แชร์

Bab 7. Dia Sembuh?

ผู้เขียน: Nychinta
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-13 19:49:49

“Mbak bajuku apa sudah disetrika?” Yasmin menghampiri Lisa yang sedang menyiapkan sarapan untuk keluarga ini.

Lisa tersenyum dan mengangguk. “Sudah, tunggu sebentar, ya.” Dia lalu mengambilkan baju yang dimaksud oleh Yasmin dan menyerahkannya.

Yasmin mengamati hasil seterika dari Lisa dan kembali berkomentar, “Mbak, ini kenapa masih sedikit kusut? Kalo dipake, bagian ini keliatan banget gak rapinya.”

Lisa hanya menghela napas sejenak mendengar celotehan itu.

“Mbak rapiin lagi ini, nanti kalo sudah anterin ke kamar, aku mau beres-beres barang.” Yasmin meninggalkan Lisa dan melemparkan bajunya ke wajah Lisa.

Paham, Lisa sangat tahu persis kalau ini pasti akan terjadi. Kembali diperhatikannya baju itu, tidak nampak seperti yang dikatakan oleh Yasmin. Adik tirinya itu memang sengaja ingin membuatnya tersiksa saja, karena itu dia berbuat demikian. Sebenarnya beberapa kali Lisa mencoba untuk berontak, tetapi saat mencoba melakukan hal itu, dia kembali berpikir bahwa percuma saja, karena sang ayah akan menasehatinya untuk bersabar.

Lisa tidak menyetrikanya lagi, hanya membawanya ke belakang lalu dia kembali sibuk dengan urusannya di dapur yang masih tanggung, yaitu menghidangkan sarapan mereka. Setelahnya, Lisa kembali memberikan pakaian itu kepada Yasmin.

“Yasmin, ini pakaiannya.” Lisa memberikan itu pada Yasmin yang masih sibuk dengan ponselnya di atas tempat tidur.

“Oh, iya, letak di sana saja. Mbak sekalian, masukin itu baju ke dalam tas, ya!” perintah Yasmin lagi tanpa melihat ke arah Lisa.

Mendadak Lisa menghentikan langkahnya untuk keluar kamar, dia benar-benar ingin berontak, hingga akhirnya untuk kali pertama dia mengabaikan adik tirinya itu.

Belum sempat dia benar-benar melangkah keluar, Yasmin membentak dan membuatnya sangat terkejut, “Mbak Lisa! Mbak Lisa telinganya tuli?!”

Lisa mengepalkan erat tangannya, tetapi dia tidak ingin melihat ke arah adiknya itu.

“Hei Mbak Lisa! Berhenti di sana!” Bentak Yasmil lagi pada Lisa yang masih mematung di tempat tanpa menoleh ke belakang.

Terdengar langkah Yasmin menghampirinya dan benar saja, Yasmin manarik kuat tangan Lisa membuatnya jatuh terjerembab di lantai.

“Mbak Lisa mulai mau melawan, ya?” Kali ini Yasmin menjepit wajah Lisa dengan tangannya dan membuat wajah Lisa mendongak ke arahnya. “Dengar ya Mbak, telingamu jangan ditulikan! Kamu mau melawan?! Menurutmu kamu bisa?” Yasmin berkata dengan nada sinis pada Lisa.

Dan kali pertama Lisa menepis kuat tangan Yasmin, membuat wanita itu tersentak karena terkejut. Hingga sang adik pun terdorong ke belakang dan terduduk di lantai. Mendapati hal tersebut Lisa langsung berdiri dengan cepat. Lisa kemudian melihat ke arah Yasmin yang berada di bawahnya dengan tatapan datar, sementara Yasmin, dia matanya menatap dengan nyalang ke arah Lisa, baru saja Yasmin ingin membuka mulut untuk meluapkan emosinya, terdengar suara Duha dari arah luar.

“Lisa, Lisa,” panggil sang ayah tidak jauh dari kamar Yasmin.

“Aku akan melepaskanmu kali ini,” ucap Yasmin dengan nada penuh penekanan, sementara Lisa tidak menghiraukannya, dia berjalan dengan santai ke arah luar.

“Ya, ada apa, Ayah?” tanya Lisa dengan tersenyum. “Ayah sudah pulang dari masjid, ya?” Dia mendekati ayahnya dan mencium punggung tangan pria itu.

“Suami kamu … apa kamu sudah membantunya untuk bersih-bersih?” tanya Duha lagi.

Mendengar pertanyaan itu Lisa diam sejenak, dia berpikir sejenak tentang kenyataan bahwa Gandha bisa bertindak normal saat ini.

“Itu ….” Kata-kata itu terhenti.

“Kalau kamu belum melakukannya ayah akan membantumu untuk membersihkan suamimu.” Duha berkata dengan lembut.

“Apa?! Apa yang ingin ayah lakukan?!” Terdengar suara Ida membuat keduanya menoleh.

Lisa menarik napas dalam.

“Ayah, pria gila itu sudah punya istri!” Ida berkata pada Duha dengan suara melengking sambil berjalan mendekati mereka. “Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab istrinya untuk membantunya membersihkan diri dan mengurus semuanya!” Ida berkata dengan melihat sinis ke arah Lisa.

“Kamu Lisa, mulai saat ini, jangan menyuruh ayahmu lagi mengurus suami gilamu itu! Ayah, semalam adalah terakhir ayah membantu Lisa, mulai hari ini, dia harus terbiasa dengan tugasnya itu.” Pernyataan Ida barusan menjawab pertanyaan Lisa yang sempat menggantung semalam tentang siapa yang mengganti pakaian suaminya itu.

Duha menghela napas dalam, melihat ke arah Lisa lalu berkata pada istrinya, “Bu, Lisa juga perlu waktu lagipula kemarin malam itu–”

“Jangan membelanya terus! Semalam sudah terlihat jelas apa yang terjadi, jadi jangan pura-pura lugu, toh dia juga sudah melakukannya, kan?” Ida berkata sambil melihat Lisa dan menatapnya dengan pandangan merendahkan.

“Bu, semalam Ibu juga tahu kalau itu hanya kesalahpahaman saja, semalam Lisa hanya membantu Mas Gandha makan seperti biasa lalu, tiba-tiba dia berteriak ketakutan, kita semua tahu, dia selalu menjerit-jerit kalau hari hujan apalagi ditambah dengan kilat dan petir..” Lisa meluapkan apa yang dia rasakan, tetapi dia masih bisa mengendalikannya hingga rasa marah itu masih tetap tertahan.

“Oh, ya? Tapi sepertinya semalam kamu cukup menikmatinya.” Ida berkata dengan menyunggingkan sebelah bibirnya.

Lisa hanya mendesah pelan dengan tangan yang terkepal erat di samping tubuhnya.

“Bu, jangan bicara seperti itu! Kamu sudah kelewatan!” bentak Duha, hal ini cukup mengejutkan Lisa, pasalnya ini pertama kalinya Duha membentak istrinya di depan dirinya.

Ida tercengang mendengar nada tinggi dari suaminya itu.

“Oh, demi anakmu yang sudah mencoreng nama keluarga kita bahkan kamu sudah berani membentakku, ya?!” Ida berkata dengan suara berang.

Tidak ingin ada keributan akhirnya, Lisa kembali mengalah. “Bu, Ayah, maafkan Lisa, Lisa sudah membuat keributan pagi ini.”

“Tidak ada yang perlu dimaafkan karena kamu tidak salah.” Ini juga kali pertama sang ayah membela dirinya di depan Ibu tirinya itu. “Dengar ya, Bu, sekali lagi ayah ingatkan, jangan bicara yang tidak baik pada Lisa, karena ayah tahu ini hanya kesalahpahaman saja.”

“Ayah apa-apaan sih?!” Ida berkata dengan menunjukkan kekesalannya dia merasa sangat tidak terima dengan masalah ini.

Duha kembali melihat ke arah Lisa menatapnya dengan pandangan yang rumit kemudian memerintahkan Lisa, “Lisa lebih baik kamu masuk ke kamarmu sekarang, tunggulah sebentar lagi, ayah akan membantumu membersihkan Gandha.”

Tanpa banyak tanya dan membantah lagi, Lisa mengangguk dan segera masuk ke kamarnya.

***

Namun, saat tiba di kamarnya, Lisa sangat terkejut. Pasalnya saat ini, Gandha yang sudah lebih rapi. Pria itu juga sepertinya sudah mandi sendiri, tidak seperti hari-hari sebelumnya.

“Mas Gandha kamu ….” Lisa menggantung kalimatnya, dia mulai menebak-nebak, tetapi tidak mampu satu kalimat pun keluar dari bibirnya untuk bertanya.

Gandha hanya tersenyum sekilas pada Lisa.

Rumah Duha memang salah satu rumah yang cukup besar di kampung ini, mengingat mereka dulu adalah orang yang sangat kaya raya di kampung sebelum kejatuhannya bermula. Di setiap kamar rumah ini ada kamar mandi di dalam hingga penghuninya tidak perlu repot untuk berebut kamar mandi.

Gandha menarik napas dalam dan melihat tajam ke arah Lisa.

“Maaf, aku sudah membuat kekacauan di pagi hari ini.”

Mata Lisa berkedip beberapa kali mendengar ucapan Gandha yang benar-benar seperti orang normal. Hingga akhirnya dia tidak tahan untuk segera bertanya, “Mas apa kamu melakukan ini sendiri?”

Belum sempat Gandha menjawab terdengar ketukan kuat dari arah pintunya.

“Mbak Lisa! Mbak Lisa!”

“Kamu dipanggil saudaramu,” ujar Gandha pada Lisa.

Namun, Lisa tidak terlalu peduli akan hal itu. “Mas apa kamu benar-benar bisa bicara dengan baik? Apa kamu ingat siapa dirimu? Darimana asalmu?” Lisa bertanya dengan bertubi-tubi, dia berjalan mendekati Gandha dan memegang lengan pria itu.

Tatapan mata mereka bertemu, untuk kali ini Lisa bisa melihat jelas wajah suaminya ini. Mata hitam yang tajam, bulu mata lebat, pangkal hidung yang cukup tinggi, alis tebal dan rapi, walaupun wajahnya tertutup cambang yang mulai tumbuh tak beraturan, tetapi kalau dilihat dari jarak yang cukup dekat seperti ini, pria ini memancarkan aura yang luar biasa.

BRAKK!!!

Suara pintu terdengar dibuka dengan kasar, membuat Lisa dan juga Gandha melihat ke arah pintu, di sana sudah ada Yasmin dengan wajah bertekuk masam, tangannya terlipat di depan dada memandang penuh amarah pada Lisa.

Ada apa lagi ini ...?

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 8. Pria yang Membingungkan

    “Mbak Lisa, aku mau ambil bajuku yang kamu pinjam semalam!” Yasmin berkata dengan angkuh sambil menengadahkan tangannya pada Lisa.Lisa hanya menarik napas dalam, dia masih berusaha untuk menahan dirinya. Kemudian, dia mengambil kebaya dan juga kain yang dipakainya semalam, lalu dia menyerahkan pada Yasmin.Namun, saat barang itu diberikan pada Yasmin, wanita itu malah menciumnya dan membentangkannya ke udara. “Mana uang untuk laundrynya? Aku akan membawa gaun ini ke laundry di kota!”Lisa terperangah mendengarnya. “Laundry?” ulangnya.“Ya tentu saja uang laundry-nya! Seharusnya aku minta uang sewa, cuma aku masih berbaik hati. Baju ini kalau dicuci biasa gak bagus nantinya!” Lisa berkata dengan nada ketus. Bukankah itu hanya baju lama yang tidak pernah lagi dipakainya? Lagipula, mau kapan Yasmin memakai pakaian itu lagi? Karena ukurannya sudah pasti kekecilan.“Itu, biar Mbak saja yang cuci lagipula kamu tidak akan memakainya lagi, kan?” Lisa berkata datar.“Apa Mbak bilang?! Dengar,

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 9. Sandiwara

    “Nak Andrian, apa ini tidak merepotkanmu untuk menjemput Yasmin?” suara Duha terdengar saat Lisa akan membawakan minuman itu pada tamu mereka.“Tidak masalah, Om, lagipula aku memang mau pulang ke kota, kebetulan Yasmin juga sama, daripada harus membuat Yasmin menunggu bus lebih baik kami pergi bersama saja, memikirkan Yasmin untuk ganti bus sebanyak dua kali sedikit riskan di zaman sekarang ini, Om.” DEG!Lisa terdiam mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh Andrian pada ayahnya. Kalimat itu penuh perhatian dan terdengar sangat lembut sekali. Sama halnya yang dibuat oleh Andrian padanya dulu!‘Ya Tuhan … kenapa ini rasanya sakit sekali?’ lirih Lisa dalam hati, tangannya mencengkram erat baki berisi teh yang dia bawa untuk tamu mereka..“Benar juga, apalagi sekarang marak sekali hal-hal yang menakutkan untuk anak gadis.” Kali ini Ida menambahkan.“Ya, karena itulah, daripada Yasmin pulang sendiri ke kota, lebih baik dia ikut aku saja, lagian aku juga bawa kendaraan. Sekalian

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 10. Terus Berlanjut

    Lisa menatap Andrian dari kejauhan. Tatapan pria itu, yang biasanya membuatnya nyaman, kini terasa menyesakkan. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang berbeda, seolah-olah semuanya sudah berubah.“Lisa, Yasmin mau pamit pulang ke kota,” suara lembut Ida menginterupsi pikirannya.“I-iya, hati-hati di jalan,” jawab Lisa dengan datar. Tidak ada energi untuk menunjukkan keramahan lebih dari itu.Yasmin berjalan mendekatinya dengan senyuman manis yang terlalu dibuat-buat. Tanpa menunggu reaksi Lisa, Yasmin langsung memeluknya erat. Lisa kaku, merasa pelukan itu jauh lebih seperti pementasan daripada kehangatan.“Mbak Lisa, ada yang mau dititip nggak? Aku bisa belikan apa saja yang Mbak Lisa butuhkan di kota. Nanti aku kirim ke kampung kita,” ujar Yasmin dengan suara lembut, nada yang nyaris tidak pernah dia dengar saat Yasmin bicara padanya.Jelas Lisa merasa kalau itu hanya pertunjukan yang dipertontonkan keduanya di depan Andrian. “Itu... nggak perlu. Kamu nggak usah repot-repot,” jawabnya

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-13
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 11. Sehari sebelumnya Pernikahan Lisa

    Yasmin yang baru saja pulang bulan lalu ke kampung ini mendadak pulang lagi, hal ini membuat Lisa heran, karena jarang-jarang Yasmin mau pulang dalam waktu dekat seperti ini, biasanya setelah pulang kampung makan dua tau tiga bulan lagi baru dia kembali lagi.Sebenarnya, saat Yasmin pulang dari kota, artinya tugas Lisa menjadi lebih banyak lagi! Selain bekerja di pabrik pengolahan garam milik Pak Pardi, dia bertugas menyuapi makan pria asing itu di rumahnya. Lalu, ditambah dengan Yasmin, sudah barang tentu makin menambah pekerjaannya.“Mbak Lisa, nanti baju kotorku yang putih ini, jangan lupa dicuci yang bersih, ya!” perintahnya pada Lisa dengan sangat santai sambil menyerahkan pakaian kotor miliknya yang dia bawa dari kota kemarin sebanyak satu kantong plastik besar.“Lisa, nanti kamu kasih makan orang gila itu jangan pakai lauk ikan! Ikannya cuma ada satu, dan itu punya Yasmin! Kalau mau makan yang enak-enak suruh ayahmu kerja lebih keras lagi, biar bisa beli makan yang bergizi untu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 12. Ketegangan Antara Lisa dan Gandha

    Lisa berdiri mematung, ucapan Gandha masih terngiang-ngiang di telinganya. “Aku suamimu sekarang.” Kalimat itu terasa seperti gemuruh yang mengguncang dinding hatinya. Lisa yang tadi begitu yakin ingin meledakkan kemarahannya, kini terpaksa menelan emosi yang sudah sampai di ujung tenggorokan. Dia tak sanggup melawan ucapan Gandha barusan yang menyatakan dengan jelas kalau dia adalah suaminya. kata-kata itu menembus ke dalam jiwanya, dia akhirnya menundukkan wajahnya dan tenggelam dengan pikirannya sendiri.Benar, untuk apa dia marah pada mereka? Lagipula kalaupun dia mengatakan yang sebenarnya pada Andrian tentang kesalahpahaman yang terjadi hingga dia menikah dengan Gandha, apa yang diharapkannya?Menginginkan Andrian untuk menikahinya? Tentu tidak mungkin, karena dia sudah bersuami. Dan kalaupun dia melakukan hal itu, sudah barang tentu dia menyakiti suaminya sendiri. Bukankah ini sama saja dengan dia melakukan pengkhianatan? Lisa terdiam pikirannya berkecamuk hebat.Marah juga ti

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 13. Berita Mengejutkan

    Suasana mendadak sunyi. Gandha diam, bibirnya terbuka seolah ingin berbicara, tapi tidak ada satu kata pun yang keluar. Tatapannya tetap tertuju pada Lisa, namun ada sesuatu di matanya—keraguan, atau mungkin rasa sakit yang tersembunyi. Waktu seolah berhenti di antara mereka, hanya diisi oleh detak jantung Lisa yang terasa menggema di telinganya sendiri."Katakan dengan jujur padaku Mas, apa kamu sudah mengingat semuanya?" tanya Lisa lagi dengan penuh penekanan.Sementara Gandha hanya diam, dia memejamkan mata, terlihat itu adalah caranya untuk menenangkan diri.Gandha terlihat mengepalkan tangannya, matanya menatap kosong, hal yang sedikit dibenci oleh LIsa. Selalu saja seperti ini."Mas, kamu sudah bisa berjalan ke sini sendiri dan kamu bisa melakukan aktivitas lainnya tanpa dibantu," ucap Lisa pada Gandha, "katakan padaku, apa kamu sudah mengingat sesuatu tentang dirimu?" tanya Lisa dengan sorot mata penuh harap.Ya berharap penuh kalau Gandha benar-benar mau menjawab dengan jujur.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 14. Duha Harus Mendapat Perawatan

    Ingatan Lisa terputar beberapa saat yang lalu.Ditengah kedatangan Andrian ke rumah mereka, Duha dipanggil oleh Pak Munir untuk membantu kegiatan warga agar bisa bekerja gotong royong memperbaiki balai desa yang rusak karena hujan deras seharian kemarin sampai malam harinya. Tanpa banyak tanya Duha langsung memenuhi panggilan tersebut."Lisa, Ayah pergi dulu ke balai desa," pamit Duha pada Lisa yang saat itu masih ada di belakang, lalu dia juga berpamitan pada Andrian, Yasmin dan Ida yang ada di ruangan depan.Rasanya baru saja ayahnya pergi belum sampai satu jam dan dia mendapatkan kabar seperti ini, membuat Lisa cukup terkejut.Ingatan itu segera terpecah saat Ida bersuara. "Bagaimana keadaan suami saya?" tanya Ida dengan suara tercekat, sementara Lisa masih memapah tubuhnya yang nyaris ambruk."Pak Duha pingsan dan .…" kata seorang pria dengan gugup.Ah, entah kenapa firasatnya menjadi tidak enak saat melihat pembawa berita itu berkata seperti barusan."Di mana Ayah saya sekarang?"

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14
  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 15. Berita Duka

    Sambil menunggu, Lisa memohon izin untuk masuk ke ruang perawatan, meskipun langkahnya terasa berat. Ketika pintu terbuka, aroma obat dan antiseptik langsung menyergap indra penciumannya, menambah sesak di dadanya. Matanya perlahan tertuju pada tubuh ayahnya yang terbaring tak berdaya di atas ranjang. Wajah pria itu, yang selalu menjadi sandaran hidupnya, kini pucat pasi seperti kertas tanpa warna. Napasnya terdengar pelan melalui alat bantu oksigen yang menutupi hidung dan mulutnya. Sangat tidak tega melihat pria itu di sana.Di kepala dan tubuhnya, perban membalut luka-luka yang tampak menyakitkan, bercampur noda darah yang mengering. Lisa melangkah mendekat, lututnya hampir tak sanggup menopang tubuhnya yang gemetar. Hatinya menangis melihat sosok itu, namun ia berusaha tetap tenang. Setiap detik yang berlalu terasa seperti jarum yang menusuk jiwanya."Ayah ... ini Lisa. Ayah dengar aku, kan?" bisiknya dengan suara bergetar. Tapi, tidak ada jawaban.Di belakangnya, Ida mendekat.

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-03-14

บทล่าสุด

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 72. Jangan Sentuh Istriku!

    “Nyonya?" Yasmin berkata dengan nyaris berbisik."Mbak apa kamu sudah dijual sama pria gila itu dan menjadi simpanan pria kaya?!” tanya Yasmin dengan nada pilu. “Mbak sudah Mbak, ayo kita pulang saja, aku dan ibu masih mau menerima Mbak Lisa kok, ayo Mbak kita mulai lagi dari awal dan–”“Yasmin hentikan mulut kotormu itu!" Lisa membentak dengan suara yang cukup keras."Iyam ayo kita pergi, buang-buang waktu kalau harus meladeni orang seperti itu," tambah Lisa lagi."Dan kamu Mas Andrian ….” Lisa tidak melanjutkan kalimatnya, dia menggantungnya begitu saja, menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap Andrian dengan tatapan yang cukup rumit.“Mas, bantu aku untuk membuat Mbak Lisa pulang dong, Aku yakin sekali pasti dia saat ini sedang dikuasai oleh pikiran buruk karena pengaruh pria gila yang menjadi suaminya itu.” Suara Yasmin terdengar sayup-sayup di telinga Lisa.Hal ini jelas membuat Iyam menjadi heran apalagi saat ini Lisa mengatur ritme napasnya untuk mengolah emosinya agar tidak

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 71. Dia Jadi Nyonya?

    Lisa terkejut lantaran bertemu dengan Andrian di tempat ini. Pria itu menatap Lisa dengan pandangan kecewa yang terasa sangat dalam. “Ternyata benar, kamu adalah orang yang sangat jahat dengan keluargamu sendiri. Aku Kecewa padamu, Lis” Lisa mengernyitkan keningnya heran. 'Kenapa pria ini tiba-tiba berkata seperti itu?' tanya Lisa dalam hati. Akan tetapi, detik berikutnya dia membalas ucapan Andrian barusan dengan tatapan tajam, menyadari pasti semua ini berkaitan dengan Ibu dan juga saudara tirinya. Siapa lagi yang bisa memutar balikkan fakta dalam waktu singkat! Apalagi saat ini dia melihat ke sekitar kalau Ibu Ida yang mengikutinya tadi sudah tidak terlihat. “Mas,” ucap Lisa dengan suara berat dan berjalan mendekati pria itu. “Kuberikan saran padamu untuk berhenti mendengarkan sebelah, cepat atau lambat semua akan terbuka." Lisa berkata dengan suara bergetar. "Dan ... Satu hal lagi, yang ingin aku beritahukan padamu, yang seharusnya kecewa itu adalah aku. Aku benar-benar kece

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 70. Kenapa Ada Dia?

    Pernyataan pria itu sontak membuat Lisa terkejut."Apa yang Mas bilang barusan?" tanyanya sekali lagi, seolah ingin memastikan bahwa ia tidak salah dengar.Gandha memintanya untuk belanja apapun yang ia mau. Bagi Lisa, itu terdengar seperti mimpi yang terlalu indah untuk jadi kenyataan. Bukankah hampir semua wanita menginginkan hal semacam ini?Dulu, ia pernah punya harapan yang sama. Tapi itu hanya sebatas angan yang akhirnya ia kubur dalam-dalam. Dan sekarang, Gandha—pria yang ia anggap jauh dari hal seperti ini—mengucapkannya padanya.Bagaimana mungkin ia tidak bahagia?“Lanjutkan saja, Sayang," ucap Gandha dengan santai."Kata orang-orang yang kudengar, belanjamu tidak menarik kalau kamu masih melirik tag price," lanjut Gandha lagi.Hal ini tentu membuat Lisa menggeleng-gelengkan kepalanya. Pria ini benar-benar ...!"Dan jangan lupa tunggu aku di sana, aku sudah di jalan untuk menjemputmu.” Setelah Gandha mengatakan hal itu, pria itu memutuskan sambungan teleponnya. Wajah Lisa ber

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 69. Aku Menjamin Isi Kartumu

    Beberapa saat sebelumnya, di dalam mobil.[Mas aku bertemu dengan Ibu dan Yasmin dan sepertinya mereka sedang mengikuti mobil kami, aku sudah bilang dengan Tono untuk berputar-putar dulu tidak langsung pulang ke rumah.]Pesan itu dikirim Lisa untuk Gandha. Dia tahu, suaminya sedang tenggelam dalam urusan yang pasti tidak sepele. Karena itu, Lisa memilih menahan diri—tidak ingin mengganggu dengan hal-hal kecil. Tapi sampai akhirnya dia memutuskan melangkah ke mall mewah ini pun, belum ada kabar balik dari Gandha.Beruntungnya sesaat setelah dia masuk ke dalam mall ini, ponselnya berdering, nama “Suami Gila” terpampang di layarnya. Lisa mengulas senyum lebar.“Lisa! Kamu nggak apa-apa?" Jelas terdengar suara Gandha terdengar panik saat ini."Aku tidak apa-apa-""Apa yang mereka lakukan padamu? Apa kamu terluka?" potong Gandha cepat."Aku-""Sekarang kamu di mana? Apa masih sama Iyam dan Tono?” Suara Gandha di seberang telepon terdengar panik, bertubi-tubi melemparkan pertanyaan tanpa men

  • Menikah Dengan Pria Gila    Bab 68. Ingin Bermain Sebentar

    Walaupun wanita itu menggunakan pakaian yang sangat berbeda, tetap saja wajah itu tidak berubah.“Eh iya bener, Bu! Kok dia bisa keluar dari sana? Terus itu kayaknya penampilannya beda banget?” Yasmin mengerutkan keningnya."Kita harus menemuinya sekarang, kita harus tahu darimana dia punya kekuatan untuk melaporkan kita!" Ida berkata dengan nada keras.Ida lalu menarik Yasmin keluar dengan cepat dan meraih es kopi milik Yasmin yang belum sempat diminumnya. “Kita cegat dia sekarang!”Keduanya berjalan cepat hingga akhirnya Yasmin lebih dulu berdiri di depan Lisa. Seperti dugaan Yasmin dia pasti sangat terkejut melihat mereka berdua.“Y-Yasmin?!” Melihat Lisa yang seperti ini, jelas sekali Yasmin berpikir kalau Lisa akan sangat ketakutan, apalagi dia sudah berani-beraninya melaporkan mereka berdua ke polisi.Lalu Ida menyiram Lisa dengan es kopi itu, Yasmin menyeringai saat melihat Lisa sudah dalam keadaan kotor seperti saat ini, dan dia Seperti biasanya, mulai bicara untuk merendahka

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 67. Sebelumnya

    Selesai menjalani pemeriksaan di kantor polisi, langkah Ida terasa limbung. Meski dia bersama dengan Yasmin dan juga pengacara, matanya terus menelisik sekeliling—seolah merasa ada yang mengikuti dari belakang. Yasmin, yang biasanya cerewet, hanya terdiam menunduk, wajahnya tegang, nyaris pucat."Bu, apa Ibu baik-baik saja?" tanya Yasmin saat mereka ada di dalam mobil setelah pulang dari pemeriksaan itu."Tentu saja Ibu harus bak-baik saja." Ida berkata dengan nada sedikit meninggi."Bu, apa yang dikatakan Pak Munir semalam benar?" tanya Yasmin lagi.Semalam, memang Ida menghubungi Munir di kampung. Pernyataan Munir sangat membuatnya terkejut, karena pria itu mengatakan kalau Gandha, pria gila yang menikahi Lisa itu, saat diusir dari kampung, caranya bicara sangat berbeda dari sebelumnya.Dia seperti orang yang normal dan terlihat sangat berwibawa, terlepas dari wajahnya yang masih berantakan dan tidak enak untuk dilihat."Apa jangan-jangan pria itu ...." Yasmin menggantung kalimatnya

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 66. Beberapa Hari Sebelumnya 2

    Benar saja, keesokan harinya tanpa menunggu lama Andrian membawa keduanya pada seorang pengacara terkenal yang bisa membantu mereka, keduanya sangat senang dengan bantuan yang diberikan oleh Andrian. Ucapan manipulasi dari mulut keduanya memberikan keyakinan yang sangat dalam untuk Andrian. Mereka juga mengatakan kalau hal ini tidak terbukti mereka harus balik menuntut Lisa.“Benar, kami harus menuntut balik Lisa agar dia mendapatkan pelajaran dari perbuatannya ini.” Andrian berkata dengan geram.“Masalah itu, akan dilakukan bertahap, Pak Andrian, saat ini kita harus membuat rencana untuk menghadapi kasus ini terlebih dahulu.” Pengacara itu berkata dengan tenang.“Selama klien bisa memberikan keterangan yang jujur dan benar serta bisa menyangkal semuanya, saya akan pastikan kita memenangkan kasus ini. Lalu, selanjutnya baru kita ke tahap berikutnya.” Kembali pria itu menjelaskan, Andrian menganggukkan kepalanya.Sementara, Ida mengepalkan tangannya di bawah meja, karena tatapan pengac

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 65. Beberapa Hari Sebelumnya

    Beberapa hari sebelumnya di kediaman Ida dan Yasmin.“Berani sekali Lisa melakukan hal ini pada kita!” Ida berkata dengan meremas surat panggilan dari kantor polisi untuk penyelidikan kasus kematian suaminya.“Apa Ibu tahu dia sekarang tinggal dimana? Kita datangi saja dia, seenaknya dia berbuat seperti ini.” Yasmin turut geram dengan hal ini, badannya yang masih pegal-pegal karena pulang dari jaga malam di rumah sakit terasa makin sakit saja.Ida meletakkan gelas dengan kasar di atas meja, nadanya penuh frustrasi. "Kita harus minta tolong sama Andrian."Ia melirik tajam ke arah Yasmin yang duduk di seberangnya. "Dia pasti punya kenalan… orang-orang yang bisa kita manfaatin buat nekan Lisa."Wajahnya mengeras, penuh amarah yang nyaris tak tertahan. "Dasar anak itu!. Dia pikir dia bisa menang lawan kita?!"Dengan kesal, Ida meneguk habis minumannya. Matanya masih menyala, seperti belum puas memuntahkan kekesalan yang sudah lama mendidih.“Aku akan hubungi Mas Adrian, Bu, tenang saja, L

  • Menikah Dengan Pria Gila   Bab 64. Aku Sudah Tidak Takut lagi

    "Apa yang coba kalian lakukan padaku?" tanya Lisa dengan nada dingin.Ida membentak, suaranya meninggi, nyaris histeris. "Hebat, ya, kamu sekarang, Lisa! Udah ngerasa sukses karena jual diri di kota, ya?"Ia melangkah maju, telunjuknya nyaris menyentuh wajah Lisa. "Terus kamu punya nyali ngelaporin kami ke polisi?! Kamu pikir kamu siapa, hah?!"Wajah Ida merah padam, matanya membelalak seperti bara api yang siap menyambar. Nada suaranya tak lagi hanya marah—ia merasa terhina, terancam, dan kalah. "Berani-beraninya kamu ngelakuin itu ke kami! Dasar wanita tidak tahu diri!"Mendapatkan perlakuan barusan sempat membuat Lisa membeku di tempatnya. Tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat, bukan karena takut, tapi karena kemarahan yang menggelegak di dadanya, dia teringat laporan yang dibacanya saat itu. Tentang bagaimana mereka melakukan hal ini dengan cara licik dan sangat jahat. Perbuatan mereka di masa itu seperti racun yang menusuk ingatannya.Tatapan Lisa berubah, menjadi sesuatu yang belum p

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status