Ingat?

    Lisa tertegun sejenak, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu dan adik tirinya itu. Hanya saja selama ini dia masih diam dan tidak melawan untuk mengurangi percekcokan yang terjadi di rumah ini.Ayah dan ibunya juga kerap kali bertentangan pendapat yang ujung-ujungnya Duha akan mengalah, karena dia merasa bahwa dia sudah gagal menjadi kepala rumah tangga yang tidak bisa membuat keluarganya bahagia.Ah … andai saja ayahnya saat itu tidak ditipu, pasti keluarga mereka akan baik-baik saja saat ini. Pikiran Lisa melayang ke saat itu, karena sejak ayahnya jatuh, mereka terpaksa kembali ke kampung dan bertahan hidup dengan sangat sederhana, sangat berbalik dari kehidupan sebelumnya.“Lisa, ayah mau bicara padamu,” panggil ayahnya setelah Lisa membereskan rumahnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Lisa pada Duha, lalu sang ayah memberikan isyarat agar anaknya duduk di sebelahnya.“Lisa, Ayah tahu kamu tidak melakukannya,” ucapnya dengan nada penuh sesal.Lisa terdiam, lalu … kenapa ayah

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 7. Dia Sembuh?

    “Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya. Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 1. Kesalahpahaman

    “Tidak! Tolong! Jangan! Jangan lukai dia! Tolong! Kumohon, kumohon, aku akan melakukan apapun juga!” teriak seorang pria dengan suara ketakutan, tubuhnya bergetar hebat, wajahnya berubah menjadi sangat pucat dan dia benar-benar menyedihkan.Jeritannya semakin menjadi tatkala silaunya cahaya kilat dan guntur yang saling bersusulan menggelegar di angkasa malam ini. Hujan masih turun dengan deras di luar.Lisa segera menghampirinya dan mencoba untuk menenangkan pria itu.“Tenang, tenanglah, ada aku di sini,” ucap Lisa padanya dengan menepuk pelan punggungnya.Namun, tiba-tiba saja, pria itu membalikkan tubuhnya dan menarik tangan Lisa lalu memeluknya dengan sangat erat.“Tolong, kumohon tolong aku!” Dia berkata lirih. Jantung Lisa berdetak cepat dan darahnya berdesir deras, pria ini memeluknya, dia bahkan belum pernah merasakan hal demikian dari pria yang bukan mahramnya, tetapi entah kenapa rasa empatinya saat ini sangat tinggi membuatnya sangat iba dengan pria ini.“Sabarlah, kamu ama

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 2. Keraguan Lisa

    Lisa diseret masuk ke kamar Yasmin, adik tirinya itu oleh sang Ibu dengan hentakan keras dan kasar. Lalu, mendorong tubuhnya hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai.“Ah!” tanpa sadar Lisa menjerit.“Jangan sok-sok-an tersakiti kamu! Dasar memalukan sekali kamu! Bilang saja kalau kamu kebelet mau kawin, kan?!” ucapan itu terdengar sinis di telinga Lisa.Namun, Lisa yang sudah terbiasa diperlakukan buruk oleh ibunya ini, hanya bisa diam.“Itu!” tunjuknya ke arah pakaian yang ada di atas tempat tidur pada Lisa, “pinjam itu saja dari Yasmin untuk kamu pakai.” Yasmin sang adik tiri berjalan mendekati Lisa yang mencoba untuk berdiri. “Aku hanya bisa meminjamkan baju itu padamu, Mbak, karena badanmu yang kecil itu aku hanya punya baju itu yang layak.” Yasmin berkata dengan santai.Lisa masih diam, dia lalu mengambil pakaian itu, sebuah kebaya model lama berwarna krem, lalu kain batik tulis yang ‘bau lemari’ sangat menempel, baju ini memang cukup sederhana dan pas di badannya.“Ini ala

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13

Bab terbaru

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 7. Dia Sembuh?

    “Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya. Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sa

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 6. Apa Dia Ingat?

    Lisa tertegun sejenak, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu dan adik tirinya itu. Hanya saja selama ini dia masih diam dan tidak melawan untuk mengurangi percekcokan yang terjadi di rumah ini.Ayah dan ibunya juga kerap kali bertentangan pendapat yang ujung-ujungnya Duha akan mengalah, karena dia merasa bahwa dia sudah gagal menjadi kepala rumah tangga yang tidak bisa membuat keluarganya bahagia.Ah … andai saja ayahnya saat itu tidak ditipu, pasti keluarga mereka akan baik-baik saja saat ini. Pikiran Lisa melayang ke saat itu, karena sejak ayahnya jatuh, mereka terpaksa kembali ke kampung dan bertahan hidup dengan sangat sederhana, sangat berbalik dari kehidupan sebelumnya.“Lisa, ayah mau bicara padamu,” panggil ayahnya setelah Lisa membereskan rumahnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Lisa pada Duha, lalu sang ayah memberikan isyarat agar anaknya duduk di sebelahnya.“Lisa, Ayah tahu kamu tidak melakukannya,” ucapnya dengan nada penuh sesal.Lisa terdiam, lalu … kenapa ayah

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 5. Berhenti Memikirkannya

    “Mas Gandha, apa kamu paham apa yang aku katakan?” Lisa kembali mengulang tanya untuk memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi jika suaminya bisa diajak bicara dengan normal.“Aku … aku hanya ingat namaku, aku juga ingat kalau aku belum menikah,” ucap Gandha, “tapi selebihnya, aku tidak bisa mengingat apapun, kecuali ….” Tiba-tiba Gandha menghentikan ucapannya, dia memegang kepalanya dan memejamkan mata, sekarang ekspresi wajahnya menampakkan kalau saat ini dia sedang kesakitan.“Ah … aku … aku tidak bisa mengingat apapun,” ucapnya dengan suara yang serak, matanya masih terpejam.“Sudah, Mas, cukup, tidak perlu memaksakan diri.” Lisa menenangkan suaminya, lalu kemudian dia berjalan ke arah meja, dimana di atasnya terdapat segelas air minum.“Minum dulu, tenangkan dirimu,” ucap Lisa dengan nada khawatir.Gandha melakukannya dengan bantuan Lisa.“Bagaimana rasanya? Apa sudah lebih baik?” tanya Lisa lagi.Dia mengangguk dan memberikan gelas itu pada Lisa. “Terima kasih.”“Mas, aku juga

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 4. Dia Bicara Normal

    “Bagaimana saksi, apa ini sah?”“Sah!” Beberapa orang menjawab dengan lantang. “Alhamdulillah,” ucap yang hadir di sana. Kini, Lisa benar-benar sudah resmi menjadi seorang wanita bersuami.Doa dipanjatkan setelah ijab kabul terdengar. Namun, Lisa masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri, rasanya dia tidak percaya dengan banyak hal yang baru saja terjadi.Tentang kehidupannya yang akan datang bahkan tentang suaminya sendiri.Setelah doa selesai, seperti biasanya pengantin biasanya akan melakukan prosesi cium tangan suami. Kalau selama ini Lisa hanya melihatnya saat menghadiri acara sakral teman-temannya, kali ini dia adalah pengantinnya.Berat rasanya untuk melakukan hal ini, apalagi dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan dengan pria asing yang dia tidak kenal sama sekali. Keringat keluar dari telapak tangannya, tatkala pria itu memberikan tangannya di depan Lisa.Bekas goresan luka yang cukup dalam masih terlihat jelas di punggung tangan suaminya itu, hal ini membuat Lisa men

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 3. Bicara Dengan Benar

    Entahlah, tapi yang jelas sekarang ini pikiran Lisa, benar-benar berkecamuk hebat. Kemudian dia tiba-tiba terpikir hal lain. Selain dia bisa mengucapkan namanya dengan jelas tadi, kebiasaan pria ini selama ini hanya bisa menjerit-jerit dengan nada pilu dan tidak bisa mengatakan kalimat lain dan kalimat apa pun selain minta tolong. Lalu, pandangannya hanya lurus ke depan dengan tatapan kosong seperti bukan orang yang waras.Tiba-tiba saja, dorongan dari dalam dirinya yang kuat ini akhirnya membuat Lisa diam-diam berdoa dalam hati, agar pria asing ini tidak mampu mengucapkan kalimat sakral itu di hadapan orang ramai.Namun, lantunan doa dalam hatinya itu terganggu, tatkala suara-suara lain kembali tertangkap di telinganya.“Nah, si Lisa akhirnya nikah juga!” Celetuk salah satu tetangga mereka yang dikenal Lisa sangat akrab dengan ibu tirinya ini.“Ya gak masalah juga sih nikah dengan pria ini, yang penting kan laku,” sahut yang lain dengan santai.Lisa hanya bisa diam dan menundukkan ke

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 2. Keraguan Lisa

    Lisa diseret masuk ke kamar Yasmin, adik tirinya itu oleh sang Ibu dengan hentakan keras dan kasar. Lalu, mendorong tubuhnya hingga membuatnya jatuh tersungkur di lantai.“Ah!” tanpa sadar Lisa menjerit.“Jangan sok-sok-an tersakiti kamu! Dasar memalukan sekali kamu! Bilang saja kalau kamu kebelet mau kawin, kan?!” ucapan itu terdengar sinis di telinga Lisa.Namun, Lisa yang sudah terbiasa diperlakukan buruk oleh ibunya ini, hanya bisa diam.“Itu!” tunjuknya ke arah pakaian yang ada di atas tempat tidur pada Lisa, “pinjam itu saja dari Yasmin untuk kamu pakai.” Yasmin sang adik tiri berjalan mendekati Lisa yang mencoba untuk berdiri. “Aku hanya bisa meminjamkan baju itu padamu, Mbak, karena badanmu yang kecil itu aku hanya punya baju itu yang layak.” Yasmin berkata dengan santai.Lisa masih diam, dia lalu mengambil pakaian itu, sebuah kebaya model lama berwarna krem, lalu kain batik tulis yang ‘bau lemari’ sangat menempel, baju ini memang cukup sederhana dan pas di badannya.“Ini ala

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status