Malamnya ...
Penghulu sudah datang, yang ada disana hanyalah saksi-saksi yang penting saja ... Tidak ada tamu, atau bahkan tidak ada keluarga Jhon satu pun.
Semuanya sudah siap didepan Pak Mario, pernikahan tanpa cinta dari Jhon atau bahkan Saskia.
Penghuni itu sudah ada didepan Jhon dengan persiapan yang matang, "Saudari Jhon Widianto ... Saya nikah kan anda dengan saudari Saskia Rindra binti Mario teguh dengan seperapat alat solat dibayar tunai."
Dengan menarik napas panjang Jhon menjawab, "saya terima nikah dan kawinnya Saskia binti Mario teguh dengan seperapat alat solat dibayar tunai." Dengan mengoyangkan tanganya dengan penghulu tersebut.
Saskia tidak mengerti apa yang hatinya rasakan, namun tiba-tiba air matanya turun tanpa sebab, 'Sekarang ... Aku sudah sah menjadi istri seseorang yang tidak pernah aku kenal sebelumnya,' Batinya dengan melihat kearah Jhon tanpa reaksi apa-apa ... Mau tidak mau Saskia berdoa ... 'yatuhan ... Apa yang kamu rencanakan kepadaku, tanpa kamu beri tanda, kamu membuatku menjadi istri dari lelaki yang tidak aku kenal ... Namun yatuhan, aku tidak sedang curhat ... Tapi aku sedang berdoa, aku harap ... Apapun rencanamu, aku ingin masa depan yang kamu tulis untukku dengan lelaki ini itu indah.'
Air mata Saskia menetes lagi, Jhon sempat melihatnya dan berpikir apa yang membuat Saskia menangis.
"Aghh ..." Teriak Pak Mario membuat penghulu dan yang lain berdiri dan menghampirinya.
"Pah? Papah kenapa?" Panik Saskia.
Saskia melihat kearah Lusy dan menyuruh, "De ... Tolong panggil dokter."
Lusy mengangukan kepala dan pergi dari ruangan tersebut mencari dokter.
Dan dokternya dengan panik langsung pergi keruangan Pak Mario dan memeriksa Pak Mario dengan mengusir sebentar semuanya ke depan ruangan.
Dokter itu berpikir dengan cara yang seperti tadi akan berhasil, namun nyatanya tidak.
Dokter itu pergi keluar ruangan dan menghampiri Saskia dengan yang lain.
Saskia yang sedang bersandar kepada Lusy langsung berdiri saat melihat dokter itu keluar ruangan, "gimana dok? Papah saya selamat kan?" Ucap Saskia dengan nada panik.
Dokter tersebut mengelengkan kepala, "sayang sekali pasien sekarang tidak bisa kami selamatkan."
Saskia langsung terkejut dengan matanya yang tajam menatap dokter, "enggak dok! Saya tolong dokter tangani ulang yang seperti tadi dok! Saya yakin Papah saya bisa selamat dok! Saya tolong dokter selamatin Papah saya! Hiks ..." Saskia tadinya ingin memukul-mukul pelan dokter tersebut, namun Jhon menahannya dengan memeluk Saskia.
"Saya tolong ikhlaskan pasien, karena saya yakin pasien akan bahagia diatas sana."
Saskia sangat tidak menerima keadaan kalau ayahnya sudah pergi, "enggak dok! Saya yakin Papah saya bisa diselamatin!"
Jhon menatap Saskia dengan memegang kepala Saskia, "Saskia? Udah ya? Tolong kamu kuatin dirimu menerima semuanya."
Saskia tidak menjawab ucapan Jhon karena terpukul.
Lusy sangat terkejut dengan hal itu, namun dirinya tidak terlalu terpukul seperti Saskia, dia malah berpikir tentang hidupnya dimasa depan nanti seperti apa, 'What? Papah meninggal? Ini gimana dong, gimana dengan aku anak yang gatau dari siapa? Masa aku harus tinggal numpang dirumah suaminya Saskia sih?'
Mulai dari syukuran mendoakan jenazah lalu memandikan jenazah dan men-solatkan jenazah Saskia terdiam saja.
Sampai penguburan jenazah Saskia masih diam disana sedangkan yang mendoakannya sudah pergi, hanya ada Lusy Jhon dan Saskia saja disana.
Saskia duduk ditempatnya dengan menatap kuburan ayahnya, 'hiks ... Papah, kenapa Papah pergi dari Saskia? Apa yang Papah pikirkan? Saskia benar-benar sendirian disini ...' Batinya.
Jhon ikut duduk dimakan itu, dia memegang pundak Saskia dengan berkata, "kamu yang sabar yah Saskia? Aku yakin kamu pasti kuat menjalani semua ini," Jhon sempat melintas memikirkan tentang rencananya kepada Saskia, 'Yaampun, apa aku sanggup melakukan apa yang Rion minta? Tapi ... Saskia sepertinya sudah tidak memiliki siapa-siapa lagi didunia ini," ucapnya dalam hati.
Malamnya ...
Jhon mengatakan apa yang terjadi, namun karena ibunya merasa hal itu kurang resmi, dia mengulang pernikahannya besok lusa bagaimanapun alasannya, jadi ... Saskia dan Lusy tinggal dirumah lama terlebih dahulu.
Saskia sangat capek atas apa yang sudah terjadi denganya hari ini, dia harap dia bisa tidur pulas malam ini.
Disebuah tempat seperti atas awan terdapat Saskia dan Pak Mario.
"Pah? ..." Ucap Saskia melangkah menghampiri ayahnya yang seperti sedang berjalan kesebuah tempat.
Pak Mario berhenti dan membalikan badan menghadap Saskia.
Saskia berhenti melangkah saat melihat ayahnya berhenti didepannya, "Pah ... Papah udah sembuh?" Ucapnya senang.
Pak Mario menatap sedih Saskia, "Saskia ... Papah mohon sama kamu, tolong kamu ikhlaskan Papah pergi dari hidup kamu."
Saskia kaget dengan ucapan ayahnya, "Pah ... Apa maksud Papah? Saskia ingin Papah selalu ada didunia ini selama Saskia masih hidup Pah ..."
Pak Mario mengelengkan kepala, "Maaf Saskia, tapi tuhan sudah beberapa kali memanggil Papah, dan memang sudah waktunya Papah pergi dari hidup kamu, Papah pernah meminta untuk bernapas sebentar saja agar bisa melihat kamu menikah resmi dengan lelaki itu, dan tuhan sudah mengabulkannya ... Lalu tuhan mengambil lagi Papah dari kamu karena memang sudah saatnya Papah pergi Saskia."
Saskia terus saja mengelengkan kepala mendengar ucapan Papahnya.
Pak Mario membalikan badan untuk pergi dari hadapan Saskia.
Saskia terus saja berkata, "Pah ... Jangan pergi Pah ... Saskia ingin Papah selalu ada dihidup Saskia ... Pah ..."
Saskia bangun dari tidurnya ...
Saskia menenangkan dirinya sebentar dan melihat-lihat sekitarnya, 'ternyata tadi cuma mimpi,' lalu Saskia menyenderkan dirinya kebelakang, 'yatuhan, kenapa tadi sepeti nyata? Suara Papah, benar-benar menjawab pertanyaanku, apa memang tuhan yang sengaja mempertemukanku dengan Papahku lewat mimpi? Untuk menjawab semua pertanyaanku?' pikirnya dalam hati.
Didepan rumah Lusy sedang bicara dengan seseorang.
"Aku bilang gak bisa sekarang ... Tolong kamu ngertiin dong."
Ucapan Lusy yang keras terdengar oleh Saskia dan dia berkata, 'Loh? Itu sepertinya suara Lusy ... Dia lagi bicara sama siapa?' didalam hatinya dengan berusaha mendengarkan ucapan demi ucapannya itu.
"Tapi kamu udah janji sama aku! Aku gak mau dengar banyak alasan lagi, ayo ikut!" Pacar Lusy terus saja berusaha menarik Lusy pergi.
Saskia yang mendengarnya bangun dari duduknya diranjang dan pergi keluar.
Namun Saskia melihat hal itu melalui jendela terlebih dahulu, 'Loh? Cowok itu siapa? Kenapa dia menarik-narik Lusy yah?' pikirnya.
"Udah kamu nurut aja yah." Ucap pacar Lusy.
"Enggak! Haikal! Lepasin aku!"
Saskia mendengar ucapan itu, 'Haikal? Jadi cowok itu namanya Haikal? Punya hubungan apa dia sama Lusy?'
Saskia memutuskan untuk keluar dari rumah itu dan menghampirinya.
"Ada apa ini?" Ucapnya membuat Haikal menatap kearah Saskia begitupun Lusy yang tanganya sudah dilepaskan oleh Haikal.
"Kakak?" Ucap kaget Lusy.
Haikal mencoba ramah kepada kakaknya, "malam Kak ..."
Namun karena Saskia melihat jelas bahwa Haikal tidak sopan kepada Lusy, dia menjawab, "udah tau malam ... Ngapain ngajak adik saya pergi?" Dengan ketus sambil tangannya dilipatkan kedepan dada.
Haikal mengoyangkan kepalanya, dia berkata, 'Kakaknya Lusy cantik sih, tapi sayangnya dia galak,' didalam hatinya.
"Kenapa kamu diam?" Ketusnya, "dengar yah," Saskia melepaskan tangannya dari lipatan itu, "saya tidak akan ijinkan kamu mengajak Lusy pergi," ucapnya sambil menunjuk tangan kedepan wajah Haikal.
"Kak ... Lusy ini pacar aku kak, jadi aku wajar dong ngajak Lusy pergi."
"Owh, seperti itu? Yaudah ... Kalau begitu Lusy harus putus dari kamu!"
Ucapan Saskia membuat Lusy dan Haikal terkejut.
Haikal mengomentari ucapan Saskia, "maksud kakak apa sih ..." Saskia langsung memotong ucapan Haikal dengan berkata, "yaudah," lalu Saskia melihat kearah Lusy. "Sekarang beri jawaban kepada pacar kamu ini, kamu lebih milih putus sama dia dan tidur malem ini ... Atau pacaran sama dia dan pergi malam-malam kayak gini sama dia." Ucapan Saskia benar-benar tidak bisa membuat Lusy berkata, dia kebingungan ... Namun saat ini Lusy tidak bisa membangkang ucapan kakaknya apa lagi dia masih butuh Saskia, "aku lebih milih jawaban yang pertama kak." Haikal sangat terkejut dengan jawaban Lusy, "Lus ... Maksud kamu apa sih," Haikal sangat marah dengan Lusy. Lusy mengoyangkan kepalanya, "plis ... Tolong." Haikal menganggukan kepala dengan sangat kecewa, dia pergi dari hadapan Lusy dan Saskia. Saskia sangat senang karena Lusy lebih menurutinya, "sekarang kita tidur yu?" Ucapnya memegang punggung
Peby memutuskan menghilangkan sesuatu itu dan berharap ayahnya tidak tau, dikarenakan dia sangat terburu-buru untuk berangkat syuting. Lusy dan Haikal kembali ketempat tadi untuk bertemu dengan Saskia dan Jhon yang ternyata masih ada ditempat itu menunggu mereka. Lusy dan Haikal saling memandang saat baru berhenti melangkah didepan mereka. "Kalian sudah selesai bicara?" Tanya ketus Saskia. Lusy hanya menganggukan kepala, "yaudah, Haikal ... Kamu boleh pulang sekarang, Lusy biar aku yang urus." "CIK," Haikal mengubis kesal dan pergi dari sana. Saskia dan Jhon kembali ketaman tadi untuk melanjutkan memotret, tatapan mereka harus terus saling memandang agar potonya bagus, meskipun mereka tidak saling memiliki rasa, tapi mereka menganggapi semuanya dengan serius sehingga hasil poto itu bagus. Selesai berpoto mereka pergi kesebuah cafe untuk makan siang bersama Lusy yang
Teman masa kecil, dimana Jhon sangat mencintai Nindi, namun Nindi tidak membalas cinta Jhon. "Jhon?" Sapa Nindi. "Eh? Nindi? Hehehe," gugup Jhon. Lusy sangat kesal melihat mereka berdua, dia langsung batik, "khemmm ..." Namun Jhon dan Nindi langsung melihat kearah Lusy yang sedang berdiri diam disamping kiri menatap kemesraan mereka berdua. "Eh? Eee ini aku cuma mau balikin dompet kamu aja kok Jhon, hehe ..." Ucapnya mengulurkan dompet Jhon. Jhon menerima dompetnya dengan berkata, "terimakasih Nin ..." Nindi menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan semuanya. Lusy langsung berkata, "cantik doang, tapi caper." Entah Nindi mendengar atau enggak, namun Jhon lah yang malah marah dengan ucapan Lusy. "Lebih baik kamu diam Lusy!" Bentaknya seolah hinaan Lusy kepada Jhon. Saskia terkejut dan berkata, "Lus ... Udah ya
Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara. Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!" Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy. 'fyuhh," leganya. Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby. Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang. "Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon. Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?" Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu ma
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Lusy terbangun dari tidurnya, dia melihat kearah Haikal dengan pura-pura terkejut, "Ha-haikal?"Haikal langsung mendorong Lusy, Lusy terlihat bingung, namun dirinya harus berpura-pura marah."Apa yang kamu lakuin ke aku?" Ucapnya.Meskipun ada sedikit kecangungan dan kebingungan namun Lusy cukup bagus tentang ektingnya, dia berhasil membuat Haikal kebingungan, namun Haikal terus saja mengelak.Lusy mengunakan bajunya serta Haikal, lalu Lusy memperlihatkan minuman keras yang ada diruang tamu, melihat minuman itu Haikal tidak bisa bicara, dia menganggap mungkin dirinya memang benar-benar melakukan itu kepada Lusy.Haikal pasrah menuruti kemauan Lusy untuk bertanggung jawab dengan dirinya, namun Haikal menyuruh Lusy untuk tes mengunakan tespek.Hal hasil, tespek itu menunjukkan bahwa Lusy hamil, Haikal sangat terkejut dan bingung, matanya sangat merah serta kulitnya.Satu ming
Lalu Saskia membalikan badan serta masuk kembali kedalam taksi dan melanjutkan perjalanan mencari Lusy.Tiba-tiba hujan turun deras dengan malam yang dihiasi bintang, Lusy memegang pinggang dengan mencari tempat berteduh. Lalu Lusy bertemu dengan Dewi.Dewi hampir menabrak Lusy tetapi tertahan, dengan panik Dewi melepaskan helm dan menghampiri Lusy, "Kamu gapapa kan?"Lusy mengangukan kepala, dia melihat kalau itu ternyata Dewi, "Loh? Dewi?" Kagetnya.Dewi dan Lusy akhirnya memutuskan untuk pergi berteduh dihalte, Lusy dan Dewi mencoba mengobrol hal yang Dewi anggap serius."Lus ... Apa kamu yakin kalau anak yang ada dikandungan kamu anak Topan?"Lusy membalikan pandanganya, dia menatap Dewi curiga, namun Lusy menarik napas dan mengatakan, "Iyah ... Ini anak Topan, dia menghamili aku kemarin."Dewi memegang pundak Lusy dengan Lusy yang langsung mengangkat kepalanya menatap
Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga
Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara. Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!" Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy. 'fyuhh," leganya. Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby. Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang. "Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon. Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?" Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu ma