Share

Masa Lalu Nindi dan Jhon

 Peby memutuskan menghilangkan sesuatu itu dan berharap ayahnya tidak tau, dikarenakan dia sangat terburu-buru untuk berangkat syuting.

 Lusy dan Haikal kembali ketempat tadi untuk bertemu dengan Saskia dan Jhon yang ternyata masih ada ditempat itu menunggu mereka.

 Lusy dan Haikal saling memandang saat baru berhenti melangkah didepan mereka.

 "Kalian sudah selesai bicara?" Tanya ketus Saskia.

 Lusy hanya menganggukan kepala, "yaudah, Haikal ... Kamu boleh pulang sekarang, Lusy biar aku yang urus."

 "CIK," Haikal mengubis kesal dan pergi dari sana.

 Saskia dan Jhon kembali ketaman tadi untuk melanjutkan memotret, tatapan mereka harus terus saling memandang agar potonya bagus, meskipun mereka tidak saling memiliki rasa, tapi mereka menganggapi semuanya dengan serius sehingga hasil poto itu bagus.

 Selesai berpoto mereka pergi kesebuah cafe untuk makan siang bersama Lusy yang menjadi nyamuk disana.

 Mereka masuk ke cafe itu dengan keadaan yang ramai, Lusy tidak ingin makan ditengah keramaian, tetapi dia tidak enak hati jika langsung bicara kepada Jhon, walaupun Lusy memandang Jhon dengan sedikit kurang nyaman.

 Lusy duduk ditengah-tengah Jhon dan Saskia seolah-olah dia adalah seorang penjaga hubungan.

 Pelayan datang dengan pakaiannya sendiri memberikan sebuah menu makanan yang ada disana, "ini menunya Pak, Bu. Bapak, dan Ibu, bisa melihat-lihat terlebih dahulu," ucapnya memberikan menu itu kepada Jhon dan Saskia.

 Jhon mengambil menu itu dengan menjawab, "terimakasih ya."

 Pelayan itu menunggu mereka untuk langsung mencatat pesananya.

 Jhon melihat kearah Saskia dan Lusy dengan berkata, "kalian mau pesan apa?"

 Lusy dan Saskia saling memandang satu sama lain karena makanan yang ada di menu sangat aneh, "ehh ..." Ucap Lusy kebingungan.

 Saskia menjawab, "kita pesan nasi goreng spesialnya saja."

 Lusy langsung berhenti berkata karena sudah dipotong oleh Saskia. Dia berkata, 'Yaampun, padahal aku mau pesan stik kek atau spageti kek ... Ini sih kalau nasi goreng bisa bikin dirumah," didalam hatinya memandang Saskia dengan bete.

 Jhon merasa kesal dengan Saskia, "pesan yang lain aja ya? Kalau nasi goreng kan bisa bikin dirumah." Namun Jhon tetap ingin terlihat manis dan baik didepan mereka berdua.

 Saskia ingin berkata sesuatu tetapi Jhon sudah memotongnya dengan berkata, "kalau begitu biar aku saja yang pesan kan buat kalian oke?"

 Saskia dan Lusy menganggukan kepala saja dengan tatapan mereka yang saling memandang.

 "Eh, saya pesan stik sapi saus tomat dicampur bumbu ...... Dan ...... ..... .... ...." Jhon memesan sesuatu yang Lusy dan Saskia tidak ketahui makanan apa itu, namun Lusy cukup senang karena apapun pesanan Jhon pastilah makanan mewah.

 Pelayan itu menganggukan kepala dan mencatat pesanan Jhon lalu berkata, "kalau begitu tunggu sebentar yah Pak, Bu."

 Jhon dan yang lain menganggukan kepala dengan pelayan yang pergi meninggalkan meja mereka.

 Lusy sedikit senang dengan senyum-senyum sendiri dan berkata, 'yaalah, akhirnya aku bisa makan makanan enak juga didunia ini.' didalam hatinya.

 Jhon merasa bingung karena Lusy tersenyum tanpa sebab, "Lusy?" Ucapnya memperhatikan dan melemparkan tatapan bingung.

 Lusy langsung menyadarkan dirinya dari lamunan dengan berkata, "eh Iyah Kak?"

 Jhon langsung berkata, "Kamu kenapa? Senyum-senyum sendiri?"

 Lusy langsung kaget karena berarti Jhon mengetahui dirinya sedang melamun, tapi Lusy mengelak dan berkata, "enggak ... Aku gak lagi mikirin sesuatu, emang kenapa sih?"

 Jhon jelas-jelas melihatnya dengan jelas bahwa Lusy sedang memikirkan sesuatu, "serius? Kamu gak lagi mikirin sesuatu?"

 Lusy sedikit panik, "apa sih kak ... Aku gak mikirin apa-apa."

 Saskia merasa keberatan karena adiknya dikritik, "kamu ngapain sih nanyain sesuatu kaya gitu? Jelas-jelas Lusy lagi gak mikirin sesuatu."

 Jhon langsung terdiam dengan jawaban Saskia ... "Yah ... Tadi aku perhatiin sendiri aja kalah Lusy sedang memikirkan sesuatu."

 "Udahlah ..." Namun ucapkan Saskia terpotong oleh pelayan yang ternyata makanannya benaran cepat saji.

 Jhon langsung berkata, "udah lah ... Kita makan aja oke?"

 Saskia hanya menganggukan saja kepalanya walaupun dia sedikit masih jengkel dengan Jhon terhadap adiknya.

 Makananya ditaruh dihadapan-hadapan mereka dengan lembut, mereka semua bersiap untuk menyantap makanan itu dengan benda untuk makan. Walaupun Saskia merasa ragu untuk memakannya karena aneh.

 Tetapi dia melihat Lusy sangat lahap memakan makanan itu dengan sedikit membuat Jhon malu seolah-olah Lusy belum makan sebulan.

 Saskia jadi semangat untuk memakannya, namun dia tidak enak hati membuat Jhon malu, "sttt, Lusy ... Kamu pelan-pelan dong makanya!"

 Lusy melihat sebentar Saskia dengan langsung memakan lagi makanannya dan menjawab, "gapapa kali kak, lagian yah ... Mumpung ngratisa apa lagi makanan-makanan berkelas!"

 Jhon merasa jijik mendengarnya, 'dasar anak kampung,' pikirnya.

 Selesai mereka makan mereka pergi ke parkiran untuk pulang. Namun saat diparkiran mereka semua terhenti dahulu.

 Seorang gadis yang berkerja menjadi pelayan disuruh oleh seseorang.

 "Nindi ... Kamu bereskan meja nomor lima ya?" Perintah Pak Wawan.

 Nindi dengan malas menjawab, "Iyah ..." Dan pergi kemeja lima itu.

 Meja yang tadi diduduki oleh Jhon sekarang dibersihkan oleh Nindi.

 Tetapi ternyata dompet Jhon tertinggal dibawah samping kursi Jhon.

 Nindi melihat dompet itu dan mengambilnya, 'ini dompet siapa?' pikir dalam hatinya.

 Namun Nindi ingat bahwa kemungkinan besar dompet itu milik pengunjung tadi.

 Nindi memeriksa dompet itu yang ternyata ada kartu namanya. "Jhon Widianto?" Nindi sepeti tidak asing mendengar nama itu.

 Namun dia ingat bahwa kata itu adalah seorang pengusaha muda.

 "Nin?" Sapa gadis gendut.

 Nindi langsung berdiri dan melihat kearah tempat Vera.

 "Iyah Ver?"

 Vera melihat Nindi memegang dompet, "dompet siapa tuh?"

 Nindi langsung melihat dompet itu dan terlihat salah tingkah, "eh? Oh ... Dompet ini nemu disini."

 Vera merasa bingung dan berkata, "yaampun Nindi ... Kamu kan bisa pergi ke luar dan liat apa tamu tadi ada disana gak ..."

 Nindi tidak memikirkan hal itu, namun dia langsung berkata, "yaudah Ver ... Aku permisi dulu yah, daaah" dan pergi keluar cafe menghampiri Jhon.

 Namun Nindi berlari dengan berkata, "Pak ... Tunggu ..." Dan memegang tangan Jhon untuk menghentikan Jhon membuka pintu mobil.

 Jhon langsung kaget karena Nindi memegang tangannya.

 Jhon melihat kearah Nindi dengan Saskia dan Lusy yang pokus melihat kearah Nindi.

 Nindi dan Jhon saling memandang dan terkejut bahwa mereka adalah ...

 

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status