แชร์

Bab 4. Dia Bicara Normal

ผู้เขียน: Nychinta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-13 19:43:53

“Bagaimana saksi, apa ini sah?”

“Sah!” Beberapa orang menjawab dengan lantang.

“Alhamdulillah,” ucap yang hadir di sana.

Kini, Lisa benar-benar sudah resmi menjadi seorang wanita bersuami.

Doa dipanjatkan setelah ijab kabul terdengar. Namun, Lisa masih saja sibuk dengan pikirannya sendiri, rasanya dia tidak percaya dengan banyak hal yang baru saja terjadi.

Tentang kehidupannya yang akan datang bahkan tentang suaminya sendiri.

Setelah doa selesai, seperti biasanya pengantin biasanya akan melakukan prosesi cium tangan suami. Kalau selama ini Lisa hanya melihatnya saat menghadiri acara sakral teman-temannya, kali ini dia adalah pengantinnya.

Berat rasanya untuk melakukan hal ini, apalagi dengan orang yang tidak dicintainya, bahkan dengan pria asing yang dia tidak kenal sama sekali. Keringat keluar dari telapak tangannya, tatkala pria itu memberikan tangannya di depan Lisa.

Bekas goresan luka yang cukup dalam masih terlihat jelas di punggung tangan suaminya itu, hal ini membuat Lisa menjadi iba dengan pria ini. Seharusnya dia tidak egois, bahkan pria ini pun tak mengenalnya sama sekali, pria ini bisa saja berpikir kalau dia dijebak untuk menikah dengannya.

Segera Lisa menyambut tangan itu dan menciumnya, dan siapa sangka berikutnya pria dengan status suaminya ini mendaratkan ciuman ke kening Lisa.

Jelas hal ini membuat jantung Lisa seolah ingin melompat keluar dari tempatnya. Tangan kiri Gandha yang memegang kepalanya dengan lembut, lalu sentuhan bibir di keningnya yang memacu sengatan aneh dan membuat tubuh Lisa benar-benar merasa beku.

Pria ini bisa melakukan hal ini dengan benar! Apa yang sebenarnya terjadi?

Lisa bertanya-tanya dalam hati, tetapi ini menjadi sebuah misteri yang tak mungkin dia pecahkan dengan segera.

“Terima kasih,” bisiknya dengan suara husky di telinga Lisa.

Tentunya kata singkat dan padat ini membuat tubuh Lisa bergetar hebat, apalagi saat pria itu menjauhkan tubuh mereka dan membuat pandangan mereka bertemu untuk sesaat.

Sepasang manik obsidian pekat milik Gandha melihatnya dengan sangat dalam dan penuh makna, seolah ingin menyampaikan sesuatu, tetapi … Lisa masih tidak mengerti. Lisa merasakan kalau saat ini suaminya ini bertindak normal walau hanya sekejap saja, karena setelah itu, dia kembali memasang wajah bengongnya.

Setelah prosesi ijab kabul selesai, Lisa melihat ke sekitar dan saat itu matanya tertuju pada satu sosok yang melihatnya dengan pandangan kecewa, dia adalah Andrian.

‘Andrian? Sejak kapan pria itu ada di sana?’ batin Lisa.

Namun, belum sempat dia berpikir banyak, Duha memanggilnya.

“Lisa, ajak suamimu ke kamar,” titah ayahnya.

Lisa lalu membawa suaminya itu ke kamar, walau rasanya ingin sekali dia menghampiri Andrian saat ini, tetapi dia sadar dengan statusnya yang sudah tidak lajang lagi. Walau bagaimanapun juga pria ini tetaplah suaminya.

Mereka sudah ada di dalam kamar, Lisa menuntun Gandha ke tempat tidur. Nmaun, pria itu kembali ke setelan awal seperti biasa, pandangannya tetap kosong.

Setelah Gandha duduk di atas tempat tidur, Lisa duduk di tepian ranjang itu.

“Mas Gandha,” panggil Lisa untuk pertama kalinya dengan bahasa yang sangat sopan. Hal ini memancing pria itu melihat ke arahnya.

“Apa boleh aku memanggilmu seperti itu?” tanya Lisa lagi dengan suara yang terdengar putus asa.

Entah apa yang sebenarnya diharapkan oleh Lisa saat ini, dia juga tidak mengerti dengan jalan pikirannya sendiri.

Gandha mengangguk pelan. Hal ini membuat Lisa mengerutkan keningnya.

‘Apa sebenarnya pria ini mengerti dengan keadaan sekarang?’ batinnya bertanya-tanya.

“Begini,” ucap Lisa mengawali pembicaraan mereka.

“Mas, kita menikah karena terjebak keadaan. Aku tidak tahu tentangmu secara keseluruhan, pun sama denganmu.” Lisa menarik napas dalam, kini pria itu melihatnya dengan seksama, dengan tatapan yang sedikit bernyawa.

“Aku tidak tahu tentang latar belakangmu, tentang keluargamu, tentang ….” Lisa menghentikan ucapannya, matanya berkaca-kaca, tidak lama kemudian, air matanya luruh juga, dia masih sulit mengatakan apa yang sebenarnya dia rasakan, wajahnya menunduk, entah alasan apa hingga dadanya kian sesak dan tangannya terkepal keras.

Gandha bergerak mendekatinya, lalu tangannya menggenggam tangan Lisa yang mengepal keras di atas pahanya.

“Jangan bersedih,” ucapnya dengan suara seraknya. Hal ini membuat Lisa mendongakkan wajahnya dan melihat suaminya dari jarak yang cukup dekat.

‘Apa baru saja pria ini bicara dengan normal?’ tanya Lisa dalam hati.

“Kamu … apa kamu mengerti dengan apa yang aku katakan?” tanya Lisa lagi.

Namun, sayang sekali tatapan mata pria itu kembali kosong!

Lisa menarik napas dalam dan mencoba mengatur ritme jantungnya yang saat ini masih bergejolak hebat.

“Mas, kalau aku bertanya padamu, apa kamu bisa menjawabku?” tanya Lisa dengan nada lirih.

Tidak ada jawaban yang dia dapatkan.

Kembali Lisa menarik napas dalam, dia lalu menarik tangannya dari genggaman Gandha, kemudian menghapus air mata yang masih mengalir membanjiri pipi dengan punggung tangannya secara cepat.

“Mas, seandainya kamu mengingat semuanya tolong beritahukan padaku apa yang kamu ingat.” Lisa berkata lirih.

Gandha masih diam. Dia melihat ke arah Lisa dengan pandangan kosong.

“Pun seandainya kamu adalah orang jahat, aku tetap istrimu.” Lisa berusaha mengeluarkan sedikit demi sedikit beban dalam pikirannya.

“Aku tidak tahu kenapa kamu sampai penuh dengan luka, aku juga tidak tahu kamu siapa kecuali namamu yang kamu sebutkan padaku. Aku tidak tahu darimana ayahku tahu nama lengkapmu. Apa kamu menceritakan sesuatu pada ayahku?” tanya Lisa.

Namun, Lisa seolah bicara dengan patung. Gandha masih diam dan tidak memberikan jawaban apapun.

“Mas Gandha, aku sekarang istrimu, kita menikah berdasarkan hukum agama. Kalau seandainya nanti kamu ternyata mengingat semuanya dan kamu memiliki keluarga, aku rela ditalak saat itu juga.” Ucapan yang keluar dari Lisa membuat hatinya merasa sangat sakit.

Namun, dia harus menghadapi kenyataan terburuk dan pahit dalam dirinya, dia selalu berpikir rasional, banyak kemungkinan tentang siapa Gandha sebenarnya, tidak bisa juga langsung mengatakan dia adalah orang baik atau orang jahat, karena pria itu benar-benar tidak membawa identitas apapun di tubuhnya.

Gandha masih diam membisu.

Air mata Lisa masih mengalir, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menghadapi kenyataan ini.

Kemudian, tangan Gandha terangkat, menyeka air mata yang mengalir di pipi Lisa.

Kali ini pandangan mereka bertemu, cukup lama mereka bersitatap sampai akhirnya Gandha membuka mulutnya.

“A-aku belum menikah,” ucapnya pada Lisa dengan sedikit terbata, hal ini membuat Lisa makin tercengang.

“Apa kamu mengerti dengan apa yang kukatakan?” tanya Lisa memastikan.

Dia mengangguk pelan.

“Namaku Gandha Wongso dan aku belum menikah. Terima kasih karena kamu bersedia menikah denganku.” Ucapan ini terdengar sangat tulus, diucapkan secara sadar dengan tatapan lembut yang membuat efek kejut untuk Lisa!

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 5. Berhenti Memikirkannya

    “Mas Gandha, apa kamu paham apa yang aku katakan?” Lisa kembali mengulang tanya untuk memastikan kalau dia tidak sedang bermimpi jika suaminya bisa diajak bicara dengan normal.“Aku … aku hanya ingat namaku, aku juga ingat kalau aku belum menikah,” ucap Gandha, “tapi selebihnya, aku tidak bisa mengingat apapun, kecuali ….” Tiba-tiba Gandha menghentikan ucapannya, dia memegang kepalanya dan memejamkan mata, sekarang ekspresi wajahnya menampakkan kalau saat ini dia sedang kesakitan.“Ah … aku … aku tidak bisa mengingat apapun,” ucapnya dengan suara yang serak, matanya masih terpejam.“Sudah, Mas, cukup, tidak perlu memaksakan diri.” Lisa menenangkan suaminya, lalu kemudian dia berjalan ke arah meja, dimana di atasnya terdapat segelas air minum.“Minum dulu, tenangkan dirimu,” ucap Lisa dengan nada khawatir.Gandha melakukannya dengan bantuan Lisa.“Bagaimana rasanya? Apa sudah lebih baik?” tanya Lisa lagi.Dia mengangguk dan memberikan gelas itu pada Lisa. “Terima kasih.”“Mas, aku juga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 6. Apa Dia Ingat?

    Lisa tertegun sejenak, dia sudah terbiasa diperlakukan seperti ini oleh Ibu dan adik tirinya itu. Hanya saja selama ini dia masih diam dan tidak melawan untuk mengurangi percekcokan yang terjadi di rumah ini.Ayah dan ibunya juga kerap kali bertentangan pendapat yang ujung-ujungnya Duha akan mengalah, karena dia merasa bahwa dia sudah gagal menjadi kepala rumah tangga yang tidak bisa membuat keluarganya bahagia.Ah … andai saja ayahnya saat itu tidak ditipu, pasti keluarga mereka akan baik-baik saja saat ini. Pikiran Lisa melayang ke saat itu, karena sejak ayahnya jatuh, mereka terpaksa kembali ke kampung dan bertahan hidup dengan sangat sederhana, sangat berbalik dari kehidupan sebelumnya.“Lisa, ayah mau bicara padamu,” panggil ayahnya setelah Lisa membereskan rumahnya.“Ada apa, Ayah?” tanya Lisa pada Duha, lalu sang ayah memberikan isyarat agar anaknya duduk di sebelahnya.“Lisa, Ayah tahu kamu tidak melakukannya,” ucapnya dengan nada penuh sesal.Lisa terdiam, lalu … kenapa ayah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 7. Dia Sembuh?

    “Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya. Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sa

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 11. Sehari sebelumnya Pernikahan Lisa

    Yasmin yang baru saja pulang bulan lalu ke kampung ini mendadak pulang lagi, hal ini membuat Lisa heran, karena jarang-jarang Yasmin mau pulang dalam waktu dekat seperti ini, biasanya setelah pulang kampung makan dua tau tiga bulan lagi baru dia kembali lagi.Sebenarnya, saat Yasmin pulang dari kota, artinya tugas Lisa menjadi lebih banyak lagi! Selain bekerja di pabrik pengolahan garam milik Pak Pardi, dia bertugas menyuapi makan pria asing itu di rumahnya. Lalu, ditambah dengan Yasmin, sudah barang tentu makin menambah pekerjaannya.“Mbak Lisa, nanti baju kotorku yang putih ini, jangan lupa dicuci yang bersih, ya!” perintahnya pada Lisa dengan sangat santai sambil menyerahkan pakaian kotor miliknya yang dia bawa dari kota kemarin sebanyak satu kantong plastik besar.“Lisa, nanti kamu kasih makan orang gila itu jangan pakai lauk ikan! Ikannya cuma ada satu, dan itu punya Yasmin! Kalau mau makan yang enak-enak suruh ayahmu kerja lebih keras lagi, biar bisa beli makan yang bergizi untu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 12. Ketegangan Antara Lisa dan Gandha

    Lisa berdiri mematung, ucapan Gandha masih terngiang-ngiang di telinganya. “Aku suamimu sekarang.” Kalimat itu terasa seperti gemuruh yang mengguncang dinding hatinya. Lisa yang tadi begitu yakin ingin meledakkan kemarahannya, kini terpaksa menelan emosi yang sudah sampai di ujung tenggorokan. Dia tak sanggup melawan ucapan Gandha barusan yang menyatakan dengan jelas kalau dia adalah suaminya. kata-kata itu menembus ke dalam jiwanya, dia akhirnya menundukkan wajahnya dan tenggelam dengan pikirannya sendiri.Benar, untuk apa dia marah pada mereka? Lagipula kalaupun dia mengatakan yang sebenarnya pada Andrian tentang kesalahpahaman yang terjadi hingga dia menikah dengan Gandha, apa yang diharapkannya?Menginginkan Andrian untuk menikahinya? Tentu tidak mungkin, karena dia sudah bersuami. Dan kalaupun dia melakukan hal itu, sudah barang tentu dia menyakiti suaminya sendiri. Bukankah ini sama saja dengan dia melakukan pengkhianatan? Lisa terdiam pikirannya berkecamuk hebat.Marah juga ti

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14

บทล่าสุด

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 72. Jangan Sentuh Istriku!

    “Nyonya?" Yasmin berkata dengan nyaris berbisik."Mbak apa kamu sudah dijual sama pria gila itu dan menjadi simpanan pria kaya?!” tanya Yasmin dengan nada pilu. “Mbak sudah Mbak, ayo kita pulang saja, aku dan ibu masih mau menerima Mbak Lisa kok, ayo Mbak kita mulai lagi dari awal dan–”“Yasmin hentikan mulut kotormu itu!" Lisa membentak dengan suara yang cukup keras."Iyam ayo kita pergi, buang-buang waktu kalau harus meladeni orang seperti itu," tambah Lisa lagi."Dan kamu Mas Andrian ….” Lisa tidak melanjutkan kalimatnya, dia menggantungnya begitu saja, menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap Andrian dengan tatapan yang cukup rumit.“Mas, bantu aku untuk membuat Mbak Lisa pulang dong, Aku yakin sekali pasti dia saat ini sedang dikuasai oleh pikiran buruk karena pengaruh pria gila yang menjadi suaminya itu.” Suara Yasmin terdengar sayup-sayup di telinga Lisa.Hal ini jelas membuat Iyam menjadi heran apalagi saat ini Lisa mengatur ritme napasnya untuk mengolah emosinya agar tidak

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 71. Dia Jadi Nyonya?

    Lisa terkejut lantaran bertemu dengan Andrian di tempat ini. Pria itu menatap Lisa dengan pandangan kecewa yang terasa sangat dalam. “Ternyata benar, kamu adalah orang yang sangat jahat dengan keluargamu sendiri. Aku Kecewa padamu, Lis” Lisa mengernyitkan keningnya heran. 'Kenapa pria ini tiba-tiba berkata seperti itu?' tanya Lisa dalam hati. Akan tetapi, detik berikutnya dia membalas ucapan Andrian barusan dengan tatapan tajam, menyadari pasti semua ini berkaitan dengan Ibu dan juga saudara tirinya. Siapa lagi yang bisa memutar balikkan fakta dalam waktu singkat! Apalagi saat ini dia melihat ke sekitar kalau Ibu Ida yang mengikutinya tadi sudah tidak terlihat. “Mas,” ucap Lisa dengan suara berat dan berjalan mendekati pria itu. “Kuberikan saran padamu untuk berhenti mendengarkan sebelah, cepat atau lambat semua akan terbuka." Lisa berkata dengan suara bergetar. "Dan ... Satu hal lagi, yang ingin aku beritahukan padamu, yang seharusnya kecewa itu adalah aku. Aku benar-benar kece

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 70. Kenapa Ada Dia?

    Pernyataan pria itu sontak membuat Lisa terkejut."Apa yang Mas bilang barusan?" tanyanya sekali lagi, seolah ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar.Gandha memintanya untuk belanja apapun yang ia mau. Bagi Lisa, itu terdengar seperti mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan. Bukankah hampir semua wanita menginginkan hal semacam ini?Dulu, ia pernah punya harapan yang sama. Tapi itu hanya sebatas angan yang akhirnya ia kubur dalam-dalam. Dan sekarang, Gandha—pria yang ia anggap jauh dari hal seperti ini—mengucapkannya padanya.Bagaimana mungkin ia tidak bahagia?“Lanjutkan saja, Sayang," ucap Gandha dengan santai."Kata orang-orang yang kudengar, belanjamu tidak menarik kalau kamu masih melirik tag price," lanjut Gandha lagi.Hal ini tentu membuat Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Pria ini benar-benar ...!"Dan jangan lupa tunggu aku di sana, aku sudah di jalan untuk menjemputmu.” Setelah Gandha mengatakan hal itu, pria itu memutuskan sambungan teleponnya. Wajah Lisa ber

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 69. Aku Menjamin Isi Kartumu

    Beberapa saat sebelumnya, di dalam mobil.[Mas aku bertemu dengan Ibu dan Yasmin dan sepertinya mereka sedang mengikuti mobil kami, aku sudah bilang dengan Tono untuk berputar-putar dulu tidak langsung pulang ke rumah.]Pesan itu dikirim Lisa untuk Gandha. Dia tahu, suaminya sedang tenggelam dalam urusan yang pasti tidak sepele. Karena itu, Lisa memilih menahan diri—tidak ingin mengganggu dengan hal-hal kecil. Tapi sampai akhirnya dia memutuskan melangkah ke mall mewah ini pun, belum ada kabar balik dari Gandha.Beruntungnya sesaat setelah dia masuk ke dalam mall ini, ponselnya berdering, nama “Suami Gila” terpampang di layarnya. Lisa mengulas senyum lebar.“Lisa! Kamu nggak apa-apa?" Jelas terdengar suara Gandha terdengar panik saat ini."Aku tidak apa-apa-""Apa yang mereka lakukan padamu? Apa kamu terluka?" potong Gandha cepat."Aku-""Sekarang kamu di mana? Apa masih sama Iyam dan Tono?” Suara Gandha di seberang telepon terdengar panik, bertubi-tubi melemparkan pertanyaan tanpa men

  • Menikah Dengan Pria Gila    Bab 68. Ingin Bermain Sebentar

    Walaupun wanita itu menggunakan pakaian yang sangat berbeda, tetap saja wajah itu tidak berubah.“Eh iya bener, Bu! Kok dia bisa keluar dari sana? Terus itu kayaknya penampilannya beda banget?” Yasmin mengerutkan keningnya."Kita harus menemuinya sekarang, kita harus tahu darimana dia punya kekuatan untuk melaporkan kita!" Ida berkata dengan nada keras.Ida lalu menarik Yasmin keluar dengan cepat dan meraih es kopi milik Yasmin yang belum sempat diminumnya. “Kita cegat dia sekarang!”Keduanya berjalan cepat hingga akhirnya Yasmin lebih dulu berdiri di depan Lisa. Seperti dugaan Yasmin dia pasti sangat terkejut melihat mereka berdua.“Y-Yasmin?!” Melihat Lisa yang seperti ini, jelas sekali Yasmin berpikir kalau Lisa akan sangat ketakutan, apalagi dia sudah berani-beraninya melaporkan mereka berdua ke polisi.Lalu Ida menyiram Lisa dengan es kopi itu, Yasmin menyeringai saat melihat Lisa sudah dalam keadaan kotor seperti saat ini, dan dia Seperti biasanya, mulai bicara untuk merendahka

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 67. Sebelumnya

    Selesai menjalani pemeriksaan di kantor polisi, langkah Ida terasa limbung. Meski dia bersama dengan Yasmin dan juga pengacara, matanya terus menelisik sekeliling—seolah merasa ada yang mengikuti dari belakang. Yasmin, yang biasanya cerewet, hanya terdiam menunduk, wajahnya tegang, nyaris pucat."Bu, apa Ibu baik-baik saja?" tanya Yasmin saat mereka ada di dalam mobil setelah pulang dari pemeriksaan itu."Tentu saja Ibu harus bak-baik saja." Ida berkata dengan nada sedikit meninggi."Bu, apa yang dikatakan Pak Munir semalam benar?" tanya Yasmin lagi.Semalam, memang Ida menghubungi Munir di kampung. Pernyataan Munir sangat membuatnya terkejut, karena pria itu mengatakan kalau Gandha, pria gila yang menikahi Lisa itu, saat diusir dari kampung, caranya bicara sangat berbeda dari sebelumnya.Dia seperti orang yang normal dan terlihat sangat berwibawa, terlepas dari wajahnya yang masih berantakan dan tidak enak untuk dilihat."Apa jangan-jangan pria itu ...." Yasmin menggantung kalimatnya

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 66. Beberapa Hari Sebelumnya 2

    Benar saja, keesokan harinya tanpa menunggu lama Andrian membawa keduanya pada seorang pengacara terkenal yang bisa membantu mereka, keduanya sangat senang dengan bantuan yang diberikan oleh Andrian. Ucapan manipulasi dari mulut keduanya memberikan keyakinan yang sangat dalam untuk Andrian. Mereka juga mengatakan kalau hal ini tidak terbukti mereka harus balik menuntut Lisa.“Benar, kami harus menuntut balik Lisa agar dia mendapatkan pelajaran dari perbuatannya ini.” Andrian berkata dengan geram.“Masalah itu, akan dilakukan bertahap, Pak Andrian, saat ini kita harus membuat rencana untuk menghadapi kasus ini terlebih dahulu.” Pengacara itu berkata dengan tenang.“Selama klien bisa memberikan keterangan yang jujur dan benar serta bisa menyangkal semuanya, saya akan pastikan kita memenangkan kasus ini. Lalu, selanjutnya baru kita ke tahap berikutnya.” Kembali pria itu menjelaskan, Andrian menganggukkan kepalanya.Sementara, Ida mengepalkan tangannya di bawah meja, karena tatapan pengac

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 65. Beberapa Hari Sebelumnya

    Beberapa hari sebelumnya di kediaman Ida dan Yasmin.“Berani sekali Lisa melakukan hal ini pada kita!” Ida berkata dengan meremas surat panggilan dari kantor polisi untuk penyelidikan kasus kematian suaminya.“Apa Ibu tahu dia sekarang tinggal dimana? Kita datangi saja dia, seenaknya dia berbuat seperti ini.” Yasmin turut geram dengan hal ini, badannya yang masih pegal-pegal karena pulang dari jaga malam di rumah sakit terasa makin sakit saja.Ida meletakkan gelas dengan kasar di atas meja, nadanya penuh frustrasi. "Kita harus minta tolong sama Andrian."Ia melirik tajam ke arah Yasmin yang duduk di seberangnya. "Dia pasti punya kenalan… orang-orang yang bisa kita manfaatin buat nekan Lisa."Wajahnya mengeras, penuh amarah yang nyaris tak tertahan. "Dasar anak itu!. Dia pikir dia bisa menang lawan kita?!"Dengan kesal, Ida meneguk habis minumannya. Matanya masih menyala, seperti belum puas memuntahkan kekesalan yang sudah lama mendidih.“Aku akan hubungi Mas Adrian, Bu, tenang saja, L

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 64. Aku Sudah Tidak Takut lagi

    "Apa yang coba kalian lakukan padaku?" tanya Lisa dengan nada dingin.Ida membentak, suaranya meninggi, nyaris histeris. "Hebat, ya, kamu sekarang, Lisa! Udah ngerasa sukses karena jual diri di kota, ya?"Ia melangkah maju, telunjuknya nyaris menyentuh wajah Lisa. "Terus kamu punya nyali ngelaporin kami ke polisi?! Kamu pikir kamu siapa, hah?!"Wajah Ida merah padam, matanya membelalak seperti bara api yang siap menyambar. Nada suaranya tak lagi hanya marah—ia merasa terhina, terancam, dan kalah. "Berani-beraninya kamu ngelakuin itu ke kami! Dasar wanita tidak tahu diri!"Mendapatkan perlakuan barusan sempat membuat Lisa membeku di tempatnya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat, bukan karena takut, tapi karena kemarahan yang menggelegak di dadanya, dia teringat laporan yang dibacanya saat itu. Tentang bagaimana mereka melakukan hal ini dengan cara licik dan sangat jahat. Perbuatan mereka di masa itu seperti racun yang menusuk ingatannya.Tatapan Lisa berubah, menjadi sesuatu yang belum p

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status