Peby memutuskan menghilangkan sesuatu itu dan berharap ayahnya tidak tau, dikarenakan dia sangat terburu-buru untuk berangkat syuting.
Lusy dan Haikal kembali ketempat tadi untuk bertemu dengan Saskia dan Jhon yang ternyata masih ada ditempat itu menunggu mereka.
Lusy dan Haikal saling memandang saat baru berhenti melangkah didepan mereka.
"Kalian sudah selesai bicara?" Tanya ketus Saskia.
Lusy hanya menganggukan kepala, "yaudah, Haikal ... Kamu boleh pulang sekarang, Lusy biar aku yang urus."
"CIK," Haikal mengubis kesal dan pergi dari sana.
Saskia dan Jhon kembali ketaman tadi untuk melanjutkan memotret, tatapan mereka harus terus saling memandang agar potonya bagus, meskipun mereka tidak saling memiliki rasa, tapi mereka menganggapi semuanya dengan serius sehingga hasil poto itu bagus.
Selesai berpoto mereka pergi kesebuah cafe untuk makan siang bersama Lusy yang menjadi nyamuk disana.
Mereka masuk ke cafe itu dengan keadaan yang ramai, Lusy tidak ingin makan ditengah keramaian, tetapi dia tidak enak hati jika langsung bicara kepada Jhon, walaupun Lusy memandang Jhon dengan sedikit kurang nyaman.
Lusy duduk ditengah-tengah Jhon dan Saskia seolah-olah dia adalah seorang penjaga hubungan.
Pelayan datang dengan pakaiannya sendiri memberikan sebuah menu makanan yang ada disana, "ini menunya Pak, Bu. Bapak, dan Ibu, bisa melihat-lihat terlebih dahulu," ucapnya memberikan menu itu kepada Jhon dan Saskia.
Jhon mengambil menu itu dengan menjawab, "terimakasih ya."
Pelayan itu menunggu mereka untuk langsung mencatat pesananya.
Jhon melihat kearah Saskia dan Lusy dengan berkata, "kalian mau pesan apa?"
Lusy dan Saskia saling memandang satu sama lain karena makanan yang ada di menu sangat aneh, "ehh ..." Ucap Lusy kebingungan.
Saskia menjawab, "kita pesan nasi goreng spesialnya saja."
Lusy langsung berhenti berkata karena sudah dipotong oleh Saskia. Dia berkata, 'Yaampun, padahal aku mau pesan stik kek atau spageti kek ... Ini sih kalau nasi goreng bisa bikin dirumah," didalam hatinya memandang Saskia dengan bete.
Jhon merasa kesal dengan Saskia, "pesan yang lain aja ya? Kalau nasi goreng kan bisa bikin dirumah." Namun Jhon tetap ingin terlihat manis dan baik didepan mereka berdua.
Saskia ingin berkata sesuatu tetapi Jhon sudah memotongnya dengan berkata, "kalau begitu biar aku saja yang pesan kan buat kalian oke?"
Saskia dan Lusy menganggukan kepala saja dengan tatapan mereka yang saling memandang.
"Eh, saya pesan stik sapi saus tomat dicampur bumbu ...... Dan ...... ..... .... ...." Jhon memesan sesuatu yang Lusy dan Saskia tidak ketahui makanan apa itu, namun Lusy cukup senang karena apapun pesanan Jhon pastilah makanan mewah.
Pelayan itu menganggukan kepala dan mencatat pesanan Jhon lalu berkata, "kalau begitu tunggu sebentar yah Pak, Bu."
Jhon dan yang lain menganggukan kepala dengan pelayan yang pergi meninggalkan meja mereka.
Lusy sedikit senang dengan senyum-senyum sendiri dan berkata, 'yaalah, akhirnya aku bisa makan makanan enak juga didunia ini.' didalam hatinya.
Jhon merasa bingung karena Lusy tersenyum tanpa sebab, "Lusy?" Ucapnya memperhatikan dan melemparkan tatapan bingung.
Lusy langsung menyadarkan dirinya dari lamunan dengan berkata, "eh Iyah Kak?"
Jhon langsung berkata, "Kamu kenapa? Senyum-senyum sendiri?"
Lusy langsung kaget karena berarti Jhon mengetahui dirinya sedang melamun, tapi Lusy mengelak dan berkata, "enggak ... Aku gak lagi mikirin sesuatu, emang kenapa sih?"
Jhon jelas-jelas melihatnya dengan jelas bahwa Lusy sedang memikirkan sesuatu, "serius? Kamu gak lagi mikirin sesuatu?"
Lusy sedikit panik, "apa sih kak ... Aku gak mikirin apa-apa."
Saskia merasa keberatan karena adiknya dikritik, "kamu ngapain sih nanyain sesuatu kaya gitu? Jelas-jelas Lusy lagi gak mikirin sesuatu."
Jhon langsung terdiam dengan jawaban Saskia ... "Yah ... Tadi aku perhatiin sendiri aja kalah Lusy sedang memikirkan sesuatu."
"Udahlah ..." Namun ucapkan Saskia terpotong oleh pelayan yang ternyata makanannya benaran cepat saji.
Jhon langsung berkata, "udah lah ... Kita makan aja oke?"
Saskia hanya menganggukan saja kepalanya walaupun dia sedikit masih jengkel dengan Jhon terhadap adiknya.
Makananya ditaruh dihadapan-hadapan mereka dengan lembut, mereka semua bersiap untuk menyantap makanan itu dengan benda untuk makan. Walaupun Saskia merasa ragu untuk memakannya karena aneh.
Tetapi dia melihat Lusy sangat lahap memakan makanan itu dengan sedikit membuat Jhon malu seolah-olah Lusy belum makan sebulan.
Saskia jadi semangat untuk memakannya, namun dia tidak enak hati membuat Jhon malu, "sttt, Lusy ... Kamu pelan-pelan dong makanya!"
Lusy melihat sebentar Saskia dengan langsung memakan lagi makanannya dan menjawab, "gapapa kali kak, lagian yah ... Mumpung ngratisa apa lagi makanan-makanan berkelas!"
Jhon merasa jijik mendengarnya, 'dasar anak kampung,' pikirnya.
Selesai mereka makan mereka pergi ke parkiran untuk pulang. Namun saat diparkiran mereka semua terhenti dahulu.
Seorang gadis yang berkerja menjadi pelayan disuruh oleh seseorang.
"Nindi ... Kamu bereskan meja nomor lima ya?" Perintah Pak Wawan.
Nindi dengan malas menjawab, "Iyah ..." Dan pergi kemeja lima itu.
Meja yang tadi diduduki oleh Jhon sekarang dibersihkan oleh Nindi.
Tetapi ternyata dompet Jhon tertinggal dibawah samping kursi Jhon.
Nindi melihat dompet itu dan mengambilnya, 'ini dompet siapa?' pikir dalam hatinya.
Namun Nindi ingat bahwa kemungkinan besar dompet itu milik pengunjung tadi.
Nindi memeriksa dompet itu yang ternyata ada kartu namanya. "Jhon Widianto?" Nindi sepeti tidak asing mendengar nama itu.
Namun dia ingat bahwa kata itu adalah seorang pengusaha muda.
"Nin?" Sapa gadis gendut.
Nindi langsung berdiri dan melihat kearah tempat Vera.
"Iyah Ver?"
Vera melihat Nindi memegang dompet, "dompet siapa tuh?"
Nindi langsung melihat dompet itu dan terlihat salah tingkah, "eh? Oh ... Dompet ini nemu disini."
Vera merasa bingung dan berkata, "yaampun Nindi ... Kamu kan bisa pergi ke luar dan liat apa tamu tadi ada disana gak ..."
Nindi tidak memikirkan hal itu, namun dia langsung berkata, "yaudah Ver ... Aku permisi dulu yah, daaah" dan pergi keluar cafe menghampiri Jhon.
Namun Nindi berlari dengan berkata, "Pak ... Tunggu ..." Dan memegang tangan Jhon untuk menghentikan Jhon membuka pintu mobil.
Jhon langsung kaget karena Nindi memegang tangannya.
Jhon melihat kearah Nindi dengan Saskia dan Lusy yang pokus melihat kearah Nindi.
Nindi dan Jhon saling memandang dan terkejut bahwa mereka adalah ...
Teman masa kecil, dimana Jhon sangat mencintai Nindi, namun Nindi tidak membalas cinta Jhon. "Jhon?" Sapa Nindi. "Eh? Nindi? Hehehe," gugup Jhon. Lusy sangat kesal melihat mereka berdua, dia langsung batik, "khemmm ..." Namun Jhon dan Nindi langsung melihat kearah Lusy yang sedang berdiri diam disamping kiri menatap kemesraan mereka berdua. "Eh? Eee ini aku cuma mau balikin dompet kamu aja kok Jhon, hehe ..." Ucapnya mengulurkan dompet Jhon. Jhon menerima dompetnya dengan berkata, "terimakasih Nin ..." Nindi menganggukan kepala lalu pergi meninggalkan semuanya. Lusy langsung berkata, "cantik doang, tapi caper." Entah Nindi mendengar atau enggak, namun Jhon lah yang malah marah dengan ucapan Lusy. "Lebih baik kamu diam Lusy!" Bentaknya seolah hinaan Lusy kepada Jhon. Saskia terkejut dan berkata, "Lus ... Udah ya
Lalu Rion dan Peby melangkah mendekat kearah sumber suara. Tapi Peby merasa itu cuma buang-buang waktu saja, "udahlah ... Buang-buang waktu!" Rion yang masih penasaran hanya menganggukkan kepala dan ikut Peby pergi ke sisi lain tanpa melihat Lusy. 'fyuhh," leganya. Lalu Lusy pergi dari sana dengan perjalanannya melangkah demi langkah terus memikirkan apa maksud dari ucapan Rion dan Peby. Lalu Lusy berada didepan rumah seperti sedang menyambut-nyambut tamu, namun dirinya dikagetkan oleh Jhon yang tiba-tiba datang. "Aghh, sakit!" Ucap Lusy karena tangannya ditarik kasar oleh Jhon. Lusy menepis tangan Jhon dengan mengucapkan, "ada apa?" Jhon langsung merapihkan posisinya ke posisi menghadap Lusy dengan muka yang kesal, "kamu gak tau diri yah ... Saskia membela kamu dan menghentikan aku untuk menamparmu, tapi apa? Saat Saskia terluka karena ulahmu, kamu ma
Para tamu disana melihat kearah meja itu dengan pembicaraan gosip yang berbisik-bisik. "Lusy!" Ucap Saskia dengan nada kesal. "Kenapa kak?" Ketus Lusy. Ibunya Jhon merasa malu lalu menghampiri Lusy dan menarik Lusy pergi, "ayo ikut Mamah!" "Agh ... Tapi Mah ..." Saskia menatap Jhon dengan berkata, "maafin Lusy Mas, nanti aku bilang ke dia agar sopan sama kamu." Jhon membalas tatapan Saskia, dia ingin sekali memarahi Saskia, tapi dia sadar bahwa dirinya sedang dilihat oleh banyak orang, maka dia berkata, "gapapa Saskia, mungkin dia peduli sama kamu ... Apa lagi kamu kakaknya," agar dirinya dinilai baik oleh tamu dengan memegang pundak Saskia. Saskia merasa bingung dengan Jhon, namun dia lega tenyata Jhon dia marah kepadanya, lalu Saskia duduk kembali ke kursi. Sedangkan Jhon membalikan badannya kearah Nindi dengan berkata, "kamu bersihkan bajumu di toil
Saskia terkejut Jhon berkata seperti itu kepadanya, Jhon langsung membangunkan badannya dari Saskia dan melihat dingin Saskia. Saskia sangat takut dan membangunkan dirinya dengan menunduk, Jhon langsung membalikan badan menghadap Saskia dan menarik Saskia keluar kamar, "aghhh, Mas sakit ..." "Mas bentar ..." Teriakan Saskia terdengar oleh Lusy dan Bu Eka yang langsung menghampiri Saskia dan Jhon. Jhon berhenti menarik Saskia diruang tamu begitupun Lusy dan Bu Eka yang menghampirinya diruang tamu, terlihat semua petugas-petugas sudah pergi dan tidak ada siapapun dirumah itu selain mereka. "Jhon ... Ada apa ini?" Tanya ibunya. Jhon membuang muka, dia langsung menatap Saskia dan berkata, "dengar baik-baik ... Saskia tidur dikamar pembantu!" Ucapan itu sangat menusuk telinga semuanya. "Apa maksud kamu Mas?" Tanya terkejut Saskia. Lusy dengan kesal dan mara
Saskia sedih melihat perlakuan Jhon kepadanya, dia bangun dari duduknya dikasur dan melangkah kedepan ranjang.Saskia menidurkan dirinya dengan sangat terpaksa tanpa berani menatap kearah Jhon lagi, Jhon kembali tidur diranjang sendiri.Saskia sangat susah tidur, semua badannya kedinginan, ingin sekali dia berteriak menghembuskan napas kedinginan.Karena Saskia pusing dirinya sudah tidur, dia bangun dari tidur dan pergi ke balkon untuk menatap langit. Meskipun terlihat seperti tidak ada bintang, namun Saskia tau ... Bintang itu selalu ada diatas tanpa pergi kemana-mana.Namun karena wilayah sekitarnya saat ini sangat terang, bintang itu tidak bisa terlihat.Terlihat ada kursi disana, Saskia melangkah kearah kursi untuk duduk, dia bersandar ke pagar besi dengan hati yang cemas.'aku teringat kepada Lusy, apa dia baik-baik saja diluar sana ... Dia tidur dimana?' pikirnya, Saskia mengangka
"Jhon ... Papah gak bisa banyak bicara kepadamu, Papah sedang dikejar-kejar oleh seseorang, Papah hanya ingin mengatakan sesuatu yang penting saja kepadamu, dan Papah dengar kamu sudah memiliki istri. Papah turut senang mendengar gosip itu, semoga kamu dan istrimu bahagia."Jhon sangat terharu mendengarnya, apa lagi dia tidak bisa menjawab ucapan doa Papahnya karena jujur Jhon tidak bisa bahagia dengan Saskia, malah ... Dia yang akan membuat hidup Saskia menderita. Jhon dengan wajah yang sedih menjawab, 'Gak mungkin Pah ... Jhon tidak mungkin bisa bahagia dengan Saskia, Jhon terpaksa harus menghancurkan hidup Saskia.' ucapnya dalam hati."Jhon ... Papah hanya ingin mengatakan kalau kamu bukan anak kandung dari Mamah, Mamah kamu belum tau tentang itu, tetapi yang jelas ... Papah menukarkan kamu dengan anak kandung Mamah kamu agar kamu tidak di ambil oleh Mamah kamu, apa lagi saat itu Papah tidak ingin berpisah sama kamu Jhon, Papah tidak
Di sebuah tempat Nindi memasuki cafe tempat dia berkerja.Pak Herdi menghampiri Nindi yang baru masuk.Nindi menunduk dan mengatakan, "Ma-maaf Pak ... Saya terlambat," dengan nada gugup."Yaudah Gapapa, lain kali kamu harus bisa mengatur waktu agar tidak terlambat lagi," jawab lembutnya.Ica yang melihatnya sangat kesal, 'Igh, Pak Herdi hebat banget yah pilih kasihnya, giliran aku aja yang tepat pasti dimarahin lah hukum lah ... Enak banget yah jadi Nindi!' kesalnya.Vera melihat Ica sangat sinis, 'Aku yakin ini pasti si Ica sirik sama Nindi, Ihk ... Emang siapanya Pak Herdi sampe segitunya cemburu, Aha aku kerjain ah ...'Vera mendekat kearah Ica dan sengaja menyenggol kopi yang berada didekat tangan Ica."AGHH ..." Teriaknya."Eh ... Maaf-maaf ca ..." Sok merasa bersalah.Ica mengusap-usap tanganya mengunakan tisu yang tadi langsung dia ambil dit
Topan sedikit terkejut, namun dia langsung berkata, "Apa kamu memeriksanya dengan benar?"Lusy sangat kesal dengan Topan yang tidak percaya kepadanya, "Dengar yah ... Aku adalah salah satu dari ribuan wanita yang tidak mau hamil diluar nikah Topan!" Bentaknya.Topan langsung terdiam mendengarnya, dia langsung mengangukan kepala dengan rasa menyesal, "Ma-maaf ... Aku gaada maksud buat ...""Gaada maksud?" Bentak dan potongnya."Gaada maksud apa? Jelas-jelas kamu kaya orang yang benar-benar berniat untuk melakukan itu!" Bentaknya.Topan sangat panik, "eh ... Yaudah, aku akan tangung jawab ...""Memang harus!" Bentaknya.Topan mengangukan kepala.Dewi mendengar kecil suara perdebatan mereka, namun entah kenapa Bayu terlihat senang mendengar hal itu.Tatapan Bayu terlihat tajam menatap Dewi dengan dekat namun Dewi tidak menyadarinya.Denga